Elea terkejut saat melihat seseorang yang dikenal berada di dalam club yang sama dengan dirinya. Elea memang sedang berada di club malam, saat bosan dia selalu datang ke tempat itu."Suami Alexa?" gumamnya.Elea harus memastikan ulang bahwa yang dia lihat tidaklah salah. Benar saja orang tersebut memang Arley Williams. Elea juga memastikan siapa orang yang sedang bersama lelaki itu."Apa dia bersama dengan Alvin datang ke tempat ini?" Elea berusaha mendekat pada Arley.Namun, langkahnya terhenti saat Arley menuju salah satu ruang VIP bersama seorang perempuan dan Elea sangat yakin jika wanita itu bukanlah Alexa."Astaga! Apakah Arley selingkuh? Kasihan sekali Alexa jika memang itu benar-benar terjadi."Sebagai sahabat tentu Elea merasa panas melihat suami sahabatnya bersama dengan seorang wanita dalam ruangan hanya berdua. Tanpa pikir panjang, Elea melanjutkan langkahnya hendak mengikut masuk ke dalam ruangan tersebut.L
Arley sudah berada di club, dia mencari keberadaan Alexa dan Jeff. Suasana di sana masih ramai dan keramaian itu disebabkan oleh Alexa yang berbuat kegaduhan di sana.Lelaki itu mencoba menerobos kerumunan di sana, dia mencoba memperhatikan keadaan di sana. Namun, tidak melihat keberadaan Alexa dan Jeff ataupun Elea."Di mana mereka?""Tuan." Seorang lelaki baru saja datang dan berdiri di samping Arley."Jeff, di mana Alexa?" tanya Arley.Jeff memberi tahu bahwa Alexa sudah berada di dalam mobil dan korbannya pun sudah dibawa ke rumah sakit. Korban Alexa seorang wanita muda seusia dengannya, wanita itu terluka di bagian kepala saat Alexa dalam keadaan mabuk dan memecahkan botol tepat di kepala wanita tersebut."Jeff kaubawa pulang mobilku." Arley dan Jeff bertukar kunci mobil.Arley segera keluar dari club dan menuju mobil yang mana sudah ada Alexa di sana. Benar-benar menyusahkan, pikirnya. Dia tidak berpikir jika Alexa akan masuk ke club dan mabuk.Kini lelaki itu sudah berada di da
Sejak sarapan pagi, Arley mengurung Alexa di dalam kamar bersama dirinya. Dia tidak mau Alexa diam-diam pergi dari mansion dan melancarkan aksinya untuk mengurus perceraian mereka.Walaupun di dalam kamar yang sama, mereka tidak saling menyapa satu sama lain. Alexa fokus dengan laptopnya, wanita itu mengecek pekerjaan para staff-nya dari sana. Begitu pun Arley.Sampai Alexa mengeluhkan perutnya yang lapar dan kepalanya yang pusing. Wanita itu menyimpan laptopnya di nakas dan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa."Lapar sekali," ujarnya lirih.Arley mengalihkan pandangannya pada Alexa, cepat-cepat dia meminta Mika membawakan makan siang untuk mereka ke kamar."Bersabarlah sebentar lagi makanan datang," kata Arley.Alexa hanya memutar bola mata malas. "Untuk apa kamu mengurungku di sini? Tidak perlu dikasih makan, biarkan saja aku mati kelaparan. Itu lebih baik, daripada diselingkuhi!"Arley menatap Alexa dengan tatapan
Tatapan Alexa sangat memohon pada Arley. Sungguh, dia belum siap memiliki anak dengan sikap dan sifat Arley yang demikian.Jangan berharap Arley akan menuruti keinginan Alexa, lelaki itu melepas paksa pakaian sang istri dan melemparnya ke sembarang arah. Sekali lagi, dia tidak peduli dengan ekspresi sedih yang ditampilkan Alexa saat ini."Apa aku begitu buruk di matamu, sampai kamu menangis seperti ini, saat aku memintanya?" tanya Arley, "katakan, kamu tidak mencintaiku lagi! Maka aku tidak akan menyentuhmu."Arley menatap dalam-dalam mata Alexa. "Tidak bisa mengatakan? Itu tandanya kamu masih mencintaiku dan aku pun sama.""Aku belum siap!""Aku berjanji akan merubah sifatku setelah kamu hamil!" Tidak lama setelah mengatakan hal itu, Arley segera melanjutkan apa yang menjadi niat utamanya.Alexa hanya bisa menangis dan pasrah saat mengetahui Arley tidak menggunakan pengaman. Sepertinya Arley memang sudah siap akan hal itu."Menangislah sepuasmu karena setelah ini, kamu adalah milikku
"Apa istriku ada di dalam?" tanya Arley pada Jeff yang berjaga di depan ruangan Alexa. Lelaki itu tampak setia berdiri di sana.Jeff sedikit membungkukkan badannya pada Arley. "Iya, Tuan. Nona Alexa di dalam."Arley mengangguk dan segera membuka pintu ruangan Alexa, sebelum benar-benar masuk, dia berkata, "Kau boleh pergi istirahat dan makan siang.""Baik, Tuan."Arley mengunci pintu dan segera mendekat pada Alexa yang masih menatap layar laptopnya."Siang, Baby," sapa Arley."Siang," jawab Alexa dingin.Arley menyimpan makanan yang dia bawa ke meja yang berada di dekat sofa, kemudian kembali berdiri di samping sang istri."Ini sudah waktunya makan siang, kamu harus makan. Aku tidak mau kamu sakit, ingat kamu memiliki penyakit GERD. Jangan biarkan dia kambuh," ucap Arley lembut.Lelaki itu menutup laptop Alexa dan membawa wanita itu untuk duduk di sofa."Aku bisa jalan sendiri," ucap Alexa. Arley pun membiarkan Alexa jalan sendiri menuju sofa."Aku bawakan makanan kesukaanmu dan jus b
Sebuah buku diary berada di atas meja nakas yang berada di samping ranjang. Alexa mengedarkan pandangannya mencari sosok Arley. Namun, sepertinya sang suami tengah mandi."Bukankah, buku ini masih berada di tangan Ef?" ucap Alexa dalam hati.Ya, dia sangat mengingat terakhir kali bertemu dengan Ef, buku tersebut masih berada di lelaki itu.Alexa menjatuhkan bokongnya di ranjang. "Apa mungkin Arley dan Ef sudah bertemu?"Wanita itu tidak ingin mengambil pusing, yang terpenting dia selalu berharap Arley dan Ef bisa menjalani hubungan seperti seharusnya.Alexa meraih buku diary itu dan memerhatikan tanpa membuka buku tersebut. "Buku ini bisa menyatukan dua orang yang sebelumnya saling bermusuhan."Sebuah tangan besar dan kekar melingkar di perut Alexa begitu saja, buat wanita itu menoleh ke samping dan tampak sosok suaminya di sana."Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Arley."Ah, aku akan mandi." Alexa melepaska
"Jangan lagi ingin berpisah dariku! Aku akan mendukung perusahaan Daddy, asal kamu tetap disampingku," kata Arley."Aku sudah menduganya, kamu tidak akan mau membantu perusahaan Daddy tanpa maksud," kata Alexa."Tidak, aku tulus menjadi investor di perusahaan Daddy, bahkan mendukung penuh jika Daddy menginginkannya. Namun, aku juga tetap menginginkanmu di sisiku, Baby."Alexa memutar bola mata malas, dia mengedarkan pandangannya mencari sosok yang selalu menemani dia setiap hari sesuai permintaan sang suami."Jeff," panggil Alexa.Lelaki bertubuh tinggi dan memiliki kulit sedikit coklat segera berjalan menuju Alexa."Ya, Nona," sahut Jeff."Panaskan mobil! Kita akan berangkat sebentar lagi," kata Alexa.Arley hanya tersenyum melihat Alexa yang selalu saja bertingkah menggemaskan di matanya."Apa kamu mulai nyaman dengan Jeff untuk menjagamu?" tanya Arley."Lebih tepatnya bukan menjagaku, tapi mata-mata untukmu. Ya Tuhan, kenapa semua jadi berbalik padaku? Hari ini akulah yang dimata-ma
Arley ingin sekali melupakan kemarahan pada istrinya, bagaimana tidak. Alexa dan Jeff baru pulang saat pagi hari.Sebisa mungkin Arley tetap menahan amarahnya dan tidak ingin menimbulkan perdebatan pada istrinya."Cepat mandi dan kita sarapan," pinta Arley dengan suaranya yang datar, membuat Alexa seketika menatap Harley dalam-dalam.Detik berikutnya Arley melangkahkan kakinya lebih dulu untuk menuju meja makan."Kenapa dia tidak marah? Harusnya dia marah saat aku pulang pagi seperti ini!"Di ruang makan, Arley memanggil Jeff untuk menanyakan ke mana saja mereka tadi malam hingga pulang pagi.Jeff hanya menunduk saat melihat raut wajah Arley yang sudah memerah dan mata yang menatap tajam ke arahnya."Kemana saja kalian semalam?" tanya Arley."Kami di apartemen—""Apartemen?" Arley bangkit dari duduknya, "sejak semalam hingga pagi kalian di apartemen?"Tiba-tiba saja Jeff menjadi gugup mengetahui reaksi sang majikan demikian."Saya menunggu Nona Alexa di apartemen yang sedang curhat de