Harrison memaksa kekasihnya, Dokter Neva, agar tidak terlalu berlebihan dalam memberikan pelayanan kepada istri Marvin. Bahkan, dia mengancam akan membatalkan pernikahan jikalau tidak mematuhi omongannya. Parahnya, Harisson berkeinginan agar Gennifer segera diurus oleh dokter lain saja. Meski demikian, Dokter Neva tetap respect terhadap Marvin dan tetap berupaya agar kiranya Gennifer terus mendapatkan perawatan hingga sembuh.
Bagaimana pun juga, pada akhirnya Marvin harus segera membawa istrinya menuju ke sebuah negeri yang berada di Timur. Selain itu, dia juga berusaha menghindari berbagai macam cibiran dari para musuhnya yang terus saja membayang-bayangi. Harisson, Raymond dan Demian sampai merelakan waktunya pergi ke rumah sakit lagi hanya untuk mempermalukan Marvin.Mereka makin keterlaluan.Marvin tetap saja tidak menggubris ejekan dari mereka. Dia segera membawa istrinya pergi dari rumah sakit, menuju bandara. Selama dalam perjalanan, Gennifer senSeorang pria berwajah Persix sedang mengangkat pedang dan menakut-nakuti orang-orang di sekitarnya. “Aku adalah seorang Jenderal Sassanix yang sangat tangguh. Hahaha.” Pria bernama Hurmuz itu tertawa terbahak-bahak tanpa peduli dengan belasan orang yang akan menangkapnya. Security setempat mengeluarkan pentungan. “Sial! Kenapa dia bisa masuk lagi? Apakah dia pria yang memakai penutup wajah barusan?” “Kita kecolongan lagi. Lihatlah, pria gila itu telah menakut-nakuti para pengunjung.” “Padahal, dia adalah anak kandung dari tabib Arash.” Hurmuz berputar seperti penari sambil menodongkan pedangnya ke arah orang-orang. Lalu, dia berlagak seperti seorang jenderal perang. Dia berpidato di hadapan para prajurit. Karena sangat terobsesi ingin menjadi seorang prajurit militer bahkan jenderal namun tidak pernah tercapai, akhirnya Hurmuz menjadi gila lantaran tersiksa oleh obsesinya sendiri. Hal seperti demikian bukanlah sesuatu yang
Arash dan Werner sudah lama saling mengenal. Dulu sewaktu masih muda, Werner pergi ke Desa Abyaneh untuk mengobati seorang keluarga dari petinggi Rock Electra. “Ayah mu sangat baik, Marvin.” Arash menggali ingatannya. “Waktu itu aku berumur sekitar empat puluh dan belum mau menikah. Dia datang lagi ke sini hanya untuk menawarkan pada ku seorang wanita. Dia memaksa agar aku segera menikah biar suatu saat ada anak dan istri yang mengurus.” Ketika Hurmuz masih kecil, istri Arash meninggal dunia. Sejak itu Arash tidak pernah lagi memikirkan untuk mencari pasangan hidup baru. Bagaimana pun, dia lebih menikmati kesehariannya sebagai dokter jiwa di sebuah desa yang cukup terpencil, memberikan pelayanan murah kepada masyarakat miskin, bahkan jika orang tersebut sangat miskin, dia kasih gratis. Arash sangat populer karena kepintaran dan kedermawanannya. Jika dia ingin kaya karena profesi tersebut, pasti bisa, namun karena dia bekerja sepenuh hati memang untuk me
Selama Marvin mengurus istrinya di Desa Abyaneh, urusan bisnis Keluarga Rock sekarang telah dilimpahkan kepada Harven Rockwell. Harven secara resmi telah ditunjuk sebagai CEO pengganti Marvin di The Rock Holding Company, meski tetap mendapat pengawasan dari ayahnya, Lester, dan Zavier. Karena tidak tahu kapan Marvin bakal pulang kembali, maka selama itu pula Harven akan terus ditugaskan mengurus semua apa saja yang terkait dengan urusan perusahaan sebesar The Rock Holding Company, sebuah perusahaan induk yang digadang-gadang bakal menyamai Harvard Corp dan The Oxy. Bertempat di kantor Rockxill karena kantor pusat masih proses pembangunan, Harven baru saja memimpin sebuah rapat mingguan kepada rekan-rekannya. Seorang sekretaris cantik terus menempel Harven hingga Harven masuk ke dalam ruangannya. “Ada yang bisa aku bantu lagi, Tuan CEO?” tanya Aleya seraya menyibakkan rambut panjangnya ke belakang. “Tidak ada. Silakan bekerja kembali.”
“Aku orang pertama yang tidak setuju dengan usulan tersebut!” Scott terpaksa melakukan interupsi. “Alasannya ... aku kasihan dengan keberadaan para cacing tanah di sana. Jika di sana dibangun ibu kota negara dengan segala gedung dan sarana lainnya, maka populasi cacing bakal terganggu.” Anggota rapat tidak terlalu mengerti apa maksud Scott. Mereka pikir, lawakan Scott sangat garing. Tidak ada dari mereka yang merespons. Harven sudah cukup sering membahas perkara pemindahan ibu kota negara dan soal kebodohan pemerintah yang sering keliru dalam mengeluarkan kebijakan. Dia ingin membahas masalah pendidikan. “Ada seroang Youtub3r mengeluarkan statement kritis. Katanya, mutu pendidikan di suatu negeri sangat kurang, karena outputnya tidak sesuai dengan harapan dan cita-cita mereka.” Kemudian Harven menyampaikan bahwa Youtub3r tersebut menyalahkan tenaga pendidik dan sistem pendidikan di negara tersebut. Dia bilang bahwa tenaga pendidik di sana keba
“Kami selalu berharap yang terbaik bagimu, Jack,” ucap Harven antusias. Scott tertawa penuh ejekan. “Harven, Fany, apa kalian tahu salah satu karakter yang dibuat oleh Jack. Hidungnya sangat panjang seperti pinokio dan tingkahnya lebih aneh dari pada Patrick. Haha. Itu adalah karakter animasi paling aneh yang pernah aku temui. Haha.” Scott melepaskan tawanya hingga didengar oleh orang-orang di sekitarnya. Tak sampai di situ, Scott teringat dengan sebuah adegan absurd. “Masa’ satu pukulan bisa melepaskan dua bola mata musuh sekaligus. Asli, aneh sekali itu! Cerita mu tidak masuk akal dan tidak menghibur, Jack!” kritik Scott panas. Saat Scott merasa puas dengan penilaiannya, biasanya Fany tak banyak komentar, tetapi Harven tak bergeming, karena bagaimana pun juga dia punya respect terhadap Jack. “Aku suka dengan karakter berambut putih itu. Tapi aku lupa namanya siapa. Banyak pelajaran yang bisa aku ambil dan bahkan aku terapkan di kehidupan nya
Scott mengakui kelebihan Harven dalam banyak hal, termasuk dalam mendapatkan cinta dari seorang wanita. Sejak dulu, Harven sangat digandrungi oleh kaum hawa karena banyak alasan, dan tidak perlu dijelaskan lagi apa alasannya. Harven terlalu keren. Namun, untuk seorang wanita bernama Aleya, Scott agak sangsi kalau Harven bisa mendapatkan cinta Aleya dalam waktu tiga hari ke depan. Dengan sejumlah pertimbangan dan pikiran negatifnya, maka Scott berkesimpulan bahwa dia bakal menang taruhan. Fany meninggikan Harven. “Aku pernah melihat Harven sangat berani meminta nomor ponsel seorang cewek pas dulu mandi di kolam berenang. Tidak ada yang berani di antara kita kecuali Harven. Jack, apa kau meragukan kelebihan Harven?” Jack mengulas senyum eksotis. “Kalau aku jadi cewek, aku rela dipersunting saat ini juga. Siapa yang tidak mau dengan cowok setampan dan sekaya Harven? Dia siswa dan mahasiswa terbaik, dan sekarang menjadi CEO perusahaan besar. Wanita buta saj
Setelah menyapa si kembar Vionna dan Viotta, kemudian Harven Rockwell menuju ke sebuah bangku yang agak berada di sudut ruangan. Sengaja dia memilih lokasi ini biar tidak ada orang lain yang bisa mendengar percakapan di antara mereka. “Jangan panggil aku Tuan CEO karena kita tidak berada di kantor dan tidak pula memakai pakaian formal. Aleya, anggaplah aku sebagai teman dekat, atau bahkan lebih dari tiu.” Siapa yang tidak terpesona dengan kegantengan seorang Harven. Namun, Aleya tidak suka dengan kepribadian dan keseharian Harven. Aleya lebih cenderung dengan sosok pria matang dan dewasa. Bagi Aleya, Harven terkadang berlaku seperti anak-anak. Baru beberapa menit duduk, sudah ada bahasan. “Aleya, coba lihat dua gadis remaja yang sedang main aplikasi Tekatok itu! Bodoh sekali!” Harven menyunggingkan senyum sebelah. Harven tidak suka dengan perilaku remaja sekarang yang hanya banyak menghabiskan waktu di media sosial. “Makan
Karena status mereka bukan sekedar bos dan atasan lagi, Aleya punya ruang untuk menggali sejumlah informasi yang dia butuhkan. Sejatinya, dia tidak berharap bisa menjalin hubungan dekat dan spesial bersama Harven. Namun, rupanya realita jauh lebih baik dari pada ekspektasi. “Harven, kenapa kakakmu rela meninggalkan perusahaan sementara waktu dan menyerahkannya kepadamu, sedangkan kau belum punya banyak pengalaman?” “Karena, kakakku percaya terhadap aku. Selain itu, kenapa dia rela meninggalkan beban pekerjaan yang sangat banyak, di saat dia baru saja membangun sebuah perusahaan induk yang mempayungi banyak perusahaan di bawahnya, ya karena dia sangat sayang terhadap istrinya, Gennifer.” Aleya menggigit bibirnya. “Aku mendengar berita dan cerita dari banyak orang bahwa Gennifer sakit jiwa yang sangat parah. Berita tersebut telah tersebar di beberapa media. Aku cukup prihatin, Harven.” Aleya menundukkan pandangannya. Lalu, dia menggeser piring dan cangkir