Beranda / Romansa / Mawar Hitam Sang Presdir / 70. Penghuni Baru Yang Tak Kukenal

Share

70. Penghuni Baru Yang Tak Kukenal

Penulis: Ms Iced Coffee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Rosella hanya diam sambil menatap Rex khawatir. Melihat itu, Rex lantas tersenyum—mencoba meyakinkan Rosella bahwa ia baik-baik saja. Meski pun dadanya sakit. "Jangan khawatir, Rosella. Sepertinya kalau bukan karena faktor kelelahan, mungkin ini adalah efek samping dari operasi jantung yang kulakukan," terangnya.

Penuturan Rex itu kontan membuat Rosella kian penasaran, curiga, dan merasakan sesuatu mengganjal di hatinya. Kendati begitu, ia tak ragu untuk menganggukkan kepala—pertanda bahwa ia mengerti akan kata-kata sang Presdir tampan.

"Rex, kupikir sebaiknya kau memeriksakan jantung barumu itu ke dokter untuk memastikan kenapa dia sering sakit sejak transplantasi jantung. Akan kutemani jika kau mau," ucap Rosella dengan tenang.

"Ya, kupikir juga begitu, Rosella," balas Rex sambil mengangguk setuju. Akhirnya, setelah dari studio foto, ia dan Rosella bergegas pergi ke rumah sakit.

***

Di rumah sakit, Rex ditemani oleh Rosella bertemu dengan seorang dokter ahl
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mawar Hitam Sang Presdir   71. Mandi Basah Di Malam Hari

    Suasana rumah tampak sepi saat Rex dan Rosella tiba di rumah. Sepertinya semua orang sedang di kamar tidur mereka masing-masing. Karena saat mereka sampai di rumah, hari sudah gelap dan sudah lewat jam makan malam. Suasana rumah yang begitu sepi lantas membuat gairah Rex bangkit perlahan. Ia menggoda Rosella dengan menyisirkan jemarinya ke belakang rambut Rosella. "Terima kasih untuk hari ini, Rosella," ungkap Rex, yang langsung dibalas Rosella dengan senyumnya yang menawan yang mampu mengikat hati sang Presdir. Lalu detik berikutnya, Rex mencium Rosella tepat di bibirnya, menuangkan banyak cinta dan pengampunan ke dalamnya hingga akhirnya ia menyambar Tutor cantik dan seksi tersebut dan membawanya ke kamar tidurnya. Namun sebelum Rex dapat membaringkan Rosella, wanita 40an yang sebentar lagi akan menjadi istri kontrak dan pura-puranya itu bertanya kepadanya, "Bolehkah aku mandi dulu? Aku merasa lengket sekali."

  • Mawar Hitam Sang Presdir   72. Momen Terkuat Rex Alba

    Rex yang tidak bisa menahan diri tatkala melihat Rosella yang seksi, mencengkeram kedua pantatnya dan membukanya lebar-lebar. Kemudian, ia mengeluarkan air liur di atas liang senggama Rosella yang lezat. "Agh!" Rosella tersentak saat Rex menyentuh liang senggamanya yang basah, ketat dan hangat dengan ujung batangnya, dan ia perlahan-lahan memasukkan batangnya ke dalamnya. "Terlalu ketat, tapi sangat pas dengan milikku," aku Rex sambil memperhatikan bagaimana liang senggama si Tutor dan Pengasuh cantik dan seksi itu menelan setiap inchi batangnya, seperti tubuhnya dibuat hanya untuknya. Ya, menyatu menjadi satu untuk menciptakan mahakarya yang sempurna. Berpegangan pada pinggul Rosella, Rex perlahan-lahan mulai bergerak. Sementara, Rosella menatapnya di cermin. Rambutnya yang basah menetes di satu bahunya, saat ia selesai menggosok giginya. Tidak dapat menahan tatapan, Rex tertarik ke titik di mana tubuhnya dan Rosella terhubung. "Fuck, Rex!" Rosella mengerang sambil meraih sisi w

  • Mawar Hitam Sang Presdir   73. Wawancara Dadakan!

    "Jadi, kau dan ayahku berteman sejak lama?" kata Jovin, yang mengenakan baju pasien dan duduk dengan berhadapan dengan Rosella di ruang rawat inapnya. Yang ditanya hanya menganggukkan kepala tegas."Kalian bertemu saat belajar di luar negeri?" tanya Jovin pada Rosella, dingin."Ya," jawab Rosella tegas. "Lalu, kalian bertemu lagi di sini setelah beberapa tahun kemudian?" Jovin menelisik ke dalam mata Rosella, mencari kejujuran di sana. Dan Rosella menganggukkan kepalanya tegas. Jovin mengangguk dan tersenyum miring dan tipis. "Pasti sulit membangun hubungan dengan ayahku secara diam-diam," cicit Jovin. Kemudian ia mengatur napasnya dahulu. "Aku sangat tahu ayahku. Tidak mudah baginya untuk memutuskan menikah lagi," katanya pada Rosella. Yang diajak bicara menatapnya dalam diam. "Apakah kau benar-benar mencintai ayahku?" tanya remaja tampan ini. "Ya, aku mencintainya," jawab Rosella lugas, tetapi Jovin dapat melihat sedikit keraguan di matanya tatkala mereka be

  • Mawar Hitam Sang Presdir   74. Hadiah Setelah Wawancara

    "Apakah aku boleh bertanya beberapa hal?" tanya petugas sosial kepada Rex dan Rosella sambil menatap mereka silih bergantian. "Tentu saja," jawab Rex dan Roselle serentak. "Nona Rosella, pekerjaanmu di daftar ini sebagai seorang koki. Kau tahu kapan dia mendapatkan sertifikat memasaknya?" Petugas sosial menatap Rex. "Sertifikat memasak? Itu dua tahun lalu. Dan, dia mendapatkan sertifikat memasak masakan barat saat kami mulai berpacaran," beber Rex pada petugas sosial. Setelah itu..."Sayang...." Rex menatap Rosella dan meletakkan tangannya di atas tangan wanitanya itu lalu meremasnya pelan dan lembut. Rosella agak terkejut saat tangannya diremas Ben. Tetapi, ia menoleh ke arah pria itu dengan tenang."Kau juga dapat sertifikat memasak masakan Korea sebelumnya, kan?" tanya Rex pada Rosella. "Ya, Sayang," jawab Rosella dengan tenang sambil mengangguk. Seketika saja petugas sosial tersenyum setelah ia mendengar obrolan singkat Rex dan Rosella. "Ast

  • Mawar Hitam Sang Presdir   75. Momen Yang Emosional

    Mata Rosella tampak liar, mengikuti gerakannya di milik Rex, dan dengan seluruh kekuatan yang Rex miliki, ia meraih ke bawah dan menghentikan Rosella. "Mulutmu sangat luar biasa, Rosella, tapi itu belum apa-apa!" kata Rex disertai dengan seringainya. Rosella berdiri dan Rex membanting punggungnya ke dinding. Rosella mencengkeram kejantanan Rex lalu ia menariknya ke arahnya, dan Rex mendorong miliknya itu masuk ke dalam liang senggama Rosella. "Aahh..." Rosella mendesah sementara setiap inchi matanya menutup sedikit lebih rapat, dan Rex tahu bahwa Rosella menikmatinya sama seperti dirinya. Itu adalah tempat di mana hanya Rex dan Rosella pergi untuk meredam rasa lelah usai wawancara dadakan. Rosella melingkarkan kakinya di sekeliling pinggang Rex, dan Rex mengangkat Rosella, memeluknya saat mereka bekerja sama. Api berkobar dari kepala hingga jari kaki Rex saat ia dan Rosella bercinta. Mata Rosella tertutup rapat dan itu membuat Rex tersesat, Presdir tampan itu mengisap leher Ros

  • Mawar Hitam Sang Presdir   76. Ibu Baru Anak-Anak

    Rosella melihat sekeliling dapur seolah bertanya-tanya apa yang bisa ia buat sendiri sebelum menatap Rex dan berseri-seri. “Hotteok pasti enak,” kata Rosella. “Bagus!" sahut Jovan yang sejak tadi hanya duduk di bangku bar sambil memperhatikan adik kecilnya yang merengek, ingin makan es krim. "Aku tahu truk makanan enak hanya beberapa blok dari sini yang bisa kita coba.” “Biarkan aku ganti baju sebentar,” terang Rosella kepada Rex sambil berlari ke kamar tidurnya. Tidak, tetapi kamar tidurnya bersama Rex. Ya, sekarang mereka telah tinggal di satu kamar tidur yang sama. “Waktunya ganti baju!” Jiro meraih tangan Rex dan Jovan, membawa mereka ke kamar tidur masing-masing. Lalu, Jiro pergi ke kamar tidurnya dan berlari ke lemarinya, mengeluarkan t-shirt dan celana panjang berwarna oranye dan biru tua. Oranye merupakan warna favorit ibu Jiro, dan itu membuat Rex berhenti sejenak ketika Jiro bersama Jovan menghampirinya di kamar tidurnya. “Lihat, bagaimana menurutmu, Ayah?” dengan ra

  • Mawar Hitam Sang Presdir   77. Service Dari Sang Presdir

    Rex meraih tangan Rosella dan merasakan tubuh kekarnya menjadi dirinya yang mentah dan liar. Rex selalu membayangkan malam ini jutaan kali dalam pikirannya, dan akhirnya tibalah waktunya, siap menjadi pengalaman nyata yang kesian kalinya bagi mereka berdua. Sekian detik berikutnya, Rex membawa Rosella ke kamar tidurnya. Di kamar tidur itu, Rex berdiri di samping laci samping tempat tidur dan ia mengeluarkan kondom. Sementara, Rosella berdiri dan menatap mata Rex dalam-dalam. “Aku sudah minum pil sejak aku berusia enam belas tahun untuk mengatur menstruasiku, jadi kita aman melakukannya secara alami, jika kau mau.” Pernyataan Rosella itu membuat Rex merasakan tarikan kepadanya. Rex masih tidak percaya jika Rosella akan membiarkannya memenuhi dirinya tanpa pengaman tambahan. Bahkan sejak awal permainan panas dan liar mereka dimulai. Tanpa kondom? Sungguh seperti mimpi. Rosella tampak cantik dan sangat naif, dan Rex akan menunjukan padanya bagaimana rasanya dipuaskan dengan benar.

  • Mawar Hitam Sang Presdir   78. Gelombang Kenikmatan

    Mata Rosella terpaku pada junior Rex yang besar. Sementara, Rex menggenggam sembari membelai dirinya sendiri dengan lebih keras. Rosella mencondongkan tubuhnya ke depan dan ia mempersiapkan diri untuk memberi Rex seks oral. Istri kontrak Rex ini ingin memasukkan junior Rex yang gagah itu ke dalam mulutnya yang hangat. Namun dengan tegas Rex memerintahkan Rosella untuk membalikkan tubuh dan merangkak. Rosella pun berbalik dan bersandar pada lengan bawahnya. Lalu, dengan bebas, Rex mendorong pinggulnya ke arah Rosella, dan Rosella merasakan tangan berotot Rex menekan dan mendorong kepala juniornya yang sekeras batu masuk ke dalam liang senggamanya. "Aaaaggh!" Rex mengerang saat ia membenamkan ujung juniornya ke dalam liang senggama Rosella. Sementara, Rosella membenamkan kepalanya ke bantal yang montok kemudian mengerang dengan jeritan kenikmatan yang teredam. Lalu detik berikutnya, Rosella memiringkan kepala ke samping dan melihat jari-jarinya yang memutih saat ia mencengkera

Bab terbaru

  • Mawar Hitam Sang Presdir   118. Si Paling Tidak Cerdik

    Rex berhenti sejenak karena Rosella kesal, yang membuatnya terkejut. Rex pikir mereka akan segera bertemu, tetapi cara Rosella menuduh Rex bersikap mencurigakan, membuatnya bertanya-tanya apakah Rosella atau seseorang yang ia kenal kehilangan uang dalam transaksi tanah spekulatif.“Tidak. Itu penting. Ada beberapa orang yang kacau dalam bisnis real estat dan jika ada seseorang yang menurutku tidak mampu, aku mencoba memperingatkan mereka. Tetapi banyak orang tidak menginginkan bantuan, Rosella. Seperti beberapa minggu atau bulan yang lalu, seseorang bunuh diri setelah menginvestasikan seluruh tabungan hidupnya dalam skema investasi untuk membeli properti hotel ini. Orang yang menjalankan skema itu tidak memiliki cukup uang untuk tawaran minimum. Alih-alih memberi tahu investornya, dia kabur membawa uangnya,” beber Rex. “Tempat ini? Yang sedang kita lihat?” Rosella berputar pelan di tengah lobi yang penuh debu. Kaca untuk unit ritel sedang dipasang, dan meja resepsionis marm

  • Mawar Hitam Sang Presdir   117. Miliarder Real Estate

    Rosella memberitahu Chris tentang kesepakatan Park Hill. Ia mengambil file yang disimpan dan melampirkannya sebelum ia menghapus jejak informasi apa pun dari ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku. Rasa bersalah mulai menggerogoti Rosella.Rasa bersalah itu menyusup dari sekeliling Rosella. Rasa bersalah terhadap Rimba dan tidak bisa menjaga performanya. Rasa bersalah atas apa yang mungkin ia lakukan pada Hugo Kenyataan.Rex berkata dulu itu perusahaannya adalah milik ayahnya. Dan yang mengejutkan Rosella, bagian yang paling membuatnya merasa tidak enak adalah kenyataan bahwa ia mengkhianati Rex.Rosella seharusnya tidak merasa bersalah atas hal itu, tetapi ia merasa bersalah. Tidak peduli seberapa sering ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sedang membalas kematian Rimba, rasa bersalah itu tetap ada.Rosella meraih handuk untuk menyeka wajahnya. Satu-satunya saat rasa bersalah dan amarah itu tidak mencoba menguasainya adalah ketika Rex memeganginya. Kendali yan

  • Mawar Hitam Sang Presdir   116. Ratu Catur Presdir Alba

    Rosella menatap ke bawah ke set catur, dan jantungnya mulai berdebar. Ia mengusap telapak tangannya yang berkeringat di pahanya, mencoba mencari tahu bagaimana ia akan keluar dari situasi ini. Rasa bersalah yang seharusnya tidak ia rasakan seketika menyerangnya. "Ini indah," Rosella mengakui, mengambil ratu dari Rex. "Kenapa Joy dan Chris harus meletakkan ini di resumeku yang dibuat-buat?" Rosella menggerutu dalam hati. Rosella sama sekali tidak tahu apa-apa tentang catur. Biasanya tidak butuh waktu lama bagi Rosella untuk mengingat sesuatu dengan ingatannya, tetapi dalam hal ini, ia sama sekali tidak tahu. Rosella harus mengalihkan perhatian Rex sehingga Rex tidak sadar kalau ia tidak tahu apa yang ia lakukan.Rosella bahkan tidak tahu nama separuh bidaknya, apalagi cara memainkannya. Rosella mencoba mencari di otaknya untuk melihat apakah ia dapat mengingat momen saat orang lain bermain di dekatnya. Kalau saja ia dapat mengingatnya, setidaknya ia dapat mengambil bebe

  • Mawar Hitam Sang Presdir   115. Paket Untuk Nyonya Alba

    "Dokumen untuk kesepakatan Park Hill hampir selesai, dan aku akan mengirimkannya kepadamu sore ini. Kami memiliki beberapa petunjuk tentang SUV hitam yang kami incar. Polisi tidak banyak membantu, tetapi orang yang memiliki perusahaan teknologi di lantai atas, Maxim, sedang mengerjakan semacam pengenalan karakter. Aku tidak begitu memahaminya, tetapi dia berpikir bahwa dengan melapisi foto-foto dari CCTV dan membandingkan bentuk-bentuk piksel dengan basis data gambar, kita akan dapat mengidentifikasi pelat nomor SUV tersebut. Aku tidak berpikir itu dapat dilakukan, tetapi dia cukup yakin. Itu berarti kita seharusnya dapat kembali ke kantor sekitar minggu depan mungkin,” beber Cannor. “Tidak perlu terburu-buru,” kata Rex pada Connor. “Kita tidak terburu-buru.”“Kurang dari 24 jam yang lalu kau marah karena kita bekerja di rumah dan ingin mengembalikan hukuman rajam,” Cannor berteriak.“Aku lapar. Aku sudah lama tidak makan, dan emosiku menguasai diriku. Jangan terburu-bu

  • Mawar Hitam Sang Presdir   114. Dibawah Kontrol Gairah

    Rosella mengerang ketika merasakan batang Rex menekan pantatnya. Sementara, tangan Rex menyelinap untuk masuk ke dalam kemeja Rosella. Jari-jari Rex menelusuri perut Rosella hingga ia mencapai kancing celana panjangnya. Rex lalu menarik, melepaskan kancing sebelum mendorong celana Rosella ke bawah kakinya.“Apakah ini yang ada dalam pikiranmu? Ketika kau terus bicara, Rosella?” Kali ini ketika Rex menggerakkan tangannya ke perut Rosella, ia terus turun sampai ke antara kedua paha Rosella. Rosella menggigit bagian dalam pipinya ketika ia mendengar Rex mengeluarkan kutukan pelan di bawah napasnya. Rosella menutup matanya. Ia tidak yakin apakah itu malu atau bukan, tetapi tidak dapat disangkal sekarang bahwa ia terangsang. Celana dalamnya yang basah adalah semua bukti yang Rex butuhkan.“Jawab aku,” tuntut Rex. “Pergilah ke neraka.” Rosella menjerit kecil ketika tangan Rex turun ke pantatnya. Kejutan rasa sakit menghantamnya, entah bagaimana langsung menuju klitorisny

  • Mawar Hitam Sang Presdir   113. Tuan Alba, Bos Yang Baik?

    Rosella mengganggu. Rex tidak dapat melakukan apa pun karena ia berpikir apakah Rosella merasa hangat atau tidak cukup panas, apakah Rosella lapar atau ia harus pergi membeli makanan, apakah Rosella mengisap ujung penanya karena itu kebiasaan ataukah ia berfantasi tentang mulutnya di sekitar batangnya. Itu mungkin kebiasaan tapi sial, bibir Rosella akan terlihat sangat melar di atas batang Rex dengan gunung kembarnya keluar dan tangannya terkubur di antara kedua kakinya. Rex bertanya-tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat Rosella mencapai klimaks usai perang dingin yang terjadi pada mereka belakangan ini. Apakah Rosella cepat panas atau butuh waktu untuk menyalakan apinya? Rex senang dengan kedua hal itu."Apakah ada sesuatu yang kau butuhkan?" tanya Connor. Rex terkejut mendengar suaranya. Ia benar-benar lupa bahwa ia sedang menelepon asistennya. "Maaf. Aku sedikit terganggu di sana. Begini, kita harus menyelesaikan urusan Mason. Dari tinjauanku, tampak

  • Mawar Hitam Sang Presdir   112. Dia Akhirnya Kembali

    Rosella bersumpah Rex Alba tampak seperti akan menciumnya. Rex mendapati Rosella, ia mencondongkan tubuhnya ke arahnya seolah ia menginginkan ciuman itu. Perut Rosella mengeluarkan suara keroncongan keras, dan ia jadi tidak yakin apakah ia ingin mengutuknya atau berterima kasih padanya karena telah mengganggunya dan Rex, tetapi ia tersenyum."Ayo kita makan."Rosella menganggukkan kepala karena sepertinya ia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Rex melepaskan tangannya dan meraih tangan Rosella untuk menuntunnya menyusuri lorong. Rosella belum sempat melihat sekeliling, yang jelas rumah terasa sepi. Jadi, ia yakin anak-anak telah tidur dan ia hanya melihat apa yang bisa ia lihat saat mereka berdua menuju dapur.Rumah Rex mengingatkan Rosella pada saat kali pertama ia datang ke rumah itu. Suasana rumah itu juga mengingatkan Rosella pada salah satu rumah mewah di suatu tempat. Semuanya serasi, dan kau bisa tahu tidak ada yang murah. Tetapi tidak ada sentuhan pribadi la

  • Mawar Hitam Sang Presdir   111. Cantik Tapi Pengkhianat!

    “Aku hanya makan malam denganmu,” jawab Rosella. “Dan menghabiskan malam denganku,” kata Rex. “Tidur akan menghabiskan banyak energi? Apa kau punya tempat tidur getar? Tunggu. Jangan jawab itu. Mari kita bicarakan sesuatu yang tidak berhubungan dengan apa yang terjadi di kepalamu,” balas Rosella. Rex mengernyitkan wajah. “Bagaimana mungkin?”“Apa kau benar-benar bekerja di rumah?” Rosella bersikeras, mengganti topik pembicaraan.Rex mengangguk. “Ya.”“Maksudmu, apakah kau punya komputer dan sebagainya?” tanya Rosella, asal. Ia bergalak seolah ia tak pernah tinggal di rumah Rex. "Hhhhh...." Rex mendengus lemah. "Bukankah kau sudah pernah melihat komputer di rumah?" tanyanya pada Rosella. "Lagi pula, semua orang pasti punya komputer di rumah mereka?”Rosella menggeleng tegas. “Tidak. Komputer itu mahal.”Di lampu merah, Rosella menoleh untuk melihat Leila, salah satu karyawan di perusahaan Rex, dengan saksama. Ia menginap di motel jangka panjang

  • Mawar Hitam Sang Presdir   110. Wanita Temporer Tuan Alba

    "Kau sangat mengganggu," akhirnya Rex berkata, memecah kesunyian. "Itu sebabnya aku tak peduli dengan penampilanmu. Tak peduli apa niatmu padaku sekarang. Tak peduli dengan kekecewaanmu. Aku ingin mengubah kesakitan ini. Aku ingin menebus kesalahanku, mantan istriku dan orang tuaku padamu dan Rimba. Aku ingin menajagmu. Kau telah mengambil semua perhatianku, Rosella." Rex menggeram di bagian terakhir saat pikiran Rosella membungkus apa yang Rex katakan. "Tapi—" Rosella tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun karena Rex mencengkeramnya. Rex menarik Rosella ke tubuhnya, dan mulutnya turun ke mulutnya. Untuk sesaat Rosella bersandar pada Rex, dan menikmati kehangatan juga kenyamanan tubuhnya. Ia membiarkan semua yang lain terlepas saat Rex mendorong lidahnya ke dalam mulutnya. Ketukan di pintu membuat Rosella melompat mundur. Semuanya membanjiri kembali padanya tentang kenyataan tentang siapa Rex Alba juga bagaimana orang tuanya. Dan seberapa banyak yan

DMCA.com Protection Status