Di luar perkiraan, Lizzie membongkar semuanya!
Karena takjub dengan kecerdasan Marvin Rock, akhirnya Lizzie menyerah sendiri, dia pun kembali bertemu dengan Marvin Rock, bukan untuk membunuhnya tetapi membeberkan semua rahasia selama ini.“Aku berulang kali ingin membunuhmu dan Aldous, atas perintah Hartmut.” Lizzie juga menceritakan motif dan alasan sebenarnya, tanpa ada yang ditutup-tutupi.Marvin menegakkan bahu seraya menajamkan matanya. “Aku tidak pernah terpikir bahwa kau lah yang melakukan semuanya.”Lizzie tertunduk lesu. Merasa bersalah, dia tak kuat bicara, “Maafkan aku. Jujur, kalau bukan karena kakakku Zion, aku tidak akan pernah punya maksud untuk melakukan pembunuhan.”“Bagaimana dengan soal kau akan menjadi bintang utama Morgan Entertainment, apakah itu juga bohong?”“Ya, itu memang bohong. Marvin, tapi jangan bilang pada Aldous tentang semua ini. Aku akan tetap menjadi bintang utama Morgan Entertainment, asal kauUntuk menutupi rahasia yang telah dilakukan Lizzie selama beberapa hari belakangan, dan kebetulan pula Aldous menyampaikan bahwa adiknya bernama Wesley ada ketertarikan terhadap Lizzie, maka Marvin bilang kepada Lizzie bahwa harus melakukan pembicaraan yang cukup serius bersama Wesley.Lizzie tidak mungkin menolak kemauan Marvin karena semata-mata demi keselamatan dirinya sendiri serta tetap agar rahasia tersebut tidak tercium oleh Aldous dan keluarganya. Sebab, jika Aldous tahu bahwa Lizzie merupakan bagian dari rencana Hartmut, nyawa Lizzie pasti akan terancam.Di sinilah letak kebijaksanaan Marvin. Dia masih menaruh rasa prihatin dan kasihan terhadap Lizzie, bahkan dia pun memberikan kesempatan kepada Lizzie untuk bisa memperbaiki diri. Selain itu, atas permintaan Lizzie juga, Marvin menyelamatkan Zion dari pengaruh The Titanz, lalu mengajak Zion untuk bergabung bersama Mafia Morgan.Maka di sini akan ada banyak pihak yang terbantukan. Begitulah cara Ma
Setelah mengurusi persoalan Mafia Morgan, kemudian Marvin kembali menyambangi Rockxill dikarenakan ada beberapa problem yang mesti dia selesaikan. Baru saja Marvin mengadakan pertemuan dengan Zavier dan beberapa jajaran di bawahnya, setelah itu dia pun menemui Jesslyn, bermaksud menanyakan bagaimana kedekatannya bersama Varez.Pagi menjelang siang di salah satu sudut kantor Rockxill.“Marvin, akhirnya kau datang kembali. Aku selalu menanyakan kabar tentangmu. Sepertinya kau terlalu sibuk sehingga sangat jarang menemui Tuan Zavier.” Jesslyn sumringah nian. Ketika berbincang bersama Marvin, seolah dia bisa berbincang dengan Raja pertama kali Kerajaan Glory tempo dulu.“Ada sebuah hal yang mesti aku selesaikan hari ini. Untunglah, semuanya clear.” Marvin tetap belum membeberkan siapa dirinya hingga saat ini. Orang yang tahu bahwa dia merupakan pemilik Rockxill hanyalah Zavier saja.Jika ada sesuatu yang sangat penting, barulah Marvin ke sini, dan sta
Ketika telah pulang dari bekerja, Marvin disuruh untuk mampir ke Villa Winston karena ada perihal penting yang mesti dibicarakan. Baru juga memarkirkan Audi nya, Marvin sudah dihadang oleh istrinya.“Ada keperluan apa kau bersama Jesslyn tadi pagi?” sentaknya sambil bertelekan pinggang. Kedua alisnya bertaut.Marvin sekelebat membuang pandangannya ke arah taman yang luas, lalu terbayang sosok Freya. Lalu dia pun mengawasi wajah istrinya dan berkata pelan, “Sayang, aku hanya ingin agar Jesslyn bisa berjodoh dengan Varez. Sementara Freya bahkan tidak begitu mengenal siapa itu Varez.”“Jawaban itu yang selalu kau ucapkan padaku tapi nyatanya hingga saat ini mereka berdua tidak ada hubungan dekat dan spesial.” Gennifer langsung membalik badan lalu masuk ke dalam villa.Di ruang keluarga, Russel sedikit menyeringai menghadap Marvin, “Adik iparku, kau sudah kami beri kepercayaan kembali, dan beberapa ide darimu pun kami terima dengan lapang dada, namun
Audi hitam milik Marvin masuk ke halaman parkir G3. Sesuai dengan rencananya kemarin sore, bahwa pagi hari ini dia akan mencari lukisan bagus yang akan dia hadiahkan untuk si kembar Vionna dan Viotta. Ketika tiba di pintu masuk, Marvin dan Gennifer disambut oleh seorang wanita berpakaian ala pramugari pesawat.“Tuan dan Nyonya, selamat datang di galeri terbaik Gloriston,” sapa wanita itu sambil tersenyum ramah.Marvin dan Gennifer membalasnya dengan senyuman pula dan ucapan terima kasih. Lalu Marvin menatap wajah wanita itu dan berkata, “Izinkan saya bertemu dengan Tuan Pablo Gaugin.”Wanita itu sedikit terkejut. “Ada perlu apa Tuan ingin bertemu dengan bos pemilik tempat ini?”Bahkan, Gennifer pun ikut tercengang. Mau apa suaminya bertemu dengan pria nomor satu di G3 tersebut? Dan bagaimana bisa Marvin bisa kenal, padahal baru kali ini mereka berkunjung ke sini?Marvin langsung to the point. “Saya ingin membeli lukisan The Violet Glory.
Karena kebetulan Pablo Gaugin memang sedang berada di lokasi, maka beliau berkesempatan untuk berjumpa dengan seorang pria yang sangat berminat dengan lukisan The Violet Glory itu.“Marvin Rock? Saya pernah dengar berita tentang dirimu. Anda disangka menjadi seorang teroris, bukan?” cetus dan cecar Pablo Gaugin seraya merapikan topi tinggi ala pesulapnya, lalu dia juga merapikan kacamata hitamnya. Dari jauh, Pablo mirip Slash, sang gitaris fenomenal.“Salam kenal, Tuan Pablo Gaugin. Beruntung bisa bertemu dengan Anda secara langsung.” Bukannya tersinggung dan ambil hati, Marvin malah memberikan pujian, “Anda merupakan orang yang terkenal dengan jiwa seni yang sangat tinggi. Bahkan, sudah banyak seniman dunia yang mengakui kebolehan Anda dalam mengoleksi berbagai benda yang punya nilai seni, apa pun itu. Kami sangat salut terhadap Anda, Tuan.”Pablo tersenyum penuh kemenangan. “Ya, tidak hanya di Kota Gloriston saja, saya populer di dunia. Hebatnya, para seniman yang menemuiku, bukan sa
Meskipun sudah pernah ada yang memberikan tawaran, harganya tidak sampai menyentuh angka empat ratus juta dollar, sebuah harga yang dipasang oleh Leo Picasso sendiri. Pernah ada salah satu pengkoleksi kaya menawarnnya sebesar lima juta dollar, dan tertinggi pernah ada yang menawar dua puluh juta dollar.Mendengar Marvin memberikan tawaran empat ratus juta dollar, Pablo sangat tercengang. “Sudah saya bilang, lukisan ini tidak untuk diperjualbelikan.”Bukan itu masalahnya. Ada sesuatu yang ditutupi oleh Pablo. Jika memang lukisan The Violet Glory seratus persen miliknya, tentu dia sangat tergiur dengan uang sebanyak itu. Empat ratus juta dollar sangat banyak sekali.Marvin mengerutkan kening. “Tuan, kita tidak sedang berada di acara pelelangan. Jika harga tersebut kurang, saya merasa berat untuk menambahnya kalau terlalu banyak. Saya tetap menghargai karya lain yang sedikit di atas itu harganya. Baiklah, saya naikkan menjadi empat ratus juta dollar, plus sep
Di usianya yang amat senja, Leo Picasso pun tiba di Gold Galery Group. Mendengar ada seseorang yang memberikan penawaran harga yang amat tinggi, beliau pun bergegas ke mari. Setibanya di VIP, Leo Picasso terperanjat kala melihat sosok Marvin Rock.“Naga Glory?” cetusnya dengan mulut menganga.Mendengar panggilan itu, Marvin Rock terhenyak. ‘Astaga! Bagaimana bisa Tuan Leo Picasso mengenaliku?’ Seketika ekspresi Marvin menegang.Saat ini, Gennifer berada di sisi Marvin. Bahkan, seorang Gennifer saja baru kali ini mendengar suaminya dipanggil dengan sebutan Naga Glory. Julukan apa itu?Dalam cerita yang banyak beredar, sering terdengar Naga Langit, Naga Hitam, dan sejenisnya. Namun, baru kali ini terdengar Naga Glory? Apa mungkin Leo Picasso salah orang? Atau bagaimana?Marvin mendekat sembari mengulurkan tangan untuk bersalaman, “Senang bertemu dengan Anda, Tuan Leo. Meski sudah sangat tua, Anda tampak masih gagah. Perkenalkan nama saya Ma
Minggu itu pun tiba. Acara opening Vionta Cafe n Resto berlangsung meriah. Ratusan papan bunga berderet sepanjang jalan di sekitar sana, sebagai bentuk ucapan selamat dan sukses atas berdirinya bisnis baru dari Keluarga Charlie Winston.Beberapa kerabat dan teman dekat pun turut menghadiri acara pada siang hari ini. Berbagai macam menu pun dihadirkan, dikasih gratis untuk semua tamu undangan, sebuah hari spesial buat mempromosikan Vionta di khayalak umum.Sulit membedakan yang mana Vionna dan yang mana Viotta. Mereka berdua punya kesamaan dari banyak hal, baik di wajah, badan, bahkan suara. Tidak hanya cantik, mereka berdua punya daya tarik yang luar biasa.Dengan setelan seperti dalam anime Jepang, mereka berdua menyapa semua tamu undangan, hingga sampai di meja paling belakang, mereka berdua menyapa Marvin dan Gennifer.“Sepupuku yang malang, kenapa kau duduk di belakang?” tanya Vionna terbelalak. “Seharusnya kau berada di kursi depan sana bersama keluarga besar Winston yang lain.”“