Share

PERASAAN QIYA

Author: Almah Kartika
last update Last Updated: 2021-05-29 13:07:24

"Hai Qiyaa..." sapa Bara saat melihat Qiya melewatinya di kantin.

Qiya menoleh melihat siapa yang manyapanya, memangnya nama Qiya dikenal banyak orang? Ia rasa tidak. Bagaimana bisa cowok itu tau namanya padahal ia murid baru Ah sudahlah, Qiya tidak peduli. Ia melenggang melewati seseorang yang menyapanya itu, tanpa membalas sapaannya. Bodo amat, bahkan jika Qiya dikenal sombong.

"Gue bilang apa, adek gue tuh gak gampang" ujar Yasir dengan songong. Ia menyunggingkan senyum menyebalkannya. Dan hal itu berhasil membuat Bara mendengus kesal.

Aji menepuk-nepuk bahu Bara berniat menenangkannya tapi tetap saja, setelah itu Aji tertawa puas karena melihat temannya yang selalu menjadi idaman para cewek itu di abaikan oleh satu murid baru. "Sabar, masih permulaan" kata Aji, "tapi kalo permulaan aja udah gini, gimana nantinya? Ahhahah" lanjut Aji meledek.

Di tempat lain. Di meja ujung kantin, Qiya sedang menikmati makanannya bersama dua orang temannya, yaitu Rissa dan Sarah. Ya, teman SDnya itu sekarang kembali menjadi teman dekatnya di SMA, mereka satu kelas.

Qiya sama sekali tidak memperdulikan sapaan cowok tadi, rupanya cowok itu teman Yasir, kakaknya. Qiya baru mengetahuinya saat ia melihat kakaknya itu duduk satu meja bersama cowok itu. Yang menarik perhatiannya saat ini bukanlah tentang kakaknya dan cowok yang menyapanya tadi. Tetapi perhatiannya tertuju kepada cowok yang duduk diam dengan ponsel ditangannya, sepertinya cowok itu selalu sibuk dengan game. Dan Qiya lihat dia tetap tidak melupakan teman-teman disekitarnya, karena sesekali ia menyahuti candaan orang disekitarnya, walau hanya dengan senyum dan tawa ringan khasnya.

Yasir memergoki Qiya yang tengah menatap Fatur, Yasir tersenyum kepada Qiya yang dibalas pelototan darinya, jangan salah mata Qiya itu belo dan sayu bayangkan betapa seramnya pelototan dari matanya. Qiya tau jika senyuman dari kakaknya berarti ledekan, karena Yasir menunjukan senyum menyebalkan ala badboy. Hanya kakaknya yang tahu tentang segala perasaannya untuk saat ini.

"Lo melototin siapa sih? Ngeri gue liatnya," tanya Sarah.

Qiya menggeleng pelan, lalu kembali melanjutkan acara makannya. Setelah selesai ia mendongak menatap kedua temannya. "Lo liat gak itu tuh gerombolan cowok yang di pojok kantin itu," otomatis Sarah dan Rissa menoleh melihat ke arah meja yang di kerubungi 6 cowok.

"Oohh itu yang tadi nyapa lo terus lo cuekin?" Tanya Rissa seakan paham apa yang akan Qiya bahas.

Qiya mengerucutkan bibirnya sebal, "bukan itu ish.."

"Lagian ya, lo bisa-bisanya nyuekin kak Bara. Hebaaattt" kata Rissa sambil tepuk tangan.

"Lo tau gak sih? Kak Bara itu anggota geng cogan di sekolah ini,.."

"Lah terus? Kenapa?" Tanya Qiya memotong ucapan Rissa.

Sarah menyeruput es teh nya, lalu menyahut "sok tau banget lo, Ca."

"Ish, seriusan. Emang kalian beneran gak tau ya? Padahal gue hampir tiap hari denger murid-murid cewek ngomongin mereka."

"Udah ah, ke kelas yuk. Disini dosa, banyak bahan gibah," ajak Qiya sambil beranjak pergi.

Rissa dan Sarah mengikuti Qiya meninggalkan area kantin. Saat melewati geng hits yang tadi Rissa ceritakan, Qiya melirik sebentar ke arah Fatur yang masih menunduk pokus ke layar ponselnya. Ia tidak menyadari kalau Bara memperhatikannya dengan senyuman manis yang tersungging di bibirnya. Sebelum Bara bangkit dan menggoda Qiya, Yasir sudah lebih dulu berkata, "diem lo Bar, gak akan gue kasih contekan Matematika kalo lo nyapa adek gue lagi," ancamnya.

Bara diam, jahat sekali Yasir mengancamnya dengan contekan. "Galak amat lo!" Teman-temannya yang lain tertawa puas melihat ekspresi Bara yang terlihat kesal. Yasir tak menanggapi Bara, ia bangkit dan mengejar Qiya.

"Qiyaa!!!"

Gadis itu berhenti melangkah saat mendengar panggilan di belakangnya. Rupanya, Yasir sedang berlari kecil mengejarnya. "Apaan?"

Rissa tak percaya ketika melihat Yasir menghampiri Qiya. Ia belum tau bahwa status Qiya adalah adik Yasir. Dipikirannya hanya ada kalimat Famous amat si Qiya, baru anak baru udah dikenal kakak kalas, 2 lagi. Itulah isi pikiran Rissa saat ini. Sarah mengusap wajah Rissa yang bengong melihat Yasir, ingin sekali ia tertawa keras karena melihat ekspresi Rissa yang sangat lucu, ia tahu bahwa Rissa terkejut mendapati kakak kelasnya menghampiri Qiya.

"Kalo si Bara macem-macem sama lo, bilang ke gue, kayaknya cewek kelas sepuluh ipa2 yang dibahas Bara itu beneran lo," ucap Yasir ketika sudah berdiri di hadapan Qiya. Qiya mengerutkan dahinya bingung.

"Lo gak gue izinin deket sama temen-temen gue, kalo cuma kenal dan akrab gak papa, tapi kalo lebih, gak boleh." Yasir langsung mengerti apa yang ada dipikiran Qiya.

"Bodo amat, gue gak peduli sama Bara temen lo itu," jawab Qiya cuek.

Yasir menatap Qiya tak percaya, benar-benar adiknya ini, sekarang makin cuek sama cowok, kecuali Fatur kayaknya.

Satu tahun lalu Yasir mengetahui fakta bahwa adiknya ini menyukai Fatur. Entah darimana ia mengenal Fatur, yang pasti saat itu Yasir benar-benar terkejut. Hal yang paling mengejutkan dari perasaan Qiya adalah ia sudah sejak kelas 2 SMP menyukai Fatur. Jika dihitung sudah hampir 2 tahun hingga sekarang Qiya memendam perasaannya. Sebertahan itu Qiya dengan perasaanya yang terpendam?

"Terserah lo," ucap Yasir lalu pergi meninggalkan adiknya.

.....

Pulang sekolah, seperti biasa Qiya menunggu Yasir di depan gerbang sekolah. Qiya sudah mengirim pesan kepada Yasir, memberitahunya bahwa Qiya menunggu seperti biasa. Namun tak ada balasan oke dari Yasir, padahal kakaknya itu sudah membaca pesannya. Mungkin, Yasir berpikir untuk tidak perlu membalas pesannya.

Qiya sibuk dengan ponselnya guna menghindari rasa bosan ketika menunggu kakaknya. Tak lama dari itu, ia mendapati Yasir di sebrang jalan, sesegera mungkin Qiya menghampirinya dan pulang.

"Emang.... lo sama temen-teman lo itu geng hits ya disekolah? Kok gue gak tau kalo lo itu termasuk cowok-cowok idaman para siswi kaya di novel yang sering gue baca,"

"Atau jangan-jangan, lo juga bersikap dingin ya kalo disekolah? Biar jadi cool boy atau lo tipe yang rusuh biar kaya troublemaker boy" tanya Qiya.

"Entahlah, gue termasuk yang mana gue gak tau. Yang pasti semua siswi gak bisa menolak pesona gue," jawab Yasir dengan sombong.

Qiya berdecih ketika mendengar jawaban kakaknya yang sangat menyebalkan, "gue menolak pesona lo!"

"Itu sih lo nya aja yang burem,"

Qiya mencubit pinggang Yasir, "gue pake kacamata ini! Udah gak burem!" Mata Qiya memang minus, itu sebabnya Qiya menjadi cewek berkacamata sejak satu bulan lalu.

"Tetep aja, tipe lo kan kayak si korea-korea itu, makanya lo gak suka yang lokal kaya gue,"

Qiya tersenyum ketika Yasir membahas Korea. Memang benar, Qiya hanya mencintai lelaki Korea yang mukanya mulus dan bening kaya pangeran, bagi Qiya melihat idol kpop itu suatu kebahagiaan. Jadi ia tidak usah cape-cape patah hati karena menyukai lelaki lokal yang ada disekitarnya. Hal itu juga menjadi alasan Qiya mengapa ia tidak pernah serius ketika menjalin hubungan dengan lawan jenisnya. Baginya, mereka hanya bisa menyakiti. Maka dari itu, untuk menghindari hal itu Qiya memilih mencintai Idol Kpop dan tidak pernah menganggap serius sebuah hubungan.

"Ehh tapi... lo suka si Fatur deh, lo tetep menyukai cowok lokal," lanjut Yasir ketika teringat perasaan adiknya terhadap Fatur.

Senyum Qiya semakin mengembang ketika mendengar nama itu. Jantungnya berpacu cepat, selalu seperti itu ketika ia mendengar atau melihat segala hal tentang Fatur. Qiya salah tingkah, dan tanpa ia sadari pipinya mulai memerah. Qiya bingung harus merespond dengan cara apa.

"Tarik nafas.. cieeee yang langsung melting," ledek Yasir yang sudah paham seperti apa respond Qiya ketika membahas Fatur.

"Sialan lo! Gue degdeggan ini, sakit mendadak."

"Iya.. gue udah tau, lo selalu kaya gitu kalo bahas tentang si Fatur."

Related chapters

  • Me and Seniors   MENDADAK SAKIT

    Malam minggu ini seperti biasa, Qiya hanya diam di dalam kamarnya tanpa berniat pergi main seperti remaja lainnya. Nasib jomblo memang begitu. Jika bukan karena oppa oppa korea idolanya, entah akan segabut apa Qiya setiap hari.Ketika sedang asik menonton acaravariety showkorea yang menampilkanboygrupidolanya, Qiya di ganggu dengan suara dentingan dari ponselnya, pertanda satu pesan masuk di aplikasiWhatsapp.0812******** :HaiiMe:Ya?0812*****

    Last Updated : 2021-05-29
  • Me and Seniors   DI BONCENG BARA

    Jam istirahat sholat dzuhur telah berbunyi sekitar 3 menit yang lalu. Sebagian teman kelasnya beranjak pergi ke kantin entah untuk makan atau hanya sekedar nongkrong, sebagian lagi memilih diam di kelas menunggu adzan sambil merebahkan kepala di atas meja. Seperti Qiya, gadis itu sedang berusaha memejamkan matanya, berniat tidur walaupun hanya memiliki waktu sekitar 15 menit sebelum pergi ke mushola untuk sholat dzuhur.Begitu pun dengan Rissa ia juga sama tertidur, suara hembusan nafas teraturnya sedikit terdengar di telinga Qiya.. Sarah yang duduk sedikit jauh dari tempat duduknya menoleh, "gak tidur lo?" Tanya nya ketika melihat Qiya yang nampak linglung menatap sekelilingnya.Qiya menatap Sarah dengan lesu, "hm.. gak bisa tidur padahal pengen. Kantin yuk!" Ajaknya."Kuy!"

    Last Updated : 2021-05-30
  • Me and Seniors   CURHAT

    "Wooyy!!!Nyaho teu? Aing ges aya kamajuan yeh ngadeketan si Qiya." (Tau gak? Gue udah ada kemajuan nih deketin si Qiya) Bara bercerita kepada teman-temannya dengan bersemangat. Ia bukannya tidak tahu kalau dikelas itu ada Yasir yang sedang bermain game bersama Fatur, tapi ia hanya pura-pura tidak tahu dan tidak peduli jika nanti Yasir akan marah karena ia tetap mendekati Qiya."Gaya pokonya lah.." sahut Aji."Ciillll !!!Yeuhh si Bara, Cillngegasngadekeransi Qiya!" Teriak Heri memancing baku hantam diantara Bara dan Yasir.Sejak mendengar suara Bara tadi, Yasir memang sudah mendongak melihat ke arah Bara dengan kening berkerut. Merasa heran, bagaimana bisa Bara menyebut ada kemajuan dengan aksi PDKT nya kepada Qiya? Yasir

    Last Updated : 2021-05-30
  • Me and Seniors   BARA PANTANG MENYERAH

    Mereka bertiga akhirnya merebahkan tubuh mereka di pojokan mushola.cukup lama mereka berdiam, sama-sama menikmati nyamannya rebahan di lantai mushola. Hingga tanpa terasa Qiya benar-benar di hampiri rasa ngantuk, dan mulai menjelajahi alam bawah sadarnya. Sarah menoleh ke arah Qiya lalu mendengus sebal ketika mendapati Qiya yang sudah tertidur dengan nyaman di sampingnya."Ca, liat tuh orang yang ngajak kesini buat curhat malah ngebo duluan sebelum ngomong apapun" ucap Sarah dengan sebal.Rissa menoleh ke arah Qiya untuk memastikan ucapan Sarah benar atau tidak, ia ikut mendengus ketika mendengar nafas teratur Qiya. "parah tuh dia, padahal udah kepo banget gue pengen denger dia mau curhat apa,""Dahla, mending ikut tidur sebelum dzuhur."

    Last Updated : 2021-05-30
  • Me and Seniors   FATUR TERTIDUR

    Besoknya, Yasir pergi sekolah lebih pagi, bareng Qiya tentunya. Ia mengantar Qiya sampai warung depan, lalu pergi ke tempat nongkrong biasa, warung belakang sekolah.Sampai di warung belakang, ia duduk di samping Bara yang sibuk dengan game online di ponselnya. "Heh!! Deketin si Qiya lagi gue pites lo kaya kutu, ngapaiiinnn anter-anter si Qiya balik kemarinmaneh??" ancam Yasir dengan candaan.Bara terkekeh dengan pandangan yang tetap mengarah ke layar ponsel, "tenang Cil, gak akan di sakitin kok" jawab Bara."Boongtahsi Bara, biasa ngarayu supaya di restuaneta tehCil.." ucap Riza mengompori.Bara mengantongi ponselnya lalu menepuk bahu Yasir dengan tenang, "moal eeehh, perca

    Last Updated : 2021-05-30
  • Me and Seniors   REUNI

    Hari minggu ini, Qiya ada acara reuni bersama teman-teman SMP nya. Ia begitu semangat hari ini, terbukti dengan Qiya yang langsung mandi setelah membereskan kamarnya, biasanya Qiya mandi jam 12 siang sekalian sholat dzuhur, atau bahkan sekalian sore saat mau sholat ashar. Ya begitulah memang pemalas tingkat akut."Lah udah rapi lo, mau kemana?" Tanya Yasir saat melihat adiknya di dapur dengan keadaan rapi dan wangi."Biasalaaahh" jawab Qiya asal."Biasanya lo kan rebahan, ngapain serapi ini? Dasar centil" ledek Yasir.Qiya melotot, "enak aja lo! Gue mau reuni!"Yasir hanya mengangguk-anggukan kepalanya.......

    Last Updated : 2021-05-30
  • Me and Seniors   IRHAM PINDAH SEKOLAH

    "Besok gue pindah sekolah Qiy,"kata Irham ketika perjalanan pulang mengantar Qiya. Benar-benar, Qiya tak habis pikir, mereka baru saja sekolah satu semester tapi Irham sudah akan pindah sekolah. Dasar bandel pikir Qiya. Ia merasa kasihan kepada bunda Irham, saat pertama masuk SMP Irham itu murid baik-baik, tidak bandel seperti sekarang. Itu semua berawal dari kelas 2 SMP, saat ia mulai bergaul dengan teman yang bandel, suka ikut tauran, datang telat, pulang telat dsb. Bundanya jadi kerepotan dengan tingkah Irham yang berubah bandel karena salah gaul.......Hari senin ini, Qiya datang sekolah lumayan siang. Jangan khawatir, ia tidak akan terlambat upacara, di sekolah Qiya upacaranya siang, ya gitu udah pada tau kan. Jam 07.40 Qiya baru sampai di sekolah. Ia berjalan santai melewati ruang Tata Usaha. Ia melihat ada seorang

    Last Updated : 2021-05-31
  • Me and Seniors   BARA VS IRHAM

    Bara merebahkan tubuhnya di kasur Yasir, merasa ngantuk dan ingin tidur sebentar. Temannya yang lain juga sibuk sendiri walaupun tetap ngobrol dengan topik random."Cil adek lo jutek banget,aingcape mikirin cara deketinnya. Di chat jugataradibales Cil" curhat Bara kepada Yasir."Atudaaa ngegasteuingdeketinnyamaneh mahBar. Santai napa santai," timpal Riza.Bara bangun kemudian duduk di tengah kasur Yasir. "Emang gitu?""Udah laahh Bar, berenti aja deketin adek gue. Lo bukan tipenya," ucap Yasir.Bara mendengus, "dukungatuhCil, dukuunggg !! Soal tipemahgue terob

    Last Updated : 2021-06-01

Latest chapter

  • Me and Seniors   MEMULAI YANG BARU

    Belum lama putus, Qiya sudah terlihat bersemangat lagi. Sudah kembali menjadi Qiya yang biasanya. Hal itu memang terdengar positif untuk Qiya. Tapi tidak dengan penglihatan orang sekitarnya. Terutama Arumi, entah sejak kapan kabar Qiya putus dengan Irham sudah menyebar ke seantero sekolah. Oh hampir saja lupa, ini semua karena ulah Rendi tempo hari. Qiya mendengus kesal saat berjalan melewati Arumi ketika akan pergi ke kantin. Qiya cukup menyesal menolak tawaran Rena yang ingin menemaninya ke toilet sebelum menyusul teman-temannya yang lain."Emang dasar jalang sih ya... baru aja putus udah bisa ketawa ketiwi lagi. Parahnya sih udah ada cowo baru? Kesian deh cowo barunya."Sindiran itu membuat langkah Qiya terhenti. Dia bilang apa? Jalang? Ya ampun kasar sekali. Sebelumnya Qiya tidak mau meladeni, tapi kata Jalang yang keluar dari mulut Arumi sangat mengganggu harga dirinya."Jalangan siapa ya? Sama cewek yang mepet-mepetin pacar orang?

  • Me and Seniors   QIYA SUDAH YAKIN

    Terlentang di atas kasur empuk favoritenya. Qiya menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah keputusannya baik atau tidak, yang pasti sekarang Qiya kembali merasakan ragu.Ia merutuki kelabilannya lagi kali ini. Rasanya baru kemarin Qiya bertekad tidak akan bersama Irham ataupun Bara walaupun hatinya ada diantara dua cowok itu.Qiya tidak ingin menyakiti atau memberi harapan kepada salah satu dari mereka.Ya.. itulah yang Qiya pikirkan sebelum berbincang dengan Bara di kantin berdua.Entah apa yang Qiya pikirkan saat itu hingga bisa-bisanya mulut manisnya berkata "oke, kita jalanin dulu."Qiya mendengus kala otaknya mengingat jawabannya itu. Ia menarik salah satu bantalnya kemudian menutup kepalanya dengan bantal itu. "Aaaaarrrggghhh Zelqiya lo labil banget!!!"Qiya berguling-guling gelisah di atas kasur. Pusing memikirkan apa yang akan terjadi dengan hubungannya.Eh tapi, kalau Qiya

  • Me and Seniors   CAT LAPANGAN

    "Qiyaa.. lo sama Irham gak balikan?" Tanya Bara hati-hati.Qiya menoleh sebentar lalu tersenyum. Kakinya terus melangkah ke arah kantin berdampingan dengan langkah Bara."Balikan ya??" Tanya Bara lagi karena tidak mendapat jawaban."Nggaa.. kenapa? Mau pepet gue lagi?" Qiya tersenyum jail ke arah Bara."Iyalahh... target udah jomblo masa gak di gas."Qiya tertawa. "Jangan kak.. kita gini aja, gue gak mau kelabilan hati gue buat lo ngerasain apa yang di rasain Irham. Sekarang gue, lo bahkan Irham temenan aja. Oke?""Gue sebenernya gak bisa. Tapi mau gak kalo kita jalanin dulu? Gue gak maksa. Gimana nyamannya lo aja. Walaupun gue maunya kita ada status, kalo lo gak mau gue gak papa."Qiya berpikir sampai mereka tiba di kantin. Memesan es cekek untuk mereka berdua dan teman-teman Bara di lapang. Mereka duduk tak jauh dari penjual es. Duduk berhadapan dengan mata yang saling menatap."Oke, kita jalanin dulu."Mata Bara

  • Me and Seniors   KE KANTIN BERDUA

    Pukul 12 malam, Yasir baru pulang kerumah setelah puas bermain di rumah Fatur. Sebelum masuk ke kamarnya, Yasir menoleh ke arah meja makan karena tak sengaja melihat seseorang yang terduduk sambil memainkan ponselnya.Yasir mendekat dan melihat Qiya sedang memakan mie instan sembari menonton drama korea kecintaannya. Yasir meraih gelas lalu menuangkan air untuk ia minum.Yasir duduk di hadapan Qiya, menyimpan gelasnya di meja dan mengambil toples biskuit disana."Halal gak yaa kalo jual adek kaya lo?"Qiya mendongak kaget dengan pertanyaan Yasir. Ia menatap sinis ke arah sang kakak. "Menurut lo?!""Menurut gue mah halal.. daripada bikin pusing. Mending jual.""Apaan sih?"Yasir mendengus. Lalu memakan lagi biskuitnya. "Lo balikan sama si Irham?""Mana ada."Yasir mengerutkan

  • Me and Seniors   BARA PATAH LAGI

    Istirahat kedua, Bara berjalan ke arah kelas Qiya dengan senyum lebarnya. Hatinya berbunga-bunga walaupun otaknya hampir depresi karena mikirin cara buat pepet Qiya sedikit lagi. Tapi depresi terlalu hiperbola buat penggambaran keadaan otak Bara.Tangannya menggenggam satu kotak susu kesukaan Qiya. Biarlah ia dikatakan mengambil kesempatan disaat Qiya baru saja putus, bahkan putusnya pun karena Bara.Sampai di depan pintu kelas Qiya, Bara menarik nafas dulu sebelum masuk. Entah karena rasa bahagianya sedang membuncah karena Qiya atau memang Bara saja yang sedang lebay. Pokoknya saat ini Bara degdeggan berat.Setelah dirasa siap, Bara membuka pintu kelas itu lalu mengedarkan pandangannya mencari kekasih hatinya. Bara hanya melihat beberapa cewek teman kelas Qiya sedang merebahkan kepalanya juga ada Rendi yang sibuk dengan ponsel serta telinga memakai earphone.Bara menghampiri cewek yang

  • Me and Seniors   NGOBROL

    Irham menghentikan motornya di parkiran kedai dekat SMP mereka dulu. Tempat yang pernah mereka datangi saat masih berpacaran. Rasanya Qiya ingin menangis melihat tempat ini. Satu memori indah bersama Irham berputar lagi.Irham mengajak Qiya masuk ke dalam. Sepi. Pengunjung kedai memang anak sekolah. Berhubung sekarang masih jam masuk jadi kedai pasti sepi.Mereka duduk di pojok kedai, tempat yang dulu mereka tempati juga. Tempat ini sangat cocok untuk mengobrol."Ada apa?" Tanya Qiya langsung.Jujur saja, Qiya canggung sekarang. Entah harus bersikap bagaimana. Qiya tidak bisa bersikap sebagai teman seperti sebelum mereka balikan. Rasanya masih aneh."Tegang amat.." ucap Irham santai.Tapi Qiya tau, Irham juga sama canggungnya. Sorot mata Irham membuktikan kecanggungan. Namun, sepertinya Qiya juga harus santai untuk menghargai usaha Irham menyembu

  • Me and Seniors   KANTIN

    Di kantin, Qiya memesan nasi goreng untuk sarapannya. Ia duduk sendirian. Kantin tidak begitu ramai karena masih pagi. Qiya merasa gak salah karena memilih kabur ke kantin sendiri.Tapi ketenangannya gak bertahan lama setelah gerombolan Bara datang dengan kericuhannya. Mereka jalan masuk kantin sambil bercanda. Belum lagi suara bisik bisik cewe cewe alay yang mengangumi mereka mulai terdengar di telinga Qiya.Earphone yang tadinya mati sekarang mulai Qiya nyalakan karena gak mau dengar kebisingan.Suara lagu mulai mengalun masuk ke telinga Qiya menyamarkan suara bising kantin, ia menaikan sedikit volumenya sampai suara bising itu benar-benar tidak terdengar.Qita tersentak kaget saat ibu kantin penjual nasi goreng meletakan satu piring nasi goreng dan sebotol air mineral di hadapannya."Ibu ngagetin aja.""Gimana gak kaget, orang neng pake tutup

  • Me and Seniors   GALAU

    Esoknya, Qiya sekolah seperti biasa namun dengan perasaan berbeda. Suasana hatinya masih sedih dan kehilangan. Baru kali ini Qiya merasa benar-benar putus cinta seperti kebanyakan orang.Mata Qiya sedikit bengkak karena menangis semalam. Ada beberapa teman sekolahnya yang menatap aneh ke arah Qiya saat mereka berpapasan.Sampai di kelas, Qiya melihat ke bangku Irham yang masih kosong. Belum ada tas, rupanya cowok itu belum datang.Qiya menghela nafas panjang, ia bingung bagaimana nanti Qiya harus ketemu Irham. Ia tidak tau harus bereaksi apa, bertingkah seperti apa. Qiya benar-benar belum siap.Rasanya sekolah dihari kemarin masih baik-baik saja dengan Irham. Masih bercanda dan lainnya. Sekarang, semuanya telah berubah.Tepakan di bahunya membuat Qiya terkejut. Ia menoleh dan mendapati Rena disana. Baru datang juga."Kenapa lo?"Qiya menggeleng lesu lalu jalan ke arah bangkunya meninggalkan Rena. Rena merasa Qiya tidak baik-baik saja.

  • Me and Seniors   BENERAN PUTUS?

    Sampai di rumah Qiya. Ternyata ada Irham duduk di bangku teras sambil memainkan ponselnya. Qiya mulai gugup saat melihat Irham disana. Apalagi tatapan Irham yang terlihat kesal sekali."Kak Bara pulang aja. Terima kasih."Bara mengerti keadaan, tapi ia berniat menjelaskan dulu kepada Irham daripada Irham harus marah ke Qiya.Qiya semakin panik saat melihat Bara malah turun dari motornya. Qiya menarik baju Bara agar kembali menaiki motornya lalu pergi saja dari rumahnya."Kak Bara.. pulang ajaa yaa.""Gue jelasin dulu sama Irham.""Gak perlu kak, gak papa kok. Nanti sama gue aja."Bara menatap Qiya meyakinkan. "Nanti lo yang dimarahin padahal lo gak salah apa-apa."Bara berjalan menghampiri Irham yang sekarang terlihat menghampiri Bara juga. Mata Irham semakin tajam apalagi saat bertatapan dengan Bara. Tapi Bara malah terlihat biasa saja.

DMCA.com Protection Status