Share

Bab 350 Haikal berulah lagi

Matahari pagi ini bersinar dengan sangat terang. Cahayanya masuk dari kaca, menembus kamar rawat inapku.

Kuhirup udara dengan sangat banyak untuk melonggarkan rasa sesak. Tetap sama, aku masih merasa terluka dengan kenyataan yang menimpa.

Tak ada lagi benih Aldi di dalam perutku ini.

"Jangan terus meratap, Aruna .... Ikhlaskan yang bukan rezekimu," ujar Mama menyibak gorden agar cahaya matahari semakin banyak yang masuk.

Aku beringsut duduk, lalu mengambil sisir rambut yang ada di atas meja kecil di samping ranjang.

Saat tanganku mulai menggerakkan sisir itu, Mama langsung mengambilnya. Dengan masih berdiri di sampingku, Mama menyisir rambutku yang sedikit lepek belum tersentuh air.

"Biar aku saja, Mah," kataku tak enak.

"Sudah, tidak apa-apa. Tanganmu masih sakit, bukan? Semalam saja waktu perbannya dibuka, masih mengeluarkan darah. Anggap saja Mama ini ibumu yang sedang menyisir rambut putrinya. Jangan sungkan, Mama tidak keberatan melakukan ini."

Aku tersenyum meskipun Mama ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status