"Alexandra Johnson."Alexa menoleh pada seseorang yang baru saja memanggil namanya, saat ini dia baru saja sampai di depan gerbang kediaman orang tuanya.Sejak Arley kembali dari menghilang, hingga kini sudah tiga bulan berlalu. Dia baru mengunjungi kembali rumah orang tuanya."Kamu?" Alexa menatap bingung pada seseorang tersebut.Seorang lelaki yang perlahan menghampirinya dan mengulurkan tangannya. Alexa meragu apakah harus menerima uluran tangan tersebut ataukah mendiamkannya."Bagaimana kabarmu?" tanya orang tersebut pada akhirnya."Aku baik-baik saja. Kamu? Bagaimana kamu bisa keluar, emm maksudku …." Alexa bingung bagaimana cara menyampaikan pertanyaannya, khawatir membuat lelaki itu tersinggung.Lelaki itu tersenyum pada Alexa. "Aku mengerti maksudmu, aku sudah bebas. Pengacaraku mengusahakan kebebasanku dan lagi pula tidak ada yang dirugikan saat kejadian di mansion. Aku rasa, aku pantas bebas cepat."Lelaki tersebut adalah Efrain Williams, dia sudah keluar dari tahanan sejak b
Alexa dan Ef kembali ke ruang tamu, mereka sudah selesai membicarakan mengenai keinginan Ef untuk menjalin hubungan baik dengan suaminya."Nyonya Daisy, terima kasih sudah mengizinkan saya masuk dan terima kasih juga untuk kepercayaan Anda," ujar Ef."Ah, iya. Jangan sungkan," ucap Daisy.Ef pun berpamitan dan segera meninggalkan kediaman Johnson.Seperginya Ef, Alexa menghempaskan bokongnya di sofa ruang tamu dan menyandarkan punggungnya di sana."Apa Mommy sudah masak? Perutku sangat lapar." Alexa memegangi perutnya sembari mengusap-usap."Tentu sudah, kalau begitu kita makan bersama ya, panggil juga suamimu!" pinta Daisy.Alexa terkesiap mendengar sang mommy yang memintanya memanggil Arley. "Mommy kan tahu, aku datang ke sini sendiri dan bertemu dengan Ef di depan rumah. Jadi, tidak ada Arley di sini."Alexa kembali menyandarkan tubuhnya di sofa seraya memainkan ponselnya."Jadi, tadi Arley tidak menemui di belakang?" tanya Daisy."Maksud, Mommy Arley datang ke sini dan dia tahu ak
Elea terkejut saat melihat seseorang yang dikenal berada di dalam club yang sama dengan dirinya. Elea memang sedang berada di club malam, saat bosan dia selalu datang ke tempat itu."Suami Alexa?" gumamnya.Elea harus memastikan ulang bahwa yang dia lihat tidaklah salah. Benar saja orang tersebut memang Arley Williams. Elea juga memastikan siapa orang yang sedang bersama lelaki itu."Apa dia bersama dengan Alvin datang ke tempat ini?" Elea berusaha mendekat pada Arley.Namun, langkahnya terhenti saat Arley menuju salah satu ruang VIP bersama seorang perempuan dan Elea sangat yakin jika wanita itu bukanlah Alexa."Astaga! Apakah Arley selingkuh? Kasihan sekali Alexa jika memang itu benar-benar terjadi."Sebagai sahabat tentu Elea merasa panas melihat suami sahabatnya bersama dengan seorang wanita dalam ruangan hanya berdua. Tanpa pikir panjang, Elea melanjutkan langkahnya hendak mengikut masuk ke dalam ruangan tersebut.L
Arley sudah berada di club, dia mencari keberadaan Alexa dan Jeff. Suasana di sana masih ramai dan keramaian itu disebabkan oleh Alexa yang berbuat kegaduhan di sana.Lelaki itu mencoba menerobos kerumunan di sana, dia mencoba memperhatikan keadaan di sana. Namun, tidak melihat keberadaan Alexa dan Jeff ataupun Elea."Di mana mereka?""Tuan." Seorang lelaki baru saja datang dan berdiri di samping Arley."Jeff, di mana Alexa?" tanya Arley.Jeff memberi tahu bahwa Alexa sudah berada di dalam mobil dan korbannya pun sudah dibawa ke rumah sakit. Korban Alexa seorang wanita muda seusia dengannya, wanita itu terluka di bagian kepala saat Alexa dalam keadaan mabuk dan memecahkan botol tepat di kepala wanita tersebut."Jeff kaubawa pulang mobilku." Arley dan Jeff bertukar kunci mobil.Arley segera keluar dari club dan menuju mobil yang mana sudah ada Alexa di sana. Benar-benar menyusahkan, pikirnya. Dia tidak berpikir jika Alexa akan masuk ke club dan mabuk.Kini lelaki itu sudah berada di da
Sejak sarapan pagi, Arley mengurung Alexa di dalam kamar bersama dirinya. Dia tidak mau Alexa diam-diam pergi dari mansion dan melancarkan aksinya untuk mengurus perceraian mereka.Walaupun di dalam kamar yang sama, mereka tidak saling menyapa satu sama lain. Alexa fokus dengan laptopnya, wanita itu mengecek pekerjaan para staff-nya dari sana. Begitu pun Arley.Sampai Alexa mengeluhkan perutnya yang lapar dan kepalanya yang pusing. Wanita itu menyimpan laptopnya di nakas dan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa."Lapar sekali," ujarnya lirih.Arley mengalihkan pandangannya pada Alexa, cepat-cepat dia meminta Mika membawakan makan siang untuk mereka ke kamar."Bersabarlah sebentar lagi makanan datang," kata Arley.Alexa hanya memutar bola mata malas. "Untuk apa kamu mengurungku di sini? Tidak perlu dikasih makan, biarkan saja aku mati kelaparan. Itu lebih baik, daripada diselingkuhi!"Arley menatap Alexa dengan tatapan
Tatapan Alexa sangat memohon pada Arley. Sungguh, dia belum siap memiliki anak dengan sikap dan sifat Arley yang demikian.Jangan berharap Arley akan menuruti keinginan Alexa, lelaki itu melepas paksa pakaian sang istri dan melemparnya ke sembarang arah. Sekali lagi, dia tidak peduli dengan ekspresi sedih yang ditampilkan Alexa saat ini."Apa aku begitu buruk di matamu, sampai kamu menangis seperti ini, saat aku memintanya?" tanya Arley, "katakan, kamu tidak mencintaiku lagi! Maka aku tidak akan menyentuhmu."Arley menatap dalam-dalam mata Alexa. "Tidak bisa mengatakan? Itu tandanya kamu masih mencintaiku dan aku pun sama.""Aku belum siap!""Aku berjanji akan merubah sifatku setelah kamu hamil!" Tidak lama setelah mengatakan hal itu, Arley segera melanjutkan apa yang menjadi niat utamanya.Alexa hanya bisa menangis dan pasrah saat mengetahui Arley tidak menggunakan pengaman. Sepertinya Arley memang sudah siap akan hal itu."Menangislah sepuasmu karena setelah ini, kamu adalah milikku
"Apa istriku ada di dalam?" tanya Arley pada Jeff yang berjaga di depan ruangan Alexa. Lelaki itu tampak setia berdiri di sana.Jeff sedikit membungkukkan badannya pada Arley. "Iya, Tuan. Nona Alexa di dalam."Arley mengangguk dan segera membuka pintu ruangan Alexa, sebelum benar-benar masuk, dia berkata, "Kau boleh pergi istirahat dan makan siang.""Baik, Tuan."Arley mengunci pintu dan segera mendekat pada Alexa yang masih menatap layar laptopnya."Siang, Baby," sapa Arley."Siang," jawab Alexa dingin.Arley menyimpan makanan yang dia bawa ke meja yang berada di dekat sofa, kemudian kembali berdiri di samping sang istri."Ini sudah waktunya makan siang, kamu harus makan. Aku tidak mau kamu sakit, ingat kamu memiliki penyakit GERD. Jangan biarkan dia kambuh," ucap Arley lembut.Lelaki itu menutup laptop Alexa dan membawa wanita itu untuk duduk di sofa."Aku bisa jalan sendiri," ucap Alexa. Arley pun membiarkan Alexa jalan sendiri menuju sofa."Aku bawakan makanan kesukaanmu dan jus b
Sebuah buku diary berada di atas meja nakas yang berada di samping ranjang. Alexa mengedarkan pandangannya mencari sosok Arley. Namun, sepertinya sang suami tengah mandi."Bukankah, buku ini masih berada di tangan Ef?" ucap Alexa dalam hati.Ya, dia sangat mengingat terakhir kali bertemu dengan Ef, buku tersebut masih berada di lelaki itu.Alexa menjatuhkan bokongnya di ranjang. "Apa mungkin Arley dan Ef sudah bertemu?"Wanita itu tidak ingin mengambil pusing, yang terpenting dia selalu berharap Arley dan Ef bisa menjalani hubungan seperti seharusnya.Alexa meraih buku diary itu dan memerhatikan tanpa membuka buku tersebut. "Buku ini bisa menyatukan dua orang yang sebelumnya saling bermusuhan."Sebuah tangan besar dan kekar melingkar di perut Alexa begitu saja, buat wanita itu menoleh ke samping dan tampak sosok suaminya di sana."Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Arley."Ah, aku akan mandi." Alexa melepaska