Share

Bab 4

Penulis: Hikmdr
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat mempersiapkan makanan dari lauk, nasi dan minumannya, Andra menyarankan Aris di jodohkan.

"Betul banget yah, lagian apa gunanya pacaran buang-buang waktu aja. Terus ganggu kosentrasi kamu," ujar Inez setuju dengan permintaan Andra, suaminya.

Aris meletakkan sendoknya. "Aris sudah besar, kenapa harus di jodohkan? Aris sudah bisa membuat pilihan sendiri," bantah Aris, zaman Situ Nurbaya sudah berlalu kan?

"Aris, perempuan yang kami jodohkan itu baik, dan kamu pasti suka," ucap Andra meyakinkan Aris. 

"Tapi yah, Aris gak suka di jodohin gini," bantah Aris tak mau tau. 'Aku udah tertarik sama dia,' bayangan adik kelasnya yang telat di hari Senin itu. 

"Apa kamu sudah punya pacar?" tanya Andra curiga, Aris jarang membawa perempuan ke rumah. 

"Kalau punya kenapa?" 

"Putusin dia, mending yang pasti aja," ucap Inez, janji terus ngilang lagi sakit hati kan? Sama aja.

"Dia cantik, manis, ceria. Kamu bakalan suka ris," Andra menambah-nambahi. 

"Pingin ketemu deh sama calon mantu mama. Yah, coba telepon dong," pinta Inez. 

'Siapa sih? Yang ada cuman karena harta doang kan?' batin Aris, mustahil perempuan sekarang mencintainya tulus daripada uang dan uang.

Andra menelepon Allister. Saat tersambung, Andra ingin merencanakan pertemuan besok di sebuah restoran ternama. Allister menyetujuinya. 

"Besok kamu yang rapi, ganteng, gak usah pasang wajah cemberut kayak centong sayur," nasehat Andra, Aris mahal senyum.

"Centong sayur, wajah Aris sayur gitu?" Aris cemberut. Andra terkekeh begitu pun Inez. Aris akan lebih ramah dengan kedua orang tuanya daripada geng-nya, Death Night. 

"Tiap hari wajah kamu cemberut, ya sama lah kayak centong sayur. Gak ada senyum-senyumnya," ledek Andra. 

"Udah yah, mending makan. Aris yabg sabar ya, ayah kamu emang gitu," Inez mendukung Aris. 

"Yang sabar gak ada yang di sayang," ucap Aris njelimet. (Rumit).

***

Apakah Allister harus berbicara dengan Allisya mengenai perjodohan ini? Bagaimana dengan perasaan Daniel nantinya?

Selena yang tau Allister memikirkan itu pun mengusap tangan suaminya. "Mas, mereka selama ini udah banyak bantu kita," Selena meyakinkan Allister. 

Allister menoleh menatap istrinya khawatir. "Tapi ma, Daniel?" 

"Tidak perlu di kasih tau. Aku yakin perjodohan ini lebih baik daripada pacaran. Allisya bakalan bahagia," Selena mendukung, tak peduli dengan Daniel yang tiba-tiba berkenalan sebagai pacar Allisya. 

Allister tidak bisa menolaknya. "Baiklah, kita tunggu besok apa Allisya setuju," disini Allister tidak akan memaksa Allisya. 

Allisya menuruni tangga, ia mendengar semuanya. 

'Gimana sama Daniel? Aku masih sayang sama dia, ngapain sih harus di jodohin segala ah. Kayak apa cowok yang bakalan di kenalin ke aku?' Allisya penasaran, kalau terlalu tua ia tolak. 

Allisya bergabung di meja makan, bersikap biasa saja setelah tau semuanya. 

"Mau lauk apa sya?" tawar Selena mengambilkan sebuah piring dan nasi. 

"Ayam geprek aja ma, sama sambelnya," jawab Allisya se-enteng angin. 

"Gak! Kamu daridulu suka makan pedes, kalau sakit perut lagi gimana?" omel Allister.

Allisya menghela nafasnya. "Gak enak yah, kalau gak pakai sambelnya. Kan gak tiap hari makan pedes," elak Allisya, tapi di sekolah iya mumpung tidak di pergoki makan pedas. 

Allister mengambil mangkuk kecil yang berisi sambel khusus ayam geprek. "Ini buat ayah doang. Kamu makan ayamnya aja." 

'Gak papa, di sekolah masih bisa yah. Hehe, tidak semudah itu menghalangi aku makan sambel,' batin Allisya menahan senyumnya. 

"Kenapa senyum?" Allister menatap Allisya curiga. "Mikirin Daniel ya?" tebak Allister.

Pipi Allisya merona se-habis di tampar dolar. 

"Sejauh apa hubungan kamu sama Daniel?" tanya Selena mengintrogasi dengan wajah dingin. 

Allisya terpaku, apakah mamanya sudah tau? 

'Ayah sih di bocorin segala. Jadi ketauan mama kan,' inilah yang Allisya takutkan, mamanya tidak setuju ia pacaran.

"Udah dua tahun ma. Kenapa?" setenang mungkin Allisya menjawabnya. Ia akan tau akhirnya seperti ini...

"Putusin Daniel, fokus dulu sama sekolah kamu. Yang pinter, bikin nilai kamu jelek aja sih," kesal Selena yang tau perkembangan nilai bulanan Allisya naik-turun ke puncak gunung Welirang.

'Terus kalau di jodohin apa bedanya ma?' sayangnya rangkaian kata itu Allisya penjarakan di hatinya.

"Iya ma, nanti Allisya pikirin." 

'Apa bakalan di putusin gitu aja ya? Semoga besok Allisya nolak,' batin Allister. Pilihan hati tidak ada yang tau, kadang pindah tanpa pamit enak yang di tinggalin gitu aja. 

***

Allisya masih di dalam kamar. Selena mengetuk pintunya berkali-kali. 

"Sya, bangun. Udah pagi nih, kamu harus siap-siap. Mau ke restoran ketemu sama jodoh kamu," ucap Selena tak sabaran.

Allisya menggerutu. 'Ketemu sama jodoh? Emang bisa? Mama ada-ada aja,' dengan langkah malas Allisya ke kamar mandi.

Setelah 10 menit, Allisya sudah siap. 

"Siapa sih emang? Paling biasa aja, lebih ganteng Daniel," ucap Allisya membuka pintu kamarnya.

"Mama? Masih nunggu?" Allisya terkejut mamanya masih setia di depan pintu kamarnya.

"Iyalah, siapa tau tadi tidur lagi. Siap-siap bawa air nih siram-siram," tekan Selena kesal.

"Ayo ma, katanya mau ke restoran. Allisya laper nih," bukan prioritas jodohnya tapi makan. 

"Kirain gak sabar ketemu sama calonnya," lirik Selena malas. "Ayo. Ayah kamu udah nungguin di bawah."

Saat menuruni tangga, Allister menatap Allisya takjub.

"Cantik banget, apalagi kalau dandan gini." 

Allisya selalu natural, mamanya-lah yang melarangnya berdandan. "Nanti kalau jadi pengantin gak pangling," begitulah nasehatnya. 

"Ayo berangkat. Mama gak sabar pingin ketemu sama dia." 

'Bilang aja pingin ngeliat brondong,' batin Allisya malas, mamanya terkadang khilaf suka cogan muda ingin kembali menjadi remaja. 

Setelah memasuki mobil, Selena terus meminta Allister mempercepat lajunya agar lebih sampai di restoran yang sudah di bicarakan.

"Ma kalau ngebut gak baik. Kalau kenapa-napa gimana," tolak Allister halus. 

"Kan biar cepet sampainya." 

'Mama gak sabaran banget sih. Aku jadi kepo gimana ya cowok yang di jodohin sama aku,' batin Allisya penasaran. 

Setelah 5 menit akhirnya sampai di sebuah restoran ternama. 

"Apa sudah datang yah?" tanya Selena lagi. 

"Sebentar, aku telepon saja," Allister menghubungi Andra. 

"Kami sudah datang, meja nomor tujuh," jawab Andra setelah Allister menanyakan dimana kebaradaan dirinya. 

"Baiklah, kami akan kesana" Allister menutup teleponnya. "Ayo masuk, mereka udah dateng." 

"Ayo sya, kamu senyum ya? Biar cantiknya nambah," pinta Selena menoel pipi Allisya. 

Tapi Allisya memasang wajah cemberut si centong sayur. 

Sesampainya di dalam restoran, Allister, Selena dan Allisya duduk di meja nomor tujuh. 

Allisya masih tidak tau kalau ia di pertemukan dengan OSIS ganteng, Aris. Sama halnya dengan Aris yang masih sibuk berkutat dengan ponselnya. 

"Ris, taruh ponselmu itu," ucap Andra tegas. 

Aris memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku. "Iya yah," pandangannya bertemu dengan Allisya. 

"Kakak?"

"Kamu?" 

Keduanya sama-sama terkejut. 

"Kalian udah kenal?" tanya Selena. "Wah bagus dong," ujarnya senang.

'Kak Aris? Jadi aku di jodohin sama dia? Aaaa demi apa?! Kalau gini mah aku gak bakalan nolak,' pekik Allisya senang dalam hatinya, tidak memikirkan Daniel. 

"Kalau udah kenal, pasti setuju kan di jodohin," goda Inez. 

'Dia? Kalau gini sih aku terima aja. Maaf ya niel, kamu lebih baik mundur dan gak usah perjuangin dia,' Aris mengangkat sudut bibirnya. Akhirnya perjodohan ini membuatnya tenang, tidak perlu menyatakan cinta, pdkt, dan sok kenal dekat. 

"Setuju," ucap Aris tiba-tiba. 

"Kamu setuju nak?" tanya Inez terkejut, padahal belum ngomong apa-apa. Anaknya ini tidar sabar rupanya. 

"Iya, Aris setuju di jodohkan sama dia," Aris mengangguk mantap.

"Sama," lirih Allisya dengan rona merah di pipinya. 

'Allisya setuju? Bagaimana bisa? Daniel bagaimana perasaannya?' batin Allister bertanya-tanya. 

"Ya sudah kalau begitu, kita makan-makan dulu nanti ngobrol lebih dekat lagi," ucap Andra menyudahi. 'Aris Aris, ayah belum ngomong apa-apa udah setuju gitu aja. Kalau udah cinta bisa apa ya,' batinnya. 

Selama makan, Aris memandangi Allisya. Cewek itu menunduk. 

'Duh kak Aris ngapain sih ngeliatin aku terus? Kan gak baik buat kesehatan jagung eh jantungku,' batin Allisya tersipu. 

'Cantik, dan polos,' beruntungnya hari ini ia bisa bertemu dengan cewek idamannya. 

Selesai makan, Andra memberikan ruang untuk Aris dan Allisya berbicara. 

"Kami ada urusan di kantor. Jadi kalian ngobrol aja ya?" Andra melempar kode kedipan pada Allister dan Selena. Keduanya mengangguk faham. 

"Ma, yah. Masa aku disini sendiri?" Allisya tidak rela berdua dengan Aris, mau bicara apa ya nantinya. 

"Kan ada Aris," jawab Andra. "Kami pergi dulu ya. Selamat pdkt," goda Andra mengedip genit. 

Setelah semuanya pergi, Allisya masih makan dengan pelan. Sengaja, agar Aris tidak mengajaknya bicara. 

"Siapa namamu?" Aris masih belum tau namanya. Pdkt? Daniel mengamuk mengalahkan auman singa, iya. 

"Allisya kak," jawabnya tanpa memandang Aris. 

"Nama panjangnya?" biar gampang kalau ijab qobul nanti, batin Aris. 

"Allisya Lesham Shaenette," jangan-jangan buat ijab qobul? Aaa kak Aris sweet, batin Allisya menjerit. 

"Nama yang cantik, sama kayak yang punya," puji Aris. Allisya semar-mesem hati adem. 

"Boleh minta nomormu?" Aris nakal, biar kangennya tidak tertahan tanpa di batasi si Daniel. 

"Boleh," Allisya mengangguk. 

Aris memberikan ponselnya pada Allisya. Cewek itu mengetikkan nomornya dengan menamai my candy. 

"Nih kak. Buat apa emangnya?" Allisya berpura-pura tidak tau. Buat telepon dan chat lah. 

"Biar gak kangen." 

'Daniel aja gak pernah telepon, apalagi bilang kangen,' batin Allisya tanpa sadar membandingkan Daniel. 

"Kelas kamu apa? Biar nanti aku bisa ajak ke kantin bareng," setelah nomor, tanya kelasnya. Sikat teros. 

"Sebelas IPS satu kak. Kalau kakak?" 

"Jangan panggil kak, Aris saja." 

"Iya Aris," tapi Allisya kurang nyaman. Sudah biasa kakak kelas dengan julukan 'kak' sebagai ciri khasnya. 

"Duabelas IPA satu."

'Duh udah ganteng, anak OSIS, pasti pinter nih,' menurutnya kelas IPA adalah unggulan. 

"Boleh kan ke kantin bareng?" tanya Aris memastikan kalau nanti Daniel mengamuk. 

Allisya mengangguk. "Boleh banget kak eh-Aris," Allisya terkekeh. 

"Ok, besok tungguin loh. Jangan pergi." 

Bersiaplah kelas Allisya akan di datangi ketos ganteng. 

"Mau pesan lagi?" tawar Aris, makanan Allisya sudah habis. 

"Iya. Laper nih," Allisya mengangguk tanpa malu kalau di depannya calon husband. 

"Ok. Mbak! Satu lagi ya, yang sama," panggil Aris kepada writers. 

Writers itu menatapi Aris tanpa kedip. 

"Ganteng banget. Apa punya pacar ya?" bertanya tanpa sadar kalau calonnya sudah ada. 

Aris kesal. "Ehm," dehemnya keras. 

Writers itu tersadar. "Eh, iya ya," ia berlalu.

"Setelah makan, jalan-jalan yuk sya," ajak Aris. 

Allisya tidak akan menolaknya. "Boleh banget kak. Kemana?" 

"Es krim kamu suka?" biasanya cewek kan suka yang manis-manis, batin Aris. 

"Suka banget. Emang boleh?" kalau sama Daniel gak di bolehin, nanti sakit lah, batuk, panas. Beda sama kak Aris, batin Allisya. 

"Boleh sya. Apapun yang kamu mau. Aku gak akan ngelarangnya selagi itu bikin kamu seneng," ucap Aris dengan senyum se-manis gula aren. 

"Yeay!! Akhirnya bisa makan es krim tanpa di omelin," pekik Allisya senang, pengunjung restoran menatapnya heran. 

'Berarti Daniel ngelarang Allisya makan es krim?' kesempatan ini Aris gunakan agar hati Allisya berpindah kepadanya. 

***

Next part Senin depan 》 》 》

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lutvia Balqis
makin lama makin menarik ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Married With The Badboy   Bab 5

    Daniel menekan bel beberapa kali. Yap, ia sedang berada di rumah Allisya menjemput cewek itu ke sekolah bersama.Allisya yang mendengar bel berbunyi bergegas membukakan pintu."Kamu?" ekspresi Allisya terkejut, masalahnya mamanya tengah berada di meja makan bisa gawat jika tau Daniel kesini."Ayo sya, berangkat bareng," ajak Daniel meraih tangan Allisya.Allisya menjauhkan tangannya.Daniel terkejut. "Kenapa?" tanyanya khawatir."Aku berangkat bareng ayah."Allister yang baru saja keluar dari kamar melihat Allisya tengah mengobrok dengan Daniel di ambang pintu itu menghampirinya."Kamu barenga aja sama Daniel, sana. Nanti keburu ketauan sama mama loh," Allister mengizinkan.Allisya berpamitan pada ayahnya. "Aku berangkat ya yah. Bilang aja lagi piket."Allister mengangguk. "Sip lah."Akhirnya Allisya bisa berangkat bersama dengan Daniel."Emang ke

  • Married With The Badboy   Bab 6

    Sebuah mobil mewah memasuki kawasan SMA Pelita Bangsa. Seorang siswi keluar dari mobil tersebut. Beberapa pasang mata menatapnya takjub."Siapa tuh? Kaya bener,""Kayaknya anak baru deh,""Tajir juga ya,"Luna, dia adalah siswi baru. Sambil membenarkan bedaknya lagi, Luna mengedipkan sebelah matanya, para cowok yang melihat itu baper kejer."Subhanallah cantik bener,""Paling udah ada yang punya,""Mbak siapa namanya?"Luna melempar senyum ramah. "Hai,"Para cowok kurang asupan itu ikut melambai membalas sapaan Luna.'Daniel, akhirnya aku bisa satu sekolahan sama kamu. Aku kangen,' Luna mencari sosok Daniel, tidak ada."Kelas apa nih?""Minta nomornya!""Jadi pacar gue sekarang!"Kalimat itu sangat menuntut, Luna tak meresponnya. Hatinya hanya untuk Daniel.Langkah Luna menuju ke ruang kepala sekolah, menanyakan kelas barunya. 

  • Married With The Badboy   Bab 7

    Kaila mengetukkan penghapus di papan tulis sebagai penertiban kelas."Semuanya dengerin gue dulu,"Seisi kelas diam. Pasti ada hal penting."Nanti yang piket bersih-bersih kelas. Besok ada lomba kebersihan kelas setiap satu bulan sekali,""Sa, piala bergilir ya?" tanya Ema.Kaila mengangguk. "Iya. Nanti bawa tanaman hias ya dari rumah. Terus botol bekas yang bakalan di jadikan pot,"Aqila memgangkat tangannya. "Terus novel yang di pojok baca di perbarui juga gak? Masa itu-itu aja," hanya 3 novel berjenis romantis se-tebal kamus bahasa Inggris."Kalau punya novel sendiri boleh di taruh pojok baca, sama kamus bahasa inggris dan buku pengetahuan lainnya. Tapi ada yang kurang nih," sebagai bendahara kelas, uang kas akan keluar saat lomba kebersihan kelas tapi sedikit dan sisanya membawa barang dari rumah."Apa?""Udah lengkap tuh kai,""Di bagusin lagi, masa polosan doang?""Ok, kalau tugas d

  • Married With The Badboy   Bab 8

    Kelas bersih, lantai kinclong, harum yang semerbak wangi. Inilah kelas 11 Ips 2 yang sudah selesai di hias.Pagi ini, yang baru saja datang meletakkan sepatunya di rak yang sudah di sediakan.Kaila yang datang di kelas urutan ketiga merasa bangga dengan hasil kerja kelas semua temannya."Kai, gue yakin kelas kita menang," ucap Lily."Pasti, udah bersih, wangi lagi," Kaila beralih melihat pojok baca, Ria tampak nyaman duduk disana yang beralaskan karpet merah."Ria, nyaman gak?" tanya Kaila ingin tau.Ria mendongak. "Nyaman kok Kai. Terus novelnya masih bagus semua,"Kaila menatap 6 novel baru. "Bagus deh. Kita berdoa aja semua kelas kita menang meskipun gak juara satu,""Aamiin," ucap Ria.Allisya datang dengan Aqila."Sya, kemarin lo kan beli pulpen gel nih," kode-kode Aqila agar tidak membeli pulpen."Oh ya," Allisya menepuk dahinya. Ia mengambi

  • Married With The Badboy   Bab 9

    Selena menyibak selimut yang membalut tubuh Allisya."Sya, bangun. Tuh Aris udah nungguin kamu di bawah, ganteng banget lagi. Kalau aja mama boleh nikah lagi," ucap Selena sesekali berkhayal.Allisya membuka matanya. "Aku aduin ke papah baru tau rasa loh,"Wajah Selena berubah panik. "Jangan! Kan cuman berandai-andai. Udah sana, langsung mandi, dandan yang cantik. Hari ini Aris mau ngajak kamu buat beli cincin pertunangan,"Allisya terkejut. "Beli cincin pertunangan? Kan aku masih sekolah ma," tau-tau habis lulus sekolah udah nikah kan gak lucu, aku masih pingin nerusin kuliah dan seneng-seneng, batin Allisya."Gak masalah sayang, kan bisa lulus sekolah nikahnya. Sana buruan, kasihan Aris nungguin kamu lama. Mama mau beres-beres dulu ya?""Iya ma,"Allisya bersiap-siap, setelah mandi ia hanya menaburkan bedak bayi dan lip balm.'Dandan? Ngapain juga, tumben mama bolehin aku dandan,' biasanya mamanya itu akan melarang, belum wak

  • Married With The Badboy   Bab 10

    Sebuah pesan dari Daniel yang mengajak Allisya untuk berkencan. Tapi Allisya masih bingung harus mencari alasan apa."Gimana ya? Masa iya kabur lewat jendela?" Allisya mondar-mandir."Iya deh. Mama juga lagi di bawah," Allisya melangkah menuju jendela kamarnya, karena berada di tingkat dua, Allisya tidak semudah itu melompat. Dengan kelincahannya, Allisya memanjat pohon dan turun dengan mulus."Fyuh, akhirnya bisa juga,"Mata Allisya menelisik, berjaga-jaga kalau satpam di rumahnya itu tidak ada."Tumben," Allisya merasa aman, dengan langkah hati-hati. Akhirnya ia bisa keluar dari gerbang tanpa tertangkap kering.Allisya mengetikkan pesan ke Daniel.AndaNiel, kamu jemput aku di depan warung mbok Pik ya?DanielKenapa? Gak izin ya sama mama kamu?AndaKalau izinnya buat ketemu sama kamu gak di bolehinDanielOk, tunggu ya 😉Allisya melangkah ke warung mbok Pik.

  • Married With The Badboy   Bab 11

    Pagi hari ini Allisya berangkat lebih awal, piket kelas. Selesai sarapan, Allisya pamit pada mama dan ayahnya."Hati-hati ya. Di anterin ayah kok," Selena tidak mau Allisya berangkat bersama dengan Daniel."Ayo sya. Berangkat, ma kita berangkat dulu ya," pamit Allister mencium kening Selena.Selena mengangguk. "Anterin Allisya sampai ke sekolah loh yah," siapa tau Alister menurunkan Allisya lalu datanglah Daniel.Allisya dan ayahnya itu memasuki mobil Mercedenz-Benz hitam legam itu.Setelah sampai, seperti biasanya Alister memberikan uang lebih dan Allisya menolaknya."Ini kebanyakan yah. Mending duapuluh ribu aja kayak biasanya,""Simpan aja. Buat kamu tabung,"Allisya mengangguk. "Makasih yah," senyumnya merekah.Setelahnya mobil Alister melaju pergi. Allisya mempercepat langkahnya, sudah jam 6 tepat."Semoga aja belum bel,"Saat sampai di kelas, hanya ada 10 orang yang baru datang.Allisya m

  • Married With The Badboy   Bab 12

    Saat jamkos pertama, terutama inilah pelajaran matematika. Seperti terbang bebas ke Angkasa.Ada yang menyanyi lagu K-Pop BTS, bermain teater biasa, yang terpenting tidak keluar kelas atau ke kantin begitu saja.Kaila mengajak Aqila dan Allisya ikut bermain teater kecil-kecilan."Gue jadi Andin deh," itu Kaila, selalu ingin menjadi tokoh utama."Aku Rena," suara Aqila di buat-buat seperti anak kecil."Terus kita semua dapat peran apa?" salah satunya bertanya, apa hanya orang lewat dan pajangan saja?"Hm, gini aja deh. Alvian jadi Al, nah Andin itu Allisya. Terus Kaila Kiki," ucap Ria seenaknya membagi tugas, sutradara pro saja.Kaila menggerutu. "Gak, gue Kimberly aja deh!" bantahnya, padahal sama saja kalau Kiki itu Kimberly."Terserah lo pada deh. Gue Elsa aja," karena Dia lebih suka peran antagonis."Ok, ayo kita mulai," Ria sebagai sutradara bohongan.Kelas 11 Ips 2 kompak memainkan drama Ikatan Cinta. Menging

Bab terbaru

  • Married With The Badboy   Bab 50

    Di kantin, meskipun tempat duduknya sudah penuh dan terisi, Zahra tetap keukeuh untuk makan satu meja dengan Alvian. Bahkan ia telah mengambil satu kursi punya tukang bakso lebih tepatnya meminjam."Kasihan kursinya di ambil, terus pembelinya mau duduk di tanah gitu?" ujar Kaila menyindir Zahra."Gak apa-apa, nanti juga gue balikin kok. Yang penting, bisa makan bareng sama Alvian. Ya kan sayang?" dengan berani dan percaya dirinya memanggil Alvian sayang.Reaksi Alvian hanya diam saja, tak menganggap kehadiran Zahra.Merasa di abaikan Zahra menawarkan siomay-nya. Menyuapkannya pada Alvian ketika mulut cowok itu terbuka.Zahra tersenyum puas saat Alvian menerima suapannya."Gimana? Pasti enak dong, apalagi di suapin sama cewek cantik kayak aku," ucap Zahra penuh percaya diri.Kaila berdehem. "Gimini? Pisti inik ding. Gak enak! Al, mending muntahin aja deh.""Kai, mana bisa ah. Udah gue ma

  • Married With The Badboy   Bab 49

    Dua perempuan yang kini berbincang di sudut kafe. Sore hari, jam 3. Keduanya membuat janji untuk membicarakan suatu hal yang sangat penting. Salah satunya adalah Luna."Lo kelas duabelas kan sekarang?" tanya Luna pada adik kelasnya itu, termasuk sangat dekat dengan sekolahnya dulu sebelum pindah karena Daniel."Iya. Kenapa? Langsung ke intinya deh. Gue gak mau lama-lama disini. Masih ada urusan lain," jawabnya ketus.Cewek berlensa biru dengan bibir merah muda dan kulit putihnya itu kesal dengan Luna."Gue minta lo pindah ke sekolah itu. Sekolah gue yang sekarang. Gampang kok, asal berduit aja. Gak perlu pinter. Penampilan lo menarik, cocok buat ngehancurin Allisya sama Alvian dan Aris. Gue hanya ingin Allisya di benci sama dua cowok itu.""Terus? Gue mesti ngapain?""Sekolah disana. Tugas lo cuman merebut Alvian dan Aris. Nih, fotonya," Luna menyodorkan dua lembar foto Alvian dan Aris."Kenapa gak dari d

  • Married With The Badboy   Bab 48

    Mengantuk, itulah yang di rasakan penghuni kelas 12 Ips 2 sedang berlangsung live streaming pelajaran Sejarah. Tidur, mencatat hal yang penting di sampaikan oleh guru, bertanya jika kurang mengerti, ada yang sekedar memperhatikan saja.Kaila menguap, lama-lama bosan juga."La," panggil Kaila berbisik. Aqila menoleh dengan wajah suntuknya."Lo pernah gak sih merasa kalau cowok yang kita sukai itu menjauh?" tanya Kaila sekedar iseng, hanya ingin tau bagaimana tanggapan Aqila si otak cerdas.Aqila mengernyit, Kaila sedang galau rupanya.Aqila menggeleng. "Kak Javas gak pernah gitu. Dia selalu ngasih kabar kok. Emangnya lo ada masalah apa sama kak Arif? Apa dia udah nyerah sama lo?"Kaila menggeleng lemah. "Gak tau la. Meskipun terkadang gue bales chatnya galak dan cuek, tapi notifikasi dari dia itu udah bikin hati gue seneng banget."Aqila mengusap bahu Kaila memberikan ketenangan."Sabar aja ka

  • Married With The Badboy   Bab 47

    Pagi ini Allisya datang ke sekolah dengan semangat, Aris mengantarkannya.Sebelum Allisya keluar dari mobil, Aris selalu memberikan bekal buatannya."Gak pedes kok, daripada kamu jajan sembaran di kantin. Yang pinter dan kosentrasi ya?" pesan Aris seperti seorang bapak kepada anaknya.Allisya mengangguk. "Siap! Kak Aris semangat ya kuliahnya."Aris tersenyum. Melihat Allisya se-ceria ini saja membuat hatinya berdesir tak karuan."Makasih. Aku pergi dulu ya? Maaf nanti gak bisa jemput, langsung ke kantor ayah. Kamu bareng sama Gibran aja ya?"Allisya merasa asing dengan nama itu."Gibran siapa kak?""Itu temenku, dia senior sya di geng."Allisya mengangguk. "Iya kak. Aku ke kelas dulu ya? Bye," Allisya melambaikan tangannya.Aris melajukan mobilnya, awal pagi melihat Allisya membuat semangatnya nge-jreng.Di kelas, Allisya menatap horor Kaila dan Aqila. Tapi Al

  • Married With The Badboy   Bab 46

    Malam minggu, moment yang pas untuk berjalan dengan pasangan. Apalagi Aris dan Allisya, keduanya menikmati semilir angin yang dingin dengan suara bisingnya kendaraan. Ya, mereka masih naik motor."Emangnya kamu gak dingin sya?" tanya Aris menatap Allisya di kaca spion motornya, senyum lebar itu sangat terlihat bahagia dan ceria, Aris ikut senang melihatnya.Allisya menggeleng. "Ini itu sejuk banget kak. Gak kayak di rumah, panas. Apalagi mama selalu nyalain AC, aku kedinginan tau," jawabnya sedikit kesal.Aris mengangguk faham. "Kalau kamu pake AC terus yang ada masuk angin lagi," Aris sangat tau Allisya tak menyukai angin elektrik yang di salurakan dari listrik pasti akan berakhir masuk angin."Aku di rumah kan pakai sweater kak," tapi Allisya juga tak nyaman memakai sweater setiap harinya, terlalu tertutup dan hangat. Ia ingin sesekali merasakan udara dingin.Akhirnya mereka sampai di sebuah pasar malam. Allisya mena

  • Married With The Badboy   Bab 45

    "Apa? Javas sekarang ada di rumah sakit? Ok ok, makasih banget kabarnya," Gavin tersenyum miring. Ia mendapat telepon dari orang terdekat, dan diantara Aris."Kenapa gue baru tau sekarang kalau Javas sekarat? Haha, gue terlalu fokus buat kabur.""Javas, ucapkan selamat tinggal pada dunia," Gavin tersenyum penuh arti. Ia punya rencana cemerlang untuk mencelakai Javas."Dan kekalahan geng gue, bukan berarti kebahagiaan buat geng lo Aris," hati Gavin merasa tak terima, Aris bermain curang dengan membawa pasukan banyak demi mengalahkan jumlah dan melumpuhkan pasukannya.***"Rif, lo pulang aja. Biar gue aja yang jagain Javas. Ris, lo juga. Pasti bokap lo nyariin. Biarin aja Javas sekarang jadi tanggung jawab gue," ucap Gibran mantap."Titip ya? Gue juga udah ngantuk banget nih. Pingin peluk bantal sama guling," Arif menguap setelahnya, menunggu Javas sadar akhir-akhir ini membuat punggungnya terasa pegal."Ok

  • Married With The Badboy   Bab 44

    Akhirnya Aris sampai di restoran yang Allisya tunjukkan. Matanya menyapu sekeliling, mencari sosok kecil dengan rambut yang tergerai seperti biasanya.Matanya menangkap sosok Allisya yang duduk sendirian. Aris menghampiri Allisya, entah bagaimana ia membuka obrolan. Apalagi kalau sudah lupa dengan janji."Allisya? Kamu disini udah lama ya nungguin aku?"Allisya beralih menatap Aris, matanya terlalu fokus dengan lalu-lalang kendaraan yang melintas.Allisya menyipitkan matanya, memandangi wajah Aris lekat. Ada beberapa lebam dan darah yang mengering disana. Apa Aris tawuran lagi?"Kak?" panggil Allisya serius. Rasanya sudah lelah memberikan nasehat berkali-kali pada Aris masalah tawuran."Iya sya? Kangen? Tau kok, tiap hari kamu juga bilang gitu di chat," Aris hanya menanggapi seadanya. Ia tak tau Allisya tengah khawatir sekarang."Kak Aris tawuran lagi? Kenapa? Memangnya itu gak sakit? Aku aja

  • Married With The Badboy   Bab 43

    "Maaf ya om, tante. Saya gak mau lama-lama, pasti ayah bakalan nyari juga," ujar Aris berpamitan pada Selena dan Allister."Kirain mau disini lebih lama. Tapi gak apa-apa deh," Selena tak rela Aris pamitan secepat itu."Allisya, kamu jangan begadang ya? Jam sembilan langsung tidur, gak usah nonton drakor. Apalagi yang espisodenys gak kelar-kelar," nasehat Aris serius, Allisya langsung berubah masam dan cemberut."Kakak aja begadang, kenapa ngelarang aku?" Allisya bersidekap dada menatap Aris sengit."Itu namanya udah sayang sama kamu sya. Aris gak mau kamu sakit," sahut Allister.Setelah Aris pergi, Allisya melangkahkan kakinya ke kamar. Setelah makan begini, enaknya belajar. Sangat pas untuk kembali berpikir.***Markas Cakrawala.Tepat pukul 6 malam, Gavin menyuruh semua anggotanya berkunpul di markas."Ada apa sih vin? Mau tawuran lagi? Udah kelar kali," celetuk Udin set

  • Married With The Badboy   Bab 42

    Sesampainya di rumah Allisya, sangat kebetulan sekali ada Selena dan beberapa tante-tante arisan yang asik bergosip ria.Terutama saat Allisya turun dari motor Aris. Semua itu tak luput dari perhatian Selena dan teman tante-tantenya."Itu siapanya Allisya? Pacarnya kan?""Ganteng e pean le." (Ganteng banget kamu 'le' untuk panggilan anak laki-laki)."Itu calon suaminya Allisya," ucap Selena memperkenalkan calon mantunya itu."Kapan nikah?""Setelah Allisya lulus, doain aja semuanya berjalan dengan lancar," wajah Selena terpancar kebahagiaan, apalagi Aris sudah di ketahui teman arisannya."Aaamiinn semoga lancar.""Kita doain yang terbaik aja deh Sel.""Mama, aku pulang," Allisya salim pada sang mama."Pingin deh mama cepet-cepet ya punya cu-""Mama! Aku masih sekolah. Bukan kebelet nikah," sela Allisya kesal, selalu saja mamanya itu menginginkan seorang cucu.

DMCA.com Protection Status