Share

80

Rumah bercat hijau yang megah, lebih tinggi dari bangunan lain di tempat ini. Pagarnya yang menjulang tinggi, mengingatkanku pada kastil dalam dongeng anak. Aku memarkirkan mobilku diseberang jalan. Di tepian lapangan bola, dibawah pohon mangga.

Aku menyeberang setapak kecil itu. Menyenyuh pintu gerbang yang menjulang tinggi nan megah.

Betulkah ini rumahnya?

Aku melihat kesekitar tak ada siapapun yang bisa di tanyai. Bahkan gerbang ini terlunci dari dalam. Jika aku mengetuk, sopankah?"

"Ngolek i sopo nduk?" (Cari siapa nduk?)

Lelaki tua berkaus camping dengan peluh menetes berjalan menghampiri. Rumput memyembul dalam kresek putih di punggungnya.

"Rumah pak Handoko njeh?" Aku bertanya.

"Iyo, cari pak Haji atau bu Hajah?"

Aku berfikir sebentar. "Em, dua-duanya pak. Tapi pintunya dikunci"

Lelaki itu melihat ke arah gerbang. "Walah memang selalu di kunci ndok. Nih di pencet saja sakelarnya"

"Sakelar?" Aku melihat tangan Bapak tadi menunjuk.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status