Share

Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku
Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku
Penulis: Queen Tere

Bab 1

Penulis: Queen Tere
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 22:14:05

"Kenapa pesanku nggak dibalas? Dia sibuk atau sengaja mengabaikanku?”

Evora menatap ponselnya dengan kesal. Ia gelisah menunggu kabar dari Vernon, kekasihnya.

Sepulang lembur dan mampir sebentar ke minimarket, ia duduk di bangku depan, menyesap soda dingin yang sudah tak berasa.

“Besok ulang tahunku... apa dia sengaja bikin kejutan? Atau malah lupa?” gumamnya. Namun, ia masih berpikir positif.

“Tapi, tidak biasanya dia sibuk sekali sampai tidak mengingatku.”

Ia menghela napas lalu beralih menatap jalan raya di depannya. Di antara lampu-lampu di pinggir jalan tampak seorang pria dan wanita sedang berjalan bergandengan dengan mesra.

Awalnya Evora tak menghiraukannya, sampai ia mengenali kemeja yang dikenakan pria itu.

“Vernon…?”

Evora lantas terpaku saat menyadari siapa wanita yang sedang dirangkul pria itu di pinggang. Itu adalah Kakak Evora.

"Kenapa Vernon bersama … Kak Lizi?”

Apakah ini sebuah kebetulan?

Evora pun bangkit dan melangkah pelan ke arah mereka.

Tanpa ia sangka, Vernon mengusap rambut Lizi. Wanita itu berbisik, membuatnya tersenyum sebelum mengecup keningnya. Dada Evora mencengkeram sakit, tangannya mengepal erat ponselnya.

Lalu, tanpa ragu, Vernon menunduk dan mencium bibir Lizi.

Dunia Evora runtuh. Kaleng soda yang terlepas dari tangannya berguling di trotoar, tumpah seperti isi hatinya yang tak bersisa. Kukunya menancap di telapak tangan, tapi nyerinya tak sebanding dengan perih di dadanya.

Cukup!

Evora tak tahan lagi. Dengan langkah berat, ia mendekati Vernon dan Lizi, lalu berhenti tepat di belakang mereka.

“Vernon….” Suara lirih itu membuat keduanya menoleh. Wajah Vernon langsung berubah kaku. Lizi tampak kaget, tapi itu tidak bertahan lama.

Tubuh Evora gemetar. Air mata sudah mengalir tanpa ia sadari.

“Apa yang kalian lakukan?” tanyanya pelan.

Vernon tak langsung menjawab. Ia memasukkan tangan ke saku celana. "Ngapain kamu di sini?”

Evora menatapnya tajam. "Seharusnya aku yang bertanya. Kenapa kamu berduaan dengan Kak Lizi? Kau mengabaikanku seharian hanya untuk ini?"

"Aku sibuk," Vernon menjawab tanpa ekspresi. "Lalu kebetulan bertemu dengannya."

Evora tertawa pendek. "Kebetulan? Aku melihat kalian berciuman, Vernon."

Ekspresi Vernon menegang, tetapi ia segera menatap Evora dengan dingin. "Jangan berlebihan. Pulanglah, ini sudah malam."

Lizi melipat tangan di dada. "Evora, kamu tidak perlu bersikap dramatis."

"Dramatis?" Evora mengepalkan tangannya. "Apa aku harus diam melihat pacarku berselingkuh dengan kakakku sendiri?”

Vernon mendesah, lalu menatap Evora dengan sorot dingin. "Sudah cukup, Evora. Kamu mempermalukan dirimu sendiri."

"Malu?" Evora tertawa miris. "Kamu yang ketahuan berselingkuh, aku yang harus malu?"

"Vernon… kenapa kamu tega menyembunyikan semua ini? Mana semua janji manis yang dulu kamu ucapkan?" Suara Evora terdengar pilu. "Kalian tak tahu betapa hancurnya aku melihat ini?”

Lizi pun segera menyahut, “Evora, dengarkan aku! Kami tidak pernah bermaksud menyembunyikan hal ini. Kami sudah cukup lama saling menyayangi. Maaf kalau kenyataannya terlalu pahit untukmu.”

Evora terdiam. Matanya bergantian menatap Vernon dan Lizi yang bahkan tidak terlihat menyesal sedikitpun.

“Jika seandainya sekarang aku tidak memergoki kalian, apakah kalian akan tetap menyembunyikannya?” Evora berujar dengan tangan terkepal.

“Kebetulan, kami memang sudah bosan menyembunyikan ini semua,” sahut Lizi. Sedangkan Vernon justru membuang muka, seolah tidak ingin melihat wajah Evora.

“Kalian benar-benar pantas bersama,” kata Evora dingin.

Vernon kini menatap Evora, seolah terkejut.

“Kalian benar-benar ingin bersama, kan? Aku akan mundur dan aku tidak akan memaksa. Selamat atas hubungan kalian yang baru.”

Evora segera berbalik badan dan melangkah pergi. Namun Vernon hanya menatap kepergiannya tanpa berniat menyusul Evora.

Ia terus melangkah di trotoar yang dingin. Tapi rasa di hatinya jauh lebih beku dari udara malam itu.

Wajah Vernon dan Lizi silih berganti menghantui pikirannya. Senyum mereka, sentuhan mereka, semua terasa seperti belati yang menari-nari di dalam dadanya.

“Apa aku nggak cukup baik buat dia…?” gumamnya lirih.

Langkahnya mulai limbung. Ia tidak sadar telah berjalan ke tengah jalan.

TIIIN!!

Cahaya terang dari arah kanan menyilaukan matanya. Suara klakson menggelegar.

Brak!

Mobil berhenti mendadak, bannya menggesek aspal. Evora terjatuh ke pinggir trotoar, lututnya luka.

Pintu mobil itu lalu terbuka. Seorang pria keluar dengan berjalan sempoyongan. Darah menetes dari pelipisnya.

"Ma-maaf..." Evora tergagap.

Pria itu tidak menjawab. Tatapannya dingin. Napasnya berat.

“Aku tidak sengaja, ternyata aku berjalan di tengah jalan raya,” ujar Evora gemetar.

Pria itu tidak menjawab melainkan mencoba menghubungi seseorang melalui ponselnya.

Evora bangkit dan mendekat. “Aku bantu cari obat, ya?”

Ia masuk ke dalam mobil lewat pintu pengemudi yang masih terbuka lalu mencari kotak P3K. Ketika ia menemukannya dan hendak keluar, pria itu justru duduk kembali di kursi kemudi. Tatapannya kosong, seperti orang yang kehilangan arah.

Evora terpaku. Kini hanya mereka berdua di dalam mobil.

“Bi-biar aku obati,” ujar Evora dengan gugup.

“Tidak perlu!” desis pria itu.

“Tapi kau terluka.” Ucapan Evora membuat pria itu menoleh. Terlihat rahangnya yang mengeras dan mata yang memerah.

‘Apa pria ini mabuk?’

Tanpa berkata apa-apa, pria itu menghidupkan mesin dan mulai mengemudi cepat.

"Tunggu! Kamu mau bawa aku ke mana?!" suara Evora naik satu oktaf.

“Jangan banyak tanya, atau aku lempar kamu keluar!” ucap pria itu penuh intimidasi.

Evora tidak mengenal pria itu, maka ia berusaha untuk berhati-hati. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 2

    Mobil dengan kap ringsek berhenti di depan bangunan apartemen. Mesin telah mati, meninggalkan keheningan yang menusuk. Tok tok.Seorang wanita berambut pendek mengetuk kaca mobil. "Fasco, kamu nggak apa-apa?"Evora membuka pintu mobil, menarik napas lega. Kejadian tadi masih membekas di kepalanya.“Fasco, bagaimana keadaanmu?” Wanita yang tadi mengetuk pintu mobil segera menghampiri pria yang hampir menabrak Evora.“Aku baik-baik saja, kamu urus dia!” Dengan tubuh yang masih lunglai, Fasco lebih dulu masuk ke dalam apartemen."Fasco sedikit mabuk tadi, jadi nyetirnya ngawur. Aku beneran minta maaf, ya. Kamu nggak kenapa-kenapa?"Evora menggeleng pelan. “Aku baik-baik saja.”Wanita itu mengangkat alis. "Kamu kelihatan shock."Evora menghembuskan napas. Shock? Itu bahkan nggak cukup buat menggambarkan perasaannya sekarang.“Perkenalkan, namaku Grace.” Wanita itu mengulurkan tangan.“Aku Evora….”“Ini sudah malam, kamu istirahat di apartemenku dulu, ya? Bahaya jika kamu di jalan malam-m

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 3

    “Lala, kalau truk sampah datang, buang semua barang ini!” kata Evora pada Lala yang membantunya membawa barang ke luar.“Baik, Nona.”Evora melirik jam di tangannya. Lima belas menit lagi ia harus masuk kantor. Ia pun segera kembali ke dalam untuk bersiap.Di ruang tamu, Meyla dan Lizi sibuk menata undangan. Mereka menghentikan Evora yang hendak pergi.“Evora, ini gaunmu.” Lizi menyerahkan sebuah gaun untuk acara pertunangan nanti.Evora menatap gaun itu dengan enggan, tapi ia teringat perkataan ayahnya tadi malam. ‘Evora, jika kamu masih mau dianggap sebagai bagian keluarga Mordie, maka terima semua ini dan jangan protes!’Jemarinya mengepal sebelum akhirnya mengambilnya.Lalu ia berkata kepada Lala yang baru kembali dari luar. “Tolong taruh gaun ini di atas nakas.”Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Evora pun pergi.•••Sepulang dari kantor, Evora tidak langsung pulang. Ia masuk ke bar, tempat yang tak pernah terlintas dalam pikirannya sebelumnya.“Aku ingin memesan sebotol wine.”Usai

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 4

    “Apa kamu nggak bisa diam?”Fasco melirik ke kaca jendela mobil yang mulai berkabut karena hujan gerimis. Di sampingnya, Evora terisak keras, bahunya bergetar. Fasco mendesah pelan, berusaha mengabaikan suara tangis itu. Ia tidak tahu cara menenangkan seseorang, apalagi wanita yang baru dikenalnya.“Uh, Grace….” Fasco akhirnya meraih ponselnya dan menekan panggilan. “Aku butuh bantuanmu. Segera ke mobilku.”Tak lama, pintu belakang terbuka. Grace menatap Evora yang terisak dengan bingung, lalu menoleh ke Fasco. "Apa yang kau lakukan padanya?"“Aku? Nggak ada! Dia tiba-tiba menangis begitu saja.” Fasco mengangkat tangan seolah tak bersalah, alisnya berkerut, tak tahu harus berbuat apa. Suaranya terdengar datar, tapi ada sedikit kegugupan yang tak bisa ia sembunyikan.Grace melirik Evora yang terus terisak. Ia pun mengambil tisu di dashboard mobil lalu menyerahkannya. “Tenanglah. Apa yang terjadi?”Evora meraih tisu itu dengan tangan gemetar, mencoba mengatur napasnya yang tersengal. “D

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 5

    Kejam.Kata itulah yang terlintas di benak Evora tentang Fasco.Tapi sebelum ia sempat membalas, Grace muncul membawa air kelapa.“Sudahlah, lebih baik kau minum ini sebelum mendengar lebih banyak kuliah darinya.”.“Terima kasih, Grace.”“Aku sudah memasak nasi goreng untuk kalian, ayo makan dulu!”“Grace, bisakah aku pulang setelah ini? Ini sudah hampir larut malam.”“Baiklah, Fasco akan mengantarmu,” balas Grace.“Kenapa harus aku? Biarkan dia naik taksi saja.” Fasco mendengus, jelas tidak tertarik.“Jangan begitu, dia baru saja mabuk. Bagaimana kalau ada orang jahat?”Fasco menatap Evora sejenak, lalu mengalihkan pandangan. “Bukan urusanku.”“Oh, jadi kalau terjadi sesuatu, kamu mau disalahkan?” Grace melipat tangan di dada.Fasco mendesah, mengusap tengkuknya dengan malas. “Terserah.”“Tolong jangan berdebat, aku nggak mau kalian ribut karena aku. Kalian terlihat sebagai pasangan serasi, aku nggak akan mengganggu.”Grace tertawa seraya menutup mulutnya dengan tangan. "Pasangan? Ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 6

    Vernon dan Lizi masih berdiri di atas panggung dengan Lizi yang merangkul lengan Vernon layaknya pasangan serasi. Lizi mengambil mikrofon lalu berkata, “Terima kasih kepada semua yang hadir di hari spesial ini. Berkat dukungan kalian, acara ini berjalan dengan lancar. Aku juga ingin berterima kasih kepada Ayah dan Ibu yang sudah mendukungku selama ini. Aku sangat menyayangi kalian.”Evora membuang muka. "Tapi aku juga ingin berterima kasih kepada seseorang yang sangat berarti dalam hidupku....” Lizi berhenti sejenak, sebelum melanjutkan dengan nada penuh kelembutan. "Adikku, Evora."Tepuk tangan meriah kembali terdengar.“Evora adalah adik yang luar biasa. Aku sangat beruntung memiliki dia di sisiku.”Tubuh Evora menegang, keringat dingin membasahi telapak tangannya. Matanya melirik sekeliling, menyadari bahwa semua orang kini menatapnya.Seakan terjebak dalam panggung sandiwara, Evora hanya bisa diam, menahan debaran jantungnya yang tak menentu. Apa yang direncanakan Lizi?Lizi mel

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 7

    Fasco mengulurkan tangannya. Evora menatapnya dengan ragu.Ia melirik ke sekitar. Beberapa tamu mulai melirik ke arah mereka, termasuk Vernon yang kini menatap mereka dengan ekspresi sulit ditebak.Evora menerima uluran tangan Fasco. “Baiklah.”Senyum tipis muncul di wajah pria itu. Dengan gerakan ringan, ia menarik Evora ke tengah lantai dansa.Musik klasik mengalun lembut, mengiringi para tamu yang tengah berdansa di ballroom.Fasco memegang pinggangnya dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menggenggam tangan Evora dengan mantap.“Kau bisa berdansa?” tanya Fasco.“Tentu saja.”Langkah mereka begitu selaras, seolah-olah tubuhnya sudah mengenal irama ini. Namun, ada sesuatu yang aneh. Sejenak, suasana ballroom mengabur di matanya, berganti dengan bayangan lampu-lampu taman yang berkelap-kelip.Ia seperti berada di tempat yang berbeda, di waktu yang lain.Lebih tepatnya, ia teringat malam ulang tahunnya setahun lalu."Aku akan selalu bersamamu, Evora,” ucap Vernon kala itu.Inga

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-12

Bab terbaru

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 7

    Fasco mengulurkan tangannya. Evora menatapnya dengan ragu.Ia melirik ke sekitar. Beberapa tamu mulai melirik ke arah mereka, termasuk Vernon yang kini menatap mereka dengan ekspresi sulit ditebak.Evora menerima uluran tangan Fasco. “Baiklah.”Senyum tipis muncul di wajah pria itu. Dengan gerakan ringan, ia menarik Evora ke tengah lantai dansa.Musik klasik mengalun lembut, mengiringi para tamu yang tengah berdansa di ballroom.Fasco memegang pinggangnya dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menggenggam tangan Evora dengan mantap.“Kau bisa berdansa?” tanya Fasco.“Tentu saja.”Langkah mereka begitu selaras, seolah-olah tubuhnya sudah mengenal irama ini. Namun, ada sesuatu yang aneh. Sejenak, suasana ballroom mengabur di matanya, berganti dengan bayangan lampu-lampu taman yang berkelap-kelip.Ia seperti berada di tempat yang berbeda, di waktu yang lain.Lebih tepatnya, ia teringat malam ulang tahunnya setahun lalu."Aku akan selalu bersamamu, Evora,” ucap Vernon kala itu.Inga

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 6

    Vernon dan Lizi masih berdiri di atas panggung dengan Lizi yang merangkul lengan Vernon layaknya pasangan serasi. Lizi mengambil mikrofon lalu berkata, “Terima kasih kepada semua yang hadir di hari spesial ini. Berkat dukungan kalian, acara ini berjalan dengan lancar. Aku juga ingin berterima kasih kepada Ayah dan Ibu yang sudah mendukungku selama ini. Aku sangat menyayangi kalian.”Evora membuang muka. "Tapi aku juga ingin berterima kasih kepada seseorang yang sangat berarti dalam hidupku....” Lizi berhenti sejenak, sebelum melanjutkan dengan nada penuh kelembutan. "Adikku, Evora."Tepuk tangan meriah kembali terdengar.“Evora adalah adik yang luar biasa. Aku sangat beruntung memiliki dia di sisiku.”Tubuh Evora menegang, keringat dingin membasahi telapak tangannya. Matanya melirik sekeliling, menyadari bahwa semua orang kini menatapnya.Seakan terjebak dalam panggung sandiwara, Evora hanya bisa diam, menahan debaran jantungnya yang tak menentu. Apa yang direncanakan Lizi?Lizi mel

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 5

    Kejam.Kata itulah yang terlintas di benak Evora tentang Fasco.Tapi sebelum ia sempat membalas, Grace muncul membawa air kelapa.“Sudahlah, lebih baik kau minum ini sebelum mendengar lebih banyak kuliah darinya.”.“Terima kasih, Grace.”“Aku sudah memasak nasi goreng untuk kalian, ayo makan dulu!”“Grace, bisakah aku pulang setelah ini? Ini sudah hampir larut malam.”“Baiklah, Fasco akan mengantarmu,” balas Grace.“Kenapa harus aku? Biarkan dia naik taksi saja.” Fasco mendengus, jelas tidak tertarik.“Jangan begitu, dia baru saja mabuk. Bagaimana kalau ada orang jahat?”Fasco menatap Evora sejenak, lalu mengalihkan pandangan. “Bukan urusanku.”“Oh, jadi kalau terjadi sesuatu, kamu mau disalahkan?” Grace melipat tangan di dada.Fasco mendesah, mengusap tengkuknya dengan malas. “Terserah.”“Tolong jangan berdebat, aku nggak mau kalian ribut karena aku. Kalian terlihat sebagai pasangan serasi, aku nggak akan mengganggu.”Grace tertawa seraya menutup mulutnya dengan tangan. "Pasangan? Ak

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 4

    “Apa kamu nggak bisa diam?”Fasco melirik ke kaca jendela mobil yang mulai berkabut karena hujan gerimis. Di sampingnya, Evora terisak keras, bahunya bergetar. Fasco mendesah pelan, berusaha mengabaikan suara tangis itu. Ia tidak tahu cara menenangkan seseorang, apalagi wanita yang baru dikenalnya.“Uh, Grace….” Fasco akhirnya meraih ponselnya dan menekan panggilan. “Aku butuh bantuanmu. Segera ke mobilku.”Tak lama, pintu belakang terbuka. Grace menatap Evora yang terisak dengan bingung, lalu menoleh ke Fasco. "Apa yang kau lakukan padanya?"“Aku? Nggak ada! Dia tiba-tiba menangis begitu saja.” Fasco mengangkat tangan seolah tak bersalah, alisnya berkerut, tak tahu harus berbuat apa. Suaranya terdengar datar, tapi ada sedikit kegugupan yang tak bisa ia sembunyikan.Grace melirik Evora yang terus terisak. Ia pun mengambil tisu di dashboard mobil lalu menyerahkannya. “Tenanglah. Apa yang terjadi?”Evora meraih tisu itu dengan tangan gemetar, mencoba mengatur napasnya yang tersengal. “D

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 3

    “Lala, kalau truk sampah datang, buang semua barang ini!” kata Evora pada Lala yang membantunya membawa barang ke luar.“Baik, Nona.”Evora melirik jam di tangannya. Lima belas menit lagi ia harus masuk kantor. Ia pun segera kembali ke dalam untuk bersiap.Di ruang tamu, Meyla dan Lizi sibuk menata undangan. Mereka menghentikan Evora yang hendak pergi.“Evora, ini gaunmu.” Lizi menyerahkan sebuah gaun untuk acara pertunangan nanti.Evora menatap gaun itu dengan enggan, tapi ia teringat perkataan ayahnya tadi malam. ‘Evora, jika kamu masih mau dianggap sebagai bagian keluarga Mordie, maka terima semua ini dan jangan protes!’Jemarinya mengepal sebelum akhirnya mengambilnya.Lalu ia berkata kepada Lala yang baru kembali dari luar. “Tolong taruh gaun ini di atas nakas.”Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Evora pun pergi.•••Sepulang dari kantor, Evora tidak langsung pulang. Ia masuk ke bar, tempat yang tak pernah terlintas dalam pikirannya sebelumnya.“Aku ingin memesan sebotol wine.”Usai

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 2

    Mobil dengan kap ringsek berhenti di depan bangunan apartemen. Mesin telah mati, meninggalkan keheningan yang menusuk. Tok tok.Seorang wanita berambut pendek mengetuk kaca mobil. "Fasco, kamu nggak apa-apa?"Evora membuka pintu mobil, menarik napas lega. Kejadian tadi masih membekas di kepalanya.“Fasco, bagaimana keadaanmu?” Wanita yang tadi mengetuk pintu mobil segera menghampiri pria yang hampir menabrak Evora.“Aku baik-baik saja, kamu urus dia!” Dengan tubuh yang masih lunglai, Fasco lebih dulu masuk ke dalam apartemen."Fasco sedikit mabuk tadi, jadi nyetirnya ngawur. Aku beneran minta maaf, ya. Kamu nggak kenapa-kenapa?"Evora menggeleng pelan. “Aku baik-baik saja.”Wanita itu mengangkat alis. "Kamu kelihatan shock."Evora menghembuskan napas. Shock? Itu bahkan nggak cukup buat menggambarkan perasaannya sekarang.“Perkenalkan, namaku Grace.” Wanita itu mengulurkan tangan.“Aku Evora….”“Ini sudah malam, kamu istirahat di apartemenku dulu, ya? Bahaya jika kamu di jalan malam-m

  • Mantan Kekasihku Adalah Tunangan Kakakku    Bab 1

    "Kenapa pesanku nggak dibalas? Dia sibuk atau sengaja mengabaikanku?”Evora menatap ponselnya dengan kesal. Ia gelisah menunggu kabar dari Vernon, kekasihnya.Sepulang lembur dan mampir sebentar ke minimarket, ia duduk di bangku depan, menyesap soda dingin yang sudah tak berasa.“Besok ulang tahunku... apa dia sengaja bikin kejutan? Atau malah lupa?” gumamnya. Namun, ia masih berpikir positif.“Tapi, tidak biasanya dia sibuk sekali sampai tidak mengingatku.”Ia menghela napas lalu beralih menatap jalan raya di depannya. Di antara lampu-lampu di pinggir jalan tampak seorang pria dan wanita sedang berjalan bergandengan dengan mesra.Awalnya Evora tak menghiraukannya, sampai ia mengenali kemeja yang dikenakan pria itu.“Vernon…?”Evora lantas terpaku saat menyadari siapa wanita yang sedang dirangkul pria itu di pinggang. Itu adalah Kakak Evora."Kenapa Vernon bersama … Kak Lizi?”Apakah ini sebuah kebetulan?Evora pun bangkit dan melangkah pelan ke arah mereka.Tanpa ia sangka, Vernon me

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status