“Jelaskan padaku, apa kalian sudah melakukannya? Wow, Zoe! Kau berutang penjelasan padaku, bagaimana kau melakukannya di pengalaman pertamamu. Apakah lelaki itu jago diranjang?”
Mulut Lucia sangat keterlaluan. Dia terang-terangan mempertanyakan hal sensitif pada gadis yang ... bahkan tak tahu bagaimana itu rasanya bercinta. Bagaimana Zoe akan menjelaskannya? Kejadian itu hanya kesalahan ketika Dixon berusaha menutupi Zoe di balik tubuhnya. Tak ada yang namanya pengalaman pertama yang bisa Zoe jelaskan.
“Aku tidak tahu,” jawabnya acuh.
Beruntung saat ini keduanya sudah berada di kamar Zoe, sehingga dia tak lagi malu berhadapan dengan Dixon. Gadis itu mendudukkan dirinya di atas ranjang dengan lemas.
“What?” Luci mendramatis suasana. “Oh oke, aku paham kau belum bisa menjelaskan bagaimana ukuran jago seorang pria di ranjang. Tapi aku akan membantumu mengetahuinya.” Dia menjatuhkan dirinya di sisi Zoe lalu kemb
“Dixon,” panggil Zoe. Berusaha dia membangunkan dirinya dari keterpakuan oleh ucapan Dixon. Gadis itu melangkah menuju pintu yang masih terbuka, lantas menarik tangan Dixon sehingga masuk ke dalam kamarnya. Kemudian dia tutup pintu rapat-rapat sebelum seseorang datang.Tidak ... Zoe tidak akan membiarkan Dixon mengatakan apa pun pada mom baik dad. Dia harus mengingatkan Dixon menutup mulutnya rapat-rapat dan mengajak lelaki itu berbicara.“Dixon, dengar. Kita hanya melakukan kesalahan. Aku tak akan membuatmu terjebak dalam pernikahan yang tak kau inginkan. Bukankah aku sudah pernah mengatakannya?” kata Zoe, mengingatkan ketika dia memohon dulu.Dia pikir Dixon lupa? Apakah di matanya lelaki ini seperti pria tua yang sudah pikun? Jelas Dixon mengingat ucapan Zoe tempo hari, tetapi sungguh dia tak berpikir bahwa Zoe benar-benar berpikir pernikahan mereka akan menjadi seperti itu.“Dan menurutmu aku peduli? Baik itu kesala
“Luci tidak boleh merayu Dixon-ku!” Zoe berkata refleks, dan terdiam setelah mengatakannya. “Dixon-ku?” ulangnya,memahami kalimat kepemilikan yang dia berikan untuk Dixon.Sejak kapan Dixon jadi miliknya? Jelas-jelas Zoe tidak ingin menikah dengannya dan berani membuat kalimat seperti itu?“Bagaimana pun, kami sudah tinggal bersama. Dia milikku, kan?” katanya lagi, bertanya pada diri sendiri. Lantas dia terduduk di atas ranjang saat memutar perkataan Lucia tadi.Zoe tidak akan lupa dengan ucapannya yang akan mengikhlaskan Dixon menikahi lelaki lain. Tetapi baru saja Luci mengatakan ingin menggoda Dixon, gadis itu menjadi kesal dan merasa Dixon adalah miliknya. Apalagi ketika dia teringat akan kejadian di kamar hotel siang itu, tak seharusnya Zoe merelakan Dixon untuk gadis mana pun, tak peduli bahwa itu adalah Luci.“Dia milikku! Berani Dixon mendekat dengan Luci, aku akan membunuhnya!” kesalnya. “Tapi
Meja yang tadinya riuh dengan gelak tawa keluarga berangsung sunyi tanpa suara. Entah karena perkataan Dixon yang mengejutkan semua orang, atau justru melihat Zoe yang tampaknya sangat lemas tak berdaya. Tapi tak lama kemudian, Harry menggerakkan tangannya untuk meletakkan garpu dan pisau.Pria itu menatap Dixon dan mengangguk dua kali. “Akhinya kau menyerah? Bagus lah, memang seperti itu lah seharusnya,” katanya. Tak ada nada marah pada suaranya justru dia tampak tersenyum seakan puas akan perkataan Dixon. “Zoe belum dewasa dan dia akan melanjutkan sekolahnya, memang tak seharusnya dia membahas pernikahan di usia semuda ini.”“Dad!” seru Zoe, tak mengerti akan kerasnya hati Harry. “Tapi aku akan menikah! Jika dad dan mom tidak membiarkanku menikah dengan Dixon, maka selamanya aku tidak akan menikah!” katanya lagi.Bukannya lantas membuat Harry marah, pria itu hanya menggerdik bahu dan mengalihkan matanya pad
Mereka semua memang sudah keterlaluan. Sejak tadi, Dixon sudah tak kuat melihat wajah Zoe yang begitu menyedihkan. Ingin rasanya dia mengejar gadis itu dan mendekap Zoe di dalam pelukannya, tetapi dia harus patuh pada perkataan calon mertua yang ingin melihat keseriusan di antara Zoe dan Dixon. Lalu setelah melihat isi hati Zoe yang sebenarnya, dia tak tega dan ingin segera menyusul Zoe. “Aku akan melihat Zoe ke atas,” kata Dixon, beranjak dari kursinya. Tetapi sigap Harry menghentikan pemuda itu dengan berkata, “Aku yang akan menemuinya, kau duduk lah di sini dan tunggu.” Semua orang merasa sangat bersalah. Termasuk Lucia yang memberikan ide gila ini pada Alena. Dia tahu, idenya bersandiwara untuk melihat perasaan Zoe yang sesungguhnya tak disangka akan menyakiti sahabatnya itu sangat dalam. “Aku sangat menyesal, tak seharusnya aku mengatakan itu pada bibi.” Menghela napas panjang, Alena pun tidak menyalahkan Luci. “Ini bukan salahmu,
Kini tangan Harry diletakkan di pundak Zoe, dan matanya lurus menatap manik hijau yang berwarna sama dengan miliknya. Lalu kemudian, Harry menjelaskan kalimat yang sempat tertahan. “Dad mendengar perbincanganmu dan Dixon saat di kamar.” Zoe sangat terkejut, tak menyangka dad mendengar perbincangan itu. Dia merasa sangat bersalah, pasti lah dad berpikiran Dixon sering masuk ke dalam kamarnya. Gadis itu salah tingkah dan mencoba menjelaskan bahwa dugaan dad tidak lah benar. “D-Dad, itu ... itu tidak seperti yang kalian pikirkan. Aku dan Dixon tidak melakukan apa pun. Kami hanya berbicara tentang pernikahan yang a-kan ...” Terhenti kalimat itu, Zoe tak berani melanjutkan perkataannya. “Zoe, kau mengenal dad adalah orang yang memegang teguh komitmen. Tak ada main-main di dalam hidup ini, bahkan jika itu menyangkut hal kecil sekali pun. Jika kau memang sangat ingin menikah dengan Dixon, dad tak akan membiarkan pernikahan itu menjadi mainan b
Ketika tiba di halaman belakang, mulut Zoe setengah terbuka melihat pemandangan di depan mata. Dixon, lelaki yang tadi berkata menolak ingin menikahinya, kini tengah duduk bersebelahan dengan Lucia, sahabat Zoe sendiri. Bibir gadis itu maju ke depan, matanya tajam seakan siap ingin membunuh. “Dia benar-benar bersama Luci?” geram Zoe, masih berdiri di belakang mereka. “Bukannya dad berkata Dixon mencintaiku? Lihat, dia sangat berani duduk bersebelahan dengan Luci. Dasar laki-laki genit!” omelnya. Semua jari saling menyatu di genggaman. Zoe meremas jemari itu oleh kobaran api cemburu yang lagi-lagi membakar hatinya. Menurut Zoe, Dixon sangat tak tahu malu, berkata mencintai Zoe tetapi masih bersama dengan Lucia. Apakah ini benar sebuah sandiwara? Yang benar saja? Bahkan siapa pun tak akan terima melihat sandiwara seperti ini. Kakinya menghentak. Zoe semakin tak sabar melihat calon suaminya kini justru tertawa oleh lelucon tak lucu yang dibuat oleh Lucia. Dan di
Sangat menggelikan di hati Dixon. Inikah lamaran romantis yang bisa Zoe berikan padanya? Padahal, lelaki itu hanya berharap Zoe akan mengakui perasaannya, yang terlalu sulit untuk ditembus. Tapi siapa sangka Zoe lebih memilih mencium daripada mengatakan kalimat, ‘Aku mencintaimu’? Apakah seberat itu bibirnya mengaku cinta? Ingin Dixon mengakhiri ciuman amatir itu, dan menegaskan maksunya pada Zoe. Tetapi ketika dia akan melakukannya, justru Dixon menahan leher Zoe yang baru saja ingin mengakhiri ciumannya. ‘Kau saja yang bisa bebas menciumku?’ Tak rela. Itu yang terpikir oleh Dixon. Lelaki itu tak ingin mengakhiri ciuman yang bahkan belum dia nikmati dengan benar. Tangan besarnya bergerak membingkai wajah Zoe, mangambil alih untuk menuntun perpaduan bibir yang kembali terjadi. Bahkan tak segan Dixon membuka mulut Zoe dengan lidahnya, sehingga masuk menyusuri rongga mulut yang hangat dan lembut. Memabukkan. Dixon sudah memindahkan tangannya ke pinggang Zoe, me
Gadis itu mengendap-endap mengikuti lelaki yang berjalan di depan sana. Dia sangat penasaran apa tujuan Dixon pergi ke lantai atas, tepatnya di mana ruang kerja Harry Borisson berada. Perkataan Dixon saat di kamar tadi lah yang membuat Zoe merasa sangat ingin tahu, sehingga membuatnya terlihat sangat menggelikan.‘Benar kah Dixon akan membahas tanggal pernikahan dengan dad?’ pikir Zoe.Sedang dia sibuk akan dugaan itu, Dixon tahu jika dirinya diikuti oleh Zoe. Bibirnya yang sejak tadi sudah tersenyum pun semakin melebar, menyadari Zoe menguntitnya.“Apa dia sangat tak sabar ingin mendapat seranganku?” gumam Dixon. Bahkan gairah yang membara masih sulit dia redam, dan Zoe sudah membuatnya sangat gemas. Rasanya, sangat ingin Dixon berbalik dan menarik Zoe kembali ke dalam kamarnya.“Lihat saja, aku akan menghajarmu ketika kau resmi jadi istriku.”Mengetuk pintu yang dia yakini ruang kerja Harry Borisson, dia