Ketika telah pulang dari bekerja, Marvin disuruh untuk mampir ke Villa Winston karena ada perihal penting yang mesti dibicarakan. Baru juga memarkirkan Audi nya, Marvin sudah dihadang oleh istrinya.
“Ada keperluan apa kau bersama Jesslyn tadi pagi?” sentaknya sambil bertelekan pinggang. Kedua alisnya bertaut.Marvin sekelebat membuang pandangannya ke arah taman yang luas, lalu terbayang sosok Freya. Lalu dia pun mengawasi wajah istrinya dan berkata pelan, “Sayang, aku hanya ingin agar Jesslyn bisa berjodoh dengan Varez. Sementara Freya bahkan tidak begitu mengenal siapa itu Varez.”“Jawaban itu yang selalu kau ucapkan padaku tapi nyatanya hingga saat ini mereka berdua tidak ada hubungan dekat dan spesial.” Gennifer langsung membalik badan lalu masuk ke dalam villa.Di ruang keluarga, Russel sedikit menyeringai menghadap Marvin, “Adik iparku, kau sudah kami beri kepercayaan kembali, dan beberapa ide darimu pun kami terima dengan lapang dada, namunAudi hitam milik Marvin masuk ke halaman parkir G3. Sesuai dengan rencananya kemarin sore, bahwa pagi hari ini dia akan mencari lukisan bagus yang akan dia hadiahkan untuk si kembar Vionna dan Viotta. Ketika tiba di pintu masuk, Marvin dan Gennifer disambut oleh seorang wanita berpakaian ala pramugari pesawat.“Tuan dan Nyonya, selamat datang di galeri terbaik Gloriston,” sapa wanita itu sambil tersenyum ramah.Marvin dan Gennifer membalasnya dengan senyuman pula dan ucapan terima kasih. Lalu Marvin menatap wajah wanita itu dan berkata, “Izinkan saya bertemu dengan Tuan Pablo Gaugin.”Wanita itu sedikit terkejut. “Ada perlu apa Tuan ingin bertemu dengan bos pemilik tempat ini?”Bahkan, Gennifer pun ikut tercengang. Mau apa suaminya bertemu dengan pria nomor satu di G3 tersebut? Dan bagaimana bisa Marvin bisa kenal, padahal baru kali ini mereka berkunjung ke sini?Marvin langsung to the point. “Saya ingin membeli lukisan The Violet Glory.
Karena kebetulan Pablo Gaugin memang sedang berada di lokasi, maka beliau berkesempatan untuk berjumpa dengan seorang pria yang sangat berminat dengan lukisan The Violet Glory itu.“Marvin Rock? Saya pernah dengar berita tentang dirimu. Anda disangka menjadi seorang teroris, bukan?” cetus dan cecar Pablo Gaugin seraya merapikan topi tinggi ala pesulapnya, lalu dia juga merapikan kacamata hitamnya. Dari jauh, Pablo mirip Slash, sang gitaris fenomenal.“Salam kenal, Tuan Pablo Gaugin. Beruntung bisa bertemu dengan Anda secara langsung.” Bukannya tersinggung dan ambil hati, Marvin malah memberikan pujian, “Anda merupakan orang yang terkenal dengan jiwa seni yang sangat tinggi. Bahkan, sudah banyak seniman dunia yang mengakui kebolehan Anda dalam mengoleksi berbagai benda yang punya nilai seni, apa pun itu. Kami sangat salut terhadap Anda, Tuan.”Pablo tersenyum penuh kemenangan. “Ya, tidak hanya di Kota Gloriston saja, saya populer di dunia. Hebatnya, para seniman yang menemuiku, bukan sa
Meskipun sudah pernah ada yang memberikan tawaran, harganya tidak sampai menyentuh angka empat ratus juta dollar, sebuah harga yang dipasang oleh Leo Picasso sendiri. Pernah ada salah satu pengkoleksi kaya menawarnnya sebesar lima juta dollar, dan tertinggi pernah ada yang menawar dua puluh juta dollar.Mendengar Marvin memberikan tawaran empat ratus juta dollar, Pablo sangat tercengang. “Sudah saya bilang, lukisan ini tidak untuk diperjualbelikan.”Bukan itu masalahnya. Ada sesuatu yang ditutupi oleh Pablo. Jika memang lukisan The Violet Glory seratus persen miliknya, tentu dia sangat tergiur dengan uang sebanyak itu. Empat ratus juta dollar sangat banyak sekali.Marvin mengerutkan kening. “Tuan, kita tidak sedang berada di acara pelelangan. Jika harga tersebut kurang, saya merasa berat untuk menambahnya kalau terlalu banyak. Saya tetap menghargai karya lain yang sedikit di atas itu harganya. Baiklah, saya naikkan menjadi empat ratus juta dollar, plus sep
Di usianya yang amat senja, Leo Picasso pun tiba di Gold Galery Group. Mendengar ada seseorang yang memberikan penawaran harga yang amat tinggi, beliau pun bergegas ke mari. Setibanya di VIP, Leo Picasso terperanjat kala melihat sosok Marvin Rock.“Naga Glory?” cetusnya dengan mulut menganga.Mendengar panggilan itu, Marvin Rock terhenyak. ‘Astaga! Bagaimana bisa Tuan Leo Picasso mengenaliku?’ Seketika ekspresi Marvin menegang.Saat ini, Gennifer berada di sisi Marvin. Bahkan, seorang Gennifer saja baru kali ini mendengar suaminya dipanggil dengan sebutan Naga Glory. Julukan apa itu?Dalam cerita yang banyak beredar, sering terdengar Naga Langit, Naga Hitam, dan sejenisnya. Namun, baru kali ini terdengar Naga Glory? Apa mungkin Leo Picasso salah orang? Atau bagaimana?Marvin mendekat sembari mengulurkan tangan untuk bersalaman, “Senang bertemu dengan Anda, Tuan Leo. Meski sudah sangat tua, Anda tampak masih gagah. Perkenalkan nama saya Ma
Minggu itu pun tiba. Acara opening Vionta Cafe n Resto berlangsung meriah. Ratusan papan bunga berderet sepanjang jalan di sekitar sana, sebagai bentuk ucapan selamat dan sukses atas berdirinya bisnis baru dari Keluarga Charlie Winston.Beberapa kerabat dan teman dekat pun turut menghadiri acara pada siang hari ini. Berbagai macam menu pun dihadirkan, dikasih gratis untuk semua tamu undangan, sebuah hari spesial buat mempromosikan Vionta di khayalak umum.Sulit membedakan yang mana Vionna dan yang mana Viotta. Mereka berdua punya kesamaan dari banyak hal, baik di wajah, badan, bahkan suara. Tidak hanya cantik, mereka berdua punya daya tarik yang luar biasa.Dengan setelan seperti dalam anime Jepang, mereka berdua menyapa semua tamu undangan, hingga sampai di meja paling belakang, mereka berdua menyapa Marvin dan Gennifer.“Sepupuku yang malang, kenapa kau duduk di belakang?” tanya Vionna terbelalak. “Seharusnya kau berada di kursi depan sana bersama keluarga besar Winston yang lain.”“
Benar saja, baru juga tiba, Charlie Winston lebih menyemarakkan suasana. Dia menyeret tangan Marvin lalu meletakkannya di tengah-tengah. Dia pun menghadapkan Marvin kepada semua Winston.“Istriku, anakku, saudaraku, keponakanku, semuanya yang berasal dari Winston. Kita kedatangan tamu spesial pada hari ini. Sambutlah, Marvin Rock, yang katanya akan menaikkan citra Keluarga Winston di Gloriston!”Sekitar tiga puluh orang bertepuk tangan meriah menyambutnya.“Ya, tapi itu hanya utopia!”Semua orang pun tertawa terpingkal-pingkal.Saat ini, Derick dan Russel tidak mau berkata apa-apa.Charlie tergelak geli sambil memegangi perut. “Kau ingin menjadikan Keluarga Rock dan Keluarga Winston sama seperti Harvard dan Wilmer?! Kau sudah gila, Marvin! Ha-ha!”Lalu dua wanita kembar itu pun membelah keramaian dan berdiri pas di samping ayahnya.Vionna tersenyum remeh. “Itulah alasan kenapa paman Derick mengundangnya ke mari.
Aldous Morgan tentu tidak akan mau menyeret paksa keluar bosnya. Meskipun Charlie memaksanya, tetap Aldous tidak bersedia. Parah sekali dia mau mengusir Marvin Rock, mending dia saja yang keluar dari sini sekalian.Vionta Cafe n Resto memilih Morgan Security sebagai organisasi keamanan yang dipakai untuk bisnis mereka. Di acara opening ini, sengaja Aldous diundang oleh pihak tuan rumah.Namun tak dinyana, ternyata Marvin hadir di acara ini.Charlie menatap heran. “Aldous, kau adalah bos mafia dan kepala organisasi Morgan Security, tidak mungkin kau tidak bisa mengentaskan sampah kecil ini.”Sampah kecil?Aldous menahan napas.Apa dia harus memberi tahu kepada Charlie bahwa Morgan Security merupakan milik Marvin?Tidak ingin salah langkah, Aldous pun menunduk di hadapan Marvin. “Tuan Rock, apakah ada hal yang membuat Tuan tidak nyaman?”Marvin menggeleng. “Laksanakan tugasmu sekarang, Aldous.”“Maksud Tu
Tidak mau rahasia besar itu terbuka terlalu cepat, akhirnya Marvin buka suara juga, “Tidak ada hubungan spesial apa pun antara aku dan Aldous. Jika kalian pikir Aldous menghormatiku, tentu tidak. Dia hanya salah tingkah, atau bisa jadi kalian semua salah persepsi.”Lalu Marvin memberikan tatapan yang mengisyaratkan bahwa Aldous tidak usah lagi banyak bunyi apalagi menampilkan sikap yang bakal memancing kecurigaan.Namun, tuan rumah tidak membiarkan perseteruan ini kelar begitu saja.“Kau sangat payah, Aldous! Aku kira kau bisa diandalkan dalam situasi seperti ini,” cecar Charlie, yang tidak bisa untuk tidak emosi. Wajahnya dipenuhi amarah. Gara-gara Marvin, acara keluarganya jadi sedikit rusak.Tidak mau ada keributan yang panjang, akhirnya Marvin bilang kepada Aldous dengan bijak, “Silakan kau memberikan keamanan untuk acara ini. Suruh anak buahmu untuk bekerja dengan baik. Layani Keluarga Winston seperti kau melayani keluargamu sendiri.”