Home / Romansa / Mawar Hitam Sang Presdir / 18. Janji Dengan Jovan

Share

18. Janji Dengan Jovan

Author: Ms Iced Coffee
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Rosella melebarkan senyumnya dan mengangguk. "Sudah jelas, Jovin, kau mencari alasan untuk mengusirku dari sini," balasnya.

Jovin mengusap dagu sambil membuang muka ke arah lain lain. "Tidak kuakui dan bantah," jawab bocah laki-laki ini tanpa menatap Rosella.

"Baiklah—"

"Kau akan pergi? Bagus! Pintu keluar ada di lantai satu. Kau bisa pergi dari rumah ini sendiri, bukan? Atau mau kutunjukkan jalannya?" potong Jovin cepat.

"Aku akan tampil di acara ulang tahun Nenekmu," jelas Rosella tegas.

Seketika saja Jovin terbahak-bahak setelah ia mendengar Rosella dengan tegas mengatakan bahwa ia akan tampil di acara perayaan ulang tahun neneknya. "Kau akan tampil di acara ulang tahun Nenekku? Apa aku tidak salah dengar?" tanya Jovin.

Mendengar itu, kening Rosella lantas berkerut dan netranya menatap Jovin bingung. "Kenapa memangnya?" tanya wanita 40an ini pada salah satu anak asuhnya itu.

"Kau tidak boleh tampil." Jovin memandang sang Tutor dan Pengasuh tinggal baru di hadapannya i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mawar Hitam Sang Presdir   19. Saingan Guru Rosella

    Rupanya saat itu Wendy mengajak Rosella ke walk in closet di salah satu kamar yang tak berpenghuni tetapi rapi dan bersih. Entah kamar siapa itu tapi Rosella melihat banyak sekali pakaian bagus, memesona, dan modern di walk in closet di kamar tidur itu. Selera fesyennya sangat bagus, pikir Rosella. "Nona Rosella, silakan melihat-lihat dan tentukan pilihanmu," jelas Wendy, tenang, santai dan ramah seperti biasanya. Ia bahkan tidak lupa dengan senyumnya kepada Rosella. Rosella mengangguk seraya membalas senyuman Wendy. "Akan kulakukan, Nyonya Wendy. Tapi, kalau tidak ada...." Mata Rosella terbelalak saat ia melihat beberapa pakaian di lemari adalah baju yang ia butuhkan. Karena itu, Dengan wajah terkejut bercampur senang, Rosella berlari cepat ke arah baju tersebut. "Astaga ... hebat! Ini tampak seperti pakaian dari kabaret," kata Rosella saat ia melihat dan memegang salah satu baju di depan matanya. "Nyonya Wendy...." Wanita 40an ini berbalik menatap Wendy yang berdiri dan tertawa d

  • Mawar Hitam Sang Presdir   20. Si Kecil, Jiro, Hilang?!

    Rosella yang terdiam sejenak sambil menatap Jiro bingung kemudian tersenyum sambil mengangguk samar. "Permintaan apa? Katakan saja," ucap Rosella pelan dan lembut. Ia begitu ramah pada putra bungsu Rex itu. "Nona Rosella... Tolong jangan beritahu siapapun tadi aku menangis. Jika kakak-kakakku tahu, mereka akan meledekku karena cengeng. Aku bukan bayi," ungkap Jiro tegas. Seketika saja Rosella tersenyum dan mengangguk tegas pada Jiro. "Baik. Aku tidak akan memberitahu siapa pun," balasnya, memahami perasaan Jiro. Mendengar itu, Jiro lantas melebarkan senyumnya kepada Rosella. "Janji?" Jiro mengacungkan jari kelingkingnya ke arah Rosella. Dan, Rosella yang masih tersenyum dengan cepat menganggukkan kepalanya tegas. Wanita 40an itu kemudian mengacungkan jari kelingkingnya ke arah Jiro, dan mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Jiro. "Petir membuatku takut. Jadi, aku hanya menangis sedikit. Bukan karena aku merindukan Ibuku," terang

  • Mawar Hitam Sang Presdir   21. Usai Kehebohan di Kediaman Alba

    "Mungkinkah Jiro tidur sambil berjalan sampai ke luar rumah, dan di luar saat hujan?!" Bibi Grace terbelalak saat ia menatap Rex, Wendy dan suaminya silih berganti. "Bibi Grace, jangan mengatakan hal menakutkan!" tegas Wendy, memperingatkan si ART. "Jiro belum pernah melakukan hal seperti itu," ujar Rex pada Bibi Grace, datar. "Hhhhh..." Jovin mendengus kasar dan menggeleng heran. "Ada apa denganmu, Bibi Grace?" tanya Jovin, sinis. "Hm... Aku hanya khawatir, itu saja," balas si ART keluarga Alba ini. "Bibi Grace, bisa periksa kamar tidur Nona Rosella? Hanya itu yang belum kuperiksa," ucap Rex. Segera, Bibi Grace melaksanakan perintah sang Presdir. "Kalau dipikir-pikir, kenapa Nona Rosella tidak juga keluar saat ada keributan?" kata Jovin, bergumam setelah Bibi Grace meninggalkan kamar tidur Jovan dan pergi ke kamar tidur Rosella, yang kemudian disusul oleh Wendy juga suaminya dan Rex Alba. "Hey, ayo!" Jovin meng

  • Mawar Hitam Sang Presdir   22. Rhea Berlagak Bak Nyonya Besar

    "Baik," balas Rosella pelan. Ia kemudian berjalan di belakang Rhea yang membawanya ke ruang makan. Di ruang makan, Rhea dan Rosella duduk dengan saling berhadapan di meja makan. Sementara, Bibi Grace menyeduh teh di island di belakang meja makan. "Nona Rosella, aku tak peduli betapa takutnya Jiro, seharusnya kau tidak membiarkan Jiro tidur denganmu," kata Rhea tegas saat ia menegur Rosella. Rosella yang duduk di hadapan Rhea dengan raut wajah bersalah melipat bibirnya ke dalam dan sedikit menunduk. "Ya, aku memang tidak bijaksana, Nona Rhea," akunya. "Hhhhh...." Rhea yang kesal mendengus kasar usai mendengar penuturan Rosella itu. "Setidaknya kau harus meneleponku," ucap Rhea saat ia menatap Rosella, sinis, sementara nada bicaranya marah. "Mulai sekarang hubungi aku jika terjadi sesuatu pada anak-anak baik larut malam atau dini hari," tegasnya. Rosella lantas mengangguk tegas. "

  • Mawar Hitam Sang Presdir   23. Yang Naksir Sang Presdir

    "Ini bonus," jawab Rex. Mendengar itu, dengan cepat Rhea mengalihkan pandangannya dari amplop putih di tangannya kepada sang Presdir di hadapannya. "Nona Rhea, kau telah melakukan tugas Tutor selama lebih dari sebulan. Kau melakukan banyak hal untuk kami. Dan, kau juga sering lembur," bebernya secara runut. Sekali lagi, Rhea menggeleng pada Rex. Kemudian, ia menyodorkan amplop putih yang dipegangnya kembali kepada sang Presdir. "Tidak apa-apa, Pak Rex. Kau tidak perlu melakukan ini," katanya, tak enak hati. "Jangan menolaknya, Nona Rhea," tegas Rex. "Aku akan merasa lebih baik dengan melakukan ini," ungkapnya. "Kalau begitu...." Sambil tersenyum, Rhea menarik kembali amplop putih itu. "Aku akan menerimanya dengan senang hati." "Aku ingin memberimu istirahat selama tiga pekan. Tapi hal itu harus menunggu sampai Tutor dan Pengasuh baru terbiasa. Jadi... Nona Rhea, tolong lebih berhati-hati agar Nona Rosella bisa segera beradaptasi," pinta Rex.Usai mendengar penuturan sang Presd

  • Mawar Hitam Sang Presdir   24. Setelah Kelas Bahasa Inggris

    "Tidak mungkin, Bibi Grace," balas Rhea. Nadanya terdengar pongah. "Pimpinan tidak mungkin mengabaikan keinginan orangtuanya. Secara khusus orang tua Pimpinan memintaku menjaganya dan anak-anaknya. Dan Pimpinan sangat menghormati orangtuanya. Cintanya pada mereka sangat besar," beber Rhea lugas. "Menurutmu apa artinya itu?" Rhea menatap Bibi Grace. Yang ditanya dan ditatap hanya diam saja. "Bukankah itu artinya aku harus menjadi istrinya berikutnya?" tanya asisten Rex ini lagi."Begitukah? Apakah kau merekam pembicaraan itu?" ucap Bibi Grace, balik bertanya kepada Rhea alih-alih menjawab pertanyaan asistennya Rex itu."Aku tidak merekamnya, tetapi Pimpinan juga ada di sana saat orangtuanya membicarakan hal itu," ungkap Rhea lugas. "Jadi, jangan mengkhawatirkan apa pun mulai sekarang," pinta wanita ini kepada Bibi Grace tegas. Bibi Grace hanya mengangguk pelan. Wanita tua itu kemudian bangkit dari duduknya dan pergi ke dapur.Tidak berselang lama setelah kepergian Bibi Grace ke dapur,

  • Mawar Hitam Sang Presdir   25. Jiro Mulai Suka Rosella

    Sesaat setelah Rex berlalu dari hadapannya, sang Tutor dan Pengasuh tinggal baru keluarga Alba naik ke lantai dua, ia mencoba pergi ke kamar tidur Jovan untuk memeriksa keadaan salah satu putra kembar Rex itu. "Apa maumu?!" Jovan mengernyit. Ia menatap Rosella bingung saat wanita itu masuk ke kamar tidurnya setelah mengetuk pintunya dahulu. "Jovan... Apa ada masalah? Aku melihat ada tanah di seragammu, dan keliman di baju juga celanamu koyak," ucap Rosella dengan tenang. "Apa kau jatuh?" tanyanya, lembut. "Jangan hiraukan aku, dan tutup pintunya saat kau keluar," balas Jovan, dingin. Ia yang duduk di depan meja belajarnya kemudian bangkit dari duduknya dan berbaring di kasurnya. "Baik, aku akan melakukannya." Rosella menatap Jovan yang berbaring di kasur dengan memunggunginya. Setelah itu, wanita ini meninggalkan Jovan sendirian di kamar tidurnya. "Apa yang harus kulakukan? Bagaimana jika aku dipecat?" gumam Rosella selagi ia berdiri

  • Mawar Hitam Sang Presdir   26. Keluarga Rosella di Paviliun??

    Setelah mengantar Jiro sekolah, Rosella langsung pulang ke rumah keluarga Alba. Saat tiba di rumah, wanita 40an itu pergi ke dapur untuk mengambil minum.Namun, di dapur, Rosella bertemu dengan Bibi Grace yang baru selesai membuat sarapan untuk tuan rumah—Rex Alba juga adik perempuan dan saudara iparnya alias suaminya Wendy, serta para pekerja yang bekerja untuk keluarga mereka."Nona Rosella, bisa bantu aku bawakan Geotjeori ini kepada Pak Taylor di paviliun?" tanya Bibi Grace selagi ia menutup kotak makan berisi Geotjeori di hadapannya. Yang diajak bicara beringsut dari depan kulkas ke arahnya. "Kau bisa sekalian menyapa. Kalian berdua belum bertemu, bukan?" imbuh ART keluarga Alba ini.Rosella mengangguk dan tersenyum lebar. "Tentu, aku akan melakukannya," balasnya pada Bibi Grace pelan juga lembut dan ramah seperti biasanya. Mendengar itu, Bibi Grace lantas mengangsurkan kotak makan itu kepada Rosella. Dan, Rosella pun mengambilnya lalu ia bergegas per

Latest chapter

  • Mawar Hitam Sang Presdir   120. Kejutan Menyakitkan Lainnya

    "Rex di sini," gertak Rex di telepon."Rex, aku minta maaf—""Kau belum menemukannya?" Rex menyela.Connor mendesah. "Tidak. Kami masih mengerjakannya, tetapi aku harus memberitahumu bahwa kesepakatan Park Hill—""Connor, aku tidak peduli tentang kesepakatan Park Hill—"“Kita kalah,” kata Connor. Itu menarik perhatian Rex. “Tunggu, apa?”​​“Kita kalah,” ulang Connor. “Bagaimana kita bisa kalah? Kesepakatan sudah dilakukan. Tangan sudah berjabat tangan. Janji diberikan,” kata Rex, terkejut tidak percaya. “Kontrak tidak ditandatangani,” jelas Connor. “Kata-kata seseorang adalah miliknya—”“Bos, aku tahu. Tapi Joe Rees mendapat tawaran menit terakhir, dan itu sekitar dua persen lebih tinggi darimu, jadi dia menerimanya,” beber Connor. “Dua persen?”“Ya, aku tahu. Itu margin yang sangat kecil. Hampir seperti mereka tahu berapa banyak yang kau tawarkan dan kemudian menaikkannya cukup untuk membuat Rees membatalkannya.”“Itu men

  • Mawar Hitam Sang Presdir   119. Pengkhianat Tertangkap!

    "Apa yang coba kau katakan?" tanya Rosella pada Chris. "Jangan seperti anak kecil. Aku akan menunggu informasi lebih lanjut besok." Chris mengakhiri panggilan. Rosella menyeka pipinya, tidak menyadari bahwa ia mulai menangis. Rosella pikir bahwa ia harus keluar. Pergi. Tapi ke mana ia akan pergi? Ke mana pun lebih baik daripada penjara, ia rasa.Rosella memeriksa tasnya, memastikan setidaknya ia membawa dompet. Ia bisa meninggalkan semua yang lain. Ia berputar kembali saat matahari mulai terbenam. Ia yakin semua orang sudah menjauh dari pandangan sekarang. Bahkan Rex. Ia bertanya-tanya apakah Rex keluar mencarinya atau apakah Rex kembali ke rumah.Butuh waktu hampir satu jam untuk kembali; kaki Rosella mulai sakit. Satu-satunya cahaya datang dari bulan purnama saat ia mendekati gedung itu. Rosella memeriksa sekeliling gedung dan mencetak skor saat ia melihat kayu di atas celah yang kemungkinan akan mereka pasang pintu. Rosella menyelinap masuk, dan ia berkeliaran di tem

  • Mawar Hitam Sang Presdir   118. Si Paling Tidak Cerdik

    Rex berhenti sejenak karena Rosella kesal, yang membuatnya terkejut. Rex pikir mereka akan segera bertemu, tetapi cara Rosella menuduh Rex bersikap mencurigakan, membuatnya bertanya-tanya apakah Rosella atau seseorang yang ia kenal kehilangan uang dalam transaksi tanah spekulatif.“Tidak. Itu penting. Ada beberapa orang yang kacau dalam bisnis real estat dan jika ada seseorang yang menurutku tidak mampu, aku mencoba memperingatkan mereka. Tetapi banyak orang tidak menginginkan bantuan, Rosella. Seperti beberapa minggu atau bulan yang lalu, seseorang bunuh diri setelah menginvestasikan seluruh tabungan hidupnya dalam skema investasi untuk membeli properti hotel ini. Orang yang menjalankan skema itu tidak memiliki cukup uang untuk tawaran minimum. Alih-alih memberi tahu investornya, dia kabur membawa uangnya,” beber Rex. “Tempat ini? Yang sedang kita lihat?” Rosella berputar pelan di tengah lobi yang penuh debu. Kaca untuk unit ritel sedang dipasang, dan meja resepsionis marm

  • Mawar Hitam Sang Presdir   117. Miliarder Real Estate

    Rosella memberitahu Chris tentang kesepakatan Park Hill. Ia mengambil file yang disimpan dan melampirkannya sebelum ia menghapus jejak informasi apa pun dari ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku. Rasa bersalah mulai menggerogoti Rosella.Rasa bersalah itu menyusup dari sekeliling Rosella. Rasa bersalah terhadap Rimba dan tidak bisa menjaga performanya. Rasa bersalah atas apa yang mungkin ia lakukan pada Hugo Kenyataan.Rex berkata dulu itu perusahaannya adalah milik ayahnya. Dan yang mengejutkan Rosella, bagian yang paling membuatnya merasa tidak enak adalah kenyataan bahwa ia mengkhianati Rex.Rosella seharusnya tidak merasa bersalah atas hal itu, tetapi ia merasa bersalah. Tidak peduli seberapa sering ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia sedang membalas kematian Rimba, rasa bersalah itu tetap ada.Rosella meraih handuk untuk menyeka wajahnya. Satu-satunya saat rasa bersalah dan amarah itu tidak mencoba menguasainya adalah ketika Rex memeganginya. Kendali yan

  • Mawar Hitam Sang Presdir   116. Ratu Catur Presdir Alba

    Rosella menatap ke bawah ke set catur, dan jantungnya mulai berdebar. Ia mengusap telapak tangannya yang berkeringat di pahanya, mencoba mencari tahu bagaimana ia akan keluar dari situasi ini. Rasa bersalah yang seharusnya tidak ia rasakan seketika menyerangnya. "Ini indah," Rosella mengakui, mengambil ratu dari Rex. "Kenapa Joy dan Chris harus meletakkan ini di resumeku yang dibuat-buat?" Rosella menggerutu dalam hati. Rosella sama sekali tidak tahu apa-apa tentang catur. Biasanya tidak butuh waktu lama bagi Rosella untuk mengingat sesuatu dengan ingatannya, tetapi dalam hal ini, ia sama sekali tidak tahu. Rosella harus mengalihkan perhatian Rex sehingga Rex tidak sadar kalau ia tidak tahu apa yang ia lakukan.Rosella bahkan tidak tahu nama separuh bidaknya, apalagi cara memainkannya. Rosella mencoba mencari di otaknya untuk melihat apakah ia dapat mengingat momen saat orang lain bermain di dekatnya. Kalau saja ia dapat mengingatnya, setidaknya ia dapat mengambil bebe

  • Mawar Hitam Sang Presdir   115. Paket Untuk Nyonya Alba

    "Dokumen untuk kesepakatan Park Hill hampir selesai, dan aku akan mengirimkannya kepadamu sore ini. Kami memiliki beberapa petunjuk tentang SUV hitam yang kami incar. Polisi tidak banyak membantu, tetapi orang yang memiliki perusahaan teknologi di lantai atas, Maxim, sedang mengerjakan semacam pengenalan karakter. Aku tidak begitu memahaminya, tetapi dia berpikir bahwa dengan melapisi foto-foto dari CCTV dan membandingkan bentuk-bentuk piksel dengan basis data gambar, kita akan dapat mengidentifikasi pelat nomor SUV tersebut. Aku tidak berpikir itu dapat dilakukan, tetapi dia cukup yakin. Itu berarti kita seharusnya dapat kembali ke kantor sekitar minggu depan mungkin,” beber Cannor. “Tidak perlu terburu-buru,” kata Rex pada Connor. “Kita tidak terburu-buru.”“Kurang dari 24 jam yang lalu kau marah karena kita bekerja di rumah dan ingin mengembalikan hukuman rajam,” Cannor berteriak.“Aku lapar. Aku sudah lama tidak makan, dan emosiku menguasai diriku. Jangan terburu-bu

  • Mawar Hitam Sang Presdir   114. Dibawah Kontrol Gairah

    Rosella mengerang ketika merasakan batang Rex menekan pantatnya. Sementara, tangan Rex menyelinap untuk masuk ke dalam kemeja Rosella. Jari-jari Rex menelusuri perut Rosella hingga ia mencapai kancing celana panjangnya. Rex lalu menarik, melepaskan kancing sebelum mendorong celana Rosella ke bawah kakinya.“Apakah ini yang ada dalam pikiranmu? Ketika kau terus bicara, Rosella?” Kali ini ketika Rex menggerakkan tangannya ke perut Rosella, ia terus turun sampai ke antara kedua paha Rosella. Rosella menggigit bagian dalam pipinya ketika ia mendengar Rex mengeluarkan kutukan pelan di bawah napasnya. Rosella menutup matanya. Ia tidak yakin apakah itu malu atau bukan, tetapi tidak dapat disangkal sekarang bahwa ia terangsang. Celana dalamnya yang basah adalah semua bukti yang Rex butuhkan.“Jawab aku,” tuntut Rex. “Pergilah ke neraka.” Rosella menjerit kecil ketika tangan Rex turun ke pantatnya. Kejutan rasa sakit menghantamnya, entah bagaimana langsung menuju klitorisny

  • Mawar Hitam Sang Presdir   113. Tuan Alba, Bos Yang Baik?

    Rosella mengganggu. Rex tidak dapat melakukan apa pun karena ia berpikir apakah Rosella merasa hangat atau tidak cukup panas, apakah Rosella lapar atau ia harus pergi membeli makanan, apakah Rosella mengisap ujung penanya karena itu kebiasaan ataukah ia berfantasi tentang mulutnya di sekitar batangnya. Itu mungkin kebiasaan tapi sial, bibir Rosella akan terlihat sangat melar di atas batang Rex dengan gunung kembarnya keluar dan tangannya terkubur di antara kedua kakinya. Rex bertanya-tanya berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat Rosella mencapai klimaks usai perang dingin yang terjadi pada mereka belakangan ini. Apakah Rosella cepat panas atau butuh waktu untuk menyalakan apinya? Rex senang dengan kedua hal itu."Apakah ada sesuatu yang kau butuhkan?" tanya Connor. Rex terkejut mendengar suaranya. Ia benar-benar lupa bahwa ia sedang menelepon asistennya. "Maaf. Aku sedikit terganggu di sana. Begini, kita harus menyelesaikan urusan Mason. Dari tinjauanku, tampak

  • Mawar Hitam Sang Presdir   112. Dia Akhirnya Kembali

    Rosella bersumpah Rex Alba tampak seperti akan menciumnya. Rex mendapati Rosella, ia mencondongkan tubuhnya ke arahnya seolah ia menginginkan ciuman itu. Perut Rosella mengeluarkan suara keroncongan keras, dan ia jadi tidak yakin apakah ia ingin mengutuknya atau berterima kasih padanya karena telah mengganggunya dan Rex, tetapi ia tersenyum."Ayo kita makan."Rosella menganggukkan kepala karena sepertinya ia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Rex melepaskan tangannya dan meraih tangan Rosella untuk menuntunnya menyusuri lorong. Rosella belum sempat melihat sekeliling, yang jelas rumah terasa sepi. Jadi, ia yakin anak-anak telah tidur dan ia hanya melihat apa yang bisa ia lihat saat mereka berdua menuju dapur.Rumah Rex mengingatkan Rosella pada saat kali pertama ia datang ke rumah itu. Suasana rumah itu juga mengingatkan Rosella pada salah satu rumah mewah di suatu tempat. Semuanya serasi, dan kau bisa tahu tidak ada yang murah. Tetapi tidak ada sentuhan pribadi la

DMCA.com Protection Status