Share

Scene yang Sama

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-09 12:13:20

Rasanya sejak kabur dari malam yang mengerikan itu, Janice belum pernah mengalami ketakutan seperti ini lagi.

Namun, sekarang ketakutan itu kembali. Bahkan beberapa hari ini jantung Janice tidak berhenti berdebar kencang yang membuatnya susah tidur dan otaknya blank.

Bertemu kembali dengan Edgard adalah hal yang sama sekali tidak Janice sangka, apalagi sampai berhubungan dengan pria itu, tapi mengapa ini harus terjadi padanya?

Kaki Janice gemetar dan tangannya begitu dingin saat ia akhirnya sudah berdiri di depan pintu ruang kerja Edgard.

Janice terus menenangkan napasnya, sebelum ia mengetuk pintu itu lalu membukanya.

Dan Janice langsung melihat pria itu di sana, berdiri memunggunginya sambil memandangi jendela luarnya seperti biasa.

Perlahan Janice melangkah mendekat dan bersuara dengan gemetar.

"Maaf, Pak ... aku ... aku minta maaf lagi tentang masalah tadi."

Edgard yang mendengar suara Janice tidak langsung menjawab, namun hanya tetap diam di posisinya.

"Kau tahu apa salahmu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Hukuman yang Nikmat

    Edgard menyeringai menatap raut wajah Janice yang ketakutan. Sejak awal, Edgard sudah yakin pada perasaannya kalau ia pernah bertemu Janice dengan kondisi yang sama sekali tidak biasa. Wanita itu bukan hanya sekedar familiar, tapi membuat Edgard sangat penasaran. Hingga insiden di gudang tadi membuat Edgard mengingat semuanya, mengingat wanita yang pernah ia lihat. Edgard merasa makin yakin dengan suara, aroma tubuh, dan tatapan mata itu. Edgard pun hanya perlu memastikan satu hal lagi sekarang, rasa tubuh Janice. Rasa yang Edgard yakin ia akan bisa memastikannya karena pelayan brengsek itu adalah wanita terakhir yang pernah berhubungan dengannya. Edgard pun masih menahan tubuh Janice dengan tubuhnya sambil tetap menatap wanita itu. Sedangkan Janice langsung membeku di atas sofa mendengar nama yang dipanggil oleh Edgard tadi. Emira? Pria itu memanggilnya Emira. Walaupun terdengar mustahil, entah bagaimana sepertinya pria itu memang benar-benar mengingatnya.Bagaimana ini? Jani

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Menyelamatkan Diri

    Jantung Janice sudah jumpalitan tidak karuan mendengar bisikan Edgard, apalagi sedetik setelahnya, Edgard langsung mengikis jarak di antara mereka dan mendaratkan bibirnya ke bibir Janice. Lagi-lagi Janice membelalak lebar karena merasakan bibir itu di bibirnya lagi. Ini adalah kedua kalinya Janice merasakannya setelah yang pertama waktu itu, enam tahun yang lalu. Waktu itu Edgard memaksa menciumnya, bukan hanya di bibir, namun di bagian yang lain juga sampai Janice merasa merinding. Edgard sama sekali tidak mirip seperti orang buta karena semua sentuhannya sangat tepat sasaran, begitu kasar dan menyakitkan serta memuaskan dirinya sendiri. Bahkan Janice bersumpah bisa melihat kilatan penuh hasrat yang menjijikkan di mata pria itu dulu padahal pria itu buta.Tapi kali ini Janice tidak mau lagi. Janice pun mengatupkan bibirnya erat-erat dan terus berusaha mendorong Edgard. "Mmphh ... mmphh ...." Sekuat tenaga, Janice mendorong dan menendang, namun Edgard bagaikan batu yang begitu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Tertangkap

    Janice masih terus berharap ada keajaiban dan semua orang yang mengejarnya pun pergi. Namun, harapannya itu tidak menjadi kenyataan saat tiba-tiba gagang pintu ditekan hingga Janice pun menahan napasnya ketakutan. Karena terlalu gugup, kaki Janice sampai begitu kaku dan ia tidak tahu ia harus naik atau turun lagi dari sana.Bahkan Janice spontan berjongkok dengan pikiran bahwa mungkin saja orang tidak akan melihatnya kalau ia berjongkok begitu rendah seperti ini. Dan begitu pintu dibuka, Janice benar-benar tidak terlihat oleh dua orang yang masuk ke sana."Mmpphh, sabar, Sayang! Mmphh ...." Desahan dua orang pun terdengar. "Aku merindukanmu, Sayang! Sudah sejak tadi aku bersabar hanya menatapmu di ruang rapat.""Mmpphh, aku juga merindukanmu. Tapi pelan-pelan nanti bibirku bengkak dan semua orang akan melihatnya."Sepasang pria dan wanita itu terlihat sedang dimabuk asmara. Mereka masuk dengan cepat ke ruangan itu dan wanita itu pun didorong sampai punggungnya menabrak tembok la

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Menghindar Dulu

    "Akhh, astaga! Lepaskan aku, Pak!" pekik wanita yang dijambak oleh Edgard dengan begitu kaget. Sebelum pergi, Janice memberitahu bahwa ia dikejar-kejar oleh seseorang, tapi Janice sama sekali tidak sempat memberitahu kalau orang yang mengejarnya itu adalah Edgard. Karena itu, dengan santai Olla menuruti Janice. Namun, ia benar-benar kaget saat mendapati ternyata Janice sedang mencari masalah dengan CEO galak mereka. Entah ada masalah apa antara Janice dan CEO ini, namun Olla mulai ketakutan sekarang. "Eh, P-Pak Edgard?""Sial! Siapa kau?" pekik Edgard yang juga kaget saat melihat Olla. Saking kagetnya, Edgard pun langsung melepaskan cengkeraman tangannya di rambut Olla, seolah jijik menyentuh wanita yang salah. Olla sendiri yang tiba-tiba dilepaskan langsung sedikit terhuyung, namun dengan cepat ia menegakkan tubuhnya dan bernapas lega sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit akibat ditarik oleh Edgard tadi. "Eh, aku ... aku Olla dari divisi admin produksi, Pak," jawab Olla

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Rencana untuk Membuatnya Kembali

    "Apa harganya tidak bisa kurang, Pak?" "Maaf, Bu! Harganya sudah sangat bagus. Ada dua kamar dan posisinya juga di tengah kota. Kau tidak akan bisa menemukan rumah lain dengan harga yang semurah itu.""Ah, benarkah? Kalau begitu apa boleh aku membayar uang mukanya dulu? Secepatnya kalau uangnya sudah ada, baru akan kulunasi.""Eh, maaf, Bu! Kalau soal itu, aku tidak bisa. Rumah di sana cukup banyak peminat dan aku memakai sistem siapa yang bayar duluan untuk kontrak satu tahun maka dia yang dapat, jadi kalau hanya uang muka ... mohon maaf, belum bisa.""Ah, baiklah, aku mengerti. Terima kasih, Pak! Nanti aku akan meneleponmu lagi!"Janice menunduk lesu sambil menutup teleponnya. Entah sudah rumah ke berapa yang ia telepon sampai sore ini, tapi hasilnya sama saja, semua harganya mahal dan tidak bisa dicicil, sedangkan uang Janice sendiri sudah habis untuk membayar kontrak rumah yang ditinggalinya sekarang. Janice pun mengembuskan napas panjangnya. Dulu saat ia hanya berdua dengan N

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Tidak Punya Pilihan

    "Wina, kemari!"Olla melambaikan tangannya memanggil Wina saat semua orang masih sibuk bekerja pagi itu. Wina yang dipanggil pun menoleh dan nampak tidak yakin kalau Olla memanggilnya. "Aku?" tanya Wina tanpa suara sambil menunjuk ke dirinya sendiri. "Iya, kau! Cepat sini!" desis Olla sambil melambaikan tangannya lagi. Wina pun bergegas bangkit dari kursinya dan berlari kecil ke ruangan Olla, karyawan senior yang selama ini menjadi asisten manager di divisi itu. "Permisi, Bu Olla, apa kau memanggilku?""Iya, benar. Cepat tutup pintunya! Kemarilah!" Olla kembali melambaikan tangannya sampai Wina pun segera duduk di kursi di hadapan wanita itu. "Ada apa, Bu?" tanya Wina ragu. "Hei, apa Janice sudah masuk hari ini?""Eh, Janice belum masuk, Bu. Tadi aku meneleponnya dan katanya dia baru saja baikan.""Apa itu berarti dia akan masuk besok?""Eh, itu ... aku tidak tahu, Bu."Olla pun memicingkan mata menatap Wina. "Hmm, baiklah. Lalu apa kau tahu sesuatu tentang Janice, Wina?""Sesu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Kehilangan Keperawanan?

    "Kau mau ke mana memakai kemeja rapi, Janice?" "Aku mau ke kantor, Ibu.""Ke kantor? Bukankah kau bilang mau istirahat dulu? Lagipula jam segini kan sudah sangat terlambat!""Hmm, ada urusan mendadak yang membuatku harus ke sana sekarang, Ibu! Aku pergi dulu! Titip anak-anak!" seru Janice yang langsung melesat pergi sebelum Nara bertanya lebih jauh lagi. Janice pun terus menenangkan hatinya saat akhirnya ia akhirnya tiba di gedung perusahaannya. "Semangat, Janice! Jangan mau ditindas! Kau harus kukuh kalau itu bukan salahmu!"Tapi sedetik setelah mengatakannya, mendadak Janice ingin menangis lagi. "Aduh, tapi kenyataannya itu memang salahku, bagaimana ini?" Cukup lama Janice hanya berdiri di depan gedung sampai akhirnya ia pun naik ke ruang kerjanya. "Janice! Astaga, bagaimana kondisimu? Kau tidak apa kan? Kau masih sakit? Wajahmu sudah lebih segar! Ah, syukurlah! Aku cemas sekali!" Wina terus mengobok-obok wajah Janice dan memeriksa kondisinya. "Aku tidak apa, Wina. Aku sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Mengundurkan Diri

    "Kehilangan keperawanan?"Napas Janice makin tercekat mendengar ucapan Edgard. Posisi Edgard yang wajahnya masih sejajar dengan wajah Janice pun membuat suara itu terdengar seperti hembusan napas di depan wajah Janice yang langsung membuat Janice merinding. Bahkan saking tegangnya, Janice pun hanya bisa tetap mematung sampai suara pria itu kembali terdengar. "Mengapa mendadak kau diam lagi, Janice, hah?"Edgard yang masih membungkuk di depan Janice pun memicingkan mata menatap Janice, sebelum ia menegakkan tubuhnya lagi. Edgard pun memasukkan kedua tangan ke kantong celananya dan melangkah mundur sampai tubuhnya bersandar di meja kerjanya, lalu Edgard diam dan hanya menatap Janice di sana. "Jadi apa aku benar, Janice? Kau kehilangan keperawanan kan? Aku yang sudah mengambilnya secara paksa. Oh, tapi aku menikmatinya, kalau kau mau tahu." Edgard sengaja memprovokasi Janice sampai Janice makin tegang dan kesal. 'Dasar pria brengsek yang tidak bermoral! Bisa-bisanya dia bilang menik

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Melahirkan Anak Kembar CEO Buta (END)

    "Daphne Sayang, jangan lari!"Nara begitu gemas memanggil Daphne yang sedang asik merangkak kesana kemari bersama Denzel di sekeliling rumah. Semakin Nara mau menangkapnya, semakin Daphne merangkak kabur sambil terkikik dan berteriak. Collin dan Calista yang melihatnya sampai tertawa begitu senang melihat tingkah adik-adiknya. Nara sendiri pun akhirnya ikut tertawa dan tidak memanggil lagi. Hari ini genap satu tahun umur Daphne dan Denzel. Kedua anak kembar itu sudah begitu gemuk dan makin menggemaskan. Mereka juga sudah pintar merangkak kesana kemari, walaupun mereka belum mulai berjalan. Tingkah kedua anak itu begitu menggemaskan sampai gelak tawa pun tidak berhenti memenuhi rumah keluarga mereka setiap harinya. "Astaga, Sayang, mengapa kau bisa merangkak sampai ke sini!" pekik Janice yang baru saja keluar dari dapur. "Ah, Ibu sudah tidak kuat mengejarnya lagi, Janice! Daphne terlalu lincah!" protes Nara. Janice pun langsung terkekeh sambil mengangkat anaknya yang sudah ber

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Bahagia untuk Semua

    "Semuanya perkenalkan, ini Viola, calon istriku!" Keluarga Edgard mengadakan makan malam bersama hari itu. Sejak anak Edgard lahir, Edgard memang lebih sering melakukan open house mengundang keluarganya agar rumah selalu ramai. Semua orang akan saling membantu menjaga si kembar Denzel dan Daphne sampai Janice benar-benar terbebas dari yang namanya stres dan baby blues. Sungguh, kali ini Janice memiliki support system terbaik dan Janice sangat bahagia dengan banyak berkat berlimpah dalam hidupnya. Devan pun datang malam itu sambil membawa seorang wanita yang sangat cantik, seorang wanita yang awalnya adalah asisten Devan, tapi benih-benih cinta muncul di sana dan dengan bangga, Devan memperkenalkannya pada semua. Elizabeth yang mendengarnya pun langsung memekik kegirangan. "Wah, selamat, Devan! Selamat! Setelah Edgard, akhirnya sebentar lagi kau akan menyusul, lalu Devina juga menyusul. Semua cucu Grandma akan menikah dan memberikan Grandma banyak cicit! Ini kabar bahagia, sangat

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    One Month Celebration

    Spanduk bertuliskan "One Month Celebration of Denzel and Daphne" terbentang di pinggir kolam renang rumah Edgard dan Janice hari itu. Hiasan balon-balon yang didominasi warna biru dan merah itu pun memenuhi dinding dan sepanjang jalan di sekitar kolam renang itu. Selain itu banyak hiasan lain yang menambah meriah suasana pagi itu. Hari ini tepat satu bulan bayi kembar Janice lahir ke dunia. Bayi kembar laki-laki dan perempuan itu diberi nama Denzel William dan Daphne William. Bayi kembar yang membawa kebahagiaan bagi keluarga Edgard dan menyempurnakan keluarga mereka yang tidak lagi kecil karena keluarga inti mereka berjumlah enam orang sekarang. Edgard pun akhirnya merasakan bagaimana lelahnya menjadi orang tua baru yang mengurusi dua bayi sekaligus. Walaupun mereka memakai dua orang baby sitter baru untuk bayi kembar mereka, tapi Edgard tetap ingin tidur dengan bayi mereka. Edgard ingin menemani Janice mengurus bayi kembar mereka sekaligus menebus rasa bersalah karena dulu J

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Welcome Twins

    Janice terus merasa gelisah dalam tidurnya menjelang subuh hari itu. Saat melahirkan sudah tinggal menghitung hari dan Janice tidak berhenti berdebar sampai membuatnya insomnia beberapa hari ini. Janice pun masih terus gelisah sendiri sampai ia merasakan rasa aneh di bawah tubuhnya. "Apa yang lembab ini? Mengapa perutku juga terasa melilit?" gumam Janice sambil perlahan Janice bangkit berdiri dan melangkah ke kamar mandi. Janice memeriksa dan ternyata ada darah di sana, tanda bahwa ia sudah waktunya melahirkan. Jantung Janice langsung memacu kencang, apalagi rasa sakit di perutnya mulai makin kencang seperti meremat perutnya. "Edgard! Edgard!" panggil Janice sambil melangkah keluar dari kamar mandi. Edgard yang tadinya masih tertidur lelap di samping Janice pun seketika langsung membuka matanya waspada. Sejak Janice hamil, Edgard selalu waspada kapan pun istrinya itu membutuhkannya sehingga hanya perlu sedikit suara untuk membuat Edgard langsung membuka matanya. "Janice, ada

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Ayah dan Suami yang Sempurna

    When I was just a little girl ....I asked my mother, what will I be ....Will I be pretty? Will I be rich?Here's what she said to me ....Que sera, sera ....Whatever will be, will be ....The future's not ours to see ....Que sera, sera ....What will be, will be ....Suara Calista bernyanyi terdengar begitu merdu memenuhi ruangan serbaguna yang digunakan untuk acara pementasan sekolah hari itu. Semua orang pun langsung bertepuk tangan begitu acara selesai. Termasuk Edgard, Janice, Nara, dan Grandma Elizabeth yang ikut hadir sebagai penonton. Mereka bertepuk tangan sambil meneteskan air mata begitu bangga melihat Collin dan Calista bersama teman-teman mereka yang menampilkan pertunjukkan drama musical yang begitu indah.Para anak-anak itu berdialog dalam bahasa Inggris, mereka berinteraksi bersama, melangkah kesana kemari, menari, dan diakhiri dengan nyanyian yang begitu merdu dari Calista. Sungguh semua orang tua yang melihatnya begitu bangga pada anak-anak mereka. Nara dan El

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Babymoon

    Di umur kehamilan Janice yang memasuki lima bulan, Edgard mengajak Janice melakukan babymoon sekaligus berlibur bersama keluarga mereka. Edgard membawa serta Nara, Collin, Calista, dan pengasuh kecil mereka, berlibur ke Bali. "Karena aku tidak mau mengambil resiko, jadi kita akan pergi ke tempat yang dekat saja ya, Sayang. Aku sudah menyuruh Jefry menyiapkan semuanya dan kita tinggal menyusun barang pribadi kita saja," kata Edgard malam itu saat mereka sudah berdua di kamar. "Ya ampun, Edgard, aku sungguh tidak perlu babymoon seperti ini." Edgard tersenyum lalu menangkup kedua tangan istrinya itu. "Janice, Sayang, babymoon memang bukan merupakan keharusan, bahkan honeymoon juga bukan merupakan keharusan." "Semua pasangan akan tetap baik-baik saja tanpa honeymoon maupun babymoon." "Hanya saja bedanya, ada pasangan yang memang menginginkannya dan kalau mereka mampu, mereka akan melakukannya." "Begitu juga dengan aku, Sayang. Aku menginginkannya, menyenangkanmu dan anak-anak kita

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Kehamilan yang Menyenangkan

    "Kembar lagi? Grandma akan punya cicit kembar lagi?" Elizabeth memekik senang saat Edgard memberitahunya tentang kehamilan Janice. "Benar, Grandma akan punya cicit lagi dan bukan hanya satu bayi tapi dua sekaligus," tegas Edgard. "Oh, Mefi, kau dengar itu? Oh, Grandma senang sekali! Grandma senang sekali! Janice ... oh, cucu Grandma ...." Elizabeth merentangkan kedua tangannya dan Janice pun langsung masuk ke dalam pelukan wanita tua itu. "Oh, cucu Grandma! Dengar ya, mulai hari ini Grandma akan selalu menyiapkan makanan sehat untukmu, Janice. Kau harus punya tenaga untuk menjaga dan melahirkan bayi kembar yang lucu itu. Haha ...." Janice hanya tertawa senang di pelukan Elizabeth dan Janice mengangguk bersemangat. Memang Janice belum sepenuhnya segar karena kehamilan kembar membuatnya begitu mudah lelah dan mengalami morning sickness parah, tapi ia begitu antusias melihat kebahagiaan semua orang. Elizabeth dan Nara pun langsung asik sendiri membayangkan anggota keluarga baru

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Kejutan yang Tidak Disangka

    Beberapa waktu berlalu dan Janice serta Edgard sudah kembali disibukkan dengan banyaknya kegiatan serta pekerjaan mereka. Pekerjaan Edgard makin sibuk dan makin berkembang, sedangkan Janice membantu suaminya dengan sepenuh hati sambil mengurus kedua anaknya. Namun, padatnya kegiatan mereka akhirnya membuat Janice tumbang juga. "Kau yakin tidak perlu ke dokter, Sayang? Aku tidak tega melihatmu seperti ini, apalagi aku harus ke luar kota besok," seru Edgard cemas. "Aku hanya kelelahan. Aku hanya butuh istirahat, Edgard! Sudahlah, tidak usah cemas!" Janice terus menenangkan Edgard sampai Edgard pun akhirnya pasrah. Namun, saat Edgard ke luar kota, Janice mulai mengalami mual-mual dan gejala yang mencurigakan bagi Nara. "Cobalah melakukan tespek, Janice! Ibu rasa kau sedang hamil." "Ah, tidak, Ibu. Aku hanya kelelahan, tidak apa." Janice berdebar mendengar kemungkinan ia hamil, tapi rasa trauma kehilangan janinnya masih membuatnya takut kecewa kalau ternyata ia tidak hamil. Jani

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Perfect Honeymoon

    "Cheers!" Edgard dan Janice bersulang malam itu setelah menikmati makan malam romantis di restoran resort. Mereka pun tidak berhenti saling menatap dan melemparkan senyum. Setelah sepanjang sore berjalan bergandengan tangan menyusuri resort, mereka pun begitu kelaparan sampai Janice makan begitu banyak. "Bagaimana rasa winenya, Sayang?" "Hmm, ada rasa manis tapi ada pahitnya juga." "Kau menyukainya?" "Hmm, tidak. Tapi aku mau meminumnya sedikit lagi. Apa ini tidak membuat mabuk?" "Tidak, Sayang. Kecuali kau minum satu botol. Haha!" Edgard hanya tertawa mendengarnya. "Lagipula kalau kau mabuk, kau aman bersamaku, Sayang."Janice pun tertawa lebar mendengarnya dan terus meneguk winenya sambil memejamkan matanya. "Hmm, apa acara kita setelah ini, Edgard?" Edgard menaikkan alis mendengarnya. "Acara kita? Apa yang bisa kita lakukan di malam hari, Sayang? Haha, tentu saja berdua di kamar, bahkan mungkin kita tidak akan keluar sampai besok siang." "Astaga, Edgard! Kau membuatku me

DMCA.com Protection Status