Home / CEO / Membawa Lari Anak Kembar CEO / Bab 3 - Hati Yang Kau Patahkan Berulang Kali

Share

Bab 3 - Hati Yang Kau Patahkan Berulang Kali

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2023-07-14 14:36:36

Lara hamil. Sepasang anak kembar. Usia kandungannya ternyata sudah memasuki minggu keenam. 

Sungguh ... Lara tidak tahu harus senang atau sedih mendengar kabar itu. Bertahan dalam pernikahan bagai neraka ini sudah cukup membuat batin Lara tersiksa. Dia tidak sanggup membayangkan hal lebih buruk berkat kehadiran janin ini dalam rumah tangga mereka. 

'Tapi setidaknya Alex harus bertanggung jawab, kan? Bagaimanapun ini adalah anaknya...' Lara lantas tersenyum lirih, merasa konyol karena pemikiran itu. 

Mendung hitam yang menggantung di langit seolah ikut mendukung kelamnya hati Lara saat ini. 'Apa yang harus kulakukan?' lirihnya sambil mengusap perut yang masih rata. Lara tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Alex saat mengetahui kehamilannya. 

'Dia tidak mungkin mau menerima anak ini...' batin Lara pedih. Terbayang olehnya kejadian di malam pernikahan. Malam yang meninggalkan bekas trauma bagi Lara itu kini menumbuhkan kehidupan lain dalam rahimnya. 'Mereka tidak bersalah,' pikir Lara. Kesadaran itu seketika meneguhkan hati Lara. Dia akan melindungi janin tidak berdosa itu terlepas dari Alex menyukainya atau tidak.

"Lara."

Lara segera menoleh ke sumber suara, di mana dia bisa menjumpai seorang pria berjas putih yang beberapa saat lalu memeriksa kandungannya. 

"Dokter Karel?" Lara menatap pria itu bingung, terheran-heran melihatnya berada di halte bus yang sepi itu.

Sebenarnya jauh sebelum bertemu di rumah sakit, Lara sudah mengenal pria itu karena mereka kuliah di universitas yang sama. Terlebih lagi, sosok Karel cukup terkenal karena pernah menjabat sebagai Ketua BEM.

Tadi Karel menawarkan diri untuk mengantar Lara pulang, tapi Lara segera menolak tawarannya. 

"Dompetmu jatuh di ruanganku."

Sebuah dompet berwarna hitam ada di tangan Karel dan memang itu benar dompet milik Lara. Ia lantas menerimanya dengan tak enak hati.

"Terima kasih, Dokter Karel. Maaf sudah merepotkan Anda."  

"Tidak masalah," sahut Karel ringan. "Busnya belum datang?"

Karel duduk di sebelah Lara yang menjawab pertanyaannya dengan gelengan kepala, menolak tatap mata Karel yang menerpanya dengan teduh.

"Aku tidak keberatan loh kalau kamu ikut pulang denganku. Aku akan mengantarmu."

"Tidak perlu kok, terima kasih untuk tawarannya," tolak Lara lagi dengan sungkan.

"Kamu ada masalah? Kamu kelihatan sangat tertekan."

Lara meremas jari-jari kecilnya yang berpangku di atas paha. Menimbang haruskah dia menjawab Karel, mengingat Lara tidak bisa mengatakan banyak hal tentang Alex.

Alis Karel berkerut melihat reaksi Lara yang tampak ketakutan, pupil matanya bergerak tidak nyaman dan gugup. Matanya yang cekung dan wajahnya yang kecil itu tak bisa berbohong.

Sebelum Lara menjawab, dia lebih dulu melihat sebuah mobil sedan berhenti di depan halte. Sosok yang sangat ia kenal keluar dari sana. 

Alex. 

Lara seketika menelan ludah saat melihat sosok itu berjalan mendekat ke arah mereka. Setiap jengkal langkah yang dia ambil membuat nyali Lara seakan menciut.

Apalagi wajah dingin lelaki itu mengatakan segalanya. Dia jelas-jelas tidak suka dengan yang Lara lakukan. Matanya yang tajam memindai Lara, sebelum beralih pada Karel dengan alis yang sedikit berkerut.

Lara menyapukan pandang pada ekspresi dua lelaki itu. Alex yang garis dagunya mengeras, dan Karel yang kedua alisnya berkerut mencoba meraba ketegangan apa yang terjadi di sekitarnya bahkan sebelum Alex mengatakan apapun.

"Apa yang kamu lakukan di sini?"

Bukankah seharusnya Lara yang bertanya demikian? Tapi ia segera menepis pertanyaan itu dan berusaha memulihkan kekagetannya. Lara melirik Alex yang masih menatapnya tajam, lalu segera menunduk karena seketika merasa terintimidasi. 

Gerak-gerik gelisah itu tidak luput dari perhatian Karel. Dia pun memutuskan untuk memperkenalkan diri lebih dulu. 

"Anda suaminya Lara? Saya—"

"Jadi kamu berselingkuh dengannya, Lara?" sela Alex, tidak mengindahkan Karel sama sekali. Netra sekelam malam itu lebih memilih menatap wanita yang masih kelihatan gugup di hadapannya.

Satu pertanyaan yang lebih terdengar seperti tuduhan itu berhasil membuat Karel bangun dari duduknya seraya bertanya, "Apa maksudmu kami selingkuh?"

Tapi Alex tak acuh padanya dan lebih memilih untuk mendengar Lara bicara.

"T-tidak. Ini temanku. Namanya—"

"Aku tidak ingin tahu namanya, dan aku tidak peduli kamu berhubungan dengan pria lain. Tapi jangan sampai kamu mencoreng nama baikku karena ketahuan bermesraan dengan pria yang bukan suamimu di tempat umum."

Lara tercengang. Belum sempat membantah tuduhan itu, Alex langsung berlalu pergi begitu saja. Benar-benar tidak berminat untuk mendengarkan penjelasan Lara, atau alasan dia ada di sini. 

"Maaf, aku harus pergi."

Lara menundukkan sedikit kepala pada Karel sebelum dia berlari kecil untuk masuk ke dalam taksi yang datang dari arah barat. Dia harus pulang dan menjelaskan apa yang terjadi sebelum Alex melakukan hal buruk karena kesalahpahamannya.

Saat Lara sampai di rumah, Alex ada di sana, di dekat anak tangga dan bersedekap melihat kedatangannya.

"Kamu masih punya muka untuk pulang ke sini? Kenapa kamu tidak pulang ke rumah selingkuhanmu itu?"

"Aku tidak berselingkuh dengannya," bantah Lara segera. Bisa-bisanya Alex menuduh Lara semudah itu tanpa mendengarkan penjelasan terlebih dahulu?

"Aku diam saja saat kamu melakukan apapun yang kamu suka dengan membawa perempuan lain keluar masuk rumah ini. Tapi dengan hanya melihatku bersama Karel saja kamu sudah menuduh kami berselingkuh? Kamu benar-benar tidak adil!" 

Entah apa yang merasuki Lara saat itu. Ini pertama kalinya dia berani menyuarakan isi hatinya dengan gamblang. 

Dan seperti sebuah pukulan telak, Alex tersinggung mendengarnya. Lara terlambat menyadari langkah cepat pria itu. Lara tak bisa menghindar kala jemari tangan Alex meraih dagunya dengan kasar.

"Kamu berani menjawabku sekarang?!"

Tidak mengindahkan rasa sakit pada dagunya, Lara berkata dengan lantang. "Aku tahu kamu tidak menganggap pernikahan ini, tapi bukan berarti kamu bisa menilaiku sesuka hatimu, Alex!"

"Tidak tahu diri!" berang Alex. Ia melepas cengkeraman tangannya hingga membuat tubuh ringkih Lara terhuyung hampir kehilangan keseimbangan. 

Kedua tangan Lara terkepal, segala umpatan tertahan hanya sampai di tenggorokannya. Sejenak matanya terpejam sebelum akhirnya terangkat untuk membalas tatap mata Alex.

"Berhenti membuatku kesal, Lara! Atau aku akan membuat ayahmu itu memohon di kakiku karena dia kembali bangkrut. Hidup kalian itu bergantung padaku. Jadi jangan berani kamu mengatur apa yang ingin aku lakukan. Aku berhak—"

"STOP!"

Jeritan Lara serak dan putus asa. Memotong Alex yang belum selesai bicara.

"Aku pergi ke rumah sakit karena aku—"

"Bertemu dengan selingkuhanmu, 'kan? Kamu—"

"Diam dan dengarkan aku bicara, Tuan Alex yang terhormat! Kamu sudah banyak bicara jadi kali ini dengarkan aku!"

Rahang Alex menegang, kebenciannya pada Lara tampak semakin jelas karena Lara berani memberinya perlawanan.

"Aku hamil, Alex."

Suara Lara gemetar, gurat kemarahan tertahan di kedua bibirnya. Lara berusaha setengah mati menahan air mata di pelupuk matanya agar tidak jatuh membasahi pipi. 

Namun, pengakuan Lara hanya dianggap sebagai sebuah kebohongan. Alex mendenguskan tawa sinis.

"Hamil?" tanyanya. Matanya berkilat saat menatap Lara. "Lebih pintarlah sedikit kalau bohong! Kamu pikir aku tidak tahu apa yang kamu rencanakan dengan mengatakan itu? Kamu ingin simpati dariku? Jangan harap!"

Lara tak tahu harus mengatakan apa. Hati pria di hadapannya ini tampaknya sudah mati!

"Kalaupun kamu benar hamil, tidak ada yang bisa menjamin itu adalah anakku. Bisa saja itu anak selingkuhanmu."

Lara merasa kebas sekujur badan. Dia pikir Alex akan menunjukkan perubahan meski sangat kecil. Kini dia merasa sangat bodoh karena sudah berpikiran seperti itu.

Bukannya melunak, Alex malah semakin menunjukkan betapa tidak punya hatinya dia.

Lara sadar, tidak akan pernah ada secuil belas kasih untuknya dari Alex. Dia tidak akan pernah diinginkan oleh suaminya sendiri.

Kedua netranya basah saat memandang Alex. Belum sempat mengatakan apapun, lelaki itu lebih dulu meraih pergelangan tangannya, menyeretnya berjalan pergi dari ruang tamu.

"Akh, lepas, Alex! Sakit!" rintih Lara sambil berusaha melepas tangan yang mencengkeramnya kuat.

Namun, Lara tak digubris. Wanita itu pontang-panting menyeimbangi langkah kaki Alex hingga dia membuka pintu rumah. Alex mendorongnya keluar hingga jatuh bersimpuh di lantai yang dingin. Kilat putih dan tempias hujan menyambut Lara yang hatinya dipatahkan secara berulang.

"Jangan pernah menunjukkan wajahmu lagi di hadapanku! Pergi kamu dari rumahku!"

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Ukhty Lia
baru kali ini di awal cerita, bikin nangis
goodnovel comment avatar
Susan Zahra
alex gk punya hati,kejaaaaaammmm......
goodnovel comment avatar
Daffodil 🌺🍀🍁🍂
boleh santet alex gak?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 4 - Di Mana Kamu?

    Lima tahun kemudian... Langkah kaki Alex terdengar sesaat setelah dia keluar dari lift yang terbuka. Ia menyusuri lobi kantor JS Group sambil sesekali mengibaskan tangan ketika beberapa karyawan menyapa dan menunduk hormat padanya. Mereka sebenarnya tidak bisa menyembunyikan kekagetan melihat sosok sang CEO secara langsung sore ini. Biasanya bos besar mereka itu akan melewati lorong khusus eksekutif. Entah apa yang membuat seorang Jest Alexander Suh memilih jalan umum kali ini.Alex tak terlalu memusingkan pandangan bertanya-tanya yang mengikuti langkahnya. Dia malah terlihat lega karena setelah ini bisa pulang ke rumah dengan tenang. Sudah lepas lima tahun sejak Alex mengusir Lara pergi. Alex tidak pernah melihatnya lagi di sekitar sini atau kebetulan bertemu dengannya di tempat lain. Wanita itu pasti sudah lama pergi dengan selingkuhannya. Hanya itu kesimpulan yang ada di pikiran Alex selama ini.Alex hampir keluar dari lobi untuk masuk ke dalam mobil, tapi langkahnya terhenti saa

    Last Updated : 2023-07-14
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 5 - Antara Pergi Dan Kembali

    Setengah jam berlalu, seorang perempuan berambut panjang berlari memasuki teras instalasi gawat darurat, itu adalah Lara.Dia mendekat pada guru playground yang baru saja dia sapa sebagai Lily, yang memberi tahunya bahwa anaknya yang bernama Shenina sedang ditangani oleh tenaga medis."Maaf kami lalai, Bu Lara," ucap Lily seraya menunduk di depan Lara yang kedua bahunya jatuh.Lara tidak serta-merta memberinya jawaban karena kedua matanya mengarah lurus pada pintu ruang IGD yang tertutup. Di dalam sana, Lara yakin Shenina kecil sedang kesakitan."Apa yang terjadi, Miss Lily?" tanya Lara pada Lily dengan suara yang gemetar."Shenina tadi bertengkar dengan teman-temannya.""Shen bertengkar?" ulangi Lara, dia tidak percaya karena baginya Shenina adalah anak yang cenderung pendiam."Iya. Dia bertengkar dengan teman-temannya karena mereka bilang kalau ...." Ada jeda yang menjadi pertimbangan Lily, mimik wajahnya seperti bicara, 'Haruskah aku katakan ini?'Namun, akhirnya Lily mengaku, "Me

    Last Updated : 2023-07-14
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 6 - Aku Tidak Butuh Kamu!

    Sejak dulu, Lara sangat benci dengan Alex. Setelah sekian tahun berlalu, rasa benci itu masih sama besarnya.Lara tidak salah dengar saat Alex baru saja mengatakan agar Lara kembali ke rumahnya sebagai syarat dia akan menjadi pendonor untuk Shenina."Ibu tolong putuskan segera ya, anak anda butuh pertolongan dengan cepat. Kantong darah yang kami berikan untuknya itu kantong darah terakhir yang kami punya di rumah sakit ini."Dokter yang tadi bicara dengan Lara undur diri. Menyisakan dirinya yang berhadapan empat mata dengan lelaki yang paling dia benci di dunia ini.Alex menunggu jawaban Lara yang tersembunyi dalam diam, dia tak juga bicara, mereka diselubungi bisu meski kesibukan rumah sakit berlalu-lalang tanpa henti.Lara hengkang meninggalkan Alex, akan dia cari sendiri golongan darah yang sama dengan Shenina. Dia tidak membutuhkan bantuan lelaki arogan itu.Namun, langkah gelisahnya terhenti saat dia mendengar Alex yang berujar, "Putuskan Lara, kamu yang memegang hidup dan mati S

    Last Updated : 2023-08-09
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 7 - Mama, Di Mana Papa?

    Tiga hari berlalu .... Setelah dirundung harap-harap cemas, akhirnya Lara bisa melihat Shenina sadar. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa mereka mendapatkan stok darah cadangan yang sama dengan golongan darah Shenina sehingga Lara tak perlu mengkhawatirkan apapun.Anak gadisnya itu sekarang duduk di atas ranjang kamar rawatnya dengan berulang kali bertanya apa yang terjadi dengan kakinya yang digips, kenapa dibungkus seperti itu?"Mama, kenapa ini kakinya Shen?" tanyanya dengan lucunya."Sakit, Shen. Makanya kakinya Shen dikasih obat biar cepat sembuh. Ya?" rayu Lara karena Shenina ingin melepasnya."Iya, Mama.""Cepat sembuh, Sayang. Jangan sakit-sakit lagi!""Iya. Di mana kakak Neo?""Di rumah sama bu Alin, Shen." Alin yang dia katakan itu adalah nama pengasuh yang Lara minta untuk menjaga Neo saudara kembarnya Shenina, selama Lara jaga malam di rumah sakit."Shen tidur dulu ya? Ini sudah malam, Sayang."Lara mengusap puncak kepalanya dengan lembut, mengambil selimut untuk Shenina

    Last Updated : 2023-08-10
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 8 - Melepas Dan Menerima

    Di dalam ruang CEO JS Group ....Alex yang tadinya duduk di balik meja kerjanya dan tengah menanda tangani soft file secara cepat mengangkat wajahnya.Itu disebabkan karena pintu ruangannya terbuka dengan sedikit kasar dan dia bisa menjumpai wajah seorang perempuan yang masuk dengan raut yang marah.Shiera, selingkuhan Alex. Napasnya naik turun tak beraturan saat sekretarisnya Alex yang bernama Ibra itu mencegahnya untuk tidak mendekat.Alex memutar kedua bola matanya dengan malas, dan itu bisa dilihat oleh Shiera yang tahu jika kehadirannya di sini tidak diinginkan atau disambut dengan baik."Beraninya kamu memasang wajah seperti itu padaku, Alex!" teriaknya marah, mendekat pada Alex yang sesegera mungkin ditahan oleh Ibra."Jangan membuat keributan di sini, Shiera! Keluarlah!"Ibra hampir menyeret Shiera keluar dari sini sebelum mendengar Alex yang mengatakan, "Biarkan dia bicara, Ibra! Tinggalkan kami!"Ibra memutar kepalanya pada Alex dengan tatapan yang seperti bicara, 'Serius?'A

    Last Updated : 2023-08-11
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 9 - Sesal Yang Terlambat

    Dengan langkah yang terasa gamang, Lara berjalan di sepanjang koridor yang mengantarnya menuju ke ruang ICU.Lara tidak sendirian melainkan dengan Alex yang berjalan di sebelah kanannya. Tidak ada yang bicara di antara mereka.Alex menyetujui Lara untuk datang ke sini dan melihat keadaan Shenina selepas percakapan mereka di lobi JS Group.Tidak ada yang bicara juga selama perjalanan mereka menuju ke tempat ini. Lalu-lalang tenaga medis dan pasien mengiringi mereka hingga sampai di depan sebuah pintu yang tertutup. Dari jendela besar yang ada di depan mereka, Lara menunjuk pada seorang anak perempuan yang terbaring dan memejamkan matanya. Tangan kecilnya diinfus dan alat bantu pernapasan terpasang di hidungnya."Shenina di sana," ucap Lara lirih, tanpa memandang Alex.Alex melihatnya. Itu adalah gadis kecil yang sama yang hari itu dia selamatkan. Gadis kecil yang tangannya berbalut darah dan memanggilnya sebagai 'papa.'"Ya, aku melihatnya, Lara."Lara memandang Alex dari samping, tid

    Last Updated : 2023-08-13
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 10 - Mata Bersambut, Benak Menolak

    Alex menunduk dalam, wajahnya tidak terlihat. Hanya kedua bahunya yang sedikit berguncang karena tangis itulah yang tampak.Dia tidak mengatakan apapun setelah jatuh berlutut di depan Lara dan Neo.Alex meremas kedua tangannya saat irisnya yang kelam perlahan menatap Lara. Yang tidak tahu harus bersikap bagaimana melihat matanya yang dipenuhi oleh kabut sesal. Lara tidak penah melihatnya seperti ini, dulu sepanjang dia mengenal Alex. Matanya tertoreh sakit, dan itu saat dia mengaku salah di depan Lara karena keegoisan yang dia agungkan."Maaf, Lara. Maafkan aku ...." lirihnya hampir tak terdengar.Menunggu jawaban Lara, dadanya justru dipenuhi dengan jelaga.Meski mata mereka bersambut, tapi hati mereka tidak."Memaafkanmu sekarang pun tidak ada gunanya, seperti yang kamu bilang, Alex. Ini sudah terlambat.""Tidak, Lara. Tolong beri aku kesempatan. Maksudku ... aku tahu aku salah. Aku egois, aku akui itu."Lara tertawa pahit, dia mengangkat kedua bahunya sekilas saat menggantung jaw

    Last Updated : 2023-08-14
  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 11 - Dia Laraku

    Dari kursi ruang tunggu yang ada di depan ICU, Lara terbuka lebar kedua matanya mendengar apa yang dikatakan oleh Karel.Karel ke sini sesaat setelah Alex pergi meninggalkan Lara dengan berpamitan membelikan makanan.Dia melihat keadaan Shenina sejenak sebelum mengambil duduk di sebelah Lara. Tidak banyak yang dikatakan oleh Karel sampai ajakan menikah itu tiba di telinga Lara.Memang ini bukan untuk yang pertama kalinya. Tapi sekarang, Karel memiliki alasan yang lebih kuat. Itu karena sakitnya Shenina, anak gadisnya yang membutuhkan sosok 'papa' dan Karel maju untuk mewujudkan keinginannya."Dokter Karel tahu kita tidak bisa melakukan itu, 'kan?" tanya Lara seraya membuang napasnya dengan tidak nyaman."Kenapa kita tidak bisa melakukan itu, Lara? Maksudmu kita tidak bisa menikah?""Iya," jawab Lara singkat, yang tak memuaskan bagi Karel."Ada perempuan yang dijodohkan sama Dokter Karel. Kita tidak bisa menikah."Karel menggeleng, ada penolakan yang besar di kedua matanya."Tidak, Lar

    Last Updated : 2023-08-15

Latest chapter

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 362 - Selamat Ulang Tahun, Mama

    Lara tidak bisa menahan haru melihat api yang meliuk di atas lilin kecil pada kue black forest yang dibawa oleh Neo. “Selamat ulang tahun, Mama,” kata Shenina pertama-tama. “Ayo buat permohonan dan tiup lilinnya.” Lara dengan segera melakukan itu. Ia merapatkan tangannya dan berdoa agar kebahagiaan ini tidak pernah putus. Untuknya, untuk keluarganya. Agar mereka diberkati dalam kebahagiaan yang sempurna. Barulah setelah itu Lara menunduk, merendahkan tinggi tubuhnya untuk meniup lilinnya. Lara menerima kue dari Neo yang mengatakan, “Selamat ulang tahun untuk Mama,” katanya manis. “Tidak banyak yang Neo minta selain Mama menjadi Mama yang bahagia.” “Selamat ulang tahun, Mama,” kali ini Shenina yang berujar. “Shen juga memiliki harapan yang sama, semoga Mama tetap bahagia. Dan tetap menjadi Mama cantiknya Shen.” Lara lebih dulu meletakkan kue ulang tahun dari para kesayangannya ke atas meja makan kemudian ia memeluk si kembar yang dengan senang hati membalasnya. “Terima kasih unt

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 361 - Demam

    *** Merasakan dingin yang memeluknya, Lara membuka matanya dengan cepat. Napasnya tersengal bahkan setelah ia membuka matanya. Ia baru saja berpikir dirinya sedang tidur di lantai seperti lima tahun silam agar anak-anaknya bisa tidur dengan nyaman di atas ranjang. Ia menggigil, kenangan akan sulitnya masa lalu sekali lagi membuatnya terjaga dengan keadaan yang berbeda. Dulu, Lara terbangun karena dingin dan tidak nyaman, tidak ada selimut untuknya selain ia menggunakan apapun untuk menutupi tubuhnya. Tetapi sekarang ia terbangun di tempat yang nyaman dan bahkan tidak sendirian. Tangisan Sky itulah yang pasti membuat intuisi seorang ibu dalam dirinya membuka mata. Dan saat hal itu ia lakukan, Lara telah menjumpai Alex yang berdiri dan menggendong Sky. Ia tampak memandang Lara dengan hanya bibirnya saja yang bergerak seolah bertanya, ‘Kenapa kamu bangun?’ “Sky baik-baik saja?” tanya Lara lirih. Alex mengangguk, menunjukkan Sky yang kembali terlelap saat Alex menepuk lem

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 360 - Edinburgh After Rain

    .... Dari tempat bulan madu Karel dan Sunny. Seperti yang sebelumnya dikatakan oleh Lara bahwa ada kemungkinan mereka memang sedang berbulan madu ... hal itu memang benar! Mereka pergi berbulan madu setelah penantian yang cukup panjang dan lama mengurus izin cuti Karel yang notabene adalah seorang dokter yang bisa dikatakan ... hm ... masih baru di tempat ia bekerja. Udara sejuk Edinburgh membelai wajah Sunny begitu ia membuka pintu geser di sebuah hotel tempat mereka menghabiskan waktu selama mereka di sini. Ia memandang ke luar dan berdiri di balkon. Pandangannya ia jatuhkan paada jalan yang tampak lengang pada hari MInggu pagi ini yang sebagian besarnya basah oleh sisa hujan. Semalam memang Edinburgh diguyur hujan. Bukan hujan deras tetapi itu cukup untuk membuat bunga kecil dan dahan pepohonan kedinginan pagi ini. “Cantik sekali pemandangan setelah hujan,” gumamnya. Meski ia sebenarnya juga suka pemandangan sebelum hujan, tetapi setelah curahan air turun dari langit ... ia

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 359 - Waktu Yang Kita Lewati

    .... “Apakah Neo dan Shenina suka dengan sekolah baru mereka, Lara?” tanya Alex pada Lara yang saat ini tengah menatapnya setelah mengalihkan wajahnya dari layar ponsel yang ada di tangannya. “Aku rasa mereka senang,” jawab Lara. Memandang sekilas pada jam digital yang ada di atas meja kemudian pada Sky yang terlelap di dalam box bayi miliknya. “Karena mereka bisa bertemu dengan si kembar Zio dan Asha juga, ‘kan? Kamu ‘kan tahu kalau mereka itu bestie.” Alex tak bisa menahan senyumnya. Ia menutup laptop yang ada di pangkuannya dan meletakkannya di atas nakas yang tak jauh dari ranjang sebelum meraih ponsel Lara. “Jangan main ponsel terus! Peluk aku sekarang, hm?” Alex merengkuh pinggang Lara, membuatnya berbaring dengan nyaman saat mereka merasakan hangat di bawah satu selimut yang sama. Mereka saling memagut untuk beberapa lama sebelum Alex mengecup pipinya. “Cantik sekali ....” “Bukankah aku memang selalu cantik?” tanya Lara, menyentuh garis dagu Alex, tersenyum saat merasaka

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 358 - Apakah Tuhan Mempercayakannya?

    *** . . Berhasilkah? Tidak! Tapi mungkin saja, 'kan? Pertentangan batin sedang bergejolak di dalam benak Kalisha. Ia berdiri bersandar di pintu kamar mandi di dalam kamarnya. Menggenggam sebuah test pack yang ada di tangannya. Yang baru saja ia gunakan untuk mengetes, apakah ia benar hamil ataukah tidak. Ia memang sering terlambat datang bulan. Tapi tak seperti kali ini. Ini sangat jauh dari hari biasanya. Jadi ia ingin melakukan tes. Sejak pernikahannya dengan Ibra, lebih dari satu tahun lamanya, lebih dari berbulan-bulan pula ia selalu terlambat datang bulan dan hasilnya selalu satu garis setiap ia ingin melihatnya. Dan ia tak pernah mengharap lebih soal itu. Tapi sekarang, dadanya berdebar lebih dari biasanya. Sebagai seorang perawat yang tahu betul seperti apa detak jantung normal dan detak jantung yang tidak normal, maka Kalisha akan menggolongkan ini sebagai detak jantung yang tidak normal. Berisik sekali. Berdentum. Seolah tak mau diam setiap kali tanya muncul m

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 357 - Menutup Kisah

    Yang dilihat oleh Lara itu adalah Roy, ayahnya. Ia tak berdiri di sana sendirian melainkan bersama dengan ibunya Lara, Laras. Tak ia ketahuai berapa lama waku berjalan hingga membawa Roy ke hadapannya. Sudah tahun demi tahun berlalu, bukan? Lara memang mendengar jika hukuman untuk ayahnya itu mendapatkan keringanan karena ia berperilaku baik selama menjadi tahanan. Dan ternyata, kepulangannya itu adalah hari ini. Atau mungkin beberapa saat lebih awal dari hari ini karena setidaknya ia membutuhkan waktu untuk bersiap ke sini. Barangkali dengan meneguhkan hatinya untuk bisa menghadapi Lara. Sebab beberapa kali Lara mengunjunginya di tahanan, Roy selalu mengatakan hal yang sama. ‘Mungkin nanti Papa tidak bisa langsung menemuimu karena merasa sangat bersalah, Lara.’ Tapi sekarang dia di sini. Di hadapan Lara. Berdiri dengan tampak canggung dan air matanya mengembun membasahi pipi saat ia tersenyum dan membiarkan Lara datang guna memeluknya. “Papa ....” Lara mengulanginya sekali

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 356 - PAPA

    *** Beberapa waktu setelah tertangkapnya Selim, Lara kemudian tahu bahwa yang dilakukan oleh pria itu jauh lebih parah daripada yang ia bayangkan. Bagaimana ia mengawasi Lara sebelum dan sesudah kembalinya ia dari luar negeri membuat Lara bergidik merinding saat Alex menceritakannya dan membawa beberapa catatan yang difoto oleh Ibra. Salah satunya juga adalah soal kegugurannya kala itu yang disebut oleh Selim sebagai 'hilangnya anak monster.' Hati Lara sakit. Ia tak pernah tahu ada orang sejahat itu yang hadir di hidupnya. Dan rasanya itu bertubi-tubi. Ingat saja berapa banyak orang yang membuatnya sengsara. Dimulai dari Nala yang kabur pada hari pernikahannya, atau Shiera yang membencinya karena menganggapnya merebut Alex. Tetapi Selim memberikan rasa tersendiri, ketakutan dan juga was-was. Lara bahkan memerlukan waktu tenang selama beberapa jam setelah Alex mengatakan itu. Ia kembali tersadar dan menepis hal tak penting yang mengganggunya itu saat melihat Sky yang miring

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 355 - Pemanasan Dulu Ya ....

    *** "Pulanglah, ini sudah malam," ucap Ibra saat ia merapikan lengan kemejanya dan memandang Alex yang masih berdiri di depan sandsack dengan napas yang naik turun tak beraturan. Kedua tangannya masih terbungkus oleh sarung tinju. Rambutnya tampak basah saat ia menoleh pada Ibra dengan salah satu alis yang terangkat tak percaya. "Kamu sudah mandi dari tadi?" tanya Alex memastikan. Memandang Ibra dari atas hingga ke bawah. Di dalam ruang gym, hanya ada mereka berdua. Ruangan ini disewa oleh Alex yang tidak ingin melihat ada orang lain masuk sebab sekitar tiga jam yang lalu, lepas ia pergi dari unit apartemen Selim ia harus melampiaskan kekesalannya. Saat ia meminta agar Ibra menjadwalkan ulang untuk ia bisa mengunjungi Selim dan membuatnya babak belur jilid dua, Ibra tak mengabulkannya. Alih-alih mengiyakan Alex, Ibra dengan santainya malah mengatakan, 'Tidak perlu, Pak Alex. Kita tunggu saja nanti di pengadilan. Kita ledek dia sampai dia muntah dan kesetanan. Sayang tanganmu kala

  • Membawa Lari Anak Kembar CEO   Bab 354 - 20 Oktober

    Entah berapa ratus, atau bahkan ribu banyaknya foto Lara yang ada di dalam kamar itu—selain kamar yang diyakini oleh Alex sebagai kamar utama. Pada dindingnya yang lebar itu Alex bisa menjumpai foto Lara. Jika Alex biasanya melihat hal seperti ini lumrahnya ada di film atau di drama thriller tentang seorang psikopat, tetapi kali ini Alex melihatnya ada di depan mata. Alex pernah mengatakan bahwa pria itu—Selim—memiliki pengetahuan tentang Lara sama sepertinya. Tetapi sangkaan itu harus ia tepis sekarang karena sepertinya Selim lebih banyak tahu tentang Lara. Sebab ada banyak sekali foto Lara yang tinggal di rumah lamanya, bersama dengan Neo dan Shenina yang masih kecil. Berada di depan rumah, atau sedang membeli jajanan di toko yang tak jauh dari rumahnya. Atau saat Lara mengantar mereka ke sekolah bersama dengan wanita paruh baya yang dikenal Alex sebagai pengasuh si kembar dulu, selama Lara bekerja. Ada buku yang memiliki catatan apa-apa saja yang dilakukan oleh Lara. Tanggal,

DMCA.com Protection Status