Dengan terengah-engah, Rosella menganggukkan kepalanya. "Ya, aku suka!" katanya, membuat sang Presdir tersenyum bangga. Kemudian, bulu kuduk Rosella berdiri.
Bagaimana mungkin bulu kuduk Rosella bisa tidak berdiri, langkah Rex yang tidak tergesa-gesa tetapi benar-benar menyiksa saat meniduri dirinya membuatnya gugup setengah mati meskipun ini bukanlah pergulatan panas mereka yang pertama. Rosella bergidik saat kakinya terus bergerak-gerak."Aaagghh ...." Rosella mencengkeram bokong Rex yang kencang dan lentur saat pria tampan itu mendorong kejantanannya lebih keras ke dalam liang senggamanya, dan bergoyang keluar-masuk dengan ritme yang cepat.Saat Rosella dan Rex hendak menuju puncak yang sempurna dari pergulatan panas mereka, tiba-tiba...."Tok ... tok ... tok ...."Ada suara ketukan di pintu, yang membuat Rosella terkejut dan terbelalak sementara Rex tampak biasa saja, karena ia tahu jika janji temu berikutnya baru akan datang dalam waktu dekat.Rex teMalam harinya, Rosella menyela dengan membuka pintu kamar mandi di kamar tidur Rex. Dan, Rex menoleh ke belakang sambil menyeka air dari matanya. Di waktu ini, Rex melihat Rosella berdiri telanjang. Wanita 40an nan cantik dan seksi itu tengah menatapnya dengan ekspresi terseksi di wajahnya. Rex pun mengulurkan tangannya ke arah Rosella, dan saat si Tutor sekaligus Pengasuh ketiga putranya itu memegang tangannya, dunianya menjadi lengkap. Setelah itu, Rex menutup pintu di belakangnya dan Rosella. Tak satu pun dari mereka yang berbicara sepatah kata pun. Keduanya hanya menatap mata masing-masing saat air menyelimuti tubuh mereka. Saat Rex dan Rosella berdiri berhadapan di bawah air yang jatuh dari shower, Mr. P milik Rex berdenyut. Yah, ia menginginkan Miss V milik Rosella yang ketat, hangat, dan menjadi favoritnya. Suasana kian intim saat Rex menjangkau Rosella, dan Rosella memegang bagian belakang kepala Rex dan menciumnya. Ciuman Rosella itu kontan mem
"Hm...." Derrick terlihat seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu dan ingin memberitahu Rex tentang sesuatu yang dipikirkannya. "Pak Rex, aku kenal orang di Tiongkok yang pandai dalam hal ini. Jadi, aku bertanya padanya kemarin. Jadi, yah, tidak akan mudah, tapi pasti ada cara lain. Tunggulah sebentar," jelasnya. Rex dari tempatnya berada menggeleng. "Tak ada waktu lagi, Derrick. Segera percepat perceraianku dengan Ibunya anak-anak dan carikan aku calon istri," perintahnya pada asistennya itu tegas. Derrick terkekeh, tak percaya. "Omong kosong apa itu, Pak Rex?" tanyanya. "Derrick, Jovin ingin punya keluarga yang utuh lagi. Jadi, aku akan mengabulkannya. Berikan dia seorang ibu secara resmi dan juga transplantasi," terang Rex, sungguh-sungguh. Penuturan Rex itu membuat Derrick benar-benar terkejut. "Kau bilang apa, Pak Rex? Kau akan mencari istri palsu untuk memberi transplantasi pada putramu?" balas pria 35 tahun ini, terbata-bata. "Butuh berapa banyak
Ya, Rex mencium Rosella kembali saat Tutor dan Pengasuh cantik dan seksi itu tenggelam dalam momen yang intim ini, di mana kejantanan Rex di tangannya selagi mulut mereka saling mencumbu. "Mmmhh...." Sambil berciuman, Rosella mendesah karena Rex mencengkeram bagian belakang rambutnya saat ia menuangkan semuanya ke dalam ciuman mereka. Sebagai balasan, Rosella menatap mata Rex yang lelah dan merangkak di atas tubuhnya, lalu ia menggeser kejantanannya ke dalam liang senggamanya yang ketat tetapi basah, dan hangat. Rex mendorong dirinya ke atas dan Rosella duduk, menatapnya selagi tangannya beristirahat dengan lembut di sisi paha Rosella. "Hai," kata Rosella pada Rex, dan ia mulai bergerak sedikit, menggesekkan tubuh mereka bersama-sama."Apa kau memanfaatkanku?" Kedua alis mata Rex terangkat ke atas. Tanpa ragu Rosella menganggukkan kepala, dan ia menjawab, "Apakah itu masalah?"Dengan setengah menyeringai, Rex menarik Tutor dan Pengasuh ketiga putrany
Dengan mata terpejam, Rosella membiarkan Mr. P milik Rex mengendalikan tubuhnya. Bola-bola pria tampan, mapan dan kaya raya itu menampar klitorisnya. "Eeaaaghhh...." Rex mengerang lagi. Tetapi, kali ini, ia mengerang sambil menyemprotkan cairan cintanya ke dalam diri Rosella. Rosella lantas mengejang, tanda bahwa ia benar-benar tak mampu mengendalikan tubuhnya saat tubuhnya bergetar di bawah Rex, ia menyerah pada Rex seperti yang diperintahkan Presdir tampan itu. "Terus, lepaskan, Sayang." Tubuh Rex dan Rosella bergetar tatkala mereka mencapai puncak dan melakukan pelepasan bersama. Usai melepaskan cairan cintanya, Rosella meratap, gemetar karena kenikmatan yang ia dan bosnya ciptakan. Mereka berdua begitu tersesat di dunia yang begitu ajaib sehingga siapa pun tak dapat memimpikan ini.Tangan Rosella dan Rex saling bertautan di kedua sisi Rosella saat Tutor dan Pengasuh cantik dan seksi itu kembali ke kenyataan sedang batang Rex terus membelai vaginanya.
"Sial, aku suka vaginamu, Rosella," bisik Rex pada Rosella. Yang diajak bicara hanya diam sambil menggigit bibir bawahnya.Bagaimana mungkin Rex bisa tidak menyukai Miss V milik Rosella, baginya Miss V Rosella adalah pemanjaan favoritnya di seluruh dunia. Rex lalu mencium leher Rosella sementara Mr. P nya yang gagah itu memompa masuk dan keluar di dalam honey pot-nya Rosella. Rosella berpegangan pada bisep Rex dan lututnya mengendur ke samping, membiarkan Rex meniduri dirinya. Di waktu ini, panas menyebar lebih panas dari matahari melalui tubuh Rosella saat setiap gerakan Rex diimbangi dengan gerutuan. "Yah," Rosella merengek sembari mengencangkan vaginanya—membuat batang Rex di dalam honey pot-nya semakin keras.Bersamaan dengan itu, Rex juga mencium Rosella dengan semakin keras dan mengisapnya lebih keras di kulit leher dan dadanya. "Ouuhhh... Yaa... Rex ...." Rosella meracau sambil tersenyum. Ia belum pernah sebahagia ini.Detik berikutnya, Rosella
Rosella hanya diam sambil menatap Rex khawatir. Melihat itu, Rex lantas tersenyum—mencoba meyakinkan Rosella bahwa ia baik-baik saja. Meski pun dadanya sakit. "Jangan khawatir, Rosella. Sepertinya kalau bukan karena faktor kelelahan, mungkin ini adalah efek samping dari operasi jantung yang kulakukan," terangnya. Penuturan Rex itu kontan membuat Rosella kian penasaran, curiga, dan merasakan sesuatu mengganjal di hatinya. Kendati begitu, ia tak ragu untuk menganggukkan kepala—pertanda bahwa ia mengerti akan kata-kata sang Presdir tampan. "Rex, kupikir sebaiknya kau memeriksakan jantung barumu itu ke dokter untuk memastikan kenapa dia sering sakit sejak transplantasi jantung. Akan kutemani jika kau mau," ucap Rosella dengan tenang. "Ya, kupikir juga begitu, Rosella," balas Rex sambil mengangguk setuju. Akhirnya, setelah dari studio foto, ia dan Rosella bergegas pergi ke rumah sakit. ***Di rumah sakit, Rex ditemani oleh Rosella bertemu dengan seorang dokter ahl
Suasana rumah tampak sepi saat Rex dan Rosella tiba di rumah. Sepertinya semua orang sedang di kamar tidur mereka masing-masing. Karena saat mereka sampai di rumah, hari sudah gelap dan sudah lewat jam makan malam. Suasana rumah yang begitu sepi lantas membuat gairah Rex bangkit perlahan. Ia menggoda Rosella dengan menyisirkan jemarinya ke belakang rambut Rosella. "Terima kasih untuk hari ini, Rosella," ungkap Rex, yang langsung dibalas Rosella dengan senyumnya yang menawan yang mampu mengikat hati sang Presdir. Lalu detik berikutnya, Rex mencium Rosella tepat di bibirnya, menuangkan banyak cinta dan pengampunan ke dalamnya hingga akhirnya ia menyambar Tutor cantik dan seksi tersebut dan membawanya ke kamar tidurnya. Namun sebelum Rex dapat membaringkan Rosella, wanita 40an yang sebentar lagi akan menjadi istri kontrak dan pura-puranya itu bertanya kepadanya, "Bolehkah aku mandi dulu? Aku merasa lengket sekali."
Rex yang tidak bisa menahan diri tatkala melihat Rosella yang seksi, mencengkeram kedua pantatnya dan membukanya lebar-lebar. Kemudian, ia mengeluarkan air liur di atas liang senggama Rosella yang lezat. "Agh!" Rosella tersentak saat Rex menyentuh liang senggamanya yang basah, ketat dan hangat dengan ujung batangnya, dan ia perlahan-lahan memasukkan batangnya ke dalamnya. "Terlalu ketat, tapi sangat pas dengan milikku," aku Rex sambil memperhatikan bagaimana liang senggama si Tutor dan Pengasuh cantik dan seksi itu menelan setiap inchi batangnya, seperti tubuhnya dibuat hanya untuknya. Ya, menyatu menjadi satu untuk menciptakan mahakarya yang sempurna. Berpegangan pada pinggul Rosella, Rex perlahan-lahan mulai bergerak. Sementara, Rosella menatapnya di cermin. Rambutnya yang basah menetes di satu bahunya, saat ia selesai menggosok giginya. Tidak dapat menahan tatapan, Rex tertarik ke titik di mana tubuhnya dan Rosella terhubung. "Fuck, Rex!" Rosella mengerang sambil meraih sisi w