Kondisi Sean saat ini sudah jauh lebih baik, nanun dia masih harus duduk di kursi roda, karena kakinya masih belum bisa digunakan untuk jalan. Dia harus terapi supaya kakinya bisa seperti semula." Apakah sudah mau tidur lagi, biar Paman bantu kamu" ucap Gandhi pada Sean, tadi Gaina mengajak Sean menghirup udara segar di taman yang ada di lantai itu. Di lantai VVIP memang ada taman kecil, supaya pasien bisa menghirup udara segar dan tidak bosan." Nanti saja Paman, Sean ingin bersama Joe" Ucap Sean dia mendekati sahabatnya yang masih betah tidur." Joe, kenapa kamu lama sekali tidur, jangan bilang kamu betah berada di alam sana, pastinya lebih indah dibandingkan di sini. Tapi aku mohon kembalilah Joe, kita masih punya tanggung jawab yang besar. Kita sudah lama meninggalkan Hill Corporation. El selalu sinis padaku karena kelelahan setelah menggantikan aku, sementara posisimu diganti sama Iblis kecil itu" ucap Sean sambil memegangi tangan Joe.Selama mereka berdua bersama, tidak ada sa
Hari ini Joe bangun, dan sudah diperiksa memang tidak ada yang dikhawatirkan. Namun dokter mengatakan jika Joe masih dalam proses setelah koma, ada kemungkinan Joe agak lambat dalam mengenali lingkungannya. Terlihat tadi Joe sangat bingung. “ Tuan Gandhi, sebaiknya jangan mengatakan terlebih dahulu mengenai status Anda, takutnya membuat kesembuhan Tuan Joe terhambat” ucap Dokter pada Gandhi saat menunggu di luar ruangan. “ Baik Dokter,saya akan mengikuti semua arahan, yang terpenting anak saya sudah bangun. Itu sudah sangat bersyukur” ucap Gandhi. Setelah Dokter pergi, Gandhi menjatuhkan tubuhnya ke bangku. Dia menangis penuh syukur, anaknya sudah bangun. Apapun keadaannya dia akan menerimanya, meskipun Joe tidak mengenali dirinya atau pahitnya tidak mau mengakui dirinya sebagai Ayah. Selama Joe berada di tempat Aman, itu sudah sangat cukup. “ Syukur Joe sudah bangun, percayalah dia anak yang baik, pasti teman kamu mengajarkan dia jadi anak yang sopan dan menghormati orang
" Kenapa kamu ada di luar sendirian, bagaimana kalau ada yang menculikmu" ucap Daren saat melihat Xaquil ada di luar ruangan. Ya, tadi memang Daren yang menjemput si kembar, dan mengantarnya ke rumah sakit untuk setor muka pada Ayahnya. Setelah koma Sean lebih cerewet dan itu membuat Daren kesal. " Xaquil malas berada di dalam, Ayah semakin tidak masuk akal tingkahnya" ucapnya sambil cemberut, bibir mungilnya langsung maju. Dan itu membuat Daren terkekeh melihat ponakannya yang terlihat imut sekali. " Memangnya apa yang diperbuat oleh Ayahmu? Katakan pada paman, biar kita bisa membalas dendam" ucap Daren. Huft! " Paman Joe sudah bangun, namun ingatannya hancur. Dia mengingat Ayah, tapi dia mengatakan jika kita adalah anaknya Paman Daren. Makanya Ayah kesal, dia tidak terima ingatan paman Joe seperti itu. Bukankah itu tidak masuk akal, dia bahkan mau mengatur memori otak orang lain. Memangnya dia siap?" ucap Xaquil dengan wajah yang serius. " Ayahmu kan memang tidak masuk akal, s
El terkejut melihat siapa yang datang, wajah yang sangat familiar untuknya. Namun dia hanya tersenyum smirk. El mendekati wanita itu dengan angkuh dan sombong. Seolah-olah memberitahukan pada wanita itu jika dirinya jauh lebih segalanya dibandingkan siapapun." Nyonya Zea, betulkah itu nama kamu? Ada urusan apa Anda memaksa saya untuk menemui Anda" tanya El dengan datar dan dingin.Wanita bernama Zea langsung mengangkat wajahnya dan melihat El, bibirnya menyuingkan senyuman yang lebar saat El mau menemui dirinya. Untuk Itu Zea langsung berdiri menyambut El." Salam kenal Nyonya Elvaretta, benar, nama saya Zea" ucap Zea dengan sangat sopan sambil mengulurkan tangannya untuk menyalami El.El mengangguk namun dia enggan menerima uluran tangan dari Zea, dia langsung duduk di sofa depan Zea, sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.Benar-benar terlihat seperti wanita kejam!" Apa yang membuatmu untuk menemuiku tanpa sebuah janji? Apakah kamu kira saya tidak ada pekerjaan" ucap
Zea terkejut melihat Daren mendekatinya, apalagi aura Daren sangatlah dingin sekali. Sebisa mungkin Zea menenangkan dirinya untuk tidak gugup. Sebenarnya Daren adalah orang yang ingin dia hindari, tapi dia tidak menyangka, baru menginjakkan kakinya di Hill Corporation saja sudah langsung bertemu dengan Daren. ' Sial! Kenapa aku harus bertemu dengannya, dia salah satu orang yang sangat peka di antara orang lain. Selain itu dia terlalu kejam' batin Zea sambil meremas jari jarinya. " Kenapa kamu ada di sini? Apa yang ingin kamu lakukan?" Ucap Daren sambil terus menatap Zea dengan sangat tajam. Zea langsung berdebar jantungnya dia takut jika Daren sampai mengetahui siapa dirinya. Apalagi melihat tatapan kebencian dari Daren. ' Zea kamu harus tenang, jangan sampai mengundang kecurigaan pada manusia satu ini. Saya tidak mau bernasib buruk, saat ini tidak ada yang bisa membantu lagi. Orang yang bisa membantuku sekarang sudah berada di dalam penjara' batinnya mencoba untuk tenang.
Hari terus berlalu dengan sangat cepat tanpa disadari. Kehidupan yang kemarin penuh dengan liku liku, kini sudah mulai membaik. Mereka yang jahat juga sudah mendapatkan jatah untuk jatuh.Hari ini Sean dan Joe sudah bisa pulang, mereka pulang ke rumah Sean dengan penjagaan yang ketat. Semua anak buah Aland kini menjaga kediaman Sean. " Selamat datang kembali Tuan muda Sean dan Tuan muda Joe" ucap Bibi Asih menyambut kedatangan Sean. " Terima kasih Bi" ucap Sean sambil tersenyum, di belakangnya ada Ibunya yang mendorong kursi rodanya. Sean langsung terdiam saat melihat sosok yang berada di kursi roda. Selama di rumah sakit memang Tuan Aland belum pernah menjenguknya, jadi ini adalah pertemuan Sean yang pertama dengan kakeknya. Xaquil dan Xavier berada di kedua sisi kakeknya. Kedua anak itu terlihat begitu menyayangi kakeknya. ' Apakah ini Kakek? Meskipun dia sudah tua tapi masih terlihat gurat kegagahannya' batin Sean sambil melihat Tuan Aland. Gaina langsung mendorong kursi Sean
Joe terkejut saat mendengar Tuan Gandhi mengatakan jika Joe adalah anaknya. Meskipun beberapa detik tadi Joe sudah menduganya. Semua tidak pernah dia bayangkan jika dia benar-benar bisa bertemu dengan orang tuanya. Dulu saat kecil Joe sering berharap punya orang tua kandung, ada yang mengambilnya dari panti asuhan. Setiap kali ada orang kaya datang untuk merayakan ulang tahun anak mereka di panti asuhan. Hati Joe merasa sakit, tidak sekali dia merasa iri. Ingin berada diposisi itu. Tapi saat itu tidak ada satupun keluarganya yang datang untuk menjemputnya. Dan sekarang keluarganya datang, Joe tidak tahu harus berbuat apa. Mau marahpun juga tidak bisa, dia bisa memahami apa yang Ayahnya dulu rasakan. Dia dikejar untuk dibun*h oleh Marco, karena tinggal Ayahnya yang masih hidup, dari keluarga Gaina. Dan yang membuatnya tidak habis pikir, dia dan Sean ternyata sepupuan. Pantas saja selama ini dia tidak bisa mengkhianati Sean meskipun beberapa kali ditawari oleh Allen, meskipun Sea
Daren berada di balkon rumah Sean, dia memandang hamparan yang luas di belakang sana. Di sampingnya ada Jerry yang menundukan kepalanya. Sudah ada lima belas menit mereka terdiam, tidak ada sepatah kata yang keluar dari keduanya. Kecuali hanya helaan napas yang terdengar sangat berat. " Apakah kamu sudah membulatkan tekad kamu untuk pergi dari aku?" Ucap Daren setelah berdiam dalam waktu lama. Daren terlihat murung karena anak buah yang paling cekatan mau meninggalkan dirinya. Tapi Daren juga harus menghargai keputusan dari Jerry. Mungkin saja ada yang ingin dilakukan oleh anak buahnya itu. Jerry menganggukan kepalanya dengan cepat, tanpa berani memandang Daren. " Betul Tuan, saya ingin keluar dari anak buah Tuan, tapi kita bisa berteman, jika ada yang bisa saya bantu, maka Tuan tinggal mengatakan pada saya" ucap Jerry sebenarnya merasa bersalah karena harus memutuskan untuk keluar dari tim Daren. Tapi dia juga tidak bisa berbuat apa apa. Jerry hanya tidak mau berbohong pada Daren
Waktu terus berlalu, kehidupan terus berjalan seperti biasanya. Aktivitas yang sama membuat mereka tidak terlalu menyadari jika waktu sudah berjalan dengan begitu cepat. Tapi itulah kehidupan yang datang dan pergi. Rizky dan Kevin sudah menjalani tes DNA beberapa bulan yang lalu, dan hasilnya 99,9999% mereka berdua adalah sepasang kakak dan adik. Kevin sangat senang. Dia tidak masalah jika adiknya tidak mengingatnya. Toh dia dan Rizky sudah akrab. Dan karena Kevin tidak mau mengecewakan Ibunya Rizky, Kevin menambahkan nama Rizky pada nama Keenan. Dan juga Ibunya Rizky kini menjadi satu keluarga dengan Kevin. Kevin membatalkan adopsi yang dilakukan oleh Gandhi, karena mempertimbangkan ibu angkat Rizky. Dan Gandhi dan juga Erni senang dengan pilihan Kevin. Karena sekarang semuanya keluarga apapun yang terjadi. Meskipun tidak satu kartu keluarga, tapi Gandhi dan Erni tetap menganggap Kevin anaknya. Begitupula dengan Rizky. Meskipun Rizky sudah punya rumah, tapi Kevin meminta Rizky dan
Semua orang juga bingung, ketika ketiga orang mengklaim Rizky adalah Keenan. Tapi mereka tidak bisa berbuat apa apa, karena Rizky juga menunjukan kebingungan yang jujur. Tidak dibuat buat. " Ky, apakah kamu benar benar bukan Keenan?" Ucap Joe yang memang dekat dengan Rizky. " Ya Tuhan Bos! Bos kan tahu kehidupan saya, dan juga Bos yang menemukan saya saat itu. Data pribadi saya juga Bos yang pegang" ucap Rizky. Sementara ibunya Rizky terharu melihat ketiga orang yang memeluk anaknya. Anak yang selama ini dia rawat dan juga merawatnya, kini menemukan keluarganya. Sedangkan Rizky masih bingung dan mulai menyingkir, apalagi saat Kevin mulai memeluk dan menciumi dirinya. " Maaf Tuan, jangan berlebihan, saya masih lelaki normal" ucap Rizky kemudian bersembunyi dibelakang ibunya, saat Kevin memeluknya dengan erat." Ibu apakah Rizky anak kandung ibu?" Ucap Joe biar semuanya segera kelar. Jika Rizky adalah Keenan. Kenapa anak itu tidak mengingat sama sekali. Reaksi bingung dan takut mem
Malam telah tiba, satu persatu para pengawal masuk ke halaman rumah Sean. Wajah mereka terlihat sangat ceria. Karena baru kali ini mereka berkumpul dengan bebas. Halaman depan samping dan juga belakang terisi semua oleh para anak buah yang berkumpul. Keluarga Hill hanya mengundang keluarga mereka, tidak ada orang lain selain keluarga. Karena memang acara ini adalah acara keluarga. Kevin sedang berada di balkon lantai satu ditemani Xaquil. Dia terus menatap gerbang. Semua orang yang masuk tidak luput dari mata Kevin. Jantungnya bergetar, deg-degan menantikan sosok yang dia tindukan. Namun hingga kini dia belum menemukan sosok yang mungkin tidak asing baginya. Huft! Dia menghela napas saat belum ada yang masuk lagi melewati gerbang utama. " Apakah ada jalan masuk selain gerbang utama, Xaquil" ucap Kevin sambil terus menatap gerbang. " Khusus malam ini hanya gerbang itu, apakah paman belum menemukan kemiripan dengan Paman Keenan sejak tadi" ucap Xaquil sambil melirik Kevin. Kevin
Jerry menghampiri Rizky yang saat ini sedang berada di rumah bersama ibunya. Terkadang Jerry iri melihat kehidupan Sahabat barunya, karena Rizky selalu terlihat bahagia, meskipun dia hidup tidak bergelimang harta. Rizky terlalu menyayangi ibunya yang sudah renta. Padahal Rizky masih tergolong sangat muda, tapi ibunya sudah terlihat sangat tua. " Nak Jerry, masuk dulu, jangan di luar pagar, apakah kalian berdua akan pergi" ucap Ibu Rizky sambil membuka pagar supaya Jerry bisa masuk. " Terima kasih Ibu, tapi malam ini kita semua diundang oleh keluarga Hill, jadi Ibu juga harus datang, Saya ingin menyampaikan pesan ini. Karena ponsel Rizky tidak aktif" ucap Jerry menyalami tangan Mama Rizky. " Oh ada acara apa, Rizky ada di dalam, sejak tadi dia memang membantu ibu untuk membuat kebun di belakang rumah" ucap Ibu Rizky kemudian memanggil anaknya. Setelah masalah ini, Rizky memutuskan untuk membeli rumah di perumahan yang dijaga ketat oleh Satpam. Dia tidak mau ibunya diculik seperti w
Pagi itu Kevin dan Jaden sedang bersama, Jaden menceritakan semua yang terjadi pada Kevin. Bagaimana dia bisa terpisah dari Keenan, dan bersembunyi dimana dia selama ini. " Maafkan aku Kevin, aku tidak bisa menjaga amanah kamu, aku kehilangan Keenan, padahal kamu berkorban untuk Mama" ucap Jaden dengan penuh penyesalan. " Tidak perlu menyalahkan diri, aku tahu pasti sangat sulit, kita terus dikejar oleh penjahat itu jadi hilangnya Keenan adalah bagian takdir dari Tuhan. Yang penting sekarang kita cari Keenan bersama sama" ucap Kevin. Dia tahu Jaden tidak mungkin sengaja meninggalkan adiknya begitu saja. Semuanya pasti sangat berat, harus hidup dalam persembunyian. " Aku sudah meminta bantuan sama si kembar supaya bisa menemukan keberadaan Keenan" ucap Jaden. " Apakah bayi bayi kecil itu bisa menemukan, karena yang menghubungi aku selama ini juga kedua bayi itu. Tapi bukanlah itu tidak masuk akal" ucap Kevin dia sulit percaya, jika kedua bayi itu yang bisa menemukan mereka semua.
Erni masih tidak bisa percaya jika dia bisa berkumpul dengan anak dan juga suaminya. Begitupula dengan yang lainnya. Perjalanan hidup mereka kini semakin berwarna, dengan berkumpulnya keluarga besarnya. Erni masih tidak bisa lepas dari anak anaknya. Dia tidak berhenti untuk mencium Joe, dan itu membuat Joe malu. " Kakak Ipar!" Ucap Gaina mendekati Erni, sejak tadi Erni masih belum terbiasa melihat banyak orang dia masih belum sadar jika Gaina, adik iparnya masih hidup. Erni menoleh dan terkejut saat melihat Gaina, meskipun berpuluh tahun lamanya tidak bertemu dan Gaina mengunakan penutup mata, tapi Erni masih bisa mengenali adik iparnya. " Gaina! Itu kamu? Kenapa bisa..." ucap Erni sambil mengucek matanya berkali kali. " Kakak Ipar, ini aku, maafkan aku, gara gara Kak Gandhi menyelidiki kematianku, kalian jadi hancur..." ucap Gaina kemudian memeluk Erni, mereka berdua menangis sesunggukan. Sebenarnya jika pun Erni marah dia juga berhak. Tapi melihat adik iparnya yang matanya hila
Di atas sana langit sudah sangat merah keemasan, karena matahari sudah hampir menyentuh garis cakrawala.Magic hour!Begitulah kebanyakan orang menyebutnya.Si kembar si paling penikmat matahari terbit dan terbenam, saat ini mereka berada di halaman rumah kediaman Hill. Selalu hening saat menikmati pemandangan. Xhaqella tampak menengadahkan kedua tangannya dan memejamkan matanya. Sementara angin mempermainkan ramput panjangnya.' Tuhan terima kasih sudah mengabulkan doa aku selama ini. Sekarang aku sudah punya keluarga yang banyak, dan saling menyayangi kita dan juga yang lainnya. Tuhan Engkau sangat Maha Kaya. Untuk itu hari ini aku akan berdoa meminta lagi. Jangan anggap aku serakah Ya Tuhan, jika boleh aku ingin meminta Ayah dan Ibu bersatu kembali. Kikislah rasa trauma ibu, dan turunkanlah ego dan gengsi Ayah. Tapi aku tidak mau ada pengorbanan yang besar, seperti kehilangan mereka atau hal yang menyakitkan,..Aamiiin' doa Xhaqella dalam hatinya.' Ya Tuhan, Terima kasih atas berk
Kevin dan Mama Erni sudah sampai di kota tempat tinggal keluarga Hill, mereka semua masih proses lending. Kevin tampak berkaca kaca matanya, dia akhirnya menginjakan kakinya lagi di kota ini, tempat kelahirannya. Hal yang kemarin tidak pernah Kevin bayangkan, bisa kembali lagi ke sini.' Akhirnya aku kembali, sekarang tanpa rasa takut lagi. Papa dan Mama aku kembali, tapi hanya berdua dengan Mama Erni, adik hilang. Tapi Kevin janji akan mencari Keenan' batin Kevin sambil melihat ke luar jendela. Melihat gumpalan awan yang sudah ada semburat merahnya karena kena sorot cahaya matahari. Suasana yang sangat indah, yang selalu Kevin rindukan.Tidak hanya Kevin yang hanyut dalam lamunannya. Erni juga merasakan hal yang sama. Dia merasa seperti terlahir kembali, kesehatan mentalnya sudah membaik, meskipun belum seratus persen pulih. Dan mungkin tidak akan pernah bisa sembuh. Penyakit mental berbeda dengan penyakit biasa, yang bisa disembuhkan dengan meminum obat.' Puluhan tahun aku pergi m
Di tempat lain, keadaan juga tidak jauh beda dengan Ambar dan Vero. Vio juga mendapatkan ganjaran yang sangat mengerikan. Meskipun Vio tidak dipenjara oleh pihak berwajib, namun dia lebih mengenaskan nasibnya. Bagaimana tidak! Saat ini dia sedang di pasang rantai lehernya dan di taruh di sebuah tempat yang sangat sempit. Keadaan Vio juga sudah sangat tidak terlihat seperti manusia, wajahnya penuh dengan luka. Setiap hari dia disiksa. Tap! Tap! Tap!Suara langkah mendekati ke dalam sel milik Vio, dia sudah tidak berdaya. Bahkan sudah ratusan kali dia memohon untuk dibunuh saja, namun tidak ada yang bisa mengabulkan.Vio mengangkat kepalanya dan melihat Robin dan Vinsen datang. " Robin, terakhir kali aku mengatakan jika aku bukan wanita yang kamu maksud. Aku tidak peduli kamu mau percaya atau tidak, tapi kamu membuat orang yang seharusnya mendapatkan hukuman, bebas diluar sana. Aku adalah Violetta, aku tidak pernah berbohong" ucap Vio berharap Robin mau mendengarkan apa yang dia k