Beranda / Romansa / Melahirkan Anak Kembar CEO Buta / Datang di Saat yang Tepat

Share

Datang di Saat yang Tepat

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-17 08:51:50

Nara masih berdiri mematung dengan mata yang membelalak melihat dua orang tamu pria tidak dikenal berdiri di depan rumahnya.

"Eh, siapa kalian?" tanya Nara sambil memperhatikan penampilan dua orang pria yang sedang memakai kemeja rapinya itu.

Nara terus mengerjapkan matanya dan mencoba mengingat di mana ia pernah bertemu pria muda di hadapannya itu karena pria itu nampak familiar.

"Ah, selamat malam, Bu!" sapa Jefry dengan senyuman ramahnya.

Jefry datang bersama satu pria bertubuh besar yang biasa dipanggil Tito, namun mereka berusaha bersikap baik agar keluarga Janice mau ikut dengannya tanpa paksaan, karena memang perintah Edgard adalah untuk membawa seluruh anggota keluarga Janice.

Tapi mengapa sepertinya wanita tua itu sangat familiar ya, entah di mana Jefry pernah melihatnya.

Bahkan suara wanita tua itu juga terdengar tidak asing.

"Iya, selamat malam, siapa kalian?" tanya Nara lagi dengan tatapan menyelidik dan dengan jantung yang sudah berdebar kencang.

"Ah, perkenalkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Saatnya Menjadi Pahlawan

    "Cepat sedikit, Pak!"Janice terus menepuk bahu tukang ojeknya saat mereka sudah hampir tiba ke rumah Janice. Janice pun terus gelisah dan tidak sabar memikirkan kondisi si kembar, apalagi karena ia sudah menelepon kenalannya tadi, namun tidak diangkat. "Aduh, bagaimana keadaan anak-anak?" gumam Janice sambil mulai mencoba menelepon Nara, namun Nara juga tidak mengangkat teleponnya. "Ck, mengapa tidak diangkat? Ayo, Ibu, angkat! Ah, semoga Ibu sudah membawa mereka ke rumah sakit!"Janice kembali mencoba menelepon Nara, namun Nara tetap tidak mengangkat ponselnya. Tentu saja Nara tidak mengangkatnya karena saat ini Nara sudah membawa si kembar masuk ke UGD. Jefry dan Tito membawa anak-anak ke rumah sakit besar, rumah sakit mahal langganan keluarga Edgard karena memang hanya itu yang mereka tahu. Nara sendiri sudah membelalak melihat rumah sakit yang besar itu lalu makin panik dan ngotot pindah rumah sakit karena ia takut tidak bisa membayar rumah sakitnya. Namun, Jefry meyakinka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Bukan Rencana Jahat

    "Kalian tidak salah? Kamar ini ...."Nara memandang takjub pada kamar rawat inap kedua cucunya yang merupakan kamar VIP anak di rumah sakit itu. Ranjangnya serta seluruh fasilitasnya begitu mewah. "Apanya yang salah? Ini kamar rawat inap untuk Collin dan Calista," sahut Jefry begitu yakin. Jefry melihat saat Nara mengisi data diri pasien, jadi ia akhirnya mengetahui nama kedua anak yang familiar itu. Ya, Jefry merasa wajah kedua anak itu begitu familiar, tapi lagi-lagi Jefry tidak ingat di mana ia pernah melihat mereka. Lagipula wajah mereka yang pucat pun membuat Jefry sedikit tidak yakin, takut ia salah mengenali orang. "Eh, tapi ... siapa namamu tadi?" tanya Nara pada Jefry yang sedang tersenyum puas itu. "Ah, namaku Jefry, Bu."Jefry memang akhirnya memperkenalkan dirinya, sebelum mereka membawa si kembar masuk ke kamar ini tadi. "Ah, benar! Jefry, kamar ini mahal sekali, aku dan anakku tidak mampu membayarnya ... ""Astaga, Bu! Bukankah sudah kubilang bosku yang akan menan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Tidak Sesuai Ekspektasi

    "Apa menolong dua orang anak kembar yang sedang sakit itu termasuk rencana jahat, Janice?" Edgard yang begitu bosan menunggu sendirian di dalam mobil pun akhirnya keluar dan menghampiri kamar anak Janice. Edgard pun langsung menyeringai saat melihat dan mendengar ucapan Janice di koridor dan ia pun langsung menyahutinya dengan santai. Janice sendiri yang mendengar suara pun sontak menoleh kaget dan terdiam menatap Edgard, namun rasa kesalnya pada Edgard pun membuatnya melupakan semua kesopanannya dan menantang pria itu. "Dasar kau pria brengsek! Katakan apa yang sedang kau rencanakan sekarang? Aku tahu Jefry datang ke rumahku bukan tanpa maksud kan?""Baiklah, aku berterima kasih karena Jefry sudah membawa anak-anak ke rumah sakit tepat waktu, tapi jangan harap bisa mengusik mereka! Urusanmu itu hanya denganku, jadi jangan menyentuh keluargaku!" ancam Janice kesal. Namun, Edgard hanya tersenyum mendengarnya sambil terus melangkah mendekat sampai ia tiba di hadapan wanita itu. "Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Darahnya Ada di Sini

    "Bagaimana? Kau sudah bertemu dengan bosmu, Janice?" Janice yang barusan masuk kembali ke kamar hanya bisa memaksakan senyumnya mendengar pertanyaan ibunya."Itu ... aku sudah mengucapkan terima kasih tapi karena dia terlalu sibuk, dia pulang duluan.""Astaga, Ibu tahu orang kaya pasti sibuk. Tapi bosmu itu begitu baik sampai mau membantu anak-anak." Nara pun menceritakan semuanya tadi dan bagaimana ia sudah menolak kamar VIP, tapi Jefry memaksanya atas perintah bosnya. Janice yang mendengar ceritanya pun kembali memaksakan senyumnya. "Ibu, dia ... baiklah, dia sudah menyewa kamar yang terbaik untuk anak-anak tapi aku sungkan, bagaimana kalau besok kita pindah ke kamar biasa saja?" kata Janice ragu. Janice masih terus kepikiran dengan ancaman Edgard tadi, tapi Janice sendiri juga sudah tidak punya uang untuk membayar rumah sakit karena uangnya sudah habis untuk membayar kontrakan yang baru tadi."Eh, kalau memang itu maumu, kita pindahkan saja tidak masalah. Sebenarnya Ibu maunya

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Dimarahi Anak Kecil

    Edgard masih mengernyit mendengar penjelasan dokter tentang Collin dan Calista dan ia pun mendengarkan dengan serius sampai bagian Calista membutuhkan donor darah. Sontak saja tatapan Edgard kembali terarah pada anak perempuan yang terlihat lemah itu dan hati Edgard pun rasanya kembali tertusuk sesuatu, walaupun Edgard masih tidak tahu rasa apa itu. "Err, Bos! Kasihan anak itu, sampai harus transfusi darah," bisik Jefry sambil menatap Calista dengan iba. Namun, Edgard hanya diam dan tidak menanggapi Jefry. Edgard pun tetap menatap Collin dan Calista bergantian dan masih mencoba mencari kemiripan di antara keduanya saat tiba-tiba Janice memekik keras sambil berlari ke arahnya. Janice memeluk lengan Edgard sampai Edgard benar-benar kaget dibuatnya. Bukannya Edgard mau bersikap sok suci. Edgard sendiri sudah meniduri wanita itu dan walaupun bibir Edgard terus menghina Janice, tidak dapat dipungkiri kalau ia sangat menikmati aktivitasnya dengan wanita itu. Tapi untuk disentuh secar

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Sebuah Kesepakatan

    Edgard tidak mau menanggapi ucapan Collin, sedangkan Collin sendiri langsung dibungkam oleh Nara karena bagi Nara, Collin sudah tidak sopan. Sementara Edgard sendiri tidak mau menanggapinya lagi. Hatinya masih kesal, tapi anehnya, Edgard juga masih belum mau pergi dari sana, seolah ada sesuatu yang menahan kakinya agar tidak pergi sama sekali. "Bos, bagaimana? Apa yang kita lakukan di sini? Apa kau tidak mau mendonorkan darahmu?" bisik Jefry yang sudah entah ke berapa kalinya sejak tadi. "Sial, Jefry! Aku tidak akan mendonorkan darahku yang berharga ini untuk anak wanita itu! Kalaupun ada yang harus melakukannya, cari saja ayah kandungnya yang tidak jelas itu, mengapa harus aku? Sial!" "Eh? Ayah kandungnya?" Jefry pun terdiam mendengar ucapan Edgard, namun ada banyak pertanyaan absurd yang mendadak muncul di otak Jefry tentang ayah kandung si kembar. Tidak ada yang bicara lagi setelahnya karena Janice hanya bisa menangisi Calista yang masih begitu lemas. Calista sendiri tidak ba

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Perasaan Aneh di Hatinya

    Janice tidak berhenti bersyukur saat akhirnya ia bisa melihat Calista tidur dengan nyenyak sore itu setelah mendapatkan transfusi darah dari Edgard. Rasanya hati seorang Ibu begitu lega sekarang. Janice pun sama sekali tidak menyesal sudah membuat kesepakatan gila itu dengan Edgard selama itu demi keselamatan anaknya. "Janice, bosmu itu begitu baik, tapi mengapa sikapmu begitu kurang ajar padanya! Ibu tidak habis pikir denganmu!""Tapi Ibu masih merasa pernah melihatnya di mana ya selain di supermarket waktu itu. Ibu tidak bisa mengingatnya, tapi syukurlah ternyata darahnya cocok dengan Calista." Nara tidak berhenti berbicara sendiri walaupun Janice sama sekali tidak menanggapinya. Janice hanya tetap duduk di samping Calista dan membelainya. Biarkan saja Nara berpikiran apa pun sekarang, tapi Janice tidak akan mengatakan apa pun karena memang waktunya sama sekali tidak tepat. Janice pun tidak mau memikirkan hal lainnya selain kesembuhan Collin dan Calista. "Mama, Collin lapar.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Pikiran Absurd dan Penyangkalan

    Janice begitu tegang saat melihat Edgard terus memperhatikan Collin dan Calista.Janice pun segera memutus kontak mata itu dan mendadak sibuk mondar-mandir untuk mengalihkan perhatian Edgard. Dan cara itu ampuh karena Edgard mendadak sudah tidak memperhatikan si kembar lagi, tapi malah memperhatikan Janice yang langsung melayani anaknya itu. "Ini ... kita lihat apa saja yang dibawa," gumam Janice. Jefry yang mendengarnya pun langsung maju dan kembali menjelaskan barang bawaannya, layaknya seorang sales yang sedang mempromosikan barang dagangannya. "Ini ada jus buah katanya bagus untuk menaikkan trombosit. Biasanya kalau demam berdarah memang disarankan minum jus ini, jus jambu biji. Kalian pasti akan suka!" Jefry mengangkat kotak jus dan memperlihatkan pada anak-anak yang langsung antusias itu. "Lalu ini ada keju! Karena anak-anak menyukai keju jadi makan makanan yang disukai saat sakit itu bisa meningkatkan imun tubuh juga."Jefry kembali menunjukkan kejunya pada anak-anak yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20

Bab terbaru

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Melahirkan Anak Kembar CEO Buta (END)

    "Daphne Sayang, jangan lari!"Nara begitu gemas memanggil Daphne yang sedang asik merangkak kesana kemari bersama Denzel di sekeliling rumah. Semakin Nara mau menangkapnya, semakin Daphne merangkak kabur sambil terkikik dan berteriak. Collin dan Calista yang melihatnya sampai tertawa begitu senang melihat tingkah adik-adiknya. Nara sendiri pun akhirnya ikut tertawa dan tidak memanggil lagi. Hari ini genap satu tahun umur Daphne dan Denzel. Kedua anak kembar itu sudah begitu gemuk dan makin menggemaskan. Mereka juga sudah pintar merangkak kesana kemari, walaupun mereka belum mulai berjalan. Tingkah kedua anak itu begitu menggemaskan sampai gelak tawa pun tidak berhenti memenuhi rumah keluarga mereka setiap harinya. "Astaga, Sayang, mengapa kau bisa merangkak sampai ke sini!" pekik Janice yang baru saja keluar dari dapur. "Ah, Ibu sudah tidak kuat mengejarnya lagi, Janice! Daphne terlalu lincah!" protes Nara. Janice pun langsung terkekeh sambil mengangkat anaknya yang sudah ber

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Bahagia untuk Semua

    "Semuanya perkenalkan, ini Viola, calon istriku!" Keluarga Edgard mengadakan makan malam bersama hari itu. Sejak anak Edgard lahir, Edgard memang lebih sering melakukan open house mengundang keluarganya agar rumah selalu ramai. Semua orang akan saling membantu menjaga si kembar Denzel dan Daphne sampai Janice benar-benar terbebas dari yang namanya stres dan baby blues. Sungguh, kali ini Janice memiliki support system terbaik dan Janice sangat bahagia dengan banyak berkat berlimpah dalam hidupnya. Devan pun datang malam itu sambil membawa seorang wanita yang sangat cantik, seorang wanita yang awalnya adalah asisten Devan, tapi benih-benih cinta muncul di sana dan dengan bangga, Devan memperkenalkannya pada semua. Elizabeth yang mendengarnya pun langsung memekik kegirangan. "Wah, selamat, Devan! Selamat! Setelah Edgard, akhirnya sebentar lagi kau akan menyusul, lalu Devina juga menyusul. Semua cucu Grandma akan menikah dan memberikan Grandma banyak cicit! Ini kabar bahagia, sangat

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    One Month Celebration

    Spanduk bertuliskan "One Month Celebration of Denzel and Daphne" terbentang di pinggir kolam renang rumah Edgard dan Janice hari itu. Hiasan balon-balon yang didominasi warna biru dan merah itu pun memenuhi dinding dan sepanjang jalan di sekitar kolam renang itu. Selain itu banyak hiasan lain yang menambah meriah suasana pagi itu. Hari ini tepat satu bulan bayi kembar Janice lahir ke dunia. Bayi kembar laki-laki dan perempuan itu diberi nama Denzel William dan Daphne William. Bayi kembar yang membawa kebahagiaan bagi keluarga Edgard dan menyempurnakan keluarga mereka yang tidak lagi kecil karena keluarga inti mereka berjumlah enam orang sekarang. Edgard pun akhirnya merasakan bagaimana lelahnya menjadi orang tua baru yang mengurusi dua bayi sekaligus. Walaupun mereka memakai dua orang baby sitter baru untuk bayi kembar mereka, tapi Edgard tetap ingin tidur dengan bayi mereka. Edgard ingin menemani Janice mengurus bayi kembar mereka sekaligus menebus rasa bersalah karena dulu J

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Welcome Twins

    Janice terus merasa gelisah dalam tidurnya menjelang subuh hari itu. Saat melahirkan sudah tinggal menghitung hari dan Janice tidak berhenti berdebar sampai membuatnya insomnia beberapa hari ini. Janice pun masih terus gelisah sendiri sampai ia merasakan rasa aneh di bawah tubuhnya. "Apa yang lembab ini? Mengapa perutku juga terasa melilit?" gumam Janice sambil perlahan Janice bangkit berdiri dan melangkah ke kamar mandi. Janice memeriksa dan ternyata ada darah di sana, tanda bahwa ia sudah waktunya melahirkan. Jantung Janice langsung memacu kencang, apalagi rasa sakit di perutnya mulai makin kencang seperti meremat perutnya. "Edgard! Edgard!" panggil Janice sambil melangkah keluar dari kamar mandi. Edgard yang tadinya masih tertidur lelap di samping Janice pun seketika langsung membuka matanya waspada. Sejak Janice hamil, Edgard selalu waspada kapan pun istrinya itu membutuhkannya sehingga hanya perlu sedikit suara untuk membuat Edgard langsung membuka matanya. "Janice, ada

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Ayah dan Suami yang Sempurna

    When I was just a little girl ....I asked my mother, what will I be ....Will I be pretty? Will I be rich?Here's what she said to me ....Que sera, sera ....Whatever will be, will be ....The future's not ours to see ....Que sera, sera ....What will be, will be ....Suara Calista bernyanyi terdengar begitu merdu memenuhi ruangan serbaguna yang digunakan untuk acara pementasan sekolah hari itu. Semua orang pun langsung bertepuk tangan begitu acara selesai. Termasuk Edgard, Janice, Nara, dan Grandma Elizabeth yang ikut hadir sebagai penonton. Mereka bertepuk tangan sambil meneteskan air mata begitu bangga melihat Collin dan Calista bersama teman-teman mereka yang menampilkan pertunjukkan drama musical yang begitu indah.Para anak-anak itu berdialog dalam bahasa Inggris, mereka berinteraksi bersama, melangkah kesana kemari, menari, dan diakhiri dengan nyanyian yang begitu merdu dari Calista. Sungguh semua orang tua yang melihatnya begitu bangga pada anak-anak mereka. Nara dan El

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Babymoon

    Di umur kehamilan Janice yang memasuki lima bulan, Edgard mengajak Janice melakukan babymoon sekaligus berlibur bersama keluarga mereka. Edgard membawa serta Nara, Collin, Calista, dan pengasuh kecil mereka, berlibur ke Bali. "Karena aku tidak mau mengambil resiko, jadi kita akan pergi ke tempat yang dekat saja ya, Sayang. Aku sudah menyuruh Jefry menyiapkan semuanya dan kita tinggal menyusun barang pribadi kita saja," kata Edgard malam itu saat mereka sudah berdua di kamar. "Ya ampun, Edgard, aku sungguh tidak perlu babymoon seperti ini." Edgard tersenyum lalu menangkup kedua tangan istrinya itu. "Janice, Sayang, babymoon memang bukan merupakan keharusan, bahkan honeymoon juga bukan merupakan keharusan." "Semua pasangan akan tetap baik-baik saja tanpa honeymoon maupun babymoon." "Hanya saja bedanya, ada pasangan yang memang menginginkannya dan kalau mereka mampu, mereka akan melakukannya." "Begitu juga dengan aku, Sayang. Aku menginginkannya, menyenangkanmu dan anak-anak kita

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Kehamilan yang Menyenangkan

    "Kembar lagi? Grandma akan punya cicit kembar lagi?" Elizabeth memekik senang saat Edgard memberitahunya tentang kehamilan Janice. "Benar, Grandma akan punya cicit lagi dan bukan hanya satu bayi tapi dua sekaligus," tegas Edgard. "Oh, Mefi, kau dengar itu? Oh, Grandma senang sekali! Grandma senang sekali! Janice ... oh, cucu Grandma ...." Elizabeth merentangkan kedua tangannya dan Janice pun langsung masuk ke dalam pelukan wanita tua itu. "Oh, cucu Grandma! Dengar ya, mulai hari ini Grandma akan selalu menyiapkan makanan sehat untukmu, Janice. Kau harus punya tenaga untuk menjaga dan melahirkan bayi kembar yang lucu itu. Haha ...." Janice hanya tertawa senang di pelukan Elizabeth dan Janice mengangguk bersemangat. Memang Janice belum sepenuhnya segar karena kehamilan kembar membuatnya begitu mudah lelah dan mengalami morning sickness parah, tapi ia begitu antusias melihat kebahagiaan semua orang. Elizabeth dan Nara pun langsung asik sendiri membayangkan anggota keluarga baru

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Kejutan yang Tidak Disangka

    Beberapa waktu berlalu dan Janice serta Edgard sudah kembali disibukkan dengan banyaknya kegiatan serta pekerjaan mereka. Pekerjaan Edgard makin sibuk dan makin berkembang, sedangkan Janice membantu suaminya dengan sepenuh hati sambil mengurus kedua anaknya. Namun, padatnya kegiatan mereka akhirnya membuat Janice tumbang juga. "Kau yakin tidak perlu ke dokter, Sayang? Aku tidak tega melihatmu seperti ini, apalagi aku harus ke luar kota besok," seru Edgard cemas. "Aku hanya kelelahan. Aku hanya butuh istirahat, Edgard! Sudahlah, tidak usah cemas!" Janice terus menenangkan Edgard sampai Edgard pun akhirnya pasrah. Namun, saat Edgard ke luar kota, Janice mulai mengalami mual-mual dan gejala yang mencurigakan bagi Nara. "Cobalah melakukan tespek, Janice! Ibu rasa kau sedang hamil." "Ah, tidak, Ibu. Aku hanya kelelahan, tidak apa." Janice berdebar mendengar kemungkinan ia hamil, tapi rasa trauma kehilangan janinnya masih membuatnya takut kecewa kalau ternyata ia tidak hamil. Jani

  • Melahirkan Anak Kembar CEO Buta    Perfect Honeymoon

    "Cheers!" Edgard dan Janice bersulang malam itu setelah menikmati makan malam romantis di restoran resort. Mereka pun tidak berhenti saling menatap dan melemparkan senyum. Setelah sepanjang sore berjalan bergandengan tangan menyusuri resort, mereka pun begitu kelaparan sampai Janice makan begitu banyak. "Bagaimana rasa winenya, Sayang?" "Hmm, ada rasa manis tapi ada pahitnya juga." "Kau menyukainya?" "Hmm, tidak. Tapi aku mau meminumnya sedikit lagi. Apa ini tidak membuat mabuk?" "Tidak, Sayang. Kecuali kau minum satu botol. Haha!" Edgard hanya tertawa mendengarnya. "Lagipula kalau kau mabuk, kau aman bersamaku, Sayang."Janice pun tertawa lebar mendengarnya dan terus meneguk winenya sambil memejamkan matanya. "Hmm, apa acara kita setelah ini, Edgard?" Edgard menaikkan alis mendengarnya. "Acara kita? Apa yang bisa kita lakukan di malam hari, Sayang? Haha, tentu saja berdua di kamar, bahkan mungkin kita tidak akan keluar sampai besok siang." "Astaga, Edgard! Kau membuatku me

DMCA.com Protection Status