Arley terasa enggan untuk menjawab pertanyaan Jeremy yang tidak begitu penting untuknya. Untuk apa menanyakan perasaannya pada Dayana?
"Aku malas menjawabnya, ganti pertanyaannya yang lain!"Jeremy hanya tertawa menanggapi ucapan Arley. "Kau pikir aku sedang wawancara?""Kalau begitu tidak usah bertanya apa pun, lebih baik kau pulang saja!" ucap Arley.Lagi-lagi Jeremy tertawa mendengar ucapan sahabatnya, dia sudah sangat hafal dengan Arley. Lelaki itu memang tidak bisa jika dia melakukan kesalahan sedikit saja."Boleh aku mendekati Dayana?" tanya Jeremy.Arley menatap Jeremy dengan lekat, seperti ada sesuatu yang salah. Namun, terdengar sangat jelas di telinganya.Hening di antara mereka. Jeremy pun tidak berani menanyakan kembali pada Arley. Lelaki itu berdeham untuk menetralkan kecanggungan antara mereka."Itu hakmu, silakan saja. Tidak masalah untukku," jawab Arley.Jeremy menatap menyelidik pada saArley memang sangat cemburu, bahkan melebihi Alexa yang terbilang masih muda. Dia pun menyadari itu, hanya saja dia sedikit tidak bisa mengendalikan jika sudah terpengaruh cemburu hingga menyebabkan emosi yang berlebih."Kamu mau makan apa?" tanya Arley."Aku sih apa saja," jawab Alexa.Mereka sudah berada di dalam restoran. Arley tampak posesif pada Alexa, ketika mengetahui di sisi kiri dan kanan mereka banyak lelaki seusia dengan Alexa.Alexa justru sangat senang saat Arley terus menggenggam tangannya, wanita itu menahan senyumnya."Apa kamu tertarik dengan laki-laki di sana?" tanya Arley."Ada apa dengan suamiku? Di mana rasa percaya dirimu? Aku sudah memiliki suami yang sangat sempurna, untuk apa lagi aku melirik sampai tertarik dengan lelaki lain," ujar Alexa."Manis sekali." Arley segera memesankan makanan untuk mereka.Di tengah-tengah menunggu pesanan datang, ponsel Arley berdering. Lelaki itu segera me
Alexa dan Arley beranjak menuju luar mansion, mereka hendak melihat siapa wanita yang dimaksud oleh Mika. Wajah Alexa tampak memerah, sementara Arley menegang melihat reaksi Alexa.Tidak ada di antara mereka yang mengetahui isi pikiran dan hati satu sama lainnya. Alexa melirik Arley yang berjalan di sampingnya."Wanita itu sudah hamil besar, yang artinya kamu sudah menikah sebelum menikahiku," ucap Alexa."Harusnya seperti itu, tetapi aku sama sekali tidak merasa jika aku sudah menikah sebelum menikahimu." Arley dengan tegas mengatakan hal tersebut pada Alexa.Alexa tampaknya tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan oleh sang suami. Wanita itu mempercepat langkahnya hingga sampai di luar mansion.Sesampainya mereka di luar, mereka tidak melihat siapa pun di sana, hanya para penjaga yang sedang bertugas."Di mana istrimu itu?" tanya Alexa.Arley menatap ke arah Alexa dan berkata, "Jangan katakan wanita itu adalah istriku! Aku tidak memiliki istri lain selain dirimu."Arley mera
Pagi ini Alexa merajuk, sebab ingin pergi berlibur ke California, sementara Arley masih saja sibuk dengan pekerjaannya."Lusa, Baby, aku janji. Hari ini aku benar-benar ada meeting penting perusahaan." Arley merapikan jasnya sembari menatap ke arah sang istri.Sementara itu, yang ditatap malah mengalihkan pandangannya. Maksud hati Alexa, mereka baru saja berbaikan dan alangkah lebih baik jika mereka bersenang-senang dengan berlibur.Akan tetapi, Arley benar-benar sibuk dengan pekerjaannya. Membuat Alexa mendengkus kesal."Ya sudah, apa boleh buat. Resiko memiliki suami CEO di perusahaan terbesar nomor 3 di kota ini," kata Alexa."Nomor 3? Siapa nomor duanya?" tanya Arley memastikan. Setahunya perusahaannya nomor 2 terbesar.Alexa bersidekap dan menyipitkan matanya menatap Arley. "Sudah pasti, Love My Outfit Group."Arley terkekeh, kemudian mengacak rambut Alexa. "Aku akan sangat senang jika perusahaanmu berada di urutan nomor 2 itu."Wanita itu tertawa setengah kesal, dia harus lebih m
"Alexandra Johnson."Alexa menoleh pada seseorang yang baru saja memanggil namanya, saat ini dia baru saja sampai di depan gerbang kediaman orang tuanya.Sejak Arley kembali dari menghilang, hingga kini sudah tiga bulan berlalu. Dia baru mengunjungi kembali rumah orang tuanya."Kamu?" Alexa menatap bingung pada seseorang tersebut.Seorang lelaki yang perlahan menghampirinya dan mengulurkan tangannya. Alexa meragu apakah harus menerima uluran tangan tersebut ataukah mendiamkannya."Bagaimana kabarmu?" tanya orang tersebut pada akhirnya."Aku baik-baik saja. Kamu? Bagaimana kamu bisa keluar, emm maksudku …." Alexa bingung bagaimana cara menyampaikan pertanyaannya, khawatir membuat lelaki itu tersinggung.Lelaki itu tersenyum pada Alexa. "Aku mengerti maksudmu, aku sudah bebas. Pengacaraku mengusahakan kebebasanku dan lagi pula tidak ada yang dirugikan saat kejadian di mansion. Aku rasa, aku pantas bebas cepat."Lelaki tersebut adalah Efrain Williams, dia sudah keluar dari tahanan sejak b
Alexa dan Ef kembali ke ruang tamu, mereka sudah selesai membicarakan mengenai keinginan Ef untuk menjalin hubungan baik dengan suaminya."Nyonya Daisy, terima kasih sudah mengizinkan saya masuk dan terima kasih juga untuk kepercayaan Anda," ujar Ef."Ah, iya. Jangan sungkan," ucap Daisy.Ef pun berpamitan dan segera meninggalkan kediaman Johnson.Seperginya Ef, Alexa menghempaskan bokongnya di sofa ruang tamu dan menyandarkan punggungnya di sana."Apa Mommy sudah masak? Perutku sangat lapar." Alexa memegangi perutnya sembari mengusap-usap."Tentu sudah, kalau begitu kita makan bersama ya, panggil juga suamimu!" pinta Daisy.Alexa terkesiap mendengar sang mommy yang memintanya memanggil Arley. "Mommy kan tahu, aku datang ke sini sendiri dan bertemu dengan Ef di depan rumah. Jadi, tidak ada Arley di sini."Alexa kembali menyandarkan tubuhnya di sofa seraya memainkan ponselnya."Jadi, tadi Arley tidak menemui di belakang?" tanya Daisy."Maksud, Mommy Arley datang ke sini dan dia tahu ak
Elea terkejut saat melihat seseorang yang dikenal berada di dalam club yang sama dengan dirinya. Elea memang sedang berada di club malam, saat bosan dia selalu datang ke tempat itu."Suami Alexa?" gumamnya.Elea harus memastikan ulang bahwa yang dia lihat tidaklah salah. Benar saja orang tersebut memang Arley Williams. Elea juga memastikan siapa orang yang sedang bersama lelaki itu."Apa dia bersama dengan Alvin datang ke tempat ini?" Elea berusaha mendekat pada Arley.Namun, langkahnya terhenti saat Arley menuju salah satu ruang VIP bersama seorang perempuan dan Elea sangat yakin jika wanita itu bukanlah Alexa."Astaga! Apakah Arley selingkuh? Kasihan sekali Alexa jika memang itu benar-benar terjadi."Sebagai sahabat tentu Elea merasa panas melihat suami sahabatnya bersama dengan seorang wanita dalam ruangan hanya berdua. Tanpa pikir panjang, Elea melanjutkan langkahnya hendak mengikut masuk ke dalam ruangan tersebut.L
Arley sudah berada di club, dia mencari keberadaan Alexa dan Jeff. Suasana di sana masih ramai dan keramaian itu disebabkan oleh Alexa yang berbuat kegaduhan di sana.Lelaki itu mencoba menerobos kerumunan di sana, dia mencoba memperhatikan keadaan di sana. Namun, tidak melihat keberadaan Alexa dan Jeff ataupun Elea."Di mana mereka?""Tuan." Seorang lelaki baru saja datang dan berdiri di samping Arley."Jeff, di mana Alexa?" tanya Arley.Jeff memberi tahu bahwa Alexa sudah berada di dalam mobil dan korbannya pun sudah dibawa ke rumah sakit. Korban Alexa seorang wanita muda seusia dengannya, wanita itu terluka di bagian kepala saat Alexa dalam keadaan mabuk dan memecahkan botol tepat di kepala wanita tersebut."Jeff kaubawa pulang mobilku." Arley dan Jeff bertukar kunci mobil.Arley segera keluar dari club dan menuju mobil yang mana sudah ada Alexa di sana. Benar-benar menyusahkan, pikirnya. Dia tidak berpikir jika Alexa akan masuk ke club dan mabuk.Kini lelaki itu sudah berada di da
Sejak sarapan pagi, Arley mengurung Alexa di dalam kamar bersama dirinya. Dia tidak mau Alexa diam-diam pergi dari mansion dan melancarkan aksinya untuk mengurus perceraian mereka.Walaupun di dalam kamar yang sama, mereka tidak saling menyapa satu sama lain. Alexa fokus dengan laptopnya, wanita itu mengecek pekerjaan para staff-nya dari sana. Begitu pun Arley.Sampai Alexa mengeluhkan perutnya yang lapar dan kepalanya yang pusing. Wanita itu menyimpan laptopnya di nakas dan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa."Lapar sekali," ujarnya lirih.Arley mengalihkan pandangannya pada Alexa, cepat-cepat dia meminta Mika membawakan makan siang untuk mereka ke kamar."Bersabarlah sebentar lagi makanan datang," kata Arley.Alexa hanya memutar bola mata malas. "Untuk apa kamu mengurungku di sini? Tidak perlu dikasih makan, biarkan saja aku mati kelaparan. Itu lebih baik, daripada diselingkuhi!"Arley menatap Alexa dengan tatapan