Share

Kilas Balik 2

Penulis: Winter Bride
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kabar bahagia pun menyelimuti mansion dengan hamilnya Verona. Semua menyambut gembira akan kabar baik tersebut tak terkecuali orang tua Verona yang telah lama menantikan cucu, mereka bahkan menangis mendengar kabar jika putrinya itu mengandung anak kembar. Verona pun tak hentinya mengucap syukur kepada Tuhan karena mengabulkan keinginan nya, Alexander pun senang akan berita tersebut dan mulai protektif terhadap Verona.

Hingga tiba di hari kelahiran bayi kembarnya, Verona berhasil melahirkan bayi kembar berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Verona pun menangis bahagia begitu ia mendengar tangisan dari bayi-bayi nya itu.

Mereka begitu tampan dan cantik seperti kedua orang tua nya, sekarang ia akan menjadi seorang ibu dan Alexander akan menjadi seorang ayah yang hebat untuk mereka.

Verona pun mengambil salah satu bayi laki-laki nya dan menimangnya sembari memberikan nya asi kemudian bergantian dengan bayi perempuan nya.

Di tengah kebahagiaan nya ia pun tidak melihat Alexander yang menghampiri nya untuk melihat kondisinya dan bayi-bayi nya. Ia pun bertanya kepada pelayan pribadinya kemana Alexander pergi, dan yang ditanyapun menjawab jika Alexander keluar beberapa waktu lalu dan belum kembali.

Verona pun hanya mengangguk mendengar jawaban dari pelayannya, ia pun merebahkan diri nya untuk beristirahat hingga ia terbangun di tengah malam ia belum melihat Alexander. Kemana pria itu pergi hingga larut malam?

Keesokan harinya, ketika Verona tengah selesai memberikan asi untuk bayi-bayi nya, tiba-tiba pelayan nya berlari menghampiri nya dan mengatakan hal yang membuat dunianya runtuh.

Ia pun berlari turun kebawah dan melihat banyak kereta kuda yang telah terparkir di depan Dukedom dengan bendera lambang kediaman nya, ia pun berjalan mendekat dan melihat disana ibunya menangis sembari memeluk peti sang ayah yang telah gugur dalam perperangan. Ia pun berjalan sempoyongan dan terjatuh menangis di hadapan peti sang ayah.

Ayahnya, orang yang paling ia hormati dan kasihi pergi meninggalkan nya bahkan ia pergi sebelum melihat cucu-cucunya yang begitu lucu itu lahir.

Verona terus menangis sembari mencengkram tepi peti sang ayah, ibunya pun memeluknya sembari menguatkannya, padahal Verona tau ibunya sama terluka nya dengan dirinya atas meninggalnya suaminya .

Beberapa bulan yang lalu ayahnya memang dikirim untuk berperang melawan para pemberontak yang berada di Utara, yang pada saat itu sangat menggangu kestabilan kerajaan.

Alexander tidak ikut, karena sang raja memerintahkan nya untuk mengurus beberapa dari para perompak yang jumlahnya semakin banyak di laut mereka, selain itu agar memudahkan Alexander untuk pulang karena jarak yang cukup dekat dari rumahnya untuk tetap melihat kondisi Verona yang tengah hamil tua saat itu.

Tugas Alexander selesai dengan cepat sehingga beberapa hari yang lalu ia hanya di sibukan oleh tugas-tugas yang berada di wilayah nya.

Setelah pemakaman ayahnya yang dilakukan 3 hari yang lalu dan Verona yang tinggal sementara di kediaman sang ibu untuk menemaninya,Verona pun kembali ke Dukedom.

Namun saat ia masuk ke dalam mansion, ia merasakan aura yang tidak biasa dari para pekerjanya nya. Mereka terlihat tampak takut dan seperti menyembunyikan sesuatu.

Verona pun tak mau ambil pusing, ia pun naik ke kamarnya untuk beristirahat dan pelayan pribadi nya masih setia mengikuti nya sambil membawa si kembar.

Ketika ia berjalan di lorong, ia melihat Rosella berdiri di depan kamar Alexander sembari membawa bayi dalam gendongan nya.

Tak lama kemudian, Alexander menyusul keluar dari kamarnya dan menatap nya. Mereka saling memandang satu sama lain, Verona pun melangkah menghampiri mereka, perasaan nya sudah mulai tidak enak ketika melihat sorot mata Alexander yang menatapnya seperti tengah memberi tahu nya sesuatu.

Saat Verona sudah di hadapan mereka,Verona melihat Rosella yang seperti menghindar darinya dan bersembunyi di balik punggung Alexander. Verona pun mengerenyit bingung seperti bertanya ada apa ini?

"Verona, mulai saat ini Rosella akan tinggal disini sebagai selir ku." Ucap Alexander.

Verona pun tertegun mendengar ucapan Alexander, apa-apaan itu? Ia tidak salah dengar kan?

"Alexander apa maksud mu? Ini bukan waktunya bercanda, Alex!" Ucap Verona dengan suara bergetar

"Aku tidak bercanda Vero. Rosella telah melahirkan anak ku dan ia akan menjadi selir di Dukedom ini. Kau tenang saja posisi mu akan tetap sebagai Duchess disini." ucap Alexander dengan kurang ajarnya

"Brengsek! Ini bukan tentang posisi ku di disini Alex! Apa peduli ku? Kau dengan tiba-tiba membawa wanita ini kesini dan mengatakan bahwa dia mempunyai anak dari mu? Dan menjadikan nya Selir?" jawab Verona dengan berteriak sehingga bayi-bayi tersebut menangis secara bersamaan.

Melihat itu pun Alexander memerintahkan mereka pergi membawa bayi-bayi itu dan hanya menyisakan Alexander dan Verona .

Verona menatap Alexander dengan air matanya yang sudah keluar sedari tadi, ia tidak ingin mempercayai apa yang tengah terjadi saat ini.

Alexander pun mendekat dan memegang kedua tangan Verona

"Verona dengar! Aku minta maaf atas kesalahan ku, jika ada yang harus di salahkan itu aku bukan Rosella"

"Hah... Kau bahkan rela menyalahkan diri mu sendiri dan membela jalang itu, Alex?"

"Verona tolong! Aku harap kau bisa memahami ku saat ini, aku tidak tau hal ini akan terjadi dan menimpaku"

"Kau berselingkuh dari ku Alexander? Sejak kapan?" Verona memutuskan bertanya.

Sungguh hati dan pikirannya menolak dengan apa yang terjadi di hadapannya.

"Aku tidak berselingkuh Verona! "

"Lalu jika tidak bagaimana jalang itu bisa hamil dan melahirkan anak mu, Alex?!!"

Verona berteriak, tidak menyangka jika pria yang begitu ia kagumi dan hormati akan berlaku bejat di belakangnya.

"Aku mabuk dan hal itu terjadi begitu saja Vero. Aku tidak bisa jika tidak bertanggung jawab atas apa yang telah ku perbuat,"

"Kau gila Alexander! Apa kau yakin jika ia anak mu? Bagaimana jika itu bukan anak mu? Bagaimana jika jalang itu tidak hanya mengangkang untuk mu tapi orang lain juga??"

"Verona!!!" bentak Alexander

"Apa? Kau marah jika aku mengatakan hal seperti itu kepada sahabat yang kau tiduri itu hah?!!"

Alexander pun terdiam mendengar penuturan dari Verona, ia pun mengambil nafas untuk meminimalisir emosinya. Alexander tidak ingin bertengkar hebat dengan Verona disituasi seperti ini. Alexander tau jika ini tidak akan mudah baginya ataupun Verona.

"Demi Tuhan, Alex apa salah ku sehingga kau melakukan hal ini kepadaku?" Tanya Verona dengan memukuli dada Alexander berulang kali, tangisan Verona pun kembali pecah ketika Alexander menangkap tangan nya dan menariknya ke dalam pelukannya.

Bab terkait

  • Membawa Lari Anak Duke   Kilas Balik 3

    "Maafkan aku, Verona. Maaf." lirih Alexander masih dengan Verona yang berada di pelukannya. "Kau jahat Alex! Aku baru saja melahirkan putra putri kita, aku baru saja kehilangan ayah ku dan sekarang? Kau menabur garam diatas luka ku Alex, kau sungguh pria yang kejam!" Verona pun melepaskan diri nya dari Alexander dan berlari meninggalkan Alexander menuju kamar nya. Menyisakan Alexander yang menatapnya dengan rasa bersalah nya. Setelah kejadian, itu hari demi hari bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun, Alexander dan Verona seperti orang asing yang berada di dalam satu atap. Mereka jarang berbicara, bahkan hampir tidak berbicara. Itupun mereka berbicara karena pertengkaran yang terjadi antara mereka berdua. Banyak hal telah berubah terutama dari diri Verona. Tidak ada Verona yang lemah lembut, tidak ada Verona yang peduli dengan sekitarnya, tidak ada Verona yang selalu ceria dan tersenyum. Sekarang hanya menyisakan Verona yang pemarah, gemar memukul anak-anak nya, berteriak

  • Membawa Lari Anak Duke   Menerima Nasib

    Irina menghela nafas panjang tatkala ingatan-ingatan itu memenuhi isi kepala nya. Entah kenapa hatinya merasakan sakit yang dialami oleh Verona dan ia pun meneteskan air matanya ketika dimana ia mengingat kematian Verona. Rasanya tidak adil jika Verona yang mengalami rasa sakit itu sendirian dan berakhir meregang nyawa di tangan selir dari suaminya itu. Ah!! Bajingan itu, ingin sekali Irina merobek wajah sok tampan pria dalam ingatannya itu. Benar-benar suami yang tidak bertanggungjawab! Awas saja jika mereka bertemu, Irina akan melabrak nya langsung. Namun Irina tidak bisa menutupi kekesalannya karena sikap Verona kepada anak-anaknya!. Menurutnya itu keterlaluan, melibatkan anak dalam permasalahan rumah tangga mereka, terlebih ia sampai main tangan kepada bocah-bocah itu. Mereka tidak bersalah, mereka tidak pernah menginginkan hal ini terjadi kepada orang tua mereka. Walaupun Irina tidak menyukai anak-anak, bukan berarti ia benci sampai ke tahap ingin menyiksa mereka. Ia adalah se

  • Membawa Lari Anak Duke   Bertemu Anak-anak

    Keduanya pun tersenyum dan membalas genggaman dari Irina, sudah lama mereka menginginkan hal ini tiba dimana ibu mereka akan berubah dan menyayangi mereka. Mereka ingin seperti anak-anak yang lain yang dilimpahkan kasih sayang oleh orang tuanya. Bagi mereka walaupun ibu mereka sering memukul dan memarahi mereka, mereka tetap menyayangi nya karena Emma mengatakan bahwa awalnya ibu mereka bukan wanita pemarah dan gemar memukul. Ibunya dulu sangat menyayangi mereka namun entah apa yang membuat ibunya berubah mereka tidak tahu. Emma yang melihat itu pun tak bisa lagi membendung air matanya, hal yang selama ini yang ingin ia lihat kembali setelah kejadian tersebut yang telah merenggut banyak sosok Verona. Irina membawa putra putrinya itu kedalam pelukannya, namun Irina mendengar ringisan dari mereka. Irina pun melepaskan pelukannya dan membalikkan tubuh keduanya kemudian menyingkap baju keduanya. Betapa terkejutnya Irina melihat beberapa bekas luka yang memang belum kering, sekali lagi

  • Membawa Lari Anak Duke   Nama Yang Indah

    Lucius Van Gilbert dan Lilyan Van Gilbert. Setelah Irina membongkar kembali ingatan dari pemilik tubuh ini, akhirnya ia menemukan nama dari bocah-bocah itu. Nama yang keren! Namun Irina sempat berpikir jika ia ingin mengganti nama belakang mereka dengan nama dari Verona saja, mungkin nanti setelah ia dan Alexander berpisah ia bisa menyematkan namanya kepada anak-anaknya itu. Setelah ia mengoleskan salep dan memakaikan mereka perban, Irina kemudian menyuapi mereka makanan yang tadi dibawa oleh Emma. Di sela-sela mereka menyantap makanan sesekali Irina mengajak mereka bercanda, hitung-hitungan agar ia bisa semakin dekat dengan anak-anak nya. Ia bertekad jika ia harus menghilangkan rasa takut Lucius dan Lily terhadap nya. "Bagaimana apa makanan nya enak?" tanya Irina dan di balas anggukan oleh kedua bocah itu sembari masih mengunyah makanan yang berada di dalam mulut mereka. Sebenarnya Irina tidak punya pengalaman sama sekali soal mengurus anak, sudah ia katakan bukan bahwa ia tidak s

  • Membawa Lari Anak Duke   Beauty and The Beast

    Verona dan kedua anaknya itu tengah berbaring di atas ranjang, untung saja ranjang nya luas sehingga mereka bertiga pun muat untuk tidur bersama di ranjang itu. Posisinya berada di pinggir sedangkan Lily berada di tengah dengan Lucius yang berada di sampingnya. Kedua bocah itu pun belum tidur, mereka sebenarnya masih gugup dengan kedekatan mereka sendiri dengan sang ibu. "Kenapa kalian belum tidur, hmm?" tanya Verona sembari membelai rambut Lily "Heum... Ibu apakah aku boleh meminta ibu untuk membacakan sebuah dongeng sebelum kita tidur?" Lily pun mendongak ke arah sang ibu yang posisinya lebih tinggi darinya itu "Lily, biarkan ibu beristirahat. Ibu baru saja pulih dan ia harus istirahat yang banyak." ujar Lucius kepada adiknya itu. Lily pun hanya menunduk ketika kakak nya itu menegur nya.Verona yang melihat itu pun tidak bisa untuk tidak terkagum dengan Lucius lagi, betapa pengertian putra nya itu. Anak sekecil Lucius mampu untuk mengatakan hal dewasa seperti itu. "Tapi aku ing

  • Membawa Lari Anak Duke   Pagi Yang Buruk

    "Duchess apa hari ini anda akan keluar untuk sarapan bersama?" tanya Emma "Iya." "Maaf jika saya lancang Duchess, apakah sebaiknya anda beristirahat saja di kamar?. Saya akan membawakan anda makanan ke sini dan untuk anak-anak." Saran Emma karena ia masih khawatir jika majikannya itu akan kembali sakit. Verona yang tengah mengikatkan rambut Lily pun menoleh ke arah Emma, pelayan nya itu memang terlalu mengkhawatirkan nya, ia senang jika ada orang yang begitu perduli dengan nya namun Emma rasanya pelayan nya itu khawatir setiap detik kepadanya. "Aku sudah baik-baik saja Emm, dua hari berdiam diri di kamar membuat ku bosan. Aku ingin berjalan-jalan di sekitar kediaman dan kau tentu akan menemaniku." "Baiklah jika itu perintah anda Duchess." ucap Emma sembari menunduk Hari ini Verona sudah memutuskan akan keluar dari kamar dan memulai aktivitas nya. Hari ini akan dimulai dengan sarapan bersama tentunya dengan suami bajingannya itu dan jalangnya. Huh Pagi yang buruk! Verona pun men

  • Membawa Lari Anak Duke   Adik Ipar

    "Uncle Lucas aku merindukan mu" ucap Lily sembari melingkarkan tangannya ke leher Lucas yang tengah menggendong nya. "Aku pun sangat merindukan mu bunga Lily ku" jawab Lucas sembari mengecupi pipi Lily yang disambut kekehan olehnya Verona yang sedari tadi diam memandangi Lucas yang sekarang sudah berada di hadapannya itu pun mulai berpikir, pria ini lah yang menarik Verona saat Verona akan menghampiri Alexander dan Rosella yang berada di toko baju saat itu, pria ini lah yang di dalam ingatannya itu kerap bermain bersama Verona kecil kala itu. Mereka cukup dekat berarti Lucas adalah salah satu orang terdekatnya. Verona pun mulai meneliti wajah tampan Lucas yang sedikit terlihat mirip dengan Alexander, dari warna mata dan warna rambut mereka memiliki kesamaan namun hanya itu saja. Lucas memiliki postur tinggi namun Verona meyakini Lucas tidak lebih tinggi dari Alexander, ah kenapa pula dia membanding-bandingkan nya dengan pria itu. "Tak ada ucapan salam untuk putra mahkota ini Duche

  • Membawa Lari Anak Duke   Perhitungan

    Tak terasa malam pun sudah tiba, Verona tengah menemani Lucius dan Lily di kamarnya, menunggu kedua bocah itu terlelap dengan menepuk pelan kedua bokong mereka.Mimpi indah pun sudah menghampiri keduanya, hingga Verona pun pergi meninggalkan kamar mereka. Saat ia akan berbelok menuju kamarnya tiba-tiba dia di kagetkan dengan kedatangan Alexander di hadapannya."Astaga!!!" ucap Verona sembari memegang dadanya.Ah pria ini!Setelah terdiam beberapa detik dengan pandangan yang saling terkunci,Verona pun memilih melangkah kembali menuju kamarnya dan mengabaikan Alexander yang berada di hadapannya. Ia terlalu muak melihat wajah penyebab duka dari seorang Verona itu.Namun suara dari Alexander pun menghentikan langkahnya."Apa benar kau akan memasukkan Lucius dan Lily ke akademi Serigala Putih?" tanya AlexanderVerona yang mendengar pertanyaan itu pun mengernyit bingung, darimana pria itu tau jika ia akan mendaftarkan anak-anak ke akademi Serigala Putih? Ah! Ia lupa telinga dan mata dari se

Bab terbaru

  • Membawa Lari Anak Duke   Hukuman

    Mata itu terbuka seiring ringisan keluar dari bibir keringnya. Kepalanya sakit, tak kalah dengan fisik dan batinnya. Rosella secara perlahan bangkit untuk mendudukkan dirinya, berusaha sekuat tenaga bersandar pada tembok dingin di belakang nya.Rasa perih dirasakan nya saat punggung yang penuh dengan luka cambukan itu menyentuh tembok kasar di belakang. Rosella kembali meringis, tubuhnya benar-benar remuk redam oleh Felix. Rosella mengumpati pria itu di dalam hatinya, Rosella akan memberi Felix pelajaran jika ia berhasil keluar dari tempat ini. Ia akan memberikan rasa sakit yang berkali lipat kepada Felix karena telah berani menyiksa seorang Duchess seperti dirinya, oh tak lupa ia harus membuat perhitungan kepada anak kurang ajarnya itu karena membeberkan rahasianya kepada Felix.Karena sibuk dengan isi kepalanya sendiri, Rosella tidak menyadari kehadiran orang lain di ruangan ini. Tubuhnya terhenyak begitu suara dingin yang amat Rosella kenali mengalun"Sudah sadar...?" Alexander ma

  • Membawa Lari Anak Duke   Penyesalan

    Verona sedang sarapan bersama dengan kedua anaknya, tak lupa beberapa pelayan dan pengawal pribadinya ikut duduk di meja makan bersama nya. Semenjak kepindahan Verona, Verona memberi perintah jika mereka harus makan bersama kalau bisa menyempatkan waktu. Verona merasa tak keberatan harus berada di meja yang sama dengan bawahannya, mereka sudah Verona anggap sebagai teman dan keluarga nya saat ini, tanpa mereka Verona juga tidak memiliki siapa-siapa lagi selain Lucius dan Lily.Tentang Lucius dan Lily. Saat malam dimana Verona menumpahkan kesedihannya kepada Lucius, keesokan harinya kedua anaknya sudah berlaku manis kembali kepadanya, begitupula dengan Verona yang sudah tidak lagi menghindari si kembar.Kesalahpahaman diantara mereka sudah diluruskan, ternyata yang membuat si kembar menangis kala itu adalah karena mereka takut dan berpikir ketika melihat Verona menangis, ibunya itu akan kembali terluka kemudian berubah seperti dahulu seperti saat ibunya bertengkar dengan ayahnya. Bukan

  • Membawa Lari Anak Duke   Surat

    Verona dengan langkah pelan berjalan menuju kamarnya. Kamarnya terletak bersebelahan dengan si kembar, mencoba membuka pintu sepelan mungkin agar tidur mereka berdua tak terganggu dengan suara tersebut, namun suara panggilan menyapa rungunyaTangan Verona masih berada pada gagang pintu kamarnya, badannya enggan menoleh ke asal suara"Ibu..." Panggil Lucius sekali lagiVerona menarik nafas sebelum berbalik menghadap putranya, Verona dengan sekuat tenaga menghalau air matanya. Verona tak sanggup setiap melihat wajah Lucius dan Lily, rasa bersalah menggerogotinya ketika mengingat bagaimana si kembar menangis kala itu"Apa Lucius butuh sesuatu?" Tanya Verona pelan, matanya melirik ke sebelahnya dimana Verona dapat melihat Lily yang tengah terlelap dari celah pintu yang terbukaLucius memandang lamat wajah ibunya yang selama ini jarang ia lihat. Lucius merasa bahwa ibunya tengah menghindarinya dan Lily, Lucius bertanya-tanya apakah dirinya melakukan kesalahan sehingga ibunya tidak mau lagi

  • Membawa Lari Anak Duke   Felix dan Rosella

    Rosella tengah berjalan pulang menuju kediamannya. Ia baru saja selesai berbelanja di pusat perbelanjaan, Berta dan beberapa pelayan di belakangnya setia mengikutinya dengan barang belanjaan di kedua tangan merekaSaat ingin menaiki kereta kudanya tiba-tiba sang kusir mengatakan jika roda kereta menghilang, dan terpaksa Rosella harus menunggu sang kusir pergi untuk membeli roda kereta, Rosella sangat kesal, kenapa juga harus ada kejadian yang merusak harinya lagi.Ditengah kegiatan menunggu kusirnya kembali, Rosella di datangi oleh seseorang kemudian memberikannya sebuah surat. Rosella menerima dan langsung membacanya, ia menghela nafas bosan sejenak kemudian merobek surat tersebutFelix, pria itu tak henti-hentinya mengiriminya surat. Meminta nya datang untuk menemuinya karena alasan merindukannya, Rosella tentu tidak punya waktu untuk meladeni pria itu, masih banyak pekerjaan yang harus ia lakukan daripada harus mengunjungi pria yang sudah tidak berguna lagi baginya. Saat ini Rosell

  • Membawa Lari Anak Duke   Teror

    Verona masuk kedalam Guild Informasi begitu salah satu petugas mempersilahkannya. Verona duduk sembari menunggu seseorang yang akan menjadi narasumber nyaDitemani oleh Hagrid, Verona duduk setia menunggu dengan wajah datarnya. Tak lama kemudian seorang pria datang menghampiri nya dan duduk berhadapan dengannya.Verona langsung menyodorkan suratnya lalu segera diterima oleh pria berjanggut tebal itu"Hmmm, ini bayarannya akan sangat mahal" ujar pria itu setelah membaca surat Verona"Aku tak peduli berapa pun harga yang harus ku bayar, yang penting aku bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan ku yang sudah tertera di kertas itu" Veron dengan tegas menjawabPria itu berdeham sejenak, kemudian mengeluarkan sebuah dokumen pada lacinya,"Ini adalah surat yang berisi informasi dimana anak itu lahir dan orang yang membantu selir itu melahirkan. Kau bisa datang ke alamat itu dan meminta kesaksiannya, dan yang perlu kau tahu, anak laki-laki itu bukan anak dari Duke Alexander, melainkan anak sah

  • Membawa Lari Anak Duke   Dimana kepercayaan itu?

    Verona mengambil nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Dua prajurit masih setia menunggunya untuk dibawa kehadapan Alexander, entah kali ini apa kesalahannya, apalagi yang dituduhkan kepadanya? Baru juga sembuh sudah dihadapkan lagi dengan masalah yang lain.Dan disinilah Verona berada, tepat dihadapan Alexander, sang Duke yang terkenal karena keberaniannya dan kecerdasan nya tetapi bodoh dalam menilai sesuatu jika itu sudah berhubungan dengan orang yang ia cintai.Verona bisa melihat wajah memerah Alexander dan tak lupa dengan wanita lembek itu yang menangis disisinya. Di ruangan itu ia tak didampingi oleh siapapun, sedangkan Alexander bersama Rosella dan juga Howard"Apa kau mengakui kesalahan mu?" Alexander mulai bertanya"Tidak.""Semua bukti mengarah padamu, jadi mengaku lah!" Kali ini Rosella yang berbicara"Diam!" Perintah Alexander pada Rosella, ia tidak ingin mendengar suara siapapun saat ini selain wanita yang berada dihadapannya, setelah itu, ia menyuruh Rosella kelu

  • Membawa Lari Anak Duke   Lucius

    Howard, begitu pria itu diperintahkan Alexander untuk membebaskan Verona, Howard tidak mengulur waktu lagi untuk menjemput Verona ke ruang bawah tanah. Howard tidak ingin kalau sampai tiba-tiba Alexander berubah pikiran, sebelum itu ia telah membawa Emma dan Hagrid untuk membantu Verona.Pintu besi itu terbuka, terlihat seorang wanita meringkuk seperti janin dengan gaun merah yang masih ia kenakan. Hati Howard mendadak pilu melihatnya, ia segera melangkah kemudian berjongkok meraih pundak Verona"Duchess..." Panggil Howard pelan"Enghhh...." Verona bergumam dalam tidurnyaHoward jadi tak tega membangunkan Verona. Mungkin wanita itu begitu lemah karena tak ada asupan makanan selama ia dikurung selain beberapa kali diberi air untuk melepas dahaganya, namun itu sama sekali tidak membantu menyelamatkan perut melilit Verona.Howard ingin mengangkat tubuh ringkih itu, namun tangan seseorang hinggap di lengannya,"Mau kau bawa kemana aku?" Tanya Verona pelan"Kembali ke kamar anda, Duchess"K

  • Membawa Lari Anak Duke   Antara perang dan cinta

    Sudah dua hari berlalu sejak kejadian yang menggemparkan mansion terjadi. Kini Alexander sedang berada di kerajaan, ia diundang rapat untuk mendiskusikan terkait penyerangan yang terjadi di salah satu wilayah kerajaan.Kerajaan Lexton memilik rival yang sampai saat ini kedua kerajaan tersebut masih bersitegang terkait perluasan wilayah. Kerajaan Tryell yang terletak di sebelah timur kerajaan Lexton kembali melakukan gerakan untuk mendapatkan kekuasaan terhadap kerajaan Lexton."Walau pasukan Tryell masih menyerang pada wilayah-wilayah kecil saat ini, tak memungkinkan jika mereka akan segera melakukan pergerakan ke wilayah yang lain yang mulia" ucap sang perdana menteriRaja Edward duduk di singgasana nya sembari menopang dagu, mata dan telinganya terfokus pada ucapan-ucapan para menteri kerajaan"Kita harus segera bergerak menghentikan penyerangan ini. Untuk sementara, berita ini jangan sampai keluar ke masyarakat yang berada di pusat Lexton, atau mereka akan resah dan terjadi keribut

  • Membawa Lari Anak Duke   Terluka kembali

    Alexander bersama pasukannya menyusuri gelapnya malam untuk mencari keberadaan sang Duchess. Alexander masih bertanya pada dirinya sendiri, kenapa wanita itu begitu ceroboh pergi dari kediaman tanpa memberitahu kepada siapapun kemana ia pergi. Alexander berdecak kesal, tidak habis pikir dengan istrinyaTiba-tiba beberapa prajurit berkuda yang berada di depannya berhenti, keningnya mengerut begitu melihat sosok yang ia kenal"Apa yang kau lakukan malam hari disini, Viscount Christof?" Tanya AlexanderChristof bersama dengan ajudannya memberi hormat sejenak kemudian menjawab,"Saya baru kembali dari Brilla untuk urusan pekerjaan, Duke. Duke Alexander sendiri sedang apa ditengah malam seperti ini?""Aku mencari Duchess Verona""Duchess Verona?"Alexander mengangguk,"Ia belum kembali ke kediaman sejak pergi pagi tadi""Tadi pagi saya berpapasan dengannya" bohong ChristofAlexander lekas turun dari kereta kudanya dan menghampiri Christof"Dimana?...""Saya sempat bertemu dengan Duchess di B

DMCA.com Protection Status