Karena lawannya ada banyak, Aldous sedikit kesusahan namun dia tetap bilang pada Marvin bahwa dia bisa seorang diri melawan mereka.
“Kalian semua mau melawan Mafia Morgan? Berani sekali kalian!” sergah Aldous emosi.Berry yang mukanya sudah bonyok itu mencoba berbicara. “Tuan Aldous, tidak ada apa-apa di sini. Kami akan tetap patuh sama Mafia Morgan. Asalkan, sekarang Tuan Aldous pergi saja dari sini. Kami akan melupakan kejadian barusan.”Aldous mendengus marah. “Ada rahasia besar yang kalian sembunyikan dariku. Cepat katakan sekarang juga!” Lalu dia pun mengambil ancang-ancang seperti Mike Tyson yang berada di atas ring. “Tunjukkan di mana posisi Hartmut sekarang juga!”Saat ini, Marvin sedang santai saja. Dia menikmati pesta pertarungan sederhana sebelum nanti bisa bertarung dengan sosok Hartmut. Alasan terbesar Marvin ke sini adalah dia ingin tahu alasan kenapa Hartmut mau membunuhnya? Atau bisa jadi ada seseorang yang memerintahkanDi luar perkiraan, Lizzie membongkar semuanya!Karena takjub dengan kecerdasan Marvin Rock, akhirnya Lizzie menyerah sendiri, dia pun kembali bertemu dengan Marvin Rock, bukan untuk membunuhnya tetapi membeberkan semua rahasia selama ini.“Aku berulang kali ingin membunuhmu dan Aldous, atas perintah Hartmut.” Lizzie juga menceritakan motif dan alasan sebenarnya, tanpa ada yang ditutup-tutupi.Marvin menegakkan bahu seraya menajamkan matanya. “Aku tidak pernah terpikir bahwa kau lah yang melakukan semuanya.”Lizzie tertunduk lesu. Merasa bersalah, dia tak kuat bicara, “Maafkan aku. Jujur, kalau bukan karena kakakku Zion, aku tidak akan pernah punya maksud untuk melakukan pembunuhan.”“Bagaimana dengan soal kau akan menjadi bintang utama Morgan Entertainment, apakah itu juga bohong?”“Ya, itu memang bohong. Marvin, tapi jangan bilang pada Aldous tentang semua ini. Aku akan tetap menjadi bintang utama Morgan Entertainment, asal kau
Untuk menutupi rahasia yang telah dilakukan Lizzie selama beberapa hari belakangan, dan kebetulan pula Aldous menyampaikan bahwa adiknya bernama Wesley ada ketertarikan terhadap Lizzie, maka Marvin bilang kepada Lizzie bahwa harus melakukan pembicaraan yang cukup serius bersama Wesley.Lizzie tidak mungkin menolak kemauan Marvin karena semata-mata demi keselamatan dirinya sendiri serta tetap agar rahasia tersebut tidak tercium oleh Aldous dan keluarganya. Sebab, jika Aldous tahu bahwa Lizzie merupakan bagian dari rencana Hartmut, nyawa Lizzie pasti akan terancam.Di sinilah letak kebijaksanaan Marvin. Dia masih menaruh rasa prihatin dan kasihan terhadap Lizzie, bahkan dia pun memberikan kesempatan kepada Lizzie untuk bisa memperbaiki diri. Selain itu, atas permintaan Lizzie juga, Marvin menyelamatkan Zion dari pengaruh The Titanz, lalu mengajak Zion untuk bergabung bersama Mafia Morgan.Maka di sini akan ada banyak pihak yang terbantukan. Begitulah cara Ma
Setelah mengurusi persoalan Mafia Morgan, kemudian Marvin kembali menyambangi Rockxill dikarenakan ada beberapa problem yang mesti dia selesaikan. Baru saja Marvin mengadakan pertemuan dengan Zavier dan beberapa jajaran di bawahnya, setelah itu dia pun menemui Jesslyn, bermaksud menanyakan bagaimana kedekatannya bersama Varez.Pagi menjelang siang di salah satu sudut kantor Rockxill.“Marvin, akhirnya kau datang kembali. Aku selalu menanyakan kabar tentangmu. Sepertinya kau terlalu sibuk sehingga sangat jarang menemui Tuan Zavier.” Jesslyn sumringah nian. Ketika berbincang bersama Marvin, seolah dia bisa berbincang dengan Raja pertama kali Kerajaan Glory tempo dulu.“Ada sebuah hal yang mesti aku selesaikan hari ini. Untunglah, semuanya clear.” Marvin tetap belum membeberkan siapa dirinya hingga saat ini. Orang yang tahu bahwa dia merupakan pemilik Rockxill hanyalah Zavier saja.Jika ada sesuatu yang sangat penting, barulah Marvin ke sini, dan sta
Ketika telah pulang dari bekerja, Marvin disuruh untuk mampir ke Villa Winston karena ada perihal penting yang mesti dibicarakan. Baru juga memarkirkan Audi nya, Marvin sudah dihadang oleh istrinya.“Ada keperluan apa kau bersama Jesslyn tadi pagi?” sentaknya sambil bertelekan pinggang. Kedua alisnya bertaut.Marvin sekelebat membuang pandangannya ke arah taman yang luas, lalu terbayang sosok Freya. Lalu dia pun mengawasi wajah istrinya dan berkata pelan, “Sayang, aku hanya ingin agar Jesslyn bisa berjodoh dengan Varez. Sementara Freya bahkan tidak begitu mengenal siapa itu Varez.”“Jawaban itu yang selalu kau ucapkan padaku tapi nyatanya hingga saat ini mereka berdua tidak ada hubungan dekat dan spesial.” Gennifer langsung membalik badan lalu masuk ke dalam villa.Di ruang keluarga, Russel sedikit menyeringai menghadap Marvin, “Adik iparku, kau sudah kami beri kepercayaan kembali, dan beberapa ide darimu pun kami terima dengan lapang dada, namun
Audi hitam milik Marvin masuk ke halaman parkir G3. Sesuai dengan rencananya kemarin sore, bahwa pagi hari ini dia akan mencari lukisan bagus yang akan dia hadiahkan untuk si kembar Vionna dan Viotta. Ketika tiba di pintu masuk, Marvin dan Gennifer disambut oleh seorang wanita berpakaian ala pramugari pesawat.“Tuan dan Nyonya, selamat datang di galeri terbaik Gloriston,” sapa wanita itu sambil tersenyum ramah.Marvin dan Gennifer membalasnya dengan senyuman pula dan ucapan terima kasih. Lalu Marvin menatap wajah wanita itu dan berkata, “Izinkan saya bertemu dengan Tuan Pablo Gaugin.”Wanita itu sedikit terkejut. “Ada perlu apa Tuan ingin bertemu dengan bos pemilik tempat ini?”Bahkan, Gennifer pun ikut tercengang. Mau apa suaminya bertemu dengan pria nomor satu di G3 tersebut? Dan bagaimana bisa Marvin bisa kenal, padahal baru kali ini mereka berkunjung ke sini?Marvin langsung to the point. “Saya ingin membeli lukisan The Violet Glory.
Karena kebetulan Pablo Gaugin memang sedang berada di lokasi, maka beliau berkesempatan untuk berjumpa dengan seorang pria yang sangat berminat dengan lukisan The Violet Glory itu.“Marvin Rock? Saya pernah dengar berita tentang dirimu. Anda disangka menjadi seorang teroris, bukan?” cetus dan cecar Pablo Gaugin seraya merapikan topi tinggi ala pesulapnya, lalu dia juga merapikan kacamata hitamnya. Dari jauh, Pablo mirip Slash, sang gitaris fenomenal.“Salam kenal, Tuan Pablo Gaugin. Beruntung bisa bertemu dengan Anda secara langsung.” Bukannya tersinggung dan ambil hati, Marvin malah memberikan pujian, “Anda merupakan orang yang terkenal dengan jiwa seni yang sangat tinggi. Bahkan, sudah banyak seniman dunia yang mengakui kebolehan Anda dalam mengoleksi berbagai benda yang punya nilai seni, apa pun itu. Kami sangat salut terhadap Anda, Tuan.”Pablo tersenyum penuh kemenangan. “Ya, tidak hanya di Kota Gloriston saja, saya populer di dunia. Hebatnya, para seniman yang menemuiku, bukan sa
Meskipun sudah pernah ada yang memberikan tawaran, harganya tidak sampai menyentuh angka empat ratus juta dollar, sebuah harga yang dipasang oleh Leo Picasso sendiri. Pernah ada salah satu pengkoleksi kaya menawarnnya sebesar lima juta dollar, dan tertinggi pernah ada yang menawar dua puluh juta dollar.Mendengar Marvin memberikan tawaran empat ratus juta dollar, Pablo sangat tercengang. “Sudah saya bilang, lukisan ini tidak untuk diperjualbelikan.”Bukan itu masalahnya. Ada sesuatu yang ditutupi oleh Pablo. Jika memang lukisan The Violet Glory seratus persen miliknya, tentu dia sangat tergiur dengan uang sebanyak itu. Empat ratus juta dollar sangat banyak sekali.Marvin mengerutkan kening. “Tuan, kita tidak sedang berada di acara pelelangan. Jika harga tersebut kurang, saya merasa berat untuk menambahnya kalau terlalu banyak. Saya tetap menghargai karya lain yang sedikit di atas itu harganya. Baiklah, saya naikkan menjadi empat ratus juta dollar, plus sep
Di usianya yang amat senja, Leo Picasso pun tiba di Gold Galery Group. Mendengar ada seseorang yang memberikan penawaran harga yang amat tinggi, beliau pun bergegas ke mari. Setibanya di VIP, Leo Picasso terperanjat kala melihat sosok Marvin Rock.“Naga Glory?” cetusnya dengan mulut menganga.Mendengar panggilan itu, Marvin Rock terhenyak. ‘Astaga! Bagaimana bisa Tuan Leo Picasso mengenaliku?’ Seketika ekspresi Marvin menegang.Saat ini, Gennifer berada di sisi Marvin. Bahkan, seorang Gennifer saja baru kali ini mendengar suaminya dipanggil dengan sebutan Naga Glory. Julukan apa itu?Dalam cerita yang banyak beredar, sering terdengar Naga Langit, Naga Hitam, dan sejenisnya. Namun, baru kali ini terdengar Naga Glory? Apa mungkin Leo Picasso salah orang? Atau bagaimana?Marvin mendekat sembari mengulurkan tangan untuk bersalaman, “Senang bertemu dengan Anda, Tuan Leo. Meski sudah sangat tua, Anda tampak masih gagah. Perkenalkan nama saya Ma
Hari ini merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi Marvin Rock. Pagi tadi, putra pertamanya telah lahir ke dunia. Marvin memberi nama : Brockley Leofric, persis Pangeran Terbuang. Marvin belum bisa move on dari sosok yang menjadi idolanya semenjak kecil. Pada akhirinya Marvin pun peka. Dalam cerita karangan Pangeran Terbuang, terkait Naga Glory menjadi sangat kaya lantaran menemukan harta karun terpendam, Marvin merasa apa betul itu dirinya? Tapi, Marvin tidak percaya ramalan, dan dia juga tidak percaya bahwa roh seseorang yang telah mati bisa merasuk ke tubuh orang lain. Marvin bukanlah karakter fiksi Naga Glory seolah-olah dia merupakan pria yang telah diramalkan, dan bukan pula karakter asli titisan Pangeran Terbuang. Namun, jika dikatakan sebuah kebetulan, bagaimana bisa semuanya bisa berjalan dengan sangat rapi? Sebuah teka-teki yang masih menyimpan misteri. Marvin memastikan diri bahwa dia merupakan keturunan Pangeran Terbuang sesuai hasil riset Fabrizio beserta pakar seja
“Ayah, maafkan aku karena aku pernah durhaka padamu. Aku merasakan dampak buruk setelah aku tidak berbakti dan berbuat baik padamu.” Werner Rockstone berdiri dari kursi sambil mengangkat tubuh Marvin. Dia menatap heran, “Ayah maafkan kesalahan kau, anakku. Dan ayah juga minta maaf, karena ayah tidak menaruh rasa empati yang lebih kepada mu.” Marvin mengerutkan kening. “Ayah, apa Tuan Arash menghubungi mu?” “Dia berbicara banyak hal denganku selama kau berada dalam perjalanan pulang. Dia sangat berterima kasih karena kau telah membuat anaknya menjadi sembuh dan sehat jiwanya.” “Hurmuz hanya butuh perhatian dan kebijakan dari ayahnya.” Marvin dan Werner berjalan di halaman samping, menjauh dari keramaian. Melihat sikap Marvin terhadap orang lain saja sudah luar biasa, bagaimana sikapnya dengan orang terdekat? “Ayah bangga punya anak seperti mu, Marvin.” Marvin malah membalikkan omongan. “Aku juga bangga pu
Setibanya di Gloriston, Marvin dan Gennifer langsung menuju rumah rumah baru mereka yang sangat megah dan baru beberapa waktu lalu rampung, di distrik Rockley. Rumah yang layak dikatakan sebuah istana kecil, setiap orang pasti ingin bisa memilikinya. Untuk merayakan kesembuhan Gennifer, maka diadakan acara makan besar antara dua keluarga besar, Keluarga Rock dan Keluarga Winston. Semua kerabat terdekat hadir dalam acara di malam hari ini. Tak kurang dari lima puluh orang pun hadir. Russel Winston memeluk Marvin dengan sangat erat dan hangat. “Saudara iparku, apa kau tahu sekarang Winsoil sudah sejajar dengan Harvard Oil? Kita tidak hanya butuh dengan mereka, bahkan kita bisa menyamai mereka.” Marvin senyum. “Bahkan kita akan melampaui mereka, Kakak ipar!” Impian besar Marvin sejak dulu adalah melepaskan ketergantungan dari pengaruh Harvard. Dan sekarang, Marvin telah melampaui impiannya tersebut, sebab Rock Electra dan Winsoil tidak hanya lepa
Selama Gennifer mendapatkan perawatan dan pengobatan di tempat pengobatan tabib Arash, Marvin cukup sering bercengkerama dengan Hurmuz. Ternyata, orang gila atau ODGJ, tidak boleh diacuhkan atau tidak patut untuk tidak dipedulikan, dengan kata lain mereka juga butuh perhatian. Ketika Marvin mengajaknya bicara, rupanya Hurmuz dapat merespons dengan cukup baik jika orang yang berbicara dengannya mau memberikan empati besar, jadi bukan sekadar perhatian semata, namun empati. Marvin berusaha melakukannya terhadap Hurmuz. Di Desa Abayaneh, tidak banyak orang yang paham tentang sejarah kerajaan dan militer zaman dulu. Alasannya karena mereka tidak berminat untuk tahu akan hal tersebut, semantara Hurmuz butuh teman mengobrol dan teman yang satu frekuesnsi dengan dia. Setiap hari Marvin pasti menceritakan sejarah kerajaan tempo dulu bersama Hurmuz, tentang raja-raja, peperangan besar, dan banyak hal. Hurmuz sangat senang ketika Marvin mau mendengarkan ceritanya
Harven menyelesaikan rapat karena Aleya tak kunjung mau berbicara. Dia segera menyuruh tiga rekannya untuk bekerja seperti biasa, sementara dia dan Aleya melanjutkan pembicaraan di ruangan CEO, tertutup. Setelah dipaksa secara terus-menerus, barulah Aleya mau bicara. “Aku tidak bisa mengatakan tidak karena semua yang dikatakan oleh mereka bertiga terbukti benar.” “Aleya, sabtu malam minggu itu aku melihat kau dengan mata kepalaku sendiri. Kau berduaan dengan Raymond. Minggu pagi, aku bersama Scott membuntutimu di hotel. Setelah itu, aku pergi ke rumah Fany, di sana aku menyaksikan apa saja yang telah dia bongkar. Aku mengumpulkan mereka hanya untuk menjadi saksi penguat. Aku sendiri adalah saksi utamanya.” “Maafkan aku, Tuan.” “Berapa Raymond membayar kau, Aleya?” Alasan kenapa Aleya mau menerima tugas berat dan berbahaya ini adalah karena ayahnya merupakan seorang buruh di One Tesla, pembangkit listrik milik Harvard. Sebenarnya, aya
Harven stop di depan salah satu tempat makan yang cukup jauh dari pusat kota Gloriston. Tapi mereka tetap berada di dalam mobil. Sengaja tidak turun karena hanya untuk memastikan siapa wanita di sana. “Aleya bersama Raymond?” gumam Harven lalu tersenyum getir. Tiga orang lainnya tak berkomentar. Sejurus kemudian, Harven menelepon Aleya. “Sedang di mana?” tanya Harven. “Di rumah. Sengaja tidak keluar karena jalanan pasti macet, kan ada pertandingan.” Mata Harven tak henti mengawasi Aleya dari kejauhan. “Ya, aku dan teman-teman baru saja selesai menonton pertandingan. Baguslah kalau kau berada di rumah. Jalanan kota memang macet. Tapi ada jalur lain yang tidak macet. Di sini tidak macet.” “Ya hati-hati di jalan.” KLIK! Harven bukan cemburu, tapi curiga. Apa hubungan antara Aleya dan Raymond Harvard? Malam ini dan minggu besok, empat pria itu sibuk dengan berbagai macam tugas.
GOAL! 1 – 3. Di menit ke delapan puluh, sang pelatih terus memutar otak agar timnya keluar dari lubang jarum kekalahan, namun upaya keras dari sang pelatih tak menuai hasil baik. Kata-kata kotor dan botol plastik pun mengarah ke dua bench pemain. Kesal sama tim sendiri dan muak melihat kemenangan tim lawan. Satu per satu penonton mulai meninggalkan stadion karena mereka yakin bahwa tim kesayangan mereka tidak bakal menang. Sungguh, hasil buruk dan mengecewakan. GOAL! 1 – 4. Ketika peluit panjang ditiupkan, saat itu pula kericuhan besar terjadi di dalam stadion maupun di luar stadion. Para penonton tidak terima atas hasil buruk pada pertandingan hari ini. Mereka mengamuk kepada tim sendiri dan juga kepada tim musuh. Jika pihak keamanan tidak sigap, pasti bakal ada korban jiwa dan banyak fasilitas stadion yang rusak. Harven mengawas ke atas, ‘Tiga bajingan itu sudah melarikan diri rupanya’. Ketik
Ini adalah pertandingan pembuka di musim yang baru dan kebetulan bermain di kandang, dan sangat kebetulan pula bertemu Iron United, musuh terberat yang selalu membayangi. Iron United menjadi tim tersukses selama lima tahun belakangan. Mereka memborong lima gelar juara liga secara beruntun dan total mereka tela mengoleksi sebanyak lima belas kali juara di Chemisland League One. Membaca data yang ada sekarang, di mana Gloriston FC sedang terpuruk dan juga Iron United sedang naik daun, dan meskipun bermain di kandang, Gloriston FC tidak dijagokan menang pada pertadingan kali ini. Banyak pengamat yang memberikan prediksi bahwa Iron United bakal menguasai permainan dan memenangkan laga walaupun dengan hasil yang tidak mencolok, menang tipis. Scott murka. “Sial!” umpatnya menyeringai. “Tiga pemain top kita dijual musim ini. Ketika ada mereka saja, klub tidak bisa juara, apalagi mereka tidak ada. Mereka merupakan pemain kunci, dua gelandang dan satu striker.”
Akhir pekan pun tiba. Sabtu sore, Harven menjemput satu per satu temannya dengan menggunakan Audi mewah berwarna hitam. Unik memang, seorang bos besar perusahaan mendatangi tempat tinggal anak buahnya dan melakukan penjemputan. Sebab biasanya, mana ada bos seperti Harven? Di dalam perjalanan, masih saja Harven, Jack, dan Fany memuntahkan sejumlah olokan dan tertawaan. Jack merangkul Scott lekat dan akrab sembari berkata, “Scott, aku kepinginnya pertandingan diundur sampai pekan depan karena aku masih belum puas mengolok kau. Hahaha.” Fany yang berada di samping Harven tak bisa untuk tidak tertawa. “Scott, selama empat hari belakangan aku tidak pernah melihat kau senyum dan ketawa. Apa kau sedang dalam masa haid?” Harven melihat spion dalam dan memfokuskan pandangannya ke wajah Scott. “Astaga! Scott, aku harap kau tidak punya dendam pribadi. Jangan gara-gara kalah taruhan kau lantas membenci aku. Hahaha.” Meledaklah tawa di