Share

17. Tujuh Bocah Kematian

Seketika saja netra Rosella membola besar usai mendengar penuturan Jovan. Namun kemudian, wanita ini mendengus kasar. "Anak-anak... Jangan melanggar janji kalian!" tegasnya sambil melotot ke arah Jovan juga Mark, Riku, Riyu, dan Chio silih berganti.

Kelima bocah tampan itu pun mengangguk tegas. "Tidak akan!" balas Mark, tidak kalah tegas dari Rosella.

Lalu detik berikutnya, dengan gugup Rosella mulai memasukkan roti lapis ke dalam mulut dan menggigitnya secara perlahan. Sebagai reaksinya, kelima bocah tampan dari keluarga kaya yang melihat itu berpura-pura dengan mengernyitkan wajah sembari menutup hidung mancung mereka dengan telapak tangan.

"Ini adalah selai kacang dengan almon jenis yang kasar," ungkap Rosella—makan sambil bicara—pada Mark, Riku, Riyu, Chio dan Jovan. "Aku menyukainya," imbuhnya. Mendengar itu, kelima bocah tampan itu lantas menatap Rosella terkejut, tak percaya, dan bercampur kesal.

"Ini sangat lezat." Rosella menggigit roti lapis selai kacang it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status