"Uncle Lucas aku merindukan mu" ucap Lily sembari melingkarkan tangannya ke leher Lucas yang tengah menggendong nya. "Aku pun sangat merindukan mu bunga Lily ku" jawab Lucas sembari mengecupi pipi Lily yang disambut kekehan olehnya Verona yang sedari tadi diam memandangi Lucas yang sekarang sudah berada di hadapannya itu pun mulai berpikir, pria ini lah yang menarik Verona saat Verona akan menghampiri Alexander dan Rosella yang berada di toko baju saat itu, pria ini lah yang di dalam ingatannya itu kerap bermain bersama Verona kecil kala itu. Mereka cukup dekat berarti Lucas adalah salah satu orang terdekatnya. Verona pun mulai meneliti wajah tampan Lucas yang sedikit terlihat mirip dengan Alexander, dari warna mata dan warna rambut mereka memiliki kesamaan namun hanya itu saja. Lucas memiliki postur tinggi namun Verona meyakini Lucas tidak lebih tinggi dari Alexander, ah kenapa pula dia membanding-bandingkan nya dengan pria itu. "Tak ada ucapan salam untuk putra mahkota ini Duche
Tak terasa malam pun sudah tiba, Verona tengah menemani Lucius dan Lily di kamarnya, menunggu kedua bocah itu terlelap dengan menepuk pelan kedua bokong mereka.Mimpi indah pun sudah menghampiri keduanya, hingga Verona pun pergi meninggalkan kamar mereka. Saat ia akan berbelok menuju kamarnya tiba-tiba dia di kagetkan dengan kedatangan Alexander di hadapannya."Astaga!!!" ucap Verona sembari memegang dadanya.Ah pria ini!Setelah terdiam beberapa detik dengan pandangan yang saling terkunci,Verona pun memilih melangkah kembali menuju kamarnya dan mengabaikan Alexander yang berada di hadapannya. Ia terlalu muak melihat wajah penyebab duka dari seorang Verona itu.Namun suara dari Alexander pun menghentikan langkahnya."Apa benar kau akan memasukkan Lucius dan Lily ke akademi Serigala Putih?" tanya AlexanderVerona yang mendengar pertanyaan itu pun mengernyit bingung, darimana pria itu tau jika ia akan mendaftarkan anak-anak ke akademi Serigala Putih? Ah! Ia lupa telinga dan mata dari se
"ibu mau pergi kemana?" Ucap Lily ketika melihat ibunya itu yang tengah bersiap pergi bersama Emma."Ibu akan ke pusat kota untuk berbelanja"Mendengar jawaban dari sang ibu membuat Lily dan Lucas saling pandang beberapa detik, kemudian Lily pun kembali menatap Verona ."Ibu apa kami boleh ikut? Kami tidak pernah pergi ke pusat kota. Aku mendengar disana sangat seru, kita bisa melihat banyak hal dan aku ingin sekali melihatnya" pinta LilyVerona tengah berpikir,benar juga kedua anaknya itu kerjaannya hanya terkurung di Dukedom, mereka jarang sekali keluar layaknya terisolasi. Jika pun mereka keluar bermain itu pun masih disekitar kediaman ini.Mereka terlalu takut untuk keluar,selain karena keberingasan Verona mereka pun kerap mendapat ejekan dari anak-anak seusianya sehingga Lucius dan Lily memilih untuk tidak keluar.Ah malang sekali anak-anak nya!"Tentu saja! Kalian boleh ikut." Ucapnya membuat Lucius dan Lily kegirangan"Kalau begitu mari berangkat!" Tukasnya kemudian meraih tang
Setibanya mereka di kediaman Gilbert, Verona dan yang lainnya bergegas masuk ke dalam begitu pula dengan Alexander yang mengekor di belakang. Verona berjalan sembari memegang tangan Lucius dan Lily, saat mereka akan berjalan menuju kamar masing-masing di depan sana terlihat wanita yang tengah berdiri dengan raut wajah khawatir nya."Alexander!" ucap Rosella sembari berjalan ke arah Alexander yang berdiri di belakang Verona"Kau kemana saja hingga tiba di kediaman sore hari?. Aku sungguh khawatir Alex, yang ku tahu kau tidak ada panggilan kemanapun hari ini" ucapnya dengan meraih pipi AlexanderBaru juga keluar sampe sore tapi wanita itu justru bertingkah seolah-olah suaminya itu keluar bertahun-tahun.Verona pun berdecih kemudian kembali mengambil langkah bersama kedua anaknya untuk pergi ke kamar mereka, terlalu muak jika ia harus melihat drama suami istri haram itu .Alexander pun menatap kepergian Verona dan anak-anak nya, atensinya pun kembali teralih kepada wanita yang berada di
"Ayo pulang!" ucap Alexander begitu ia telah kembali dari perkumpulan nyaVerona mengangguk kemudian bangkit dari duduknyaPesta perayaan telah selesai, tersisa beberapa bangsawan yang masih berada di istana"Menantuku Verona,"Verona menoleh,"Ada apa Ratu?""Menginap lah disini untuk semalam, aku ingin berbincang banyak dengan mu malam ini." Pinta Ratu IsabellVerona menatap sejenak kearah Alexander "Baiklah yang Mulia""Duke, anda boleh pulang. Saya akan bermalam di istana malam ini""Kau tidak akan bermalam disini, kau akan pulang dengan ku""Duke...""Alexander, jika kau khawatir untuk meninggalkan Verona sendiri di istana kau juga bisa menginap. Ayah mu pasti merindukan mu juga, kau tidak pernah meluangkan waktu mu barang sejenak untuk berbicara dengan nya selain di luar pekerjaan."Alexander hanya diam, tak menanggapi namun kakinya melangkah untuk masuk kembali ke dalam istana.**************************"Ah pegal sekali" keluh Verona begitu ia telah keluar dari kamar Ratu Isabe
"Duchess biar saya saja yang membuat kuenya, anda bisa beristirahat kembali" ucap Emma begitu ia melihat Verona tengah berkutat dengan tepung tepungan itu di pagi buta.Semalam mereka sibuk mempersiapkan dekorasi untuk ulang tahun Lucius dan Lily di paviliun dekat dengan kamar Verona. Meski hanya pesta kecil-kecilan dengan dekorasi yang sederhana mereka mampu mengubahnya menjadi sebaik mungkin.Duchess nya itu bahkan kekeh diminta untuk beristirahat terlebih dahulu, Verona bahkan begadang semalaman suntuk. Sekarang Verona sudah kembali di sibukan pagi-pagi buta di dapur."Tidak apa-apa Emm, aku ingin membuat kue utamanya sendiri. Kau bisa membuat beberapa kue kecil yang lain sebagai pendamping nya" Ujar Verona"Baiklah, sesuai keinginan Duchess "Emma kemudian mulai mempersiapkan bahan-bahan nya, semalam Verona sudah memberitahunya menu apa saja yang akan di hidangkan nanti di acara ulang tahun Lucius dan Lily.Akan ada beberapa dari kue asin dan manis, buah-buahan yang dibalut oleh l
Dan disinilah Verona berada, tepatnya di wilayah perbatasan antara daerah kekuasaan Alexander dengan salah seorang Viscount. Daerah ini bernama Bessara, daerah yang dikenal akan penjualan budak dan Ksatria.Bessara sendiri selain menjual budak dan ksatria daerah ini juga terkenal akan guild-guild informasi yang banyak di cari oleh masyarakat,baik kelas bawah maupun kelas atas seperti para bangsawan.Verona dan Emma berjalan menuju salah satu guild yang menyediakan budak dan ksatria."Apa kau yakin disinilah tempat ku bisa mendapatkan ksatria dan pelayan yang berkualitas?" Tanya Verona sembari menatap bangunan tua yang berada di depannya"Saya yakin Duchess,disini Duchess bisa mendapatkan yang terbaik" jawab Emma yakinVerona hanya mengangguk sebagai jawaban dan berjalan ke arah seorang pria yang tengah mengelap meja di depannya."Permisi""Yes My Lady,apa ada yang bisa hamba bantu?""Aku ingin membeli 3 ksatria dan 2 budak wanita, kepada siapa aku harus berurusan?""Kalau begitu Lady
"Semoga keberkahan Lexton selalu menyertai Yang Mulia Raja dan Ratu" Ucap Verona sembari membungkuk begitu ia telah sampai di hadapan Sang Raja "Salam untuk mu menantu ku" "Kau nampak sehat, maaf kami tidak bisa mengunjungi mu karena terlalu sibuk." Ujar Raja Edward "Tak masalah Yang Mulia, saya sudah baik-baik saja. Terimakasih atas perhatiannya" "Kau sangat bersinar malam ini menantu ku, kau semakin cantik saja" kali ini Sang Ibu Ratu yang membuka suaranya "Terimakasih pujiannya Ratu, anda bahkan jauh lebih cantik dan menawan, saya tidak ada apa-apa nya jika dibandingkan dengan Ratu" "Ah manis sekali" "Alexander ajaklah Verona menikmati pestanya, kau jangan hanya berdiri mematung di belakang! Bahkan kau tidak mengucapkan salam kepada orang tua mu ini." Tukas Raja Edward "Kalau begitu permisi Yang Mulia" Ucap Alexander kemudian menarik tangan Verona menuju meja mereka "Ishh kau ini apa-apaan? Bahkan aku belum mengucapkan salam kepada Yang Mulia!" Kesal Verona "Sudahlah! Cuku
Felix dan Christof bersimpuh di hadapan sang raja dengan wajah babak belur. Seperti nya keduanya mendapatkan luka baru karena di beberapa sudut terlihat luka lain namun sudah mengeringRaja bersama para menterinya duduk tenang setelah sebelumnya dikejutkan dengan bukti korupsi dari Baron Quill, meski beberapa menteri kerajaan ada yang bersikap biasa-biasa saja karena sudah mengira suatu saat kejadian itu akan terjadi, mengingat hampir seluruh orang tahu jika Baron Quill berhasil menjabat sebagai anggota menteri karena bantuan dari AlexanderTak lama kemudian Alexander datang bersama Rosella, pria itu menyeret Rosella dengan mendorong kepala wanita itu. Rosella dalam keadaan menangis pasrah begitu Alexander menghempaskan tubuhnya agar ikut bersimpuh seperti kedua pria itu.Verona dengan wajah datarnya menatap para pelaku yang menjadi dalang di balik kesakitannya, tak terkecuali matanya menatap kearah Alexander juga"Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya raja Edward, bingung ketika
Verona mematut dirinya di depan cermin. Dress merah pekat membalut tubuh indahnya, rambutnya cokelat nya ia biarkan tergerai menjuntai, lalu wajahnya dipoles sedikit riasan sebagai penyempurna penampilan nya pagi ini.Tak terasa sudah tiba hari dimana Verona akan menyelesaikan masalah yang membelenggunya. Verona berharap, setelah hari ini tidak ada lagi kekhwatiran yang akan menggangu hidupnya lagi, Verona saat ini hanya ingin hidup tenang bersama kedua anaknya.Verona memantapkan hati pada pilihan nya. Tidak ada lagi alasannya untuk mundur, Verona sudah terlalu takut untuk menoleh kebelakang lagi, takut pada keputusannya yang bisa berubah kapan saja. Sekali lagi Verona menatap pantulannya, berbicara pada dirinya sendiri kalau apa yang ia pilih adalah jalan terbaik bagi hidup nya.Verona berbalik begitu seseorang masuk kedalam kamarnya"Semuanya sudah siap, Duchess" kata Jarvis"Kalau begitu kita berangkat sekarang"Verona bersama rombongannya pergi menuju halaman rumahnya, sebelum it
Mata itu terbuka seiring ringisan keluar dari bibir keringnya. Kepalanya sakit, tak kalah dengan fisik dan batinnya. Rosella secara perlahan bangkit untuk mendudukkan dirinya, berusaha sekuat tenaga bersandar pada tembok dingin di belakang nya.Rasa perih dirasakan nya saat punggung yang penuh dengan luka cambukan itu menyentuh tembok kasar di belakang. Rosella kembali meringis, tubuhnya benar-benar remuk redam oleh Felix. Rosella mengumpati pria itu di dalam hatinya, Rosella akan memberi Felix pelajaran jika ia berhasil keluar dari tempat ini. Ia akan memberikan rasa sakit yang berkali lipat kepada Felix karena telah berani menyiksa seorang Duchess seperti dirinya, oh tak lupa ia harus membuat perhitungan kepada anak kurang ajarnya itu karena membeberkan rahasianya kepada Felix.Karena sibuk dengan isi kepalanya sendiri, Rosella tidak menyadari kehadiran orang lain di ruangan ini. Tubuhnya terhenyak begitu suara dingin yang amat Rosella kenali mengalun"Sudah sadar...?" Alexander ma
Verona sedang sarapan bersama dengan kedua anaknya, tak lupa beberapa pelayan dan pengawal pribadinya ikut duduk di meja makan bersama nya. Semenjak kepindahan Verona, Verona memberi perintah jika mereka harus makan bersama kalau bisa menyempatkan waktu. Verona merasa tak keberatan harus berada di meja yang sama dengan bawahannya, mereka sudah Verona anggap sebagai teman dan keluarga nya saat ini, tanpa mereka Verona juga tidak memiliki siapa-siapa lagi selain Lucius dan Lily.Tentang Lucius dan Lily. Saat malam dimana Verona menumpahkan kesedihannya kepada Lucius, keesokan harinya kedua anaknya sudah berlaku manis kembali kepadanya, begitupula dengan Verona yang sudah tidak lagi menghindari si kembar.Kesalahpahaman diantara mereka sudah diluruskan, ternyata yang membuat si kembar menangis kala itu adalah karena mereka takut dan berpikir ketika melihat Verona menangis, ibunya itu akan kembali terluka kemudian berubah seperti dahulu seperti saat ibunya bertengkar dengan ayahnya. Bukan
Verona dengan langkah pelan berjalan menuju kamarnya. Kamarnya terletak bersebelahan dengan si kembar, mencoba membuka pintu sepelan mungkin agar tidur mereka berdua tak terganggu dengan suara tersebut, namun suara panggilan menyapa rungunyaTangan Verona masih berada pada gagang pintu kamarnya, badannya enggan menoleh ke asal suara"Ibu..." Panggil Lucius sekali lagiVerona menarik nafas sebelum berbalik menghadap putranya, Verona dengan sekuat tenaga menghalau air matanya. Verona tak sanggup setiap melihat wajah Lucius dan Lily, rasa bersalah menggerogotinya ketika mengingat bagaimana si kembar menangis kala itu"Apa Lucius butuh sesuatu?" Tanya Verona pelan, matanya melirik ke sebelahnya dimana Verona dapat melihat Lily yang tengah terlelap dari celah pintu yang terbukaLucius memandang lamat wajah ibunya yang selama ini jarang ia lihat. Lucius merasa bahwa ibunya tengah menghindarinya dan Lily, Lucius bertanya-tanya apakah dirinya melakukan kesalahan sehingga ibunya tidak mau lagi
Rosella tengah berjalan pulang menuju kediamannya. Ia baru saja selesai berbelanja di pusat perbelanjaan, Berta dan beberapa pelayan di belakangnya setia mengikutinya dengan barang belanjaan di kedua tangan merekaSaat ingin menaiki kereta kudanya tiba-tiba sang kusir mengatakan jika roda kereta menghilang, dan terpaksa Rosella harus menunggu sang kusir pergi untuk membeli roda kereta, Rosella sangat kesal, kenapa juga harus ada kejadian yang merusak harinya lagi.Ditengah kegiatan menunggu kusirnya kembali, Rosella di datangi oleh seseorang kemudian memberikannya sebuah surat. Rosella menerima dan langsung membacanya, ia menghela nafas bosan sejenak kemudian merobek surat tersebutFelix, pria itu tak henti-hentinya mengiriminya surat. Meminta nya datang untuk menemuinya karena alasan merindukannya, Rosella tentu tidak punya waktu untuk meladeni pria itu, masih banyak pekerjaan yang harus ia lakukan daripada harus mengunjungi pria yang sudah tidak berguna lagi baginya. Saat ini Rosell
Verona masuk kedalam Guild Informasi begitu salah satu petugas mempersilahkannya. Verona duduk sembari menunggu seseorang yang akan menjadi narasumber nyaDitemani oleh Hagrid, Verona duduk setia menunggu dengan wajah datarnya. Tak lama kemudian seorang pria datang menghampiri nya dan duduk berhadapan dengannya.Verona langsung menyodorkan suratnya lalu segera diterima oleh pria berjanggut tebal itu"Hmmm, ini bayarannya akan sangat mahal" ujar pria itu setelah membaca surat Verona"Aku tak peduli berapa pun harga yang harus ku bayar, yang penting aku bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan ku yang sudah tertera di kertas itu" Veron dengan tegas menjawabPria itu berdeham sejenak, kemudian mengeluarkan sebuah dokumen pada lacinya,"Ini adalah surat yang berisi informasi dimana anak itu lahir dan orang yang membantu selir itu melahirkan. Kau bisa datang ke alamat itu dan meminta kesaksiannya, dan yang perlu kau tahu, anak laki-laki itu bukan anak dari Duke Alexander, melainkan anak sah
Verona mengambil nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya. Dua prajurit masih setia menunggunya untuk dibawa kehadapan Alexander, entah kali ini apa kesalahannya, apalagi yang dituduhkan kepadanya? Baru juga sembuh sudah dihadapkan lagi dengan masalah yang lain.Dan disinilah Verona berada, tepat dihadapan Alexander, sang Duke yang terkenal karena keberaniannya dan kecerdasan nya tetapi bodoh dalam menilai sesuatu jika itu sudah berhubungan dengan orang yang ia cintai.Verona bisa melihat wajah memerah Alexander dan tak lupa dengan wanita lembek itu yang menangis disisinya. Di ruangan itu ia tak didampingi oleh siapapun, sedangkan Alexander bersama Rosella dan juga Howard"Apa kau mengakui kesalahan mu?" Alexander mulai bertanya"Tidak.""Semua bukti mengarah padamu, jadi mengaku lah!" Kali ini Rosella yang berbicara"Diam!" Perintah Alexander pada Rosella, ia tidak ingin mendengar suara siapapun saat ini selain wanita yang berada dihadapannya, setelah itu, ia menyuruh Rosella kelu
Howard, begitu pria itu diperintahkan Alexander untuk membebaskan Verona, Howard tidak mengulur waktu lagi untuk menjemput Verona ke ruang bawah tanah. Howard tidak ingin kalau sampai tiba-tiba Alexander berubah pikiran, sebelum itu ia telah membawa Emma dan Hagrid untuk membantu Verona.Pintu besi itu terbuka, terlihat seorang wanita meringkuk seperti janin dengan gaun merah yang masih ia kenakan. Hati Howard mendadak pilu melihatnya, ia segera melangkah kemudian berjongkok meraih pundak Verona"Duchess..." Panggil Howard pelan"Enghhh...." Verona bergumam dalam tidurnyaHoward jadi tak tega membangunkan Verona. Mungkin wanita itu begitu lemah karena tak ada asupan makanan selama ia dikurung selain beberapa kali diberi air untuk melepas dahaganya, namun itu sama sekali tidak membantu menyelamatkan perut melilit Verona.Howard ingin mengangkat tubuh ringkih itu, namun tangan seseorang hinggap di lengannya,"Mau kau bawa kemana aku?" Tanya Verona pelan"Kembali ke kamar anda, Duchess"K