Share

47. Menangkap Basah Pelaku

“Papa pulang dulu, ya, Nak. Jaga diri baik-baik. Semoga program residensimu lancar sampai akhir.”

Di tengah penyangkalan dan konflik yang berkecamuk, Adisti masih menganggap Gumilar sebagai ayahnya. Sosok yang membesarkannya dalam limpahan kasih sayang. Seumur hidupnya, perempuan itu tak pernah merasa kurang.

Lantas, apa yang harus Adisti sesalkan?

“Pa,” panggilnya; menahan Gumilar yang hendak menghampiri taksi. “Saat pulang nanti, apa Papa mau mengantarku ke makam… ibuku?”

Adisti sadar peluangnya kecil, sebab seperti yang Gumilar katakan, mendiang sang ibu minta identitasnya dirahasiakan. Akan tetapi, dia perlu closure untuk meredakan keraguannya.

“Sebenarnya Papa belum sempat cek lagi makam ibumu, jadi akan Papa tengok dulu.” Sosok itu menepuk pundaknya. “Mungkin kamu juga mau lihat beberapa barang yang dia tinggalkan untukmu.”

Matanya mengerjap. Barang untuknya? Sayang, Adisti tak bisa menahan Gumilar lama-lama karena sang ayah harus kembali ke Athena. Dia perlu mencatat informasi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status