Share

Bab 39

Melihat kekhawatiran sang istri, lantas Arhan mengecup pelipisnya. Ia tersenyum simpul menyampaikan bahwa tak ada emosi dalam setiap kata yang terucap. Sama seperti Andri yang berani mengolok emosinya yang keluar sejak dalam perjalanan, ia juga tengah menggoda para pegawai yang sudah berani mempermainkannya.

“Oke. Hari ini kalian bebas. Semua pegawai tidak boleh ada yang bekerja, tapi …,” Arhan memberi jeda pada kalimatnya. Mengurungkan sorak-sorai yang sudah siap memenuhi seisi ruangan.

“Kita akan makan bersama.” Teriakan kebahagiaan terdengar setelah ia selesai mengucapkan kalimatnya. Kemudian ia beralih pada wanita yang setiap hari duduk di depan pintu ruangannya. “Bianca, cari tempatnya. Lalu reservasi buat makan malam.”

“Nggak usah, Mas.” Namira menyela.

Arhan menatap heran wanita dalam pelukannya. Alisnya saling bertaut, dahinya pun mengerut. “Kenapa? Aku mau berbaik hati loh sama mereka karena udah mau bantu kamu nyiapin ini.”

“Udah aku pesan tempatnya,”

“Kamu udah pesan?” tany
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status