Beranda / Romansa / Melahirkan Anak Kembar CEO Buta / Orang yang Harus Diwaspadai

Share

Orang yang Harus Diwaspadai

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-04 08:02:10

"Selamat tidur, Collin!"

"Selamat tidur, Calista!"

"Selamat tidur, Uncle!" seru Collin dan Calista bersamaan.

Edgard pun mengangguk dan mematikan lampunya lalu ia pun keluar dari kamar itu.

Edgard yang begitu kegirangan karena kedua anaknya pulang kembali ke rumahnya pun tidak bisa menyembunyikan perasaannya.

Sejak mereka pulang ke rumah tadi, Edgard sudah menyiapkan begitu banyak makanan kesukaan si kembar yang sebagian besar sama dengan kesukaan Edgard juga dan melihat si kembar yang makan dengan begitu lahap, Edgard pun sangat senang.

Bahkan Edgard juga menemani mereka tidur di kamarnya dan Edgard mendadak menjadi family man sampai Jefry yang melihatnya kagum sendiri.

Sedangkan Janice memilih masuk ke kamar Nara dan berbicara dengan ibunya itu tentang apa yang terjadi tadi di kantor.

"Apa, Janice? Kau bertemu lagi dengan pria itu?"

"Harlan namanya. Dulu dia supervisor di Orion Group dan dua perusahaan itu sama-sama milik Edgard, Ibu."

Janice yang sudah mengakui pada ibunya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Surat Ijin Menyentuh

    "Mengapa kau lama sekali, Janice?" tegur Edgard saat Janice akhirnya masuk ke kamarnya. Janice sendiri masih terlalu fokus memikirkan hubungan antara Miriam, Harlan, dan semuanya dengan jantung yang berdebar kencang sampai ia bengong di luar dan barusan masuk ke kamar Edgard. "Ah, itu ...."Belum sempat Janice menjawab, Edgard sudah bertanya lagi. "Apa Jefry tidak memanggilmu tadi?" "Eh, Jefry memanggilku. Tadi aku hanya sedang mengobrol dengan ibuku." "Apa lagi yang kalian obrolkan? Apa selama ini waktu kalian berdua belum cukup sampai masih harus mengobrol lagi? Seharusnya kau menemaniku di sini kan?" Edgard yang sudah duduk di ranjangnya nampak kesal, namun Janice pun ikut membelalak mendengarnya. "Hei, kau tahu kalau ikatan antara orang tua dan anak itu sifatnya selamanya dan aku tidak akan pernah merasa cukup bersama ibuku. Begitulah orang tua dan anak. Jadi jangan mencoba memisahkan kami, waktuku boleh tersita oleh anak-anakku atau oleh suamiku nanti, teman-temanku, atau

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Saran Absurd

    Suara lantang Janice membuat Edgard seketika mematung sejenak. "Apa katamu, Janice? SIM itu ... bagaimana?""Itu ... menikah. Kau sudah mendengarnya kan? Kalau sudah menikah, bukankah pria dan wanita bebas melakukan apa saja?" ulang Janice dengan suara yang gemetar. Bukannya ia takut karena ia sedang mempertahankan harga dirinya sekarang. Hanya saja, Janice tidak percaya diri dan khawatir kalau reaksi Edgard tidak seperti harapannya. Edgard sendiri kembali mematung sejenak, sebelum akhirnya ia pun mengembuskan napas panjangnya. "Baiklah! Janice ... kau ... sial! Kau sadar apa yang kau katakan kan? Kau memintaku untuk menikahimu dulu agar aku bisa menyentuhmu?" tanya Edgard dengan nada frustasi. Janice sendiri ikut mengembuskan napas panjangnya dan kembali mengumpulkan keberaniannya. "Benar! Kalau kau mau menyentuhku seperti tadi ... kau harus menikahiku!"Edgard yang mendengarnya lagi-lagu mengumpat. Rasanya walau sudah diulang beberapa kali, Edgard masih belum bisa percaya kal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Ajakan Pergi Berbelanja

    Edgard masih tidak berhenti mengomel saat ia melangkah kembali ke arah kamarnya sendiri. Saran Jefry benar-benar absurd dan tentu saja Edgard tidak akan menurutinya. Edgard pun terus menenangkan dirinya dan membuka pintu kamarnya. Namun, saat ia masuk ke sana, alih-alih tenang, Edgard malah makin gelisah melihat Janice sedang tidur cantik di sana. Bahkan Edgard sempat terdiam sejenak dan hanya menatapnya dari pintu, sebelum akhirnya ia melangkah ke ranjang. "Ternyata dia benar-benar tidur di sini ya? Ck, tapi kalau dia tidur di kamar lain, mungkin aku akan memindahkannya juga," gumam Edgard lagi yang sudah naik ke ranjangnya lalu menatap Janice yang sedang tidur telentang itu. Wajah polosnya nampak cantik alami dan bersih dari make up, rambutnya pun tergerai kusut di atas bantal sampai Edgard memicingkan mata menatapnya. Apalagi saat tanpa sadar Janice memalingkan wajahnya ke arah yang berbeda sampai leher jenjang wanita itu tersaji di hadapan Edgard. Bagaikan vampir yang haus

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Insiden Kecil di Butik

    Janice masih menganga tak percaya saat Edgard malah membawa mereka semua pergi ke mall untuk berbelanja. Tentu saja tadi Janice menolak, tapi si kembar sudah terlalu antusias sampai Janice tidak punya pilihan lain selain ikut. Mereka pun melangkah bersama di mall yang besar itu yang masih cukup sepi karena baru buka. Si kembar begitu senang pergi ke mall sampai mereka berlarian sambil terus terkikik. Edgard dan Jefry yang melihatnya pun ikut senang, namun Edgard merasakan sesuatu yang mengganjal sampai ia pun mendekati Janice. "Kapan terakhir kali kau mengajak anak-anak ke mall?"Janice mengernyit tidak suka. "Apa pedulimu? Mereka tidak suka ke mall, mereka hanya suka beli keju di supermarket," seru Janice yang memang hampir tidak pernah mengajak anak-anaknya ke mall. Edgard pun mendesis mendengarnya. "Mereka tidak suka ke mall atau kau yang tidak pernah mengajaknya, hah? Tidak ada anak-anak yang tidak suka ke mall!" "Ck, kau tahu sendiri uangku terbatas dan ke mall itu berarti

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Pengakuan Mengejutkan

    "Collin, Calista, jangan berlarian seperti itu!" teriak Nara yang sudah gelisah karena takut cucunya akan menyenggol manekin. Namun, Collin dan Calista masih tetap berlarian tanpa henti sambil terus memekik kegirangan sampai Nara menjadi gemas. Janice sendiri yang awalnya tidak antusias terus didorong oleh Edgard untuk mencoba baju. "Cobalah! Bajumu sudah terlalu jadul!" "Baju apa itu? Aku tidak terbiasa memakai yang terlalu terbuka! Lagipula ke mana aku harus memakai gaun seperti itu?" "Ini hanya dress santai, semua orang memakainya saat ke mall atau makan malam di restoran, ini biasa saja. Kau saja yang terlalu jadul." "Aku memang jadul! Sudah tidak usah dicoba saja! Lagipula dadanya rendah sekali!" Edgard mengernyit dan menatap gaun santai dengan belahan dada rendah itu dan ia pun mengembuskan napas panjang. "Baiklah, kau akan terlihat rata kalau memakainya!" seru Edgard begitu saja yang membuat Janice melotot kesal dan membuat satu pelayan toko mengulum senyumnya. Janice

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Diakui Sebagai Kekasih

    Elizabeth dan Miriam masih menganga mendengar pengakuan dari Edgard bahwa kedua anak itu adalah anaknya. "Edgard, apa yang kau katakan? Anak siapa itu yang kau akui sebagai anakmu?" pekik Miriam tidak percaya. Ekspresi Miriam sudah begitu tidak terbaca, gabungan antara tidak percaya dan khawatir yang berlebih menatap kedua anak yang tidak jelas itu. Namun, ekspresi Elizabeth lebih lunak dan malah mengerjapkan matanya berulang kali. Elizabeth pun malah melangkah mendekati Edgard dan mencoba menyentuh pipi Calista yang sedang menatapnya dengan wajah imutnya itu. "Eh, kau anak Edgard? Anak Edgard dari mana? Siapa namamu tadi?" tanya Elizabeth pada Calista. "Calista, Grandma Buyut." "Calista?" ulang Elizabeth. "Kau cantik sekali! Dan satu lagi, kau siapa? Kau mirip sekali dengan Edgard waktu kecil," tanya Elizabeth sambil sekarang membungkuk dan menyentuh pipi Collin. Namun, belum sempat Collin menjawab, mendadak Miriam sudah memekik keras. "Ibu ini apa-apaan? Jangan sembarangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Penerimaan yang Tidak Disangka

    Semua orang kembali membelalak mendengarnya. Setelah anak, sekarang kekasih. Nara dan Jerry tetap tidak berani berkomentar, sedangkan Janice sudah membelalak begitu lebar. Namun, gelapnya kacamata hitam yang ia pakai membuat semua orang tidak dapat melihat kedua matanya yang sudah membulat itu. Miriam dan Elizabeth sendiri juga kembali membelalak kaget. Miriam menegang dengan sempurna sampai urat lehernya tercetak jelas, namun Elizabeth mendadak tertawa begitu senang. "Astaga, Mefi! Mefi! Kemari! Haha, kau kalah bertaruh denganku kan? Lihat, kau selalu bilang Edgard tidak pernah berkencan, tapi aku berani bertaruh kalau Edgard diam-diam berkencan dan lihatlah aku benar kan? Bahkan Edgard dan kekasihnya sudah mempunyai anak!" pekik Elizabeth kegirangan. "Siapa namamu tadi?" tanya Elizabeth lagi sambil menatap Janice. "Aku ... Janice ...," jawab Janice terbata. "Jadi kau kekasihnya Edgard? Sudah berapa lama kalian berhubungan, hah?" tanya Elizabeth lagi kepo. "Hmm, itu ...." Ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Mulai Bertindak

    Janice akhirnya bisa bernapas lega saat ternyata Miriam dan Harlan tidak ikut berjalan-jalan bahkan Janice sudah berani melepas syalnya dari mulutnya, walaupun jantungnya tetap berdebar kencang karena nenek tua itu membawanya pergi entah ke mana. Janice pun beberapa kali menoleh ke belakang seolah memastikan kalau Miriam dan Harlan tidak mengikutinya sampai Elizabeth yang melihatnya pun mengernyit bingung. "Eh, kau mencari siapa, Janice? Kau mencari Edgard ya? Haha, sebentar lagi dia juga datang. Grandma kan baru saja meneleponnya." Janice pun terpaksa tertawa di hadapan Elizabeth. "Ah, iya, Nenek ...." "Eh, Grandma. Panggil aku Grandma, jangan Nenek! Hahaha!" "Oh, Grandma. Haha, Grandma ...," ulang Janice lagi sambil melirik Nara seolah memberi kode kalau ia lelah berakting. Tapi Nara tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa memprotes juga karena ia sendiri merasa cukup puas saat Edgard secara gentle memperkenalkan Janice sebagai kekasihnya dan si kembar sebagai anaknya. Sun

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Melahirkan Anak Kembar CEO Buta (END)

    "Daphne Sayang, jangan lari!"Nara begitu gemas memanggil Daphne yang sedang asik merangkak kesana kemari bersama Denzel di sekeliling rumah. Semakin Nara mau menangkapnya, semakin Daphne merangkak kabur sambil terkikik dan berteriak. Collin dan Calista yang melihatnya sampai tertawa begitu senang melihat tingkah adik-adiknya. Nara sendiri pun akhirnya ikut tertawa dan tidak memanggil lagi. Hari ini genap satu tahun umur Daphne dan Denzel. Kedua anak kembar itu sudah begitu gemuk dan makin menggemaskan. Mereka juga sudah pintar merangkak kesana kemari, walaupun mereka belum mulai berjalan. Tingkah kedua anak itu begitu menggemaskan sampai gelak tawa pun tidak berhenti memenuhi rumah keluarga mereka setiap harinya. "Astaga, Sayang, mengapa kau bisa merangkak sampai ke sini!" pekik Janice yang baru saja keluar dari dapur. "Ah, Ibu sudah tidak kuat mengejarnya lagi, Janice! Daphne terlalu lincah!" protes Nara. Janice pun langsung terkekeh sambil mengangkat anaknya yang sudah ber

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Bahagia untuk Semua

    "Semuanya perkenalkan, ini Viola, calon istriku!" Keluarga Edgard mengadakan makan malam bersama hari itu. Sejak anak Edgard lahir, Edgard memang lebih sering melakukan open house mengundang keluarganya agar rumah selalu ramai. Semua orang akan saling membantu menjaga si kembar Denzel dan Daphne sampai Janice benar-benar terbebas dari yang namanya stres dan baby blues. Sungguh, kali ini Janice memiliki support system terbaik dan Janice sangat bahagia dengan banyak berkat berlimpah dalam hidupnya. Devan pun datang malam itu sambil membawa seorang wanita yang sangat cantik, seorang wanita yang awalnya adalah asisten Devan, tapi benih-benih cinta muncul di sana dan dengan bangga, Devan memperkenalkannya pada semua. Elizabeth yang mendengarnya pun langsung memekik kegirangan. "Wah, selamat, Devan! Selamat! Setelah Edgard, akhirnya sebentar lagi kau akan menyusul, lalu Devina juga menyusul. Semua cucu Grandma akan menikah dan memberikan Grandma banyak cicit! Ini kabar bahagia, sangat

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    One Month Celebration

    Spanduk bertuliskan "One Month Celebration of Denzel and Daphne" terbentang di pinggir kolam renang rumah Edgard dan Janice hari itu. Hiasan balon-balon yang didominasi warna biru dan merah itu pun memenuhi dinding dan sepanjang jalan di sekitar kolam renang itu. Selain itu banyak hiasan lain yang menambah meriah suasana pagi itu. Hari ini tepat satu bulan bayi kembar Janice lahir ke dunia. Bayi kembar laki-laki dan perempuan itu diberi nama Denzel William dan Daphne William. Bayi kembar yang membawa kebahagiaan bagi keluarga Edgard dan menyempurnakan keluarga mereka yang tidak lagi kecil karena keluarga inti mereka berjumlah enam orang sekarang. Edgard pun akhirnya merasakan bagaimana lelahnya menjadi orang tua baru yang mengurusi dua bayi sekaligus. Walaupun mereka memakai dua orang baby sitter baru untuk bayi kembar mereka, tapi Edgard tetap ingin tidur dengan bayi mereka. Edgard ingin menemani Janice mengurus bayi kembar mereka sekaligus menebus rasa bersalah karena dulu J

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Welcome Twins

    Janice terus merasa gelisah dalam tidurnya menjelang subuh hari itu. Saat melahirkan sudah tinggal menghitung hari dan Janice tidak berhenti berdebar sampai membuatnya insomnia beberapa hari ini. Janice pun masih terus gelisah sendiri sampai ia merasakan rasa aneh di bawah tubuhnya. "Apa yang lembab ini? Mengapa perutku juga terasa melilit?" gumam Janice sambil perlahan Janice bangkit berdiri dan melangkah ke kamar mandi. Janice memeriksa dan ternyata ada darah di sana, tanda bahwa ia sudah waktunya melahirkan. Jantung Janice langsung memacu kencang, apalagi rasa sakit di perutnya mulai makin kencang seperti meremat perutnya. "Edgard! Edgard!" panggil Janice sambil melangkah keluar dari kamar mandi. Edgard yang tadinya masih tertidur lelap di samping Janice pun seketika langsung membuka matanya waspada. Sejak Janice hamil, Edgard selalu waspada kapan pun istrinya itu membutuhkannya sehingga hanya perlu sedikit suara untuk membuat Edgard langsung membuka matanya. "Janice, ada

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Ayah dan Suami yang Sempurna

    When I was just a little girl ....I asked my mother, what will I be ....Will I be pretty? Will I be rich?Here's what she said to me ....Que sera, sera ....Whatever will be, will be ....The future's not ours to see ....Que sera, sera ....What will be, will be ....Suara Calista bernyanyi terdengar begitu merdu memenuhi ruangan serbaguna yang digunakan untuk acara pementasan sekolah hari itu. Semua orang pun langsung bertepuk tangan begitu acara selesai. Termasuk Edgard, Janice, Nara, dan Grandma Elizabeth yang ikut hadir sebagai penonton. Mereka bertepuk tangan sambil meneteskan air mata begitu bangga melihat Collin dan Calista bersama teman-teman mereka yang menampilkan pertunjukkan drama musical yang begitu indah.Para anak-anak itu berdialog dalam bahasa Inggris, mereka berinteraksi bersama, melangkah kesana kemari, menari, dan diakhiri dengan nyanyian yang begitu merdu dari Calista. Sungguh semua orang tua yang melihatnya begitu bangga pada anak-anak mereka. Nara dan El

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Babymoon

    Di umur kehamilan Janice yang memasuki lima bulan, Edgard mengajak Janice melakukan babymoon sekaligus berlibur bersama keluarga mereka. Edgard membawa serta Nara, Collin, Calista, dan pengasuh kecil mereka, berlibur ke Bali. "Karena aku tidak mau mengambil resiko, jadi kita akan pergi ke tempat yang dekat saja ya, Sayang. Aku sudah menyuruh Jefry menyiapkan semuanya dan kita tinggal menyusun barang pribadi kita saja," kata Edgard malam itu saat mereka sudah berdua di kamar. "Ya ampun, Edgard, aku sungguh tidak perlu babymoon seperti ini." Edgard tersenyum lalu menangkup kedua tangan istrinya itu. "Janice, Sayang, babymoon memang bukan merupakan keharusan, bahkan honeymoon juga bukan merupakan keharusan." "Semua pasangan akan tetap baik-baik saja tanpa honeymoon maupun babymoon." "Hanya saja bedanya, ada pasangan yang memang menginginkannya dan kalau mereka mampu, mereka akan melakukannya." "Begitu juga dengan aku, Sayang. Aku menginginkannya, menyenangkanmu dan anak-anak kita

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Kehamilan yang Menyenangkan

    "Kembar lagi? Grandma akan punya cicit kembar lagi?" Elizabeth memekik senang saat Edgard memberitahunya tentang kehamilan Janice. "Benar, Grandma akan punya cicit lagi dan bukan hanya satu bayi tapi dua sekaligus," tegas Edgard. "Oh, Mefi, kau dengar itu? Oh, Grandma senang sekali! Grandma senang sekali! Janice ... oh, cucu Grandma ...." Elizabeth merentangkan kedua tangannya dan Janice pun langsung masuk ke dalam pelukan wanita tua itu. "Oh, cucu Grandma! Dengar ya, mulai hari ini Grandma akan selalu menyiapkan makanan sehat untukmu, Janice. Kau harus punya tenaga untuk menjaga dan melahirkan bayi kembar yang lucu itu. Haha ...." Janice hanya tertawa senang di pelukan Elizabeth dan Janice mengangguk bersemangat. Memang Janice belum sepenuhnya segar karena kehamilan kembar membuatnya begitu mudah lelah dan mengalami morning sickness parah, tapi ia begitu antusias melihat kebahagiaan semua orang. Elizabeth dan Nara pun langsung asik sendiri membayangkan anggota keluarga baru

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Kejutan yang Tidak Disangka

    Beberapa waktu berlalu dan Janice serta Edgard sudah kembali disibukkan dengan banyaknya kegiatan serta pekerjaan mereka. Pekerjaan Edgard makin sibuk dan makin berkembang, sedangkan Janice membantu suaminya dengan sepenuh hati sambil mengurus kedua anaknya. Namun, padatnya kegiatan mereka akhirnya membuat Janice tumbang juga. "Kau yakin tidak perlu ke dokter, Sayang? Aku tidak tega melihatmu seperti ini, apalagi aku harus ke luar kota besok," seru Edgard cemas. "Aku hanya kelelahan. Aku hanya butuh istirahat, Edgard! Sudahlah, tidak usah cemas!" Janice terus menenangkan Edgard sampai Edgard pun akhirnya pasrah. Namun, saat Edgard ke luar kota, Janice mulai mengalami mual-mual dan gejala yang mencurigakan bagi Nara. "Cobalah melakukan tespek, Janice! Ibu rasa kau sedang hamil." "Ah, tidak, Ibu. Aku hanya kelelahan, tidak apa." Janice berdebar mendengar kemungkinan ia hamil, tapi rasa trauma kehilangan janinnya masih membuatnya takut kecewa kalau ternyata ia tidak hamil. Jani

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Perfect Honeymoon

    "Cheers!" Edgard dan Janice bersulang malam itu setelah menikmati makan malam romantis di restoran resort. Mereka pun tidak berhenti saling menatap dan melemparkan senyum. Setelah sepanjang sore berjalan bergandengan tangan menyusuri resort, mereka pun begitu kelaparan sampai Janice makan begitu banyak. "Bagaimana rasa winenya, Sayang?" "Hmm, ada rasa manis tapi ada pahitnya juga." "Kau menyukainya?" "Hmm, tidak. Tapi aku mau meminumnya sedikit lagi. Apa ini tidak membuat mabuk?" "Tidak, Sayang. Kecuali kau minum satu botol. Haha!" Edgard hanya tertawa mendengarnya. "Lagipula kalau kau mabuk, kau aman bersamaku, Sayang."Janice pun tertawa lebar mendengarnya dan terus meneguk winenya sambil memejamkan matanya. "Hmm, apa acara kita setelah ini, Edgard?" Edgard menaikkan alis mendengarnya. "Acara kita? Apa yang bisa kita lakukan di malam hari, Sayang? Haha, tentu saja berdua di kamar, bahkan mungkin kita tidak akan keluar sampai besok siang." "Astaga, Edgard! Kau membuatku me

DMCA.com Protection Status