Share

Bab 146 - Kelanjutan Ibrani Dan Kalisha

“S-selamat pagi, Om, Tante,” ucap Ibra pada akhirnya setelah mencoba mengumpulkan wajahnya yang tadinya sudah disobek mejadi lima belas bagian, bahkan sekarang di mana hidungnya pun Ibra tidak tahu letaknya.

Dia malu setengah mati, hingga ke ubun-ubun. Semenjak tadi tak ada hentinya mengumpati diri sendiri dengan segala bentuk umpatan dan isi kebun binatang. Tetapi hal itu dia urungkan sebab dia harus menjadi lelaki baik hati di pertemuan pertamanya dengan orang tuanya Kalisha.

“Selamat pagi,” Mereka membalas sapaan Ibra dengan menahan tawa.

“Maaf, perut saya sakit karena saking gugupnya,” aku Ibra dengan tak bisa menyembunyikan kedua telinganya yang memerah.

Untungnya—padahal sudah apes tetapi dia masih bisa mengatakan untung—kentutnya itu tidak bau.

Jika bau seperti bangkai beruk Madagaskar, entah apa yang harus dia lakukan. Mungkin dia akan memilih untuk melebur seperti kentut sekalian, agar tidak lagi muncul di muka bumi ini, hilang dibawa oleh udara.

“Tidak apa-apa. Kalau gugup
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Klo msh malu melebur ajj jd kentut udh aman kan ... aq jd ingat Vin sama DenTar kisah kdekatan mreka dri bangku sklh smpe jd CEO & Sekre CEO wahhh hebat yaaa thor ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status