Suara ketukan pintu itu membuat Vanya memberontak dalam pelukan Anthony, Anthony terpaksa melepas pelukannya dan melihat siapa yang datang.
“Selamat pagi, kunjungan dokter untuk pasien atas nama Anthony,” kata perawat yang mengernyitkan dahi ketika tahu ranjang pasien dalam keadaan kosong, lalu dia mengajukan pertanyaan kepada Anthony dan Vanya, “Maaf mbak, mas. Pasiennya dimana ya?”
Dokter yang berada di depan perawat itu menunggu jawaban atas pertanyaan perawatnya.
“Saya pasien yang bernama Anthony itu, Mbak,” jawab Anthony.
“Waduh!! Kenapa sudah lepas infus?? Sini mas naik ranjang dulu mau diperiksa? Jika memang sehat bisa langsung pulang,” kata Dokter.
“Baik, Dok. Mohon waktunya sebentar,”
Selamat malam, selamat membaca kakak.
“Kak Sean kapan nikah?” tanya Bondan. Siang ini mereka berdua sedang berjalan di koridor rumah sakit untuk menjenguk Anthony. Mereka belum tahu jika Anthony sudah keluar dari rumah sakit. “Kenapa emang?? Kamu punya kakak cantik yang melebihi Vanya?” ketus Sean tanpa melihat Bondan, dia berjalan begitu saja tanpa peduli Bondan mengejarnya. Ketika Bondan sudah berada di samping Sean barulah dia berkata, “Hah!! Hah!! Kak Sean cepat sekali jalannya!!” gerutu Bondan, dia sudah berada di dalam lift yang hanya ada mereka berdua. Kemudian Bondan menjawab perkataan Sean, “Punya, adik perempuan Kak, tapi masih SD, Wkakaka. Perasaan kak Sean sekarang jadi lebih memperhatikan kak Vanya ya?”
Weekend di rumah Purnomo tidak banyak berubah, Anita masih di rumah sakit menunggu ayahnya. Sedangkan Mawar sejak hamil jarang keluar rumah, Purnomo senang akan hal itu.Purnomo memberi perhatian khusus kepada Mawar setelah tahu hamil. Dia tidak tahu jika Mawar mengandung anak Arka, kekasih gelap istri ketiganya.“Sayang, lama menunggu tidak?” tanya Purnomo yang sudah membawa lontong sayur permintaan Mawar.“Lama sekali, Mas. Aku sudah lapar ni!!” protes Mawar, di
Satu minggu sudah setelah Vanya hilang, hidup Anthony berubah. Tubuhnya sehat, makan jika ingat saja, bisnis masih berjalan akan tetapi dia jarang berkumpul bersama dengan Sean dan yang lain. Waktu dia habis gunakan untuk mencari Vanya, pulang ke rumah hanya untuk tidur, mandi dan mengecek bisnis dan selebihnya di luar. “Ndan, nanti catat saja pengiriman botol bekas hati ini. Aku mau pergi dulu,” kata Anthony. “Iya, Kak,” jawab Bondan yang sibuk dengan tablet yang dia pegang. Dia sudah menjadi kepercayaan Anthony untuk mengelola keuangan bisnis. Anthony cepat perginya sampai Bondan yang mau bertanya lagi saja sudah tidak mempunyai kesempatan. “Hah!!! Mau sampai kapan kak Anthony seperti itu?” keluh Bondan sambil melihat pung
“Jam berapa ini?” gumam Anthony sambil mengambil ponsel di dalam sakunya yang menunjukkan pukul 02.00 pagi.“Ahh!!! Waktu berjalan cepat sekali!!!” keluh Anthony, dia naik sepeda motor berniat untuk pulang.Lampu jalan kota menjadi teman Anthony disaat kendaraan sudah tidak ada di jalannya. Keadaan sangat sepi sekali hanya beberapa pengguna jalan yang lewat.Dua jam sudah Anthony berada di jalan yang akhirnya sudah sampai rumah juga, dia meletakkan helm dan kaget ketika melihat Sean dan yang lain sedang menunggunya pulang.“Loh!!! Kalian belum tidur?” tanya Anthony.Sean merangkul Anthony dan menuntunnya masuk dibawa duduk ke ruang tamu. Semua sa
“Apa kau menyuruh Anita untuk membuatku menandatangani surat cerai ini!!!” teriak Purnomo dari seberang telepon.“Haha!! Akhirnya kau bercerai juga dengan Vanya, tunggu saja sampai surat undangan pernikahanku datang kepadamu!!!” Anthony menepuk jidat, dia belum sempat menghubungi Anita untuk mengambil surat cerai itu. Dia berusaha menyembunyikan suaranya agar tidak terdengar menyesal.“Jangan berlagak sok hebat!!! Apa kau tahu dimana keberadaan Vanya? Siapa yang cepat menemukannya, dia adalah pemenang dan aku akan merenggut kehormatannya terlebih dahulu, setelah itu ambillah sisaku!!!” beber Purnomo sambil tertawa penuh kemenangan.“Brengsek kau, Bandot Tua!!! Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!!! Kita lihat saja siapa yang menang!!” umpat A
Kamar pasien VIP menjadi pilihan Purnomo untuk merawat Mawar. Purnomo sedang mendengarkan penjelasan Dokter kandungan Mawar.“Istri anda tidak boleh stres, ini demi janin yang ada di dalam rahimnya. Sejauh ini istri dan janinnya dalam keadaan baik-baik saja.”“Baik, Dok. Terimakasih,” jawab Purnomo.Setelah Dokter selesai dengan penjelasannya pergi meninggalkan kamar pasien VIP. Purnomo merasa lega ketika mengetahui Mawar dalam keadaan baik-baik saja.“Sayang, kamu dengar apa kata dokter kan?? Kamu tidak boleh stres, semua sumber stres di rumah sudah hilang, jadi kamu harus sehat ya,” kata Purnomo dengan lembut.Mawar mengangg
Berkas lembaran itu berisi data keuangan penggelapan pajak beberapa perusahaan yang dikelola Purnomo dan rekening koran menunjukkan dana gelap bernilai milyaran yang berkali-kali ditransfer ke rekening Purnomo dengan pengirim yang sama.“Dokumen itu sangat rahasia, aku mendapatkannya di brankas Purnomo sebelumnya. Aku ingin melihat Purnomo bangkrut dan hidup sengsara bersama istri pilihannya itu!!” ucap Anita sambil menahan amarah.“Apa mbak Anita yakin melakukan ini?? Purnomo belum resmi menceraikan mbak kan, apa nanti mbak tidak terbawa-bawa dalam kasus ini?” tanya Anthony meyakinkan Anita.Anita menatap Anthony, “Jangan kuatir, aku mempunyai teman pengacara yang sangat dekat denganku. Jadi bantulah aku untuk menjatuhkan Purnomo dengan berkas itu.”&nbs
“Purnomo sudah tidak mencintaiku, Lyn. Terima saja berkas dari Anthony hanya dia orang yang bisa membantu untuk menjatuhkan Purnomo,” jawab Anita.Jocelyn tampak mendengarkannya dengan serius, lalu menatap Anthony yang melambaikan tangan sambil tersenyum kepadanya.“Baiklah, beri tahu aku keberadaanmu sekarang. Aku akan segera kesana setelah urusan bersama Anthony selesai,” timpal Jocelyn.Sambungan telepon tersebut berakhir, Jocelyn berjalan menghampiri Anthony dan duduk di hadapannya sambil meletakkan ponsel diatas meja.“Maafkan aku tidak mempercayaimu sebelumnya, bekas ini aku terima dan akan mengurus sisanya,” kata Jocelyn menyesal, dia lebih lembut dari sebelumnya.“O