Beranda / Young Adult / Me and Seniors / BARA PANTANG MENYERAH

Share

BARA PANTANG MENYERAH

Penulis: Almah Kartika
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-30 08:57:06

Mereka bertiga akhirnya merebahkan tubuh mereka di pojokan musholacukup lama mereka berdiam, sama-sama menikmati nyamannya rebahan di lantai mushola. Hingga tanpa terasa Qiya benar-benar di hampiri rasa ngantuk, dan mulai menjelajahi alam bawah sadarnya. Sarah menoleh ke arah Qiya lalu mendengus sebal ketika mendapati Qiya yang sudah tertidur dengan nyaman di sampingnya.

"Ca, liat tuh orang yang ngajak kesini buat curhat malah ngebo duluan sebelum ngomong apapun" ucap Sarah dengan sebal.

Rissa menoleh ke arah Qiya untuk memastikan ucapan Sarah benar atau tidak, ia ikut mendengus ketika mendengar nafas teratur Qiya. "parah tuh dia, padahal udah kepo banget gue pengen denger dia mau curhat apa,"

"Dahla, mending ikut tidur sebelum dzuhur."

......

Cukup lama mereka terlelap, akhirnya Rissa terbangun lebih dulu ketika mendengar suara adzan. Ia melihat kedua sahabatnya yang masih terlelap bahkan sedikit terdengar dengkuran halus dari mulut Qiya. Rissa mengguncang tubuh temannya agar mereka bangun sebelum banyak orang datang ke mushola.

"Hudang ihh!! ges adzan tuh, dasar karebo!" (bangun ihh!! udah adzan dasar kebluk!) omel Rissa ketika kedua temannya tak kunjung bangun setelah ia guncang tubuh mereka dengan kasar.

"Bentar Caaa.. 5 menit lagi," lirih Qiya.

Sementara Sarah langsung bangun ketika mendengar omelan Rissa, "udaahh ca.. tinggalin aja yuk ni anak, biar dia wudhunya ngantri," ucap Sarah yang sudah paham dengan kelakuan sahabatnya itu.

Mendengar ucapan Sarah, sontak Qiya bangun dan membenarkan kerudungnya yang sedikit acak-acakan dengan ekspresi sebal,

"Jahat maneh duaan teh ihh" (jahat kalian berdua tuhucap Qiya.

Tanpa memperdulikan Qiya, Sarah dan Rissa beranjak ke tempat wudhu, yang langsung disusul oleh Qiya dengan wajah cemberut.

......

Setelah sholat mereka bertiga kembali ke kelas, namun rasanya tidak lengkap jika belum mampir ke kantin hanya untuk membeli es cekek. Dan setiap istirahat kedua geng Bara selalu berkumpul di kantin. Senang sekaligus malas, itu yang selalu Qiya rasakan. Senang karena di antara mereka pasti ada Fatur, dan malas karena Bara selalu saja mengajaknya bicara, walaupun Bara tau ucapannya tidak akan mendapat respond dari Qiya, sialnya laki-laki itu selalu mengatakan "kali ini belum di respond, tapi nanti pasti di respond kan?" Sungguh Qiya sangat malas.

Jika saja Fatur yang mengajaknya bicara sudah pasti akan langsung ia beri respond. Sayangnya laki-laki itu selalu memilih diam dan tidak peduli, ya sudalah.

Sesuai dugaan Qiya, Bara langsung menyapanya saat ia memasuki area kantin, Qiya hanya diam tanpa merespond apapun, menoleh pun tidak. Kalaupun Qiya menoleh itu pasti untuk melihat Fathur bukan untuk merespond sapaan Bara.

Setelah memesan es cekek, mereka bertiga duduk di bangku yang dekat dengan penjual es itu. "Qiyaaa... lo belum ceritaaaaa," rengek Rissa.

"Kaya bayi minta makan lo ngerengek begitu," ucap Qiya.

Rissa mendengus sebal, "lagian lo tadi bilang ke mushola mau curhat, lah malah ngebo,"

"Udahlaaa dia emang gak niat cerita Ris, biarin aja," timpal Sarah.

"Ah suka gitu.. tadi tuh kelewat adem, jadinya ketiduran" ucap Qiya sambil cengengesan.

"Nyinyinyiii," ledek Sarah dan Rissa berbarengan.

Qiya tertawa karena mereka sangat kompak meledeknya.

"Ya ampuunn manis banget teteh ketawanya" kata Bara yang tiba-tiba duduk di samping Qiya.

Sontak mereka menoleh menatap Bara, dan hanya Qiya yang mendengus tidak suka saat melihat orang yang duduk disampingnya. Mengganggu saja, pikir Qiya.

"Nanti pulang bareng ya, Qiyaaa" ajak Bara itu dengan lembut.

Qiya memutar bola matanya, sudah semakin malas ketika mendengar kalimat ajakan itu dari bibir Bara. Sekarang, ia hanya berharap agar es nya cepat jadi dan bisa kembali ke kelas.

"Mang es nya udah belum?" Tanya Qiya kepada penjual es cekek.

"Belum.. sabar Neng" jawab penjual es.

Qiya menghela napas pelan. Kemudian ia mengeluarkan ponsel nya agar bisa pura-pura sibuk di hadapan Bara, malas sekali jika harus merespond cowok ini.

"Mau gak Qiya?? Pulangnya kapan? Jam 2?" Tanya Bara dengan semangat, ia tetap tidak mau menyerah.

Qiya diam seolah tidak ada yang berbicara dengannya. Melihat kejadian itu, kedua teman Qiya merasa tidak enak kepada Bara, akhirnya Rissa menjawab, "kayaknya Qiya pulang jam 2 kak, itupun kalo gurunya masuk pelajaran terakhir."

Bara tersenyum, "oke.. gue tunggu didepan ya yang deket warung.. atau mau di tungguin depan kelas?" Tawar Bara.

"Dih apaan ngga! Gausah" tolak Qiya.

Bara tersenyum akhirnya Qiya menjawabnya, "berarti di deket warung depan? Oke"

Qiya menghela napas lelas, "kak Bara gak usah! Qiya pulang sama Kak Yasir ajaaa," tolak Qiya.

"Sip lah kalo setuju, gue tunggu deket warung depan" setelah mengucapkan kalimat itu, Bara langsung beranjak pergi kembali ke meja teman-temannya.

"Astagfirullah ya allah, innalillahi," ucap Qiya prustasi, bisa-bisanya ia ketemu cowok sekeras Bara. Semangat banget deketinnya. Mana gak nyerah-nyerah, udah di tolak udah di cuekin tetep aja gak nyerah. Sabar banget emang.

.........

Pulang sekolah, Qiya jalan keluar bersama Sarah. Rissa pulangnya beda arah jadi dia bareng sama yang lain. Hari ini panas banget, Kerudung Qiya juga udah gatau gimana bentuknya, beda sama Sarah yang selalu rapi dan cantik. Heran sih, kenapa Bara milih deketin Qiya yang kucel daripada deketin temennya ini si Sarah yang perfect, cantik banget.

"Qiy, kak Bara nungguin di depan warung. Cie ciee" goda Sarah.

Qiya mendengus, sudah gerah, mendengar godaan Sarah jadi makin gerah, kesel juga. "Apaan sih! Gue heran deh Sar, lo kan cakep tuh, kenapa kak Bara malah deketin gue bukannya deketin lo yang cakep gini. Cogan kadang gaada otak emang"

Sarah tertawa, "aduh baper gue di bilang cakep sama yang manis, hahah. Bentar deh, apa kata lo? Cogan? Cie ciee udah ngakuin nih kalo kak Bara ganteng?"

Qiya mengerutkan dahinya "kapan gue bilang kak Bara jelek?"

"Iyadeh iyaa.. tapi itu berarti lo mau dong sama kak Bara sebenernya. Kan kata lo dia ganteng," ucap Sarah.

Qiya menoleh dengan ekspresi yang sulit di artikan, "gak gitu juga Sar!!! Belum tentu gue bilang ganteng berarti mau, enak ajaaa"

"Yaaa kiraiinn."

"Kalo cogannya kaya kak Fathur sihhh gak usah di deketin juga gue mau. Langsung ngajak jadian juga mau gue mah, asal kak Fathur ajaa."

Sontak Sarah terkejut mendengar ucapan Qiya, banyak sekali kalimat yang ingin ia lontarkan kepada temannya ini, tapi tidak bisa di ucapkan sekarang, karena mereka sudah sampai di warung depan, dan sudah ada Bara tentunya yang menunggu Qiya sejak tadi.

"Sampe rumah gue bikin grup! Pokonya ceritain!!! Awas aja kalo kaga jadi lagi" ancam Sarah sebelum mereka berpisah.

"Iya iyaa. Sono balik" ucap Qiya.

Setelah itu ia berjalan sedikit menjauh dari warung, tepatnya untuk menghindari Bara. Qiya mengeluarkan ponselnya berniat menghubungi Yasir.

Tiba-tiba Bara berdiri di hadapannya, "kenapa kesini? Mau kemana dulu? Gue udah nungguin nih" ucap Bara.

Qiya mendongak menatap Bara, hal itu membuat Bara tersenyum lebar. "Gue pulang sama kak Yasir, kan tadi gue udah bilang di kantin," jelas Qiya.

"Orang si Yasir udah pulang dari jam 1 tadi,"

"Yaudah tinggal di chat pasti kesini ngejemput" ucap Qiya kukuh menolak Bara.

"Sama gue aja langsung, kalo si Yasir harus nunggu dulu" rayu Bara pantang menyerah.

Qiya menghela napas "yaudh deh iya, kak Bara tuh bawel banget gak paham penolakan apa gimana?" Omel Qiya.

Bara malah tertawa mendengar ocehan Qiya, bukannya apa kesannya malah lucu bukan kesel.

"Gajelas! Malah ketawa" desis Qiya. Akhirnya Qiya pulang di antar Bara.

Bab terkait

  • Me and Seniors   FATUR TERTIDUR

    Besoknya, Yasir pergi sekolah lebih pagi, bareng Qiya tentunya. Ia mengantar Qiya sampai warung depan, lalu pergi ke tempat nongkrong biasa, warung belakang sekolah.Sampai di warung belakang, ia duduk di samping Bara yang sibuk dengan game online di ponselnya. "Heh!! Deketin si Qiya lagi gue pites lo kaya kutu, ngapaiiinnn anter-anter si Qiya balik kemarinmaneh??" ancam Yasir dengan candaan.Bara terkekeh dengan pandangan yang tetap mengarah ke layar ponsel, "tenang Cil, gak akan di sakitin kok" jawab Bara."Boongtahsi Bara, biasa ngarayu supaya di restuaneta tehCil.." ucap Riza mengompori.Bara mengantongi ponselnya lalu menepuk bahu Yasir dengan tenang, "moal eeehh, perca

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-30
  • Me and Seniors   REUNI

    Hari minggu ini, Qiya ada acara reuni bersama teman-teman SMP nya. Ia begitu semangat hari ini, terbukti dengan Qiya yang langsung mandi setelah membereskan kamarnya, biasanya Qiya mandi jam 12 siang sekalian sholat dzuhur, atau bahkan sekalian sore saat mau sholat ashar. Ya begitulah memang pemalas tingkat akut."Lah udah rapi lo, mau kemana?" Tanya Yasir saat melihat adiknya di dapur dengan keadaan rapi dan wangi."Biasalaaahh" jawab Qiya asal."Biasanya lo kan rebahan, ngapain serapi ini? Dasar centil" ledek Yasir.Qiya melotot, "enak aja lo! Gue mau reuni!"Yasir hanya mengangguk-anggukan kepalanya.......

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-30
  • Me and Seniors   IRHAM PINDAH SEKOLAH

    "Besok gue pindah sekolah Qiy,"kata Irham ketika perjalanan pulang mengantar Qiya. Benar-benar, Qiya tak habis pikir, mereka baru saja sekolah satu semester tapi Irham sudah akan pindah sekolah. Dasar bandel pikir Qiya. Ia merasa kasihan kepada bunda Irham, saat pertama masuk SMP Irham itu murid baik-baik, tidak bandel seperti sekarang. Itu semua berawal dari kelas 2 SMP, saat ia mulai bergaul dengan teman yang bandel, suka ikut tauran, datang telat, pulang telat dsb. Bundanya jadi kerepotan dengan tingkah Irham yang berubah bandel karena salah gaul.......Hari senin ini, Qiya datang sekolah lumayan siang. Jangan khawatir, ia tidak akan terlambat upacara, di sekolah Qiya upacaranya siang, ya gitu udah pada tau kan. Jam 07.40 Qiya baru sampai di sekolah. Ia berjalan santai melewati ruang Tata Usaha. Ia melihat ada seorang

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • Me and Seniors   BARA VS IRHAM

    Bara merebahkan tubuhnya di kasur Yasir, merasa ngantuk dan ingin tidur sebentar. Temannya yang lain juga sibuk sendiri walaupun tetap ngobrol dengan topik random."Cil adek lo jutek banget,aingcape mikirin cara deketinnya. Di chat jugataradibales Cil" curhat Bara kepada Yasir."Atudaaa ngegasteuingdeketinnyamaneh mahBar. Santai napa santai," timpal Riza.Bara bangun kemudian duduk di tengah kasur Yasir. "Emang gitu?""Udah laahh Bar, berenti aja deketin adek gue. Lo bukan tipenya," ucap Yasir.Bara mendengus, "dukungatuhCil, dukuunggg !! Soal tipemahgue terob

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-01
  • Me and Seniors   QIYA KABUR

    Siang ini Bara kumpul di warung belakang bersama teman-temannya yang lain seperti biasa. Mereka tidak kembali ke sekolah sejak bel istirahat pertama tadi, yaa mereka berencana bolos dan nongkrong di warung itu.Disana bukan hanya Bara dan teman-temannya, tapi ada juga kakak kelas 3 dan adik kelas 1 yang mulai tau tempat kabur kakak kelasnya, lebih tepatnya mereka mau jadi penerus kakak kelasnya jadi murid bandel.Seperti Irham, ia memang sudah bandel sejak SMP kelas 2. Dan sekarang ia di ajak bolos oleh Rendi ke warung belakang, tentu saja ia menyetujuinya tanpa banyak tanya.Sampai di warung belakang, Rendi memperkenalkan Irham kepada kakak kelas dan teman seangkatannya disana. Cowok kalau kumpul, udah gak pernah mempermasalahkan umur walaupun tetap menghargai kakak kelas. Mereka kump

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-03
  • Me and Seniors   KABUR BARENG

    Tak terasa seminggu lagi ulangan semester dan seminggu setelahnyaclassmeeting. Qiya dan teman sekelasnya telat berdiskusi siapa yang akan ikut lomba mewakili kelas mereka.Qiya tidak ada niat mengikuti lomba apapun, malas. Menurutnya mending nonton saja dan mendukung teman-temannya, terutama Rissa dan Rena yang mengikuti lomba cerdas cermat. Awalnya Rissa menolak mengikuti lomba itu, ia merasa tidak cukup ilmu untuk mengikuti lomba cerdas cermat, berbeda dengan Rena yang memang pintar."Belajar lo dua minggu lagi ngadu otak," suruh Qiya kepada Rissa.Sekarang mereka sedang beristirahat di kantin, selesai menghabiskan makanannya mereka tidak berniat langsung kembali ke kelas, melainkan nongkrong dulu di kantin sambil bercanda.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-04
  • Me and Seniors   KE KELAS QIYA

    "Eehh anak kelas lo ada yang cakep tuh Ham, siapa namanya?" Tanya Riza. Sekarang mereka sedang berkumpul di warung belakang.Irham menyesap rokoknya dengan santai lalu balik bertanya, "yang mana dulu nihh??""Itu loh, yang suka sama si Qiya,"Mendengar nama Qiya di sebut sontak Bara menoleh menatap Riza dengan sinis, "kalo nanya yang ada nama si Qiyanya keaingajaatuhRiz, ampun ihka babaturan teh.""Bacot!" Balas Riza.Irham diam tidak peduli dengan Bara yang marah-marah karena temannya bertanya tentang teman Qiya kepadanya. Ya wajar aja padahal Riza nanya ke Irham, toh ia satu kelas dengan Qiya pasti tau siapa teman dekat Qiya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-06
  • Me and Seniors   KODE

    Ulangan semester telah dilaksanakan dari dua hari yang lalu. Baru dua hari tapi Qiya sudah ingin muntah dengan kertas-kertas soal. Qiya rasa ia benar-benar salah masuk jurusan, ia selalu mendapat soal yang berisi angka-angka, serius Qiya tidak suka menghitung. Ilmu yang diajarkan oleh guru selama satu semester ini juga tidak banyak yang masuk ke otaknya yaa salah Qiya juga, soalnya kalo belajar suka gak pokus dan tidur.Hari ini ulangan pelajaran Biologi dan dua pelajaran lain, lumayan gak ketemu angka, besok baru hitung-hitungan soalnya Matematika Minat, padahal tidak ada yang minat. Qiya bisa sedikit bernapas lega hari ini. Walaupun tetap bikin pusing saat liat soal, banyak bahasa latin di soal Biologi yang bacanya saja Qiya tidak bisa. Salah apa Qiya sampai bisa nyasar ke jurusan Ipa? Sulit sekali ya ampun."Ren, liat LJK lo dong" pi

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-09

Bab terbaru

  • Me and Seniors   MEMULAI YANG BARU

    Belum lama putus, Qiya sudah terlihat bersemangat lagi. Sudah kembali menjadi Qiya yang biasanya. Hal itu memang terdengar positif untuk Qiya. Tapi tidak dengan penglihatan orang sekitarnya. Terutama Arumi, entah sejak kapan kabar Qiya putus dengan Irham sudah menyebar ke seantero sekolah. Oh hampir saja lupa, ini semua karena ulah Rendi tempo hari. Qiya mendengus kesal saat berjalan melewati Arumi ketika akan pergi ke kantin. Qiya cukup menyesal menolak tawaran Rena yang ingin menemaninya ke toilet sebelum menyusul teman-temannya yang lain."Emang dasar jalang sih ya... baru aja putus udah bisa ketawa ketiwi lagi. Parahnya sih udah ada cowo baru? Kesian deh cowo barunya."Sindiran itu membuat langkah Qiya terhenti. Dia bilang apa? Jalang? Ya ampun kasar sekali. Sebelumnya Qiya tidak mau meladeni, tapi kata Jalang yang keluar dari mulut Arumi sangat mengganggu harga dirinya."Jalangan siapa ya? Sama cewek yang mepet-mepetin pacar orang?

  • Me and Seniors   QIYA SUDAH YAKIN

    Terlentang di atas kasur empuk favoritenya. Qiya menatap langit-langit kamar dengan tatapan yang sulit diartikan. Entah keputusannya baik atau tidak, yang pasti sekarang Qiya kembali merasakan ragu.Ia merutuki kelabilannya lagi kali ini. Rasanya baru kemarin Qiya bertekad tidak akan bersama Irham ataupun Bara walaupun hatinya ada diantara dua cowok itu.Qiya tidak ingin menyakiti atau memberi harapan kepada salah satu dari mereka.Ya.. itulah yang Qiya pikirkan sebelum berbincang dengan Bara di kantin berdua.Entah apa yang Qiya pikirkan saat itu hingga bisa-bisanya mulut manisnya berkata "oke, kita jalanin dulu."Qiya mendengus kala otaknya mengingat jawabannya itu. Ia menarik salah satu bantalnya kemudian menutup kepalanya dengan bantal itu. "Aaaaarrrggghhh Zelqiya lo labil banget!!!"Qiya berguling-guling gelisah di atas kasur. Pusing memikirkan apa yang akan terjadi dengan hubungannya.Eh tapi, kalau Qiya

  • Me and Seniors   CAT LAPANGAN

    "Qiyaa.. lo sama Irham gak balikan?" Tanya Bara hati-hati.Qiya menoleh sebentar lalu tersenyum. Kakinya terus melangkah ke arah kantin berdampingan dengan langkah Bara."Balikan ya??" Tanya Bara lagi karena tidak mendapat jawaban."Nggaa.. kenapa? Mau pepet gue lagi?" Qiya tersenyum jail ke arah Bara."Iyalahh... target udah jomblo masa gak di gas."Qiya tertawa. "Jangan kak.. kita gini aja, gue gak mau kelabilan hati gue buat lo ngerasain apa yang di rasain Irham. Sekarang gue, lo bahkan Irham temenan aja. Oke?""Gue sebenernya gak bisa. Tapi mau gak kalo kita jalanin dulu? Gue gak maksa. Gimana nyamannya lo aja. Walaupun gue maunya kita ada status, kalo lo gak mau gue gak papa."Qiya berpikir sampai mereka tiba di kantin. Memesan es cekek untuk mereka berdua dan teman-teman Bara di lapang. Mereka duduk tak jauh dari penjual es. Duduk berhadapan dengan mata yang saling menatap."Oke, kita jalanin dulu."Mata Bara

  • Me and Seniors   KE KANTIN BERDUA

    Pukul 12 malam, Yasir baru pulang kerumah setelah puas bermain di rumah Fatur. Sebelum masuk ke kamarnya, Yasir menoleh ke arah meja makan karena tak sengaja melihat seseorang yang terduduk sambil memainkan ponselnya.Yasir mendekat dan melihat Qiya sedang memakan mie instan sembari menonton drama korea kecintaannya. Yasir meraih gelas lalu menuangkan air untuk ia minum.Yasir duduk di hadapan Qiya, menyimpan gelasnya di meja dan mengambil toples biskuit disana."Halal gak yaa kalo jual adek kaya lo?"Qiya mendongak kaget dengan pertanyaan Yasir. Ia menatap sinis ke arah sang kakak. "Menurut lo?!""Menurut gue mah halal.. daripada bikin pusing. Mending jual.""Apaan sih?"Yasir mendengus. Lalu memakan lagi biskuitnya. "Lo balikan sama si Irham?""Mana ada."Yasir mengerutkan

  • Me and Seniors   BARA PATAH LAGI

    Istirahat kedua, Bara berjalan ke arah kelas Qiya dengan senyum lebarnya. Hatinya berbunga-bunga walaupun otaknya hampir depresi karena mikirin cara buat pepet Qiya sedikit lagi. Tapi depresi terlalu hiperbola buat penggambaran keadaan otak Bara.Tangannya menggenggam satu kotak susu kesukaan Qiya. Biarlah ia dikatakan mengambil kesempatan disaat Qiya baru saja putus, bahkan putusnya pun karena Bara.Sampai di depan pintu kelas Qiya, Bara menarik nafas dulu sebelum masuk. Entah karena rasa bahagianya sedang membuncah karena Qiya atau memang Bara saja yang sedang lebay. Pokoknya saat ini Bara degdeggan berat.Setelah dirasa siap, Bara membuka pintu kelas itu lalu mengedarkan pandangannya mencari kekasih hatinya. Bara hanya melihat beberapa cewek teman kelas Qiya sedang merebahkan kepalanya juga ada Rendi yang sibuk dengan ponsel serta telinga memakai earphone.Bara menghampiri cewek yang

  • Me and Seniors   NGOBROL

    Irham menghentikan motornya di parkiran kedai dekat SMP mereka dulu. Tempat yang pernah mereka datangi saat masih berpacaran. Rasanya Qiya ingin menangis melihat tempat ini. Satu memori indah bersama Irham berputar lagi.Irham mengajak Qiya masuk ke dalam. Sepi. Pengunjung kedai memang anak sekolah. Berhubung sekarang masih jam masuk jadi kedai pasti sepi.Mereka duduk di pojok kedai, tempat yang dulu mereka tempati juga. Tempat ini sangat cocok untuk mengobrol."Ada apa?" Tanya Qiya langsung.Jujur saja, Qiya canggung sekarang. Entah harus bersikap bagaimana. Qiya tidak bisa bersikap sebagai teman seperti sebelum mereka balikan. Rasanya masih aneh."Tegang amat.." ucap Irham santai.Tapi Qiya tau, Irham juga sama canggungnya. Sorot mata Irham membuktikan kecanggungan. Namun, sepertinya Qiya juga harus santai untuk menghargai usaha Irham menyembu

  • Me and Seniors   KANTIN

    Di kantin, Qiya memesan nasi goreng untuk sarapannya. Ia duduk sendirian. Kantin tidak begitu ramai karena masih pagi. Qiya merasa gak salah karena memilih kabur ke kantin sendiri.Tapi ketenangannya gak bertahan lama setelah gerombolan Bara datang dengan kericuhannya. Mereka jalan masuk kantin sambil bercanda. Belum lagi suara bisik bisik cewe cewe alay yang mengangumi mereka mulai terdengar di telinga Qiya.Earphone yang tadinya mati sekarang mulai Qiya nyalakan karena gak mau dengar kebisingan.Suara lagu mulai mengalun masuk ke telinga Qiya menyamarkan suara bising kantin, ia menaikan sedikit volumenya sampai suara bising itu benar-benar tidak terdengar.Qita tersentak kaget saat ibu kantin penjual nasi goreng meletakan satu piring nasi goreng dan sebotol air mineral di hadapannya."Ibu ngagetin aja.""Gimana gak kaget, orang neng pake tutup

  • Me and Seniors   GALAU

    Esoknya, Qiya sekolah seperti biasa namun dengan perasaan berbeda. Suasana hatinya masih sedih dan kehilangan. Baru kali ini Qiya merasa benar-benar putus cinta seperti kebanyakan orang.Mata Qiya sedikit bengkak karena menangis semalam. Ada beberapa teman sekolahnya yang menatap aneh ke arah Qiya saat mereka berpapasan.Sampai di kelas, Qiya melihat ke bangku Irham yang masih kosong. Belum ada tas, rupanya cowok itu belum datang.Qiya menghela nafas panjang, ia bingung bagaimana nanti Qiya harus ketemu Irham. Ia tidak tau harus bereaksi apa, bertingkah seperti apa. Qiya benar-benar belum siap.Rasanya sekolah dihari kemarin masih baik-baik saja dengan Irham. Masih bercanda dan lainnya. Sekarang, semuanya telah berubah.Tepakan di bahunya membuat Qiya terkejut. Ia menoleh dan mendapati Rena disana. Baru datang juga."Kenapa lo?"Qiya menggeleng lesu lalu jalan ke arah bangkunya meninggalkan Rena. Rena merasa Qiya tidak baik-baik saja.

  • Me and Seniors   BENERAN PUTUS?

    Sampai di rumah Qiya. Ternyata ada Irham duduk di bangku teras sambil memainkan ponselnya. Qiya mulai gugup saat melihat Irham disana. Apalagi tatapan Irham yang terlihat kesal sekali."Kak Bara pulang aja. Terima kasih."Bara mengerti keadaan, tapi ia berniat menjelaskan dulu kepada Irham daripada Irham harus marah ke Qiya.Qiya semakin panik saat melihat Bara malah turun dari motornya. Qiya menarik baju Bara agar kembali menaiki motornya lalu pergi saja dari rumahnya."Kak Bara.. pulang ajaa yaa.""Gue jelasin dulu sama Irham.""Gak perlu kak, gak papa kok. Nanti sama gue aja."Bara menatap Qiya meyakinkan. "Nanti lo yang dimarahin padahal lo gak salah apa-apa."Bara berjalan menghampiri Irham yang sekarang terlihat menghampiri Bara juga. Mata Irham semakin tajam apalagi saat bertatapan dengan Bara. Tapi Bara malah terlihat biasa saja.

DMCA.com Protection Status