Home / CEO / Membawa Lari Anak Kembar CEO / Bab 2 - Perempuan Idaman

Share

Bab 2 - Perempuan Idaman

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2023-07-14 13:21:07

Lara menatap makanan yang sudah selesai dihidangkan di atas meja. Dia tersenyum puas menatap hasil kerja kerasnya sepanjang pagi ini.

Sudah beberapa minggu semenjak Alex pergi dari rumah, tidak pulang sekali pun sehingga mereka tidak pernah bertemu lagi sejak malam panas itu. Karena itu Lara memutuskan untuk menyambut kepulangan Alex. Meski ia tahu, hubungan mereka tidak sebaik itu. Tapi Lara tidak ingin memperkeruh keadaan. 

"Apa ini?"

Suara itu sontak membuat Lara menoleh. Alex datang dengan kedua alis yang hampir bertemu saat dia mendekat dan memindai ke atas meja makan, pada makanan yang tertata cantik di piring.

"Aku membuat sarapan."

"Apa aku memintamu melakukan itu?"

"Tidak. Aku pikir—"

Belum sempat Lara selesai bicara, Alex lebih dulu mengambil piring di depannya dan membuangnya ke lantai, jatuh dan pecah berserakan.

"Tidak perlu membuatnya lain kali. Aku tidak akan makan apa yang kamu siapkan. Berhentilah membuatku muak!"

Setelah mengatakan itu, Alex pergi begitu saja. Tidak menoleh sedikit pun pada Lara atau piring yang dia lempar. 

Sedangkan Lara hanya bisa menatap makanan yang berserakan di lantai dengan hati perih. Berhenti membuat muak, katanya? Lara hanya ingin menjalankan tugasnya sebagai istri, terlepas dari kenyataan bahwa dia hanyalah istri pengganti untuk Alex. Apakah sesulit itu menghargai keberadaannya?

Terlintas di pikiran Lara agar sebaiknya dia kabur saja. Lagi pula untuk apa tinggal di sini jika pernikahan ini tidak dianggap?

Namun, banyak pertimbangan yang dia pikirkan. Bagaimana seandainya jika dia kabur malah membuat keluarga Alex marah? Bukankah itu akan membuat bisnis ayahnya akan kembali diseret ke titik nol?

Lara hampir larut dalam rasa kecewa sebelum dia merasa ada yang tidak beres dengan perutnya. Lara berlari masuk ke dalam kamar mandi. Dia mual dan memuntahkan seluruh isi perutnya.

Kakinya terasa lemas saat berkumur dan keluar kamar mandi. Lara mendengar ponselnya berdering dan dia melihat panggilan masuk dari Roy, ayahnya.

'Kenapa papa menelponku?' Meski enggan, tapi Lara akhirnya memilih untuk menerima panggilan itu. 

"Lara?"

Suara yang datang dari seberang ponsel menimbulkan bebagai macam perasaan bagi Lara. Seberkas rasa benci, kecewa, dan marah. 

"Iya, Papa?"

Lara meremas ponsel yang sedang ada di samping telinga sebelah kanannya lebih erat.

"Kamu baik-baik saja?"

Lara tidak langsung menjawab. Ia menahan suaranya agar tidak gemetar meski sebenarnya ingin menjerit meluapkan sesak dalam dadanya. "Ya," ujarnya singkat.

"Maaf Papa baru bisa menghubungimu sekarang. Banyak hal yang harus Papa lakukan untuk memulihkan keadaan bisnis yang memburuk. Syukurlah kalau kamu baik-baik saja. Papa mau bilang terima kasih."

Alis berkerut Lara perlahan memudar mendengar terima kasih yang disampaikan oleh ayahnya itu.

"Terima kasih?" ulangnya sembari menyandarkan punggungnya ke dinding, tak jauh dari jendela.

"Iya. Terima kasih karena kamu mau menggantikan Nala. Jefri sudah menepati janjinya, Lara."

Kebingungan masih memenuhi Lara saat mendengar nama ayah mertuanya itu. "Janji apa, Papa?"

"Janji yang dia bilang kalau dia akan jadi backing kuat bisnis kita, berkat kamu, kita bisa bertahan. Terima kasih banyak. Maaf karena harus membuatmu menikah dengan Alex."

Suaranya terdengar tulus, Lara tidak tahu harus menjawab bagaimana. Dia hanya memberi keheningan pada ayahnya. Bibirnya mengatup rapat.

"Mungkin, pernikahan kalian akan terasa sedikit canggung karena perjodohan. Tapi tolong jadilah istri dan menantu yang baik, Lara. Biar keluarga kita bisa seterusnya seperti ini."

Lara diam-diam meneteskan air mata, dia tahu bahwa Roy mempertaruhkan segalanya untuk membangun bisnis yang sedang dia kembangkan. Menyadari itu, Lara menahan diri untuk tidak mengatakan bagaimana perlakuan Alex kepadanya.

Jeritannya tertahan di tengorokan. Serak, jejak basah air mata melewati bibirnya yang tersenyum pahit saat dia menjawab Roy dengan sekilas anggukan.

"Iya, Lara akan coba lakukan itu, Papa."

"Terima kasih."

Panggilan mereka mati setelah saling menukar salam perpisahan.

Lara duduk merosot ke lantai yang dingin. Dengan kepala yang menunduk dalam, menengelamkan tangis di balik kedua tangan yang menutupi wajahnya. Dadanya sesak oleh pertanyaan, 'Sampai kapan ini akan berlangsung? Apa seperti ini rasanya menikah dengan lelaki yang tidak mencintainya?'

Dengan berbekal janji pada ayahnya untuk menjadi istri dan menantu yang baik, Lara akan bertahan di rumah ini. Sebisanya, sekuatnya, mengabaikan kebencian Alex. 

Tidak terhitung berapa banyak kalimat kasar yang keluar dari bibir lelaki itu untuknya. Hinaan itu hampir setiap hari terjadi.

Lara masih giat mencoba membuatkan sarapan atau sekadar kudapan ringan untuknya, meski akhirnya ditolak mentah-mentah. Tapi Lara tidak menyerah. Dia tetap menyiapkan semua kebutuhan Alex tanpa lelaki itu sadari. 

Namun ketika Alex menyadari semua tindakan Lara, ia malah menuduh Lara sedang mencari perhatian. Alih-alih kata terima kasih, semua yang dilakukan Lara akan salah di mata Alex.

Tapi Lara tidak peduli, dia lakukan sebisanya untuk menjadi istri yang baik. Taat, tidak membantah. Dengan begitu, mungkin suatu hari nanti Alex akan sedikit melunak... hanya itu yang Lara harapkan.

***

Namun, harap tinggal harap.

Pagi itu saat hendak menyiapkan sarapan untuk suaminya, Lara terkejut menjumpai seorang perempuan yang berjalan mendekat ke arahnya. 

Gema stilettonya memenuhi setiap sisi penjuru ruangan, rok yang jatuh di atas lututnya melambai sebelum dia berhenti dan berhadapan dengan Lara.

"Wah ...."

Bibir merahnya menggumam menatap Lara dari bawah hingga ke atas. Tapi itu bukan untuk mengungkapkan rasa kagum melainkan lebih pada ejekan karena Lara melihat salah satu sudut bibirnya terangkat.

"Jadi ini perempuan murahan yang dinikahi Alex?"

Kedua tangan Lara sontak terkepal mendengar tanya yang dia lontarkan. 

"Kamu perempuan panggilan yang dijual papamu ke keluarga Alex, kan?" Wanita itu mendecih, seolah jijik melihat Lara. Matanya masih memindai Lara dengan tatapan merendahkan. "Akhirnya aku punya kesempatan untuk melihat wanita murahan seperti—"

"Lebih murahan mana dengan perempuan yang pagi-pagi datang ke rumah lelaki yang sudah menikah dan bicara tidak sopan?"

Lara melihat matanya yang berubah marah saat dia memotong pembicaraan sebelum sempat menyelesaikan apa yang ingin dia katakan.

"Sopan kamu bilang? Perempuan murahan sepertimu masih membicarakan harga diri?!"

Lara mengangkat dagu dan balas menatap wanita itu. "Sebaiknya jangan menilaiku sesuka hatimu karena kita bahkan tidak saling kenal."

"Aku tahu siapa kamu! Perempuan panggilan murahan yang terpaksa dinikahi Alex!" sentak wanita cantik itu dengan wajah marah.

"Jaga mulutmu!"

Wanita itu melangkah semakin dekat hingga hanya berjarak beberapa sentimeter dari Lara. "Masih mau membela diri? Dasar jalang sial—"

"Bukannya kamu yang murahan? Datang seenaknya ke rumah pria yang sudah menikah—"

PLAK!

Tangan perempuan itu melayang menampar pipi sebelah kiri Lara dengan sangat kerasnya. Membuat Lara berpaling karena gaya dorong yang timbul dari telapak tangannya.

Dengung asing memenuhi telinga Lara saat pipinya memanas. 

"Tutup mulutmu!"

PLAK!

Lara kembali merasakan tamparannya untuk kali ke dua. Kepalanya pusing, perutnya mual saat dia terhuyung ke belakang dan mencari pegangan di sandaran kursi. Tiba-tiba, dia ingin muntah. 

"Aku yang lebih berhak atas Alex, bukan kamu! Kamu itu hanya menjual diri!"

"Akh!"

Lara kesakitan saat rambut panjangnya ditarik dengan kuat, membuatnya hampir kehilangan keseimbangan. Lara berusaha melepaskan diri. Ia balas menarik rambut perempuan asing itu sama kuatnya, membuat mereka saling beradu dan mengaduh kesakitan. 

"Apa yang kau lakukan?!"

Tarikan pada rambut Lara seketika terlepas. Dia menoleh pada Alex yang berjalan menuruni tangga, menghampiri mereka. Lara pun melepas tangannya dari rambut wanita itu. 

"Berani-beraninya melakukan keributan di rumahku?" kata Alex dengan rahang mengeras. Ia menatap Lara dengan kemarahan yang jelas-jelas terpancar dari raut wajahnya. Namun, ekspresi itu berubah khawatir saat menatap si wanita asing. "Kamu baik-baik saja, Shiera?"

Wanita bernama Shiera itu langsung memeluk lengan Alex dan berkata dengan manja. "Dia menjambak rambutku." 

Alex menatap Lara sengit.

"Dia yang mulai," Lara membela diri. Ia memegang perutnya yang bergejolak, sementara Alex menggertakkan rahangnya sambil mengambil satu langkah maju.

"Aku tidak peduli siapa yang mulai tapi aku tidak suka kamu menyakiti Shiera."

Alex menyembunyikan Shiera di belakang punggungnya seolah dia adalah mahakarya yang harus dilindungi sementara di mata Alex, Lara adalah iblis yang bisa melukai wanitanya.

Manik mata mereka bertemu pandang di udara, iris gelap Alex menciutkan nyali Lara yang memilih untuk diam.

"Jangan melakukan hal yang membuatku marah, Lara. Kamu tidak lupa dengan apa yang pernah aku bilang, 'kan?"

Lara tidak punya kesempatan untuk mengucapkan sesuatu karena Alex lebih dulu berujar dengan nada dingin. "Pernikahan kita hanya sebatas status. Jangan berharap lebih!"

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
Lara lebih baik kmu pergi dr rmh iyu sejauh mungkin .jangan k.u pikirkan itu ayah mu yg menjual kmu karena bisnis .bener itu kaka kembar mu dia g mau d jual oleh orang tua nya karena orang tua g akan peduli dgn penderitaan anak nya
goodnovel comment avatar
Bocah Ingusan
cerita yg tokohnya utamanya begitu bodoh dan terlalu lugu, bahkan saat di manfaatkan dan ditindas pun masih percaya, adalah cerita yg ga layak baca buatku
goodnovel comment avatar
Susan Zahra
dateng dia mak lampir
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 3 - Hati Yang Kau Patahkan Berulang Kali

    Lara hamil. Sepasang anak kembar. Usia kandungannya ternyata sudah memasuki minggu keenam. Sungguh ... Lara tidak tahu harus senang atau sedih mendengar kabar itu. Bertahan dalam pernikahan bagai neraka ini sudah cukup membuat batin Lara tersiksa. Dia tidak sanggup membayangkan hal lebih buruk berkat kehadiran janin ini dalam rumah tangga mereka. 'Tapi setidaknya Alex harus bertanggung jawab, kan? Bagaimanapun ini adalah anaknya...' Lara lantas tersenyum lirih, merasa konyol karena pemikiran itu. Mendung hitam yang menggantung di langit seolah ikut mendukung kelamnya hati Lara saat ini. 'Apa yang harus kulakukan?' lirihnya sambil mengusap perut yang masih rata. Lara tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Alex saat mengetahui kehamilannya. 'Dia tidak mungkin mau menerima anak ini...' batin Lara pedih. Terbayang olehnya kejadian di malam pernikahan. Malam yang meninggalkan bekas trauma bagi Lara itu kini menumbuhkan kehidupan lain dalam rahimnya. 'Mereka tidak bersalah,' pikir Lar

    Last Updated : 2023-07-14
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 4 - Di Mana Kamu?

    Lima tahun kemudian... Langkah kaki Alex terdengar sesaat setelah dia keluar dari lift yang terbuka. Ia menyusuri lobi kantor JS Group sambil sesekali mengibaskan tangan ketika beberapa karyawan menyapa dan menunduk hormat padanya. Mereka sebenarnya tidak bisa menyembunyikan kekagetan melihat sosok sang CEO secara langsung sore ini. Biasanya bos besar mereka itu akan melewati lorong khusus eksekutif. Entah apa yang membuat seorang Jest Alexander Suh memilih jalan umum kali ini.Alex tak terlalu memusingkan pandangan bertanya-tanya yang mengikuti langkahnya. Dia malah terlihat lega karena setelah ini bisa pulang ke rumah dengan tenang. Sudah lepas lima tahun sejak Alex mengusir Lara pergi. Alex tidak pernah melihatnya lagi di sekitar sini atau kebetulan bertemu dengannya di tempat lain. Wanita itu pasti sudah lama pergi dengan selingkuhannya. Hanya itu kesimpulan yang ada di pikiran Alex selama ini.Alex hampir keluar dari lobi untuk masuk ke dalam mobil, tapi langkahnya terhenti saa

    Last Updated : 2023-07-14
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 5 - Antara Pergi Dan Kembali

    Setengah jam berlalu, seorang perempuan berambut panjang berlari memasuki teras instalasi gawat darurat, itu adalah Lara.Dia mendekat pada guru playground yang baru saja dia sapa sebagai Lily, yang memberi tahunya bahwa anaknya yang bernama Shenina sedang ditangani oleh tenaga medis."Maaf kami lalai, Bu Lara," ucap Lily seraya menunduk di depan Lara yang kedua bahunya jatuh.Lara tidak serta-merta memberinya jawaban karena kedua matanya mengarah lurus pada pintu ruang IGD yang tertutup. Di dalam sana, Lara yakin Shenina kecil sedang kesakitan."Apa yang terjadi, Miss Lily?" tanya Lara pada Lily dengan suara yang gemetar."Shenina tadi bertengkar dengan teman-temannya.""Shen bertengkar?" ulangi Lara, dia tidak percaya karena baginya Shenina adalah anak yang cenderung pendiam."Iya. Dia bertengkar dengan teman-temannya karena mereka bilang kalau ...." Ada jeda yang menjadi pertimbangan Lily, mimik wajahnya seperti bicara, 'Haruskah aku katakan ini?'Namun, akhirnya Lily mengaku, "Me

    Last Updated : 2023-07-14
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 6 - Aku Tidak Butuh Kamu!

    Sejak dulu, Lara sangat benci dengan Alex. Setelah sekian tahun berlalu, rasa benci itu masih sama besarnya.Lara tidak salah dengar saat Alex baru saja mengatakan agar Lara kembali ke rumahnya sebagai syarat dia akan menjadi pendonor untuk Shenina."Ibu tolong putuskan segera ya, anak anda butuh pertolongan dengan cepat. Kantong darah yang kami berikan untuknya itu kantong darah terakhir yang kami punya di rumah sakit ini."Dokter yang tadi bicara dengan Lara undur diri. Menyisakan dirinya yang berhadapan empat mata dengan lelaki yang paling dia benci di dunia ini.Alex menunggu jawaban Lara yang tersembunyi dalam diam, dia tak juga bicara, mereka diselubungi bisu meski kesibukan rumah sakit berlalu-lalang tanpa henti.Lara hengkang meninggalkan Alex, akan dia cari sendiri golongan darah yang sama dengan Shenina. Dia tidak membutuhkan bantuan lelaki arogan itu.Namun, langkah gelisahnya terhenti saat dia mendengar Alex yang berujar, "Putuskan Lara, kamu yang memegang hidup dan mati S

    Last Updated : 2023-08-09
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 7 - Mama, Di Mana Papa?

    Tiga hari berlalu .... Setelah dirundung harap-harap cemas, akhirnya Lara bisa melihat Shenina sadar. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa mereka mendapatkan stok darah cadangan yang sama dengan golongan darah Shenina sehingga Lara tak perlu mengkhawatirkan apapun.Anak gadisnya itu sekarang duduk di atas ranjang kamar rawatnya dengan berulang kali bertanya apa yang terjadi dengan kakinya yang digips, kenapa dibungkus seperti itu?"Mama, kenapa ini kakinya Shen?" tanyanya dengan lucunya."Sakit, Shen. Makanya kakinya Shen dikasih obat biar cepat sembuh. Ya?" rayu Lara karena Shenina ingin melepasnya."Iya, Mama.""Cepat sembuh, Sayang. Jangan sakit-sakit lagi!""Iya. Di mana kakak Neo?""Di rumah sama bu Alin, Shen." Alin yang dia katakan itu adalah nama pengasuh yang Lara minta untuk menjaga Neo saudara kembarnya Shenina, selama Lara jaga malam di rumah sakit."Shen tidur dulu ya? Ini sudah malam, Sayang."Lara mengusap puncak kepalanya dengan lembut, mengambil selimut untuk Shenina

    Last Updated : 2023-08-10
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 8 - Melepas Dan Menerima

    Di dalam ruang CEO JS Group ....Alex yang tadinya duduk di balik meja kerjanya dan tengah menanda tangani soft file secara cepat mengangkat wajahnya.Itu disebabkan karena pintu ruangannya terbuka dengan sedikit kasar dan dia bisa menjumpai wajah seorang perempuan yang masuk dengan raut yang marah.Shiera, selingkuhan Alex. Napasnya naik turun tak beraturan saat sekretarisnya Alex yang bernama Ibra itu mencegahnya untuk tidak mendekat.Alex memutar kedua bola matanya dengan malas, dan itu bisa dilihat oleh Shiera yang tahu jika kehadirannya di sini tidak diinginkan atau disambut dengan baik."Beraninya kamu memasang wajah seperti itu padaku, Alex!" teriaknya marah, mendekat pada Alex yang sesegera mungkin ditahan oleh Ibra."Jangan membuat keributan di sini, Shiera! Keluarlah!"Ibra hampir menyeret Shiera keluar dari sini sebelum mendengar Alex yang mengatakan, "Biarkan dia bicara, Ibra! Tinggalkan kami!"Ibra memutar kepalanya pada Alex dengan tatapan yang seperti bicara, 'Serius?'A

    Last Updated : 2023-08-11
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 9 - Sesal Yang Terlambat

    Dengan langkah yang terasa gamang, Lara berjalan di sepanjang koridor yang mengantarnya menuju ke ruang ICU.Lara tidak sendirian melainkan dengan Alex yang berjalan di sebelah kanannya. Tidak ada yang bicara di antara mereka.Alex menyetujui Lara untuk datang ke sini dan melihat keadaan Shenina selepas percakapan mereka di lobi JS Group.Tidak ada yang bicara juga selama perjalanan mereka menuju ke tempat ini. Lalu-lalang tenaga medis dan pasien mengiringi mereka hingga sampai di depan sebuah pintu yang tertutup. Dari jendela besar yang ada di depan mereka, Lara menunjuk pada seorang anak perempuan yang terbaring dan memejamkan matanya. Tangan kecilnya diinfus dan alat bantu pernapasan terpasang di hidungnya."Shenina di sana," ucap Lara lirih, tanpa memandang Alex.Alex melihatnya. Itu adalah gadis kecil yang sama yang hari itu dia selamatkan. Gadis kecil yang tangannya berbalut darah dan memanggilnya sebagai 'papa.'"Ya, aku melihatnya, Lara."Lara memandang Alex dari samping, tid

    Last Updated : 2023-08-13
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 10 - Mata Bersambut, Benak Menolak

    Alex menunduk dalam, wajahnya tidak terlihat. Hanya kedua bahunya yang sedikit berguncang karena tangis itulah yang tampak.Dia tidak mengatakan apapun setelah jatuh berlutut di depan Lara dan Neo.Alex meremas kedua tangannya saat irisnya yang kelam perlahan menatap Lara. Yang tidak tahu harus bersikap bagaimana melihat matanya yang dipenuhi oleh kabut sesal. Lara tidak penah melihatnya seperti ini, dulu sepanjang dia mengenal Alex. Matanya tertoreh sakit, dan itu saat dia mengaku salah di depan Lara karena keegoisan yang dia agungkan."Maaf, Lara. Maafkan aku ...." lirihnya hampir tak terdengar.Menunggu jawaban Lara, dadanya justru dipenuhi dengan jelaga.Meski mata mereka bersambut, tapi hati mereka tidak."Memaafkanmu sekarang pun tidak ada gunanya, seperti yang kamu bilang, Alex. Ini sudah terlambat.""Tidak, Lara. Tolong beri aku kesempatan. Maksudku ... aku tahu aku salah. Aku egois, aku akui itu."Lara tertawa pahit, dia mengangkat kedua bahunya sekilas saat menggantung jaw

    Last Updated : 2023-08-14

Latest chapter

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 362 - Selamat Ulang Tahun, Mama

    Lara tidak bisa menahan haru melihat api yang meliuk di atas lilin kecil pada kue black forest yang dibawa oleh Neo. “Selamat ulang tahun, Mama,” kata Shenina pertama-tama. “Ayo buat permohonan dan tiup lilinnya.” Lara dengan segera melakukan itu. Ia merapatkan tangannya dan berdoa agar kebahagiaan ini tidak pernah putus. Untuknya, untuk keluarganya. Agar mereka diberkati dalam kebahagiaan yang sempurna. Barulah setelah itu Lara menunduk, merendahkan tinggi tubuhnya untuk meniup lilinnya. Lara menerima kue dari Neo yang mengatakan, “Selamat ulang tahun untuk Mama,” katanya manis. “Tidak banyak yang Neo minta selain Mama menjadi Mama yang bahagia.” “Selamat ulang tahun, Mama,” kali ini Shenina yang berujar. “Shen juga memiliki harapan yang sama, semoga Mama tetap bahagia. Dan tetap menjadi Mama cantiknya Shen.” Lara lebih dulu meletakkan kue ulang tahun dari para kesayangannya ke atas meja makan kemudian ia memeluk si kembar yang dengan senang hati membalasnya. “Terima kasih unt

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 361 - Demam

    *** Merasakan dingin yang memeluknya, Lara membuka matanya dengan cepat. Napasnya tersengal bahkan setelah ia membuka matanya. Ia baru saja berpikir dirinya sedang tidur di lantai seperti lima tahun silam agar anak-anaknya bisa tidur dengan nyaman di atas ranjang. Ia menggigil, kenangan akan sulitnya masa lalu sekali lagi membuatnya terjaga dengan keadaan yang berbeda. Dulu, Lara terbangun karena dingin dan tidak nyaman, tidak ada selimut untuknya selain ia menggunakan apapun untuk menutupi tubuhnya. Tetapi sekarang ia terbangun di tempat yang nyaman dan bahkan tidak sendirian. Tangisan Sky itulah yang pasti membuat intuisi seorang ibu dalam dirinya membuka mata. Dan saat hal itu ia lakukan, Lara telah menjumpai Alex yang berdiri dan menggendong Sky. Ia tampak memandang Lara dengan hanya bibirnya saja yang bergerak seolah bertanya, ‘Kenapa kamu bangun?’ “Sky baik-baik saja?” tanya Lara lirih. Alex mengangguk, menunjukkan Sky yang kembali terlelap saat Alex menepuk lem

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 360 - Edinburgh After Rain

    .... Dari tempat bulan madu Karel dan Sunny. Seperti yang sebelumnya dikatakan oleh Lara bahwa ada kemungkinan mereka memang sedang berbulan madu ... hal itu memang benar! Mereka pergi berbulan madu setelah penantian yang cukup panjang dan lama mengurus izin cuti Karel yang notabene adalah seorang dokter yang bisa dikatakan ... hm ... masih baru di tempat ia bekerja. Udara sejuk Edinburgh membelai wajah Sunny begitu ia membuka pintu geser di sebuah hotel tempat mereka menghabiskan waktu selama mereka di sini. Ia memandang ke luar dan berdiri di balkon. Pandangannya ia jatuhkan paada jalan yang tampak lengang pada hari MInggu pagi ini yang sebagian besarnya basah oleh sisa hujan. Semalam memang Edinburgh diguyur hujan. Bukan hujan deras tetapi itu cukup untuk membuat bunga kecil dan dahan pepohonan kedinginan pagi ini. “Cantik sekali pemandangan setelah hujan,” gumamnya. Meski ia sebenarnya juga suka pemandangan sebelum hujan, tetapi setelah curahan air turun dari langit ... ia

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 359 - Waktu Yang Kita Lewati

    .... “Apakah Neo dan Shenina suka dengan sekolah baru mereka, Lara?” tanya Alex pada Lara yang saat ini tengah menatapnya setelah mengalihkan wajahnya dari layar ponsel yang ada di tangannya. “Aku rasa mereka senang,” jawab Lara. Memandang sekilas pada jam digital yang ada di atas meja kemudian pada Sky yang terlelap di dalam box bayi miliknya. “Karena mereka bisa bertemu dengan si kembar Zio dan Asha juga, ‘kan? Kamu ‘kan tahu kalau mereka itu bestie.” Alex tak bisa menahan senyumnya. Ia menutup laptop yang ada di pangkuannya dan meletakkannya di atas nakas yang tak jauh dari ranjang sebelum meraih ponsel Lara. “Jangan main ponsel terus! Peluk aku sekarang, hm?” Alex merengkuh pinggang Lara, membuatnya berbaring dengan nyaman saat mereka merasakan hangat di bawah satu selimut yang sama. Mereka saling memagut untuk beberapa lama sebelum Alex mengecup pipinya. “Cantik sekali ....” “Bukankah aku memang selalu cantik?” tanya Lara, menyentuh garis dagu Alex, tersenyum saat merasaka

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 358 - Apakah Tuhan Mempercayakannya?

    *** . . Berhasilkah? Tidak! Tapi mungkin saja, 'kan? Pertentangan batin sedang bergejolak di dalam benak Kalisha. Ia berdiri bersandar di pintu kamar mandi di dalam kamarnya. Menggenggam sebuah test pack yang ada di tangannya. Yang baru saja ia gunakan untuk mengetes, apakah ia benar hamil ataukah tidak. Ia memang sering terlambat datang bulan. Tapi tak seperti kali ini. Ini sangat jauh dari hari biasanya. Jadi ia ingin melakukan tes. Sejak pernikahannya dengan Ibra, lebih dari satu tahun lamanya, lebih dari berbulan-bulan pula ia selalu terlambat datang bulan dan hasilnya selalu satu garis setiap ia ingin melihatnya. Dan ia tak pernah mengharap lebih soal itu. Tapi sekarang, dadanya berdebar lebih dari biasanya. Sebagai seorang perawat yang tahu betul seperti apa detak jantung normal dan detak jantung yang tidak normal, maka Kalisha akan menggolongkan ini sebagai detak jantung yang tidak normal. Berisik sekali. Berdentum. Seolah tak mau diam setiap kali tanya muncul m

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 357 - Menutup Kisah

    Yang dilihat oleh Lara itu adalah Roy, ayahnya. Ia tak berdiri di sana sendirian melainkan bersama dengan ibunya Lara, Laras. Tak ia ketahuai berapa lama waku berjalan hingga membawa Roy ke hadapannya. Sudah tahun demi tahun berlalu, bukan? Lara memang mendengar jika hukuman untuk ayahnya itu mendapatkan keringanan karena ia berperilaku baik selama menjadi tahanan. Dan ternyata, kepulangannya itu adalah hari ini. Atau mungkin beberapa saat lebih awal dari hari ini karena setidaknya ia membutuhkan waktu untuk bersiap ke sini. Barangkali dengan meneguhkan hatinya untuk bisa menghadapi Lara. Sebab beberapa kali Lara mengunjunginya di tahanan, Roy selalu mengatakan hal yang sama. ‘Mungkin nanti Papa tidak bisa langsung menemuimu karena merasa sangat bersalah, Lara.’ Tapi sekarang dia di sini. Di hadapan Lara. Berdiri dengan tampak canggung dan air matanya mengembun membasahi pipi saat ia tersenyum dan membiarkan Lara datang guna memeluknya. “Papa ....” Lara mengulanginya sekali

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 356 - PAPA

    *** Beberapa waktu setelah tertangkapnya Selim, Lara kemudian tahu bahwa yang dilakukan oleh pria itu jauh lebih parah daripada yang ia bayangkan. Bagaimana ia mengawasi Lara sebelum dan sesudah kembalinya ia dari luar negeri membuat Lara bergidik merinding saat Alex menceritakannya dan membawa beberapa catatan yang difoto oleh Ibra. Salah satunya juga adalah soal kegugurannya kala itu yang disebut oleh Selim sebagai 'hilangnya anak monster.' Hati Lara sakit. Ia tak pernah tahu ada orang sejahat itu yang hadir di hidupnya. Dan rasanya itu bertubi-tubi. Ingat saja berapa banyak orang yang membuatnya sengsara. Dimulai dari Nala yang kabur pada hari pernikahannya, atau Shiera yang membencinya karena menganggapnya merebut Alex. Tetapi Selim memberikan rasa tersendiri, ketakutan dan juga was-was. Lara bahkan memerlukan waktu tenang selama beberapa jam setelah Alex mengatakan itu. Ia kembali tersadar dan menepis hal tak penting yang mengganggunya itu saat melihat Sky yang miring

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 355 - Pemanasan Dulu Ya ....

    *** "Pulanglah, ini sudah malam," ucap Ibra saat ia merapikan lengan kemejanya dan memandang Alex yang masih berdiri di depan sandsack dengan napas yang naik turun tak beraturan. Kedua tangannya masih terbungkus oleh sarung tinju. Rambutnya tampak basah saat ia menoleh pada Ibra dengan salah satu alis yang terangkat tak percaya. "Kamu sudah mandi dari tadi?" tanya Alex memastikan. Memandang Ibra dari atas hingga ke bawah. Di dalam ruang gym, hanya ada mereka berdua. Ruangan ini disewa oleh Alex yang tidak ingin melihat ada orang lain masuk sebab sekitar tiga jam yang lalu, lepas ia pergi dari unit apartemen Selim ia harus melampiaskan kekesalannya. Saat ia meminta agar Ibra menjadwalkan ulang untuk ia bisa mengunjungi Selim dan membuatnya babak belur jilid dua, Ibra tak mengabulkannya. Alih-alih mengiyakan Alex, Ibra dengan santainya malah mengatakan, 'Tidak perlu, Pak Alex. Kita tunggu saja nanti di pengadilan. Kita ledek dia sampai dia muntah dan kesetanan. Sayang tanganmu kala

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 354 - 20 Oktober

    Entah berapa ratus, atau bahkan ribu banyaknya foto Lara yang ada di dalam kamar itu—selain kamar yang diyakini oleh Alex sebagai kamar utama. Pada dindingnya yang lebar itu Alex bisa menjumpai foto Lara. Jika Alex biasanya melihat hal seperti ini lumrahnya ada di film atau di drama thriller tentang seorang psikopat, tetapi kali ini Alex melihatnya ada di depan mata. Alex pernah mengatakan bahwa pria itu—Selim—memiliki pengetahuan tentang Lara sama sepertinya. Tetapi sangkaan itu harus ia tepis sekarang karena sepertinya Selim lebih banyak tahu tentang Lara. Sebab ada banyak sekali foto Lara yang tinggal di rumah lamanya, bersama dengan Neo dan Shenina yang masih kecil. Berada di depan rumah, atau sedang membeli jajanan di toko yang tak jauh dari rumahnya. Atau saat Lara mengantar mereka ke sekolah bersama dengan wanita paruh baya yang dikenal Alex sebagai pengasuh si kembar dulu, selama Lara bekerja. Ada buku yang memiliki catatan apa-apa saja yang dilakukan oleh Lara. Tanggal,

DMCA.com Protection Status