Share

Bab 54

Ini adalah momen yang paling Arhan nantikan setelah meratapi semua kado itu ditujukan untuk Elio. Laki-laki itu tak peduli, ia akan membuka satu persatu tumpukan hadiah dengan berbagai motif di depannya itu, berharap ada hadiah untuknya yang terselip.

“Emangnya Mas belum pernah dapet kado?” tanya Namira seraya mengambil satu kado dengan ukuran sedang. Tangannya lihai membuka setiap selotip yang menempel, sehingga kertas pembungkus dengan motif mobil itu masih dalam keadaan yang baik-baik saja saat isinya sudah sepenuhnya terlihat.

“Nggak pernah. Kasian banget, ya?” Arhan menjawab dengan nada memelas. Mengasihani diri sendiri yang nyatanya belum pernah mendapatkan kado sebanyak yang Elio dapatkan sekarang.

“Bohong,” sindir Namira tak percaya.

Laki-laki itu diam sejenak. Ia tengah berpikir. “Eh? Pernah, deh, kayaknya.”

“Dari siapa?” tanya Namira penasaran.

Arhan tersenyum. Memperlihatkan deretan giginya kepada sang istri. “Dari Raya.”

“Siapa Raya?” tanya Namira lagi dengan dahi mengerny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status