Tidak mau rahasia besar itu terbuka terlalu cepat, akhirnya Marvin buka suara juga, “Tidak ada hubungan spesial apa pun antara aku dan Aldous. Jika kalian pikir Aldous menghormatiku, tentu tidak. Dia hanya salah tingkah, atau bisa jadi kalian semua salah persepsi.”
Lalu Marvin memberikan tatapan yang mengisyaratkan bahwa Aldous tidak usah lagi banyak bunyi apalagi menampilkan sikap yang bakal memancing kecurigaan.Namun, tuan rumah tidak membiarkan perseteruan ini kelar begitu saja.“Kau sangat payah, Aldous! Aku kira kau bisa diandalkan dalam situasi seperti ini,” cecar Charlie, yang tidak bisa untuk tidak emosi. Wajahnya dipenuhi amarah. Gara-gara Marvin, acara keluarganya jadi sedikit rusak.Tidak mau ada keributan yang panjang, akhirnya Marvin bilang kepada Aldous dengan bijak, “Silakan kau memberikan keamanan untuk acara ini. Suruh anak buahmu untuk bekerja dengan baik. Layani Keluarga Winston seperti kau melayani keluargamu sendiri.”“Bisa jadi Marvin benar, Dik.”Charlie terperanjat. “Apanya yang benar, Kak Derick? Sangat mustahil bisa punya salah satu lukisan terbaik dari seorang maestro. The Violet Glory sudah beberapa kali menerima penghargaan. Karya tersebut sangat terjaga di Gold Galery Group.”Derick berusaha serius. “Hm. Apa pun bisa terjadi.”Seakan tak terima dengan komentar sang kakak, Charlie terus meminta sebuah kalimat yang menerangkan bahwa lukisan tersebut merupakan imitasi. Namun, Derick tak bisa berkomentar sesuai dengan apa yang diharapkan oleh adiknya itu. Setelah melihat sekilas, dia pun segera menyibukkan diri dengan hal lain, begitu juga Russel.Ketika sudah mendengar omongan Marvin yang terdengar gila, meskipun di luar nalar, mereka dipaksa menerima omongan tersebut bagaimana pun ceritanya.Vionna memperlihatkan lukisan The Violet Glory pada keluarga dan kerabatnya. “Lihatlah! Nyaris tidak ada bedanya dengan lukisan yang pernah aku li
“Sesuai dengan kata petugas di sana, bahwa lukisan The Violet Glory sudah dibawa pulang oleh Leo Picasso.”Charlie mendengus sambil mengoles dagu. “Marvin, pembuktianmu masih belum bisa dianggap benar. Saat ini, lukisan tersebut memang sudah tidak ada di Gold Galery Group.”Sekarang, pembuktian kedua, yakni kesaksian dari Leo Picasso sendiri. Jika yang bersangkutan sudah mengatakan iya, apa mungkin mereka akan tetap berkilah?Lihat saja apa reaksi mereka nantinya!Ketika tahu bahwa The Violet Glory sudah tidak berada di G3, keluarga Charlie pun ketar-ketir, termasuk Vionna dan Viotta.Sementara Derick dan Russel menikmati percekcokan itu dari jarak yang tidak begitu jauh sembari menikmati makanan dan minuman enak. Sesuai prediksi mereka, ide gila Marvin pasti benar, makanya mereka memilih untuk menjauh saja daripada ikut campur, karena lagi pula mereka tak paham apa itu seni.Gennifer coba memperingatkan dua sepupunya. “Aku masih
Seorang pria berjas hitam panjang seperti mafia, sepertinya dia adalah kepala bodyguard dari Leo Picasso, merangsek masuk ke panggung acara. “Acara ini milik siapa?” tanyanya sambil menyeringai tegas.Di sampingnya, ada seorang berkemeja hitam dan berkaca mata, lebih mirip dosen bahasa inggris yang kalem. Dia merupakan penasehat dari Leo Picasso. “Kami mendapatkan laporan bahwa orang yang punya acara ini menjiplak desain dan model dari karya-karya dari Tuan Leo Picasso, dalam banyak hal. Bahkan, sampai langit-langit tenda ini pun sama seperti salah satu lukisan dari Tuan Leo Picasso.”Seketika Charlie dan kedua putrinya tercengang takut. Saat itu juga, mereka menggigil ngeri. Jika mereka dianggap melakukan pelanggaran terkait copyright, mereka bisa kena beberapa pasal apabila sang punya karya berkehendak.Mereka dalam bahaya besar.Charlie memberikan tatapan memelas. “Kami sekeluarga merupakan penggemar berat dari karya-karya Tuan Leo Picasso. Kam
Meskipun acara peresmian The Rock Holding Company masih cukup lama dan hingga saat ini masih dirahasiakan dari banyak pihak, Marvin Rock sudah mempersiapkan segala dari jauh-jauh dari. Pabrik MR-25 di distrik Rockley dan gedung kantor utama yang terletak di pusat kota Gloriston terus dikebut pembangunannya.Selain mengurus infrastruktur dan struktur organisasi perusahaan, Marvin tengah sibuk menyiapkan undangan-undangan penting. Dari sekian banyak tamu yang bakal hadir di acara spesial itu nanti, ada satu pria yang dianggap istimewa oleh Marvin Rock, seseorang yang berjasa baginya, dialah Fabrizio yang berasal dari luar kota Gloriston.Saat ini, Fabrizio mendedikasikan hidupnya di salah satu badan milik pemerintah di bawah kementerian pariwisata Chemisland. Dia menghabiskan waktunya menjadi seorang arkeolog dan meneliti berbagai macam penemuan yang terkait khusus mengenai sejarah Gloriston dan sekitarnya, serta Kerajaan Glory yang sangat melegenda.Sebelum
Karena harga lima juta dollar terlampau tinggi, akhirnya Marvin pun mengalihkan pusat perhatiannya ke salah satu artefak di dalam kaca itu, sebuah ukiran unik, diperkiran ukiran itu juga sudah ada sejak zaman Kerajaan Glory, mungkin di era kedua atau ketiga.Dilihat dari kemauannya, Marvin cukup mencintai sejarah. Meskipun bukan tipe pria yang memang menggeluti dunia sejarah, dia menghormati sejarah dengan segala peninggalannya. Setidaknya, dia tahu semua raja dan pangeran Kerajaan Glory dari era pertama hingga terakhir, sebelum kerajaan terbesar itu runtuh karena kapitalisme dan Komunisme.“Bungkus!” kata Marvin sambil tersenyum ke arah Pablo.Tiba-tiba Pablo menjadi sangat kikuk. Waduh, seharusnya dia terima saja harga delapan puluh ribu dollar dari awal tadi karena jika sudah deal, keuntungganya 2000 kali lipat. Sebuah bisnis yang memang gila!Pablo terbatuk jaim. “Sebentar Tuan Marvin. Saya yakin Anda jauh lebih tertarik dengan manus
Kartu Vibra?Orang pertama yang sangat tercengang tentu adalah Pablo Gaugin. Tak percaya, berulang kali dia mengucek-ucek kelopak matanya lalu mengerjap-ngerjapkannya.Sementara semua orang yang berada di sekitar kasir langsung mengalihkan pandangan ke arah wajah Marvin Rock. Setahu mereka, hanya dua orang yang memiliki kartu itu di Gloriston City dan tidak ada nama Marvin Rock di sana.Seketika wanita petugas kasir itu menggigil badannya, jemarinya bergetar, dan matanya berkedut-kedut. “B-baiklah, Tuan. Ada dua barang yang akan dibayar. Satu seharga delapan ribu dollar plus dua ribu dollar dan satu lagi seharga dua puluh ribu dollar. Jadi totalnya dua puluh delapan ribu dollar.”Marvin kembali mengawasi orang-orang. “Benar ya tiga puluh ribu dollar untuk dua barang?” Kemudian dia memanggil salah seorang petugas untuk segera mengangkut kotak kaca yang berisi manuskrip puisi kuno itu lalu melanjutkan, “Saya tambah dua ribu dollar untuk kotak kacany
“Maksud kedatanganku ke sini untuk mengantarkan undangan. Aku harap kau hadir nanti. Oke?” Marvin menepuk-nepuk pundak Fabrizio dengan sangat akrab.“Wow! Calon CEO perusahaan besar?” Pria yang sekilas mirip wajah Harry Potter itu pun berdecak penuh kagum. “Dari watak dan kecerdasan, kau mirip dengan sang pangeran terbuang itu, Marvin Rock!”“Dari dulu kau sering bilang itu padaku, Fabrie!” Tidak mau dipuji, Marvin melengos beberapa saat.“Semua karya tulis dari beliau, yang tersisa, semua sudah aku pelajari. Dan aku juga banyak mempelajari siapa beliau sebenarnya dari berbagai macam sumber dan literasi. Dari apa yang aku dapatkan, kau sangat mirip dengan beliau, bahkan wajah dan fisik. Terutama, akhlak dan keberanianmu, Marvin Rock!”Meski apa yang diucapkan oleh Fabrizio memang tampak sangat berlebihan, Marvin menanggapinya dengan santai dan tidak besar kepala, apalagi sampai membusungkan dada.Melihat sikap Marvin yang selalu rendah ha
“Serius manuksrip itu memang karya dari sang pangeran terbuang?” tanya Marvin.“Untuk apa aku berbohong padamu? Meskipun banyak sejarawan meragukannya, tapi aku yakin bahwa manuskrip itu asli hasil tangan dari sang pangeran terbuang.”Kemudian Fabrizio menerangkan kepada Marvin soal artefak di Gold Galery Group seharga delapan ribu dollar. “Saat ini aku masih belum punya uang segitu, Marvin, aku sangat tertarik untuk memilikinya karena itu merupakan hasil tangan dari sang pangeran terbuang juga. Sejarawan mengatakan bahwa pemberinya bertugas sebagai penasehat kerajaan namun mereka belum bisa memastikan di era kapan si penasehat tersebut membuatnya. Dan aku berkesimpulan bahwa penasehat yang dimaksud adalah ya sang Pangeran Glory I yang terbuang.”Mendengar kesaksian dari Fabrizio yang begitu meyakinkan, Marvin tercengang takjub. Dia menghembuskan napas panjang dan berkata, “Aku sudah membelinya dan sekarang benda itu berada di mobil. Pablo Gaugin dengan so