Share

Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku
Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku
Author: E. K

ISTRI GAK GUNA

Author: E. K
last update Last Updated: 2025-01-18 08:36:40

POV Khansa

“Kamu bisanya apa, sih? Jadi istri enggak guna banget! Boro-boro ada gunanya, nyenengin hati suami aja gak bisa!”

Aku tertunduk sedih saat mendengar perkataan pedas dari suamiku—Mas Adam. Tidak pernah sedikit saja ia mengeluarkan kata-kata baik untukku, yang bisa Mas Adam lakukan hanyalah meninggikan suaranya setiap kali berbicara denganku.

Perubahan drastis Mas Adam terjadi semenjak satu tahun terakhir ini, suamiku tidak lagi perhatian, sering marah-marah bahkan yang lebih parahnya aku tidak pernah dianggap istri lagi olehnya.

Aku tidak pernah tahu apa alasannya padahal, selama ini aku merasa tidak ada yang berubah dari diriku. Aku selalu melayaninya dengan sepenuh hati, menyiapkan kebutuhan kerjanya, menyiapkan kebutuhan perutnya lalu Kenapa ia bisa berubah?

“Kenapa kamu bicara seperti itu, Mas? Bukankah aku selalu melayanimu dengan baik. Kamu menjadi prioritas utamaku bahkan aku sampai melupakan kebutuhanku sendiri.”

“Kamu nanya? Kamu masih nanya, Mas Kenapa? Harusnya kamu mikir! Introspeksi diri apa kesalahanmu bukan malah balik nanya.”

Sungguh aku tidak akan tahu di mana letak kekurangan dan juga kesalahanku. Andai Mas Adam mau mengatakannya, mungkin aku akan berusaha untuk memperbaikinya. Menjadi istri yang diidamkan oleh Mas Adam. Hingga aku bisa menjadi istri yang Mas Adam sayang lagi seperti satu tahu dulu di awal pernikahan kami.

“Aku tidak akan pernah tahu jika Mas Adam tidak memberitahunya.”

“Sudahlah aku capek ngomong sama kamu. Kamu nggak pernah peka! Kamu gak pernah mau introspeksi diri. Wajar, sih. Kamu terlalu sibuk dengan karirmu!” setelah berkata seperti itu Mas Adam langsung pergi meninggalkan aku.

“Mas, Mas Adam tunggu! Katakan apa kesalahanku jangan pergi!”

“Mas! Mas Adam....!”

Mas Adam pergi begitu saja tanpa mau mendengarkan teriakanku yang meminta Mas Adam untuk mengatakan di mana letak kesalahan dan kekuranganku selama ini.

Pertengkaran ini sering terjadi tanpa sebab yang jelas, kadang saat mas Adam baru pulang kerja tiba-tiba dia marah. Ada kalanya saat dia sudah berkumpul dengan teman-temannya maka ketika pulang dia kembali marah-marah. Aku lelah, capek batin dan ragaku namun, meskipun aku sering di perlakukan secara tidak baik, tidak mengubah sedikit pun rasa baktiku kepadanya.

Saat bencana dalam rumah tangga datang aku selalu ingat pesan ibuku. Beliau pernah bilang ujian rumah tangga akan datang silih berganti. Dari mana saja datangnya entah dari suami, entah dari anak, dari mertua, kekurangan ekonomi bahkan dari tetangga pun bisa saja. Kita harus bisa menyikapinya dengan pikiran tenang tidak boleh menyikapinya dengan sebuah amarah.

Karena amarah bukanlah perbuatan terpuji untuk menyelesaikan masalah yang ada malah memperkeruh keadaan. Dan kini Tuhan menguji rumah tanggaku melalui suamiku, sebisanya aku bersabar menghadapi semua ini.

Aku yakin di setiap ujian yang Tuhan berikan kepadaku ada hikmah di baliknya. Aku yakin dari setiap ujiannya Tuhan berikan kepadaku ada sesuatu yang Allah siapkan untukku. Tentunya sesuatu yang indah.

Tuhan tidak akan memberikan beban atau ujian yang berat pada setiap hambanya. Akan ada porsinya masing-masing dan Tuhan tentunya akan memberikan porsi ujian sesuai kemampuan dan kesanggupan kita.

**

Hari ini pekerjaan di butik begitu banyak. Baik pesanan baju secara mendadak dan juga pesan jauh jauh hari. Namun, karena aku selalu ingin membuat Customer ku puas, membuat aku sering kerja lembur.

Di tengah tumpukan pesanan customer-ku tiba-tiba ponsel berdering. Tertera nama Bi Rum di layar pipih itu.

“Halo, assalamualaikum. Bi Rum ada apa?” tanyaku dari balik telepon.

[ “Wa’alaikum salam. Eh ... Nyah... itu non Salma...”]

Bi Rum bicara terdengar terbata-bata membuatku tak sabar apa yang sebenarnya ingin Bi Rum sampaikan.

“Kenapa dengan Salma Bi?" Tanyaku dengan tidak sabarsabara.

[“Non Salma demam, Nyonya.”]

“Apa?! Demam? Sejak kapan, Bi? Kenapa baru kasih tahu aku? Terus sudah dikasih obat penurun panas belum?” serentetan pertanyaan aku layangkan kepada Bi Rum. Dan Bi Rum hanya menjawab dengan jawaban yang singkat.

[“Belum, Nyonya.”]

“Ya Allah..., tolong Bi, kasih obat penurun panas dulu. Sekarang aku siap-siap pulang. Titip Salma.”

Mendengar Salma demam aku memutuskan untuk segera pulang daripada terjadi sesuatu hal yang tidak aku inginkan.

[“Non Salma rewel, gak mau minum obat. Cuma Non Salma panggil Nyonya terus.”]

“Ayahnya ada?"

[“Tuan belum pulang.”]

Aku memijat pelipisku yang tiba-tiba terasa pusing, Mas Adam selain sering marah-marah dan tidak pedulikan aku Ia juga sering pulang larut malam. Ini sukses membuat jarak antara aku dan Mas Adam semakin jauh.

“Astagfirullahaladiim, Ya, udah Bi, pokoknya aku titip Salma. Tolong jaga dan kontrol suhu tubuhnya jangan sampai dia kejang.”

“Baik Nyonya.”

Sambungan telepon pun terputus aku mendesah pelan. Kenapa di tengah-tengah kesibukanku, anakku—Salma malah demam. Dengan terpaksa aku tunda pekerjaanku biarlah besok aku lanjutkan lagi. Lagian hari memang sudah semakin larut saja.

Suasana di jalanan begitu gelap oleh hujan yang turun begitu derasnya. Sehingga jarak pandang hanya terlihat beberapa meter saja ditambah mataku yang memang sudah minus membuat jarak pada semakin terbatas.

Mobilku berhenti tepat di lampu merah perasaanku semakin tidak menentu saja. Andai aku bisa berteleportasi ingin rasanya detik ini juga aku sampai di rumah. Aku tidak ingin pulang terlambat, Salma—anakku mempunyai riwayat kejang membuat aku selalu khawatir saat mendengar dia demam. Ditambah di rumah hanya ada anakku dan Bi Rum berdua, sedangkan suamiku seperti biasa dia belum pulang.

Di tengah kecemasan itu secara tidak sengaja aku melihat sesosok bayangan suamiku, eh bukan! Bukan bayangan melainkan orang itu memang suamiku. Di derasnya hujan itu aku bisa melihat jelas suamiku sedang bersama seorang wanita cantik. Wanita itu tengah bergelayutan manja di lengan suamiku. Sesekali aku melihat wanita itu memberikan kecupan singkat di pipi Mas Adam lebih parahnya Mas Adam pun membalas kecupan wanita itu.

Sungguh ini sangat menjijikkan. Rasanya hatiku sakit melihat pemandangan itu, denganku saja Mas Adam tak pernah memperlakukanku dengan sangat manja. Bahkan saking jarang aku lupa kapan terakhir kali kami bermesraan seperti dulu.

Lampu merah kini sudah berubah hijau itu artinya mobilku harus segera laju jika tidak mobil yang ada di belakangku pasti akan marah-marah karena mobilku menghalangi jalannya. Andai saat ini anakku senang tidak sakit akan aku pasti mengikuti ke mana perginya suamiku dengan wanita cantik itu. Jadi, apakah ini alasan suamiku berubah? Karena memiliki Wanita idaman lain? Sungguh sakit!

Sepanjang perjalanan pulang pikiranku terus saja pada suamiku, begitu banyak pertanyaan di benak ini. Sejak kapan dan dengan siapa suamiku melakukan perbuatan menjijikan ini? Namun sekilas aku seperti mengenali sosok wanita yang bersama Suamiku itu namun, aku lupa pernah bertemu di mana dengan wanita itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    HARUS RAWAT DIRI

    Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam, demam anakku tak kunjung turun bahkan yang ada Ia terus saja menangis. Ditidurkan tidak mau, dia hanya ingin aku gendong, tanganku sampai pegal. Padahal biasanya saat demam Salma tidak pernah rewel dia selalu anteng. Mungkin suasana kamar sudah tidak nyaman untuknya, lalu aku pun menggendong Salma ke ruang tamu seraya menunggu kedatangan Mas Adam yang sampai detik ini belum juga kelihatan batang hidungnya. Lama menunggu, membuat mataku mulai mengantuk sedangkan anakku sudah tidak rewel lagi. Lalu suamiku? Dia masih belum pulang. Tapi, aku terus menunggunya hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Di manakah gerangan suamiku? Hingga waktu sudah berganti pun dia tak kunjung pulang. Aku semakin merasa resah tatkala pikiranku teringat pada kejadian tadi. Saat di jalan dengan nyata aku melihat Mas Adam tengah bermesraan dengan seorang wanita. Mengingat hal itu membuat hatiku sakit, rasanya sesak seperti dihujani batu

    Last Updated : 2025-01-18
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    TAMPIL MENARIK

    Perkataan Sinta berhasil membuat aku bergeming. Itu membuat ingatanku tertuju pada malam di mana aku hendak pulang dan mendapati mas Adam tengah bersama wanita lain. Apa mungkin yang dikatakan Sinta itu benar? Jika seorang suami akan berpaling saat istrinya sudah tidak terlihat menarik lagi? Hingga suami memutuskan untuk berselingkuh. Lantas sekarang apa yang harus aku lakukan? “Hai! Khansa kenapa melamun? Apa aku salah? Apa ucapanku keliru? Tapi sungguh bukan maksudku untuk menakutimu. Ini cuma dugaanku saja. Apa lagi coba penyebab suami berpaling selain perbedaan prinsip, pertengkaran. Jawabannya ya ini, karena istrinya tidak menarik lagi. Atau bisa saja kalian kurang keintiman." Lagi-lagi perkataan Sinta ada benarnya. Selama ini aku tidak pernah meluangkan waktu untuk berdua. Bahkan untuk urusan ranjang saja aku lupa kapan terakhir kali kami melakukannya. Aku tertunduk pasrah, apa hubungan pernikahan ku dengan mas Adam harus berakhir begitu saja? Tidak! Aku masih ingin memperta

    Last Updated : 2025-01-18
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    KITA CERAI

    "Kita cerai!" Perkataanku tertahan di udara saat Mas Adam mengucapkan kalimat keramat. Kalimat yang sangat tidak ingin aku dengar. Kalimat yang membuat hati ini tak terima. Aku harap apa yang aku dengar adalah halusinasi atau mungkin aku yang salah dengar. Atau mungkin mas Adam tengah bercanda. Aku tertawa kecil, menertawakan perkataan mas Adam yang aku anggap sebuah candaan itu. Lebih tepatnya aku berusaha untuk husnuzon. "Mas bercandamu itu keterlaluan. Bagaimana jika malaikat...." "Aku serius! Apa kamu tidak melihat wajah seriusku, hah? Aku sudah bosan sama kamu! Semakin hari aku semakin muak sama kamu. Coba kamu bercermin! Wajahmu itu sungguh sangat mengganggu pemandangan. Dan lihat pula bagaimana tubuhmu! Kamu istri seorang CEO tapi berpenampilan layaknya seorang pembantu." Nyesss... Perkataan mas Adam sungguh ngena ke hati. Betapa tegangnya ia berbicara seperti itu padaku. Apakah berpenampilan menarik memang modal utama menjadi istri Mas Adam? Jika pun iya tapi tidak harus

    Last Updated : 2025-01-18
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    AKU MENYERAH

    Di dalam kamar aku hanya bisa menangis pilu. Seraya menatap Salma yang tertidur pulas. Bagaimana mungkin Ayah dari anakku tidak menginginkan kehadiran Salma? Kenapa Mas Adam bisa setega itu? Aku kira setelah kehadiran Salma hubunganku dengan mas Adam bisa lebih baik. Karena terikat oleh kehadiran anak, setidaknya jiwa keayahannya akan tumbuh. Tapi....dugaanku justru salah. Yang ada Mas Adam justru hampir menjelma menjadi seorang p3mb*nuh. "Nak, apa yang harus kita lakukan sekarang? Apakah kita akan benar-benar berpisah dengan ayahmu? Apakah kita hanya akan hidup berdua saja? Maaf, maafkan ibu, ibu malah menyengsarakan kamu. Tapi, ibu Berjanji akan melakukan apapun untuk kebahagiaanmu." Aku kecup kening Salma begitu lama. Lalu aku pun membaringkan tubuhku tepat di samping Salma yang tertidur itu. Kupeluk dia, karena sekarang aku hanya punya dia. *** Aku terjaga, kulihat jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Aku tengok ke nakas air putih habis. Aku memang selalu punya kebias

    Last Updated : 2025-01-18
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    PEMBALASAN

    Pagi-pagi sekali, sekitar pukul setengah enam pagi Sinta sudah datang ke butik dengan tergesa-gesa. Bahkan dia masih menggunakan baju tidur bermotif kromi. Aku yakin dia langsung ke sini saat membuka pesan dariku.Aku melihat Sinta berlari hingga napasnya terengah-engah. Ia terlihat memejamkan matanya seraya memegangi dadanya sepertinya dadanya sesak karena berlari."Khansa....Khansa..." Sinta memanggilku dengan terbata-bata. Pernapasannya belum stabil."Kenapa berlari, Sin?" Tanyaku pada Sinta tak lupa aku menyodokkan segelas air untuk menghilangkan dahaganya."Bangun tidur aku langsung buka handphone dan ada pesan darimu. Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Kenapa kamu kirim pesan ini," ujar Sinta seraya memperlihatkan pesan dariku.Sinta adiknya mas Adam, sudah sewajarnya ia tahu. Karena jika aku memberitahu kedua orangtuanya akan kelakuan anaknya aku tidak berani. Aku tidak berani melihat wajah

    Last Updated : 2025-02-08
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    APA KAMU BAIK-BAIK SAJA?

    Perceraian bukanlah akhir dari segalanya bukan? Bukankah aku sudah terbiasa sendiri? Jadi, perceraian ini tidak akan mempengaruhi kehidupanku dan Salma. Hidup terus berlanjut, dan sekarang aku punya Salma yang harus aku biayai, itu artinya aku harus Lebih giat bekerja.Baru beberapa menit lalu aku mengakhiri telepon dari Mas Adam. Kini orang ini menghubungi kembali. Entah mau apa lagi pria ini. Apa dia ingin menghinaku lagi? Sungguh, kenapa di dunia ini harus ada pria seperti dia? Dan lebih parahnya lagi aku malah mencintai pria seperti itu.Sejenak, kuseka terlebih dahulu sisa air mata di pelupuk mata dan di pipiku yang memang sedikit berisi. Aku hampir lupa kapan terakhir aku olahraga hingga tanpa terasa kini tubuhku sedikit melar.Setelah merasa tenang, aku pun kembali mengangkat telepon dari Mas Adam."Ada apa lagi, sih mas! Bukannya kamu bilang kita bukan siapa-siapa lagi dan kita harus pura-pura tidak

    Last Updated : 2025-02-08
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    AKU AKAN MEMBANTUMU

    Aku ingin segera mengakhiri panggilan dari ibu. Jika tidak Ibu pasti akan mengorek lebih dalam lagi mengenai apa yang sedang aku hadapi sekarang. Beruntung, Salma nangis jadinya aku punya alasan untuk mengakhiri panggilan tersebut. "Bu, nanti Khansa telepon lagi, ya. Salma nangis," ucapku pada ibu. ["Tapi, Ibu belum selesai bicara Khansa!"] Protes ibuku. "Ibu mau bicara apa lagi? Enggak ada yang harus dibicarakan. Lagian Khansa baik-baik saja, ibu jangan khawatir. Ya udah Khansa tutup dulu teleponnya, ya. Assalamualaikum," aku langsung saja menutup telepon dan aku merasa lega sekarang. "Siapa?" Tanya Sinta. Ya, Sinta baru saja tiba seraya membawa Salma yang menangis kejer. "Kau datang tepat waktu, Sin,' ucapku lalu mengambil alih Salma dari pangkuan Sinta. "Apa tadi ibumu?" Tanya Sinta. Aku mengangguk, membenarkan jika yang tadi telepon adalah ibuku. "Dia sepertinya tahu jika aku ada masalah dengan kakakmu. Aku belum sanggup jika ibu harus tahu sekarang. Dia pasti akan mengol

    Last Updated : 2025-02-08
  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    RENCANA AWAL

    Hari-hari aku lewati untuk memperbaiki penampilan dan postur tubuhku. Dan semenjak telepon waktu itu, ibuku selalu menghubungiku, beliau tidak akan pernah berhenti menerorku sampai apa yang ibu inginkan tercapai. Beliau terus saja menanyakan hal yang sama. Perihal hubunganku dengan Adam. Sekarang aku tidak sudi memanggil nama ayahnya Salma dengan embel-embel 'Mas' cukup menyebutkan nama saja itu lebih baik. Beruntung jarak kami yang terlampau jauh membuat ibu tidak nekat mendatangiku. Namun.... Aku semakin merasa berdosa karena sudah terlalu jauh membohongi ibu. Aku curiga ibu sebenernya sudah tahu apa yang terjadi padaku. Tapi beliau ingin aku bicara langsung pada beliau. Maafkan aku, Bu. Aku belum siap. Salah satu cara untuk mewujudkan rencananya adalah dengan melakukan program diet. Katanya bentuk tubuhku harus kembali seperti dulu, tidak genduk seperti sekarang. Padahal jika pasangan Kita benar-benar tulus menerima, masalah perubahan fisik tidak akan menjadi masalah. Bahka

    Last Updated : 2025-02-08

Latest chapter

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    RENCANA MENCULIK SALMA

    Aku berpikir semalaman, berpikir bagaimana caranya agar Khansa mau kembali padaku. saking berpikir terlalu keras penampilanku sudah seperti orang gila. Tidak ingat makan, mandi bahkan urusan pekerjaan pun mendadk aku lupakan. Hasil dari itu semua, aku tarik kesimpulan. Kelemahan Khansa adalah anaknya lalu terlintas di kepalaku bagaimana jika menjadikan Salma alasan untuk membuat Khansa mau kembali padaku. Aku akan menculiknya, aku akan jadikan Salma pemancing agar Khansa mau kembali. Setiap hari tanpa sepengetahuan siapapun, aku selalu mengawasi kediaman Khansa. Aku sedang mencari waktu yang tepat. sial! sial! pria itu tidak pernah memberikan aku celah untuk mengambil Salma dari Khansa. aku benci padanya. Pada akhirnya aku mengalami lagi kegagalan. Karena merasa percuma karena ada pria itu,. aku memutuskan untuk pulang. Tapi besok, aku akan kembali. Aku tidak akan menyerah sampai apa yang aku mau terwujud. Keesokan harinya aku kembali, seperti biasa aku sembunyi di tempat

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    JADI MILIKKU LAGI

    Setelah keluargaku tahu aku sudah bercerai dengan Khansa, mereka marah dan menjauhiku. Mereka bilang aku adalah pria bodoh yang melepaskan wanita sebaik Khansa. Pria tidak tahu diri yang sudah menyakiti wanita yang sudah banyak berdedikasi padaku. Dan aku akui, aku memang bodoh. Aku terlalu cepat mengambil keputusan. Hingga tidak bisa memikirkan dengan matang-matang Sebab akibat jika aku menceraikan Khansa. Tapi, akan aku pastikan dia jadi milikku lagi. Aku akan membuat dia kembali padaku sampai dirinya sendiri yang memohon mohon padaku. Di saat aku ingin sendiri, tiba-tiba Anjel datang. Dia adalah wanita yang sudah membuat aku bercerai dengan Khansa. Berkat hasudan darinya aku malah memilih bercerai. Andai saat itu pikiranku jernih, ah, sudahlah semuanya sudah terjadi. "Mau apa kamu ke sini?" Tanyaku dengan malas-malasan saat melihat Anjel masuk ruanganku. Brak... Anjel mengebrak meja kerjaku, aku sampai kaget dibuatnya. Aku tidak tahu apa yang membuat wanita ini terlihat be

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    KESEMPATAN

    Di acara makan malam itu, aku terus curi-curi pandang pada Khansa. Keberuntungan bagiku karena Khansa duduk bersebelahan denganku. Mereka pikir kami masih berstatus suami istri.Aku bahkan berusaha untuk meraih tangan Khansa, aku ingin menggenggamnya. Belum juga aku raih tangannya tiba-tiba sup yang masih panas itu tumpah dan hampir mengenai tubuhku. Beruntung aku langsung menghindar. Tapi sayang sup panas itu malah mengenai paha Khansa.Sialan! Dasar anak bod*h! Inilah alasan aku memilih ingin childfree. Punya anak sangat menyebalkan. Pusing. Ingin rasanya aku cekik anak itu. Dia sudah melukai wanitaku.Aku hendak menolong khansa, tapi dia menolak. Hingga akhirnya aku memilih diam menyaksikan Khansa yang terus mengaduh kesakitan. Hingga ia pun menghilang dari pandanganku kala Khansa dibawa pemilik rumah ini. Sedangkan anak sialan itu diambil alih Sinta Adikku.Entah kenapa aku malah punya perasaan kasihan padanya. Padahal dulu, aku sama sekali tidak memiliki perasaan ini. Aku bersika

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    BERUBAH CANTIK

    Anjel terus saja mendesakku untuk secepatnya menikahi dia. Padahal aku sama sekali belum kepikiran untuk menikah lagi. Belum kepikiran untuk terikat dengan yang namanya pernikahan. Bagiku hidup menduda justru lebih nyaman.Apalagi semenjak menjalin hubungan dengan Anjel, tidak ada terbersit untuk menikahinya. Hubunganku dengan Anjel hanya sebatas partner di atas ranjang. Selain itu kami juga sama-sama memiliki keuntungan. Jika aku keuntungannya mendapatkan sesuatu yang tidak pernah aku dapat dari Khansa, apalagi urusan ranjang. Sedangkan Anjel, ia mendapatkan segala yang ia mau. Mulai dari fasilitas mewah, barang branded dan pekerja layak. Bukankah itu sudah lebih dari cukup? Jadi, untuk apa lagi ia mendesakku untuk menikahinya?Karena sekeras apa dia memintanya, aku akan menolak dengan terang-terangan. Karena tujuan awal dengannya pun bukan untuk menikahinya, tapi hanya untuk mencari kesenangan. Namum, dia tidak boleh tahu. Aku yakin jika dia tahu maka ia akan marah besar padaku. M

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    KEMARAHAN KELUARGA

    Gawai milikku terus saja bergetar, sengaja enggak aku angkat karena saat ini aku berada di ruang meeting. Karena mengganggu terpaksa aku menyerahkan gawai milikku pada asistenku.Setelah selesai meeting, asistenku langsung memberikan gawaiku. Dia terlihat pucat. Apa dia sakit?"Kamu kenapa? Sakit?" Tanyaku pada asisten saat aku meraih gawaiku."Enggak Tuan.""Lalu kenapa kamu begitu terlihat pucat?' tanyaku lagi.Dia tertunduk, ia seperti ragu untuk mengatakannya."Ada apa? Bicara saja," tuturku."Itu, tuan mmm. Nyonya telepon dan marah. Nyonya tahu perihal hubungan dengan wanita tuan," ujar asistenku.Sudah aku duga hal seperti ini akan terjadi. Dan kini aku tahu kenapa asistenku terlihat pucat. Dia habis kena marah ibuku."Ngomong apa aja ibuku?" Tanyaku seraya berjalan ke ruanganku."Nyonya marah karena Tuan bersekingkuh lalu nyonya titip pesan agar Tuan telepon balik saat acara meeting selesai.""Baiklah. Setelah ini apa aku punya jadwal lain?" Tanyaku. Karena aku berniat pulang l

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    MEMILIH BERCERAI

    Masa sekarang.....Selama kurang-lebih dua tahun dari dia mengandung dan kini anaknya sudah berusia satu tahun lebih, sudah berpuluhan cara aku lakukan untuk membuat anak itu lenyap. Hingga Khansa mau berubah kembali. Tapi, Semakin ke sini aku justru semakin ilfiil padanya. .Aku bahkan enggak pernah lagi menyentuhnya. Bagaimana aku mau menyentuhnya, melihat dirinya saja membuat bir4hiku hilang. Sudah tidak ada lagi selera untuk menyentuhnya.Tanpa sepengetahuan Khansa. Aku bermain api dengan sekretarisku. Dia cantik, tubuhnya mmmm tidak bisa diungkapkan saking indahnya. Dia dengan Khansa ibarat langit dan bumi. Hubunganku dengannya sudah berjalan hampir satu tahun.Selama satu tahun itu, Khansa sama sekali tidak curiga dengan hubungan kami. Dia seperti biasa melayaniku. Bukan melayani di atas ranjang melainkan melayaniku dalam urusan perut dan pakaianku. .Meskipun demikian aku tidak luluh, aku menganggap apa yang dilakukan Khansa sebatas pelayanan yang memang harus dilakukan oleh

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    POV ADAM

    Dua tahun lalu Jika ada yang bertanya siapa orang yang paling aku benci? Maka dengan senang hati aku akan mengatakannya. Jika orang yang paling aku benci adalah istriku sendiri--Khansa.Kenapa bisa aku membenci istriku sendiri? Alasan karena dia seorang penjahat wanita. Dia menggunakan koneksi keluarga untuk menikah denganku.Jujur, aku sama sekali tidak menginginkan pernikahan dengan dirinya. Aku tidak menyukainya. Tapi karena desakan keluarga dan dia memang cantik membuat aku dengan sukarela menerima pernikahan ini. Beruntung dia cantik jika tidak maka aku akan menolak dia mentah-mentah.Hubungan pernikahan kami tidak ada yang aneh, berjalan seperti suami istri pada umumnya. Tapi, aku pernah bilang pada istriku--Khansa jika aku ingin childfree. Aku tahu dia kecewa terlihat jelas di wajah cantiknya itu raut sendu.Tapi aku tidak peduli. Ini sudah jadi keputusanku. Sialnya karena malam itu aku terpengaruh alkohol membuat aku tidur dengannya tanpa menggunakan alat pengaman. Aku kira t

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    POV Khansa of

    Setelah pertemuanku dengan Adam selesai dan aku mengunjungi mantan mertuaku. Aku dan mas Farhan memutuskan untuk langsung pulang ke Surabaya. Aku sangat berharap ada kabar baik, jika dilihat dari sikap Adam yang sedikit banyaknya telah berubah. "Mas, menurutmu apa Adam akan bertanggungjawab?" tanyaku mas Farhan disela kegiatan mas Farhan menyetir, ya kami baru sampai di bandara Juanda dan supir mas Farhan mengirim kami mobil. "Mmm, harusnya sih , iya. Mas rasa dia sudah berubah dari terkahir kali kita bertemu," jawaban mas Farhan sama persis denganku. "Aku juga berpikir seperti itu." "Sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Yang penting kita sudah berusaha hasilnya kita pasrah saja," timpal mas Farhan dan itu ada benarnya. Aku tidak boleh terlalu memikirkannya kemungkinan terburuk Adam tidak menerimanya pun masih ada keluarganya yang dengan senang hati menerima Anjel dan bayinya. "Maafin aku ya, Mas. Kamu pasti risi karena aku terlalu ikut campur urusan orang lain?" . "E

  • Membalas Pengkhianatan Mantan Suamiku    KALAU AKU TIDAK MAU?

    Adam terdiam, saat aku mengatakan jika Anjel sedang hamil anaknya. Dia seperti menganggap kehamilan Anjel tidak berarti apa-apa. "Kamu dengar tidak? Anjel hamil dan kamu harus bertanggung jawab," tegasku lagi saat tidak ada respons apapun dari Adam. Adam menatapku yang mana aku masih bersembunyi di balik tubuh mas Farhan. "Kenapa aku yang harus bertanggung jawab?" tanya Adam dan sungguh ucapnya itu terdengar menyebalkan. karena geram, aku yang berlindung dibelakang tubuh mas Farhan langsung pasang badan. "kamu bilang kenapa? Jelas saja kamu yang harus bertanggung jawab karena kamu adalah ayah biologisnya!" ujarku dengan membentak. Dia enggak berubah sama sekali. "Apa kamu yakin bayi itu milikku? apa ada buktinya?" Aku menggeleng, sungguh tidak bisa dipercaya. Saat dia menghamili anak orang, dia malah bersikap seolah bukan dialah ayahnya, bukan di yang menyebabkan Anjel hamil. "Dia kekasihmu, sudah pasti' dia sedang hamil anakmu. Apa kamu mau bersikap sama seperti pada

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status