Share

Pencuri

"Hay dek" Suara dari sebrang membawaku dalam senyuman. Dia tersenyum menatap layar. Nampak lelah tergambar dari gurat wajahnya, namun ia tetap terlihat baik-baik saja.

"Sudah keluar dari hutan mas?" Tanyaku. Dia sedang merebahkan diri di atas matras.

"Sudah, sekarang sedang di pos. Mungkin nanti sore kami kembali masuk hutan, ke post selanjutnya."

"Oh, begitu. Sudah makan?"

"Sudah, Tentara itu koki ajaib. Dia lebih pandai masak dari pada ibu rumah tangga. Dalam keadaan darurat" Tawanya.

Aku ikut tertawa juga. "Baru masuk bulan ke dua, tapi rasanya lama sekali mas"

"Sabar ya. "

"Iya, aku sabar. Kalau saat ini bukan tugas, sudah kususul kamu ke Irian Jaya."

" Jangan menyusul, nanti mas gak bisa patroli. Maunya dekat kamu saja dek." Goda.nya, berhasil membuatku malu-malu. "Dimana anak-anak?"

Dia bertanya.

Aku berjalan memperlihatkan Fatih yang sedang tidur. " Dia sedang tidur. Aisyah masih disekolah."

.

"Tampannya anakku. Mirip Ayahnya ya dek"

Aku tersenyum mengiyakan saja.

"Nanti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status