“Mengapa begitu banyak orang yang ingin menghancurkan Kendrick?” gumamnya pelan, suara itu hanyut bersama derai air.
Cassandra berdiri di bawah pancuran air, membiarkan air hangat mengalir di atas tubuhnya. Suara gemerisik air terdengar lembut di dalam kamar mandi yang sepi itu.
Matanya terpejam, membiarkan sensasi air mengalir menenangkan pikirannya yang penuh dengan pertanyaan.
Dia merasa sepenuhnya sendirian dalam refleksi pikirannya. Kendrick masih terlelap di luar sana, terlena dalam tidurnya. Cassandra menghela napas, mengusap rambutnya dengan lembut, mencoba menyusun pikirannya.
Tiba-tiba, suara yang memanggil namanya membuyarkan lamunannya. Cassandra menoleh ke arah suara itu. “Kendrick? Kau sudah bangun?” ucapnya lembut.
Kendrick melangkah masuk ke dalam kamar mandi, air pancuran mengguyur tubuhnya yang masih terbungkus kabut tidur. “Mengapa kau tidak membangunkanku?” tanyanya, suaranya samar di balik suara air pancuran.
“Aku tak in
Di sebuah kafe yang nyaman di pusat kota San Fransisco, Luna duduk di sebuah meja sendirian, menunggu kedatangan informan yang telah dijanjikan.Matanya melintas-lintas dari sudut ke sudut, mencari sosok yang mungkin bisa memberinya informasi yang ia cari.Tiba-tiba, seorang wanita muda dengan rambut cokelat terurai panjang dan berpakaian kasual mendekatinya. Wajahnya terlihat cerdas, seolah menyimpan banyak rahasia yang bisa dibocorkan.“Aku Julia, orang yang pernah dekat dengan Kendrick. Kau ingin tahu tentang pria tampan itu, bukan?” sapa wanita itu dengan senyum.Luna mengangguk, matanya berbinar ingin tahu. Rupanya, wanita itu mencari tahu informan yang bisa dia gali mengenai Kendrick yang membuatnya penasaran.“Ya. Bisakah kau menjelaskan mengenai lelaki itu?” tanyanya kemudian, suaranya penuh dengan antusiasme.“Tentu saja. Enam bulan yang lalu, dia menjalin hubungan dengan Helena. Namun, tidak banyak yang tahu karena sepertinya Kendrick tidak terlalu mencintai wanita itu,” ung
Helena menggigit bibir bawahnya, mengamati ekspresi Luna yang penuh dengan rasa penasaran akan masa lalunya bersama Kendrick.“Helena. Mengapa kau diam? Apakah sangat sulit menjawab pertanyaanku?” desak Luna, mencoba menarik Helena dari keheningannya.Helena menggeleng perlahan. “Tidak. Tentu saja tidak. Hanya saja, aku bingung harus menjawab apa. Sebab kau sudah tahu jawabannya.”Luna mengangkat alisnya, mencari kepastian. “Jadi benar ….”Helena menggigit bibirnya, ragu untuk memberikan jawaban. Namun, akhirnya dia berbicara, “Benar, Luna. Kendrick tidak pernah menyentuhku selama kami bersama. Dia berbeda dari kebanyakan pria, lebih fokus pada pekerjaannya daripada hubungan asmara.”“Oh my Gosh! Aku tidak menyangka jika masih ada lelaki seperti Kendrick di dunia ini. Aku semakin tertarik padanya,” ucap Luna dengan antusias.Helena memutar bola matanya. “Apakah kau yaki
Kendrick dengan hati yang penuh penyesalan dan keprihatinan, menggendong tubuh wanita itu dengan lembut dan membawanya masuk ke dalam mobilnya.“Aku akan mengantarmu ke rumah sakit untuk diobati, Nona. Kau jangan khawatir,” ujar Kendrick dengan suara yang tenang, namun penuh perhatian saat ia mengarahkan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.“Terima kasih, Tuan. Kau sangat baik sekali,” ucap wanita itu dengan suara lembut, mengusap-usap kakinya yang terasa sakit.Kendrick hanya tersenyum tipis, matanya memancarkan kehangatan dan keprihatinan saat melihat kondisi wanita yang tidak sengaja ia tabrak.Kemudian, ia mengambil ponselnya untuk memberitahu Cassandra tentang insiden itu. Tak lama kemudian, panggilannya dijawab.“Kendrick. Kau masih di mana?” tanya suara cemas Cassandra dari seberang.“Maafkan aku, Sayang. Aku baru saja menabrak seseorang yang melintas tadi. Aku tidak melihat keadaan jalan dan akhirnya ….”“Astaga, Kendrick. Apakah orang itu baik-baik saja?” Cassandra bertanya
Kendrick dengan hati yang penuh penyesalan dan keprihatinan, menggendong tubuh wanita itu dengan lembut dan membawanya masuk ke dalam mobilnya.“Aku akan mengantarmu ke rumah sakit untuk diobati, Nona. Kau jangan khawatir,” ujar Kendrick dengan suara yang tenang, namun penuh perhatian saat ia mengarahkan mobilnya menuju rumah sakit terdekat.“Terima kasih, Tuan. Kau sangat baik sekali,” ucap wanita itu dengan suara lembut, mengusap-usap kakinya yang terasa sakit.Kendrick hanya tersenyum tipis, matanya memancarkan kehangatan dan keprihatinan saat melihat kondisi wanita yang tidak sengaja ia tabrak.Kemudian, ia mengambil ponselnya untuk memberitahu Cassandra tentang insiden itu. Tak lama kemudian, panggilannya dijawab.“Kendrick. Kau masih di mana?” tanya suara cemas Cassandra dari seberang.“Maafkan aku, Sayang. Aku baru saja menabrak seseorang yang melintas tadi. Aku tidak melihat keadaan jalan dan akhirnya ….”“Astaga, Kendrick. Apakah orang itu baik-baik saja?” Cassandra bertanya
Luna, merasa risi sendiri karena Serly dengan setia menemaninya di sana, memutuskan untuk mengakhiri situasi itu.“Hei, Nona Serly. Sebaiknya kau pulang saja. Aku akan menghubungi temanku untuk menemaniku di sini,” ucap Luna dengan suara yang agak tertahan.Serly, yang selalu ramah, menanggapi dengan pertanyaan, “Apa Anda yakin, Nona Luna?”Luna mengangguk, mencoba menekan perasaan risihnya. “Mengapa kau sangat patuh sekali untuk menemaniku di sini? Apakah kau menyukai Kendrick?”Terkekeh, Serly menjawab, “Saya mencintai pekerjaan saya, Nona Luna. Tuan Kendrick adalah pria yang sangat professional. Dia tidak pernah menjalin hubungan dengan seseorang yang sudah memiliki suami,” ujarnya dengan tegas.Seperti bom atom yang dilemparkan oleh Serly, pernyataannya membuat Luna terdiam. Seolah tahu maksud dan tujuan Luna menabrakan diri, Serly menyampaikan argumennya dengan mantap.Luna membuang muka, menghela napasnya dalam-dalam. “Ya sudah, sana pergi. Aku akan ditemani oleh temanku.”“Baik
Kendrick menyampaikan janji dengan penuh tekad saat ia menghadapi tantangan yang dihadapinya."Di antara dua kemungkinan itu, aku tidak akan membiarkan rencana busuknya itu terjadi, Sayang. Aku pastikan itu," tegasnya, memastikan bahwa ia tidak akan membiarkan Luna berhasil mengganggu hubungannya dengan Cassandra.Cassandra mengulas senyumnya, merasakan dukungan dan kepercayaan dari Kendrick."Ya, Kendrick. Sebaiknya kau fokus saja pada orang yang mengikuti kita tempo hari lalu. Apakah kau sudah mendapat jawabannya?" tanyanya, mencoba meredakan ketegangan dengan membahas masalah lain.Kendrick mendekati Cassandra, menunjukkan rasa dekat dan dukungan yang tak tergoyahkan."Aku akan segera menemukan orang itu, Sayang. Maafkan aku karena kau harus terlibat dalam masalahku seperti ini. Aku berjanji, akan melindungimu apa pun yang terjadi," ucapnya dengan penuh penyesalan atas situasi yang membuat Cassandra terlibat.Cassandra menghela napasnya,
Helena duduk di samping Luna, wajahnya penuh dengan keingintahuan. "Lalu, apa lagi yang akan kau lakukan demi mencuri perhatian Kendrick?" tanya dia, ingin mengetahui rencana selanjutnya Luna.Luna menghela napasnya panjang, merenung sejenak sebelum menjawab, "Karena hal konyol yang aku lakukan ini sudah gagal, maka aku akan membuat Kendrick tertarik padaku dengan mencoba melamar di kantornya. Dengan begitu, aku bisa bertemu dengannya setiap hari."Helena mengangkat alisnya, mengekspresikan keraguan. "Apakah kau yakin, rencana gilamu yang kedua ini akan berjalan dengan lancar? Jika ternyata kau ditolak, apa yang akan kau lakukan lagi?" tanyanya, mempertimbangkan kemungkinan buruk.Luna tersenyum dengan percaya diri, "Aku bisa menjadikan ini sebagai alasan karena telah membuatku celaka. Hebat bukan, ideku?" ucapnya sambil tersenyum bangga atas strateginya.Helena mengangguk dengan malas, meskipun masih meragukan rencana Luna. "Ya, sangat hebat. Tapi, kau h
Pagi itu, suasana di ruang keluarga terasa hening. Cassandra duduk tegak di sofa, matanya terfokus pada Kendrick yang duduk di depannya, sementara Kendrick, yang tengah sibuk dengan pikirannya sendiri, akhirnya menyadari tatapan istrinya yang tajam.Kendrick mengangkat kepalanya dengan lembut, "Ada apa, Sayang? Ada yang ingin kamu sampaikan?"Cassandra menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Apakah kau sudah mendapatkan informasi dari Luna yang bisa merugikan hubungan kita?"Kendrick merespons dengan menghela napas panjang, "Untuk saat ini belum. Helena pulang begitu Arch memasang penyadap di sana. Dan sepertinya Luna belum bangun dari tidurnya."Cassandra mengangguk perlahan, menyerap informasi tersebut. "Jika kau menemukan percakapan yang kita duga sebelumnya, apa yang akan kau lakukan?" tanyanya lagi, matanya menatap tajam pada Kendrick."Tentu saja aku akan membuatnya menyesal," jawab Kendrick tanpa ragu.Cassandra memandang suaminy
Cassandra duduk di sofa ruang tamu dengan tangan mengusap lembut perutnya yang membesar.Usia kandungannya sudah memasuki sembilan bulan, dan setiap gerakan bayi di dalam rahimnya membuatnya semakin bersemangat dan penuh harapan.Matahari pagi yang masuk melalui jendela memberikan kehangatan yang menyenangkan, namun Cassandra tetap merasa sedikit cemas menghadapi persalinan yang tinggal menghitung hari.Di dapur, Kendrick sedang mempersiapkan sarapan. Aroma roti panggang dan telur mengisi udara, menciptakan suasana rumah yang nyaman dan tenang.Dia terlihat sibuk, namun tetap berusaha agar tidak menimbulkan kebisingan yang bisa mengganggu istrinya.Setelah selesai, Kendrick membawa nampan sarapan ke ruang tamu dan meletakkannya di meja di depan Cassandra. "Sayang, ini sarapan untukmu," katanya dengan senyum hangat. "Kamu harus tetap makan yang cukup untuk menjaga stamina."Cassandra tersenyum, merasakan cinta dan perhatian dari suaminya. "Te
Satu bulan kemudian, suasana di rumah Kendrick dan Cassandra jauh lebih tenang. Namun, berita tentang Jovan dan Luna masih menjadi topik yang hangat dibicarakan di media. Sidang mereka telah selesai, dan keputusan hakim memberikan kelegaan bagi banyak pihak.Jovan dijatuhi hukuman dua puluh tahun penjara, sementara Luna mendapat hukuman lima belas tahun. Keputusan ini berdasarkan bukti yang kuat dan tak terbantahkan yang dikumpulkan selama penyelidikan.Di ruang keluarga yang nyaman, Kendrick dan Cassandra duduk bersama menikmati pagi yang tenang. Di layar televisi, berita tentang kasus Jovan dan Luna kembali muncul. Kendrick memegang remote dan memperbesar volume sedikit, memperhatikan laporan yang tengah disampaikan."Aku dengar, kuasa hukum Jovan mengundurkan diri karena bukti yang pengadilan pegang sangat kuat," kata Kendrick sambil memandang ke layar.Cassandra menoleh pelan ke arah Kendrick, alisnya sedikit terangkat. "Oh, ya? Aku baru tahu. Aku tid
Di sebuah kantor mewah dengan pemandangan kota yang menakjubkan, Rebeca berdiri memandangi layar laptop di hadapannya.Senyumnya tipis, namun matanya berbinar penuh kepuasan. Di sebelahnya, Serly berdiri dengan map berisi dokumen yang baru saja diperoleh dari Kendrick dan timnya."Woah! Ternyata benar. Wanita ini yang telah memanipulasi data kita," ucap Rebeca sembari menggeleng-gelengkan kepalanya saat Serly memperlihatkan data yang berhasil Kendrick dan Arch dapatkan. Wajahnya menunjukkan rasa tidak percaya sekaligus kemarahan yang tertahan.Di depan mereka, Kendrick duduk dengan tenang, senyumnya penuh keyakinan. "Terima kasih, karena telah membantu kami mencari tahu orang yang telah mencuri karya kami, Tuan Kendrick. Aku benar-benar berutang budi pada Anda," ucap Rebeca dengan tulus, matanya tak lepas dari Kendrick.Kendrick mengulas senyumnya. "Senang bekerja sama dengan Anda, Nyonya Rebeca. Aku tahu, ini sangat berarti untukmu. Aku harap kau memberi
Di sebuah gedung perkantoran yang megah, Jovan sedang duduk di meja kerjanya yang luas, dikelilingi oleh tumpukan dokumen dan peralatan teknologi canggih.Pikirannya masih dipenuhi oleh kemarahan dan dendam terhadap Kendrick. Namun, suasana yang semula tenang tiba-tiba berubah ketika pintu kantornya didobrak oleh beberapa petugas kepolisian yang berpakaian seragam lengkap."Saudara Jovan. Anda ditahan karena telah melakukan tindakan korupsi sebesar lima puluh juta dollar sehingga merugikan banyak perusahaan dan juga pemerintah. Anda bisa memanggil kuasa hukum Anda setelah pemeriksaan selama dua puluh empat jam!" salah satu petugas polisi, seorang perwira berwajah tegas, mengumumkan dengan suara keras dan jelas.Jovan terperangah, wajahnya berubah pucat. "Tidak, tidak. Aku tidak melakukan itu. Kalian salah tangkap!" teriak Jovan, suaranya menggema di ruangan yang besar itu. Ia berusaha berdiri, tetapi tangannya segera diborgol oleh salah satu petugas."Seb
Luna dan Jovan bertemu di apartemen Jovan. Raut wajah Luna penuh kepanikan, sementara Jovan terlihat frustrasi dan bingung.Mereka berdiri di ruang tamu yang remang-remang, cahayanya hanya berasal dari lampu meja di sudut ruangan.“Jovan. Ada apa ini? Kenapa percakapan kita jadi tersebar ke mana-mana?” tanya Luna, suaranya penuh kekhawatiran.Jovan menggelengkan kepalanya dengan keras, menatap Luna dengan mata yang penuh kemarahan dan ketidakmengertian.“Aku pun tidak tahu, Luna. Sungguh. Aku tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Atau kau, yang telah melakukan ini?” tuduhnya akhirnya, matanya menyala-nyala dengan kecurigaan.“Apa? Kau menuduhku? Untuk apa aku melakukan hal gila itu, Jovan? Itu sama saja dengan bunuh diri!” ucap Luna dengan suara tinggi, tidak terima dituduh seperti itu. Matanya berkilat dengan kemarahan yang sama.Jovan menjambak rambutnya frustasi, menarik napas panjang dan berat. “Ak
Detik itu juga, rekaman yang menampilkan Luna dan Jovan tersebar ke seluruh media setelah Arch berhasil merekam momen tersebut.Dengan berpura-pura menjadi pramusaji, ia berhasil merekam adegan mereka di ruang VIP restoran yang telah dipesan oleh Jovan.Ketika Jovan telah pergi dan Luna tersisa sendirian, Arch dengan cepat mengambil botol anggur yang telah kosong, memastikan bahwa semua terdokumentasi.Di ruangan kontrol, Arch menyaksikan rekaman tersebut sambil menahan napas. Hatinya berdegup kencang ketika ia menyadari bahwa ini adalah bukti yang sangat penting untuk membongkar tipu daya Jovan dan Luna.‘Oh! Astaga. Ternyata itu semua hanya permainan Jovan agar bisa mengambil Cassandra kembali.’‘Aku tidak menyangka jika kita baru saja dibohongi oleh pria itu. Itu sangat menyebalkan!’‘Sejak awal pun aku sudah curiga pada pria itu. Dan ternyata benar. Ini semua hanya jebakan saja!’
Di dalam ruang rapat yang hening, Arch mendekati Kendrick dengan sebuah laporan yang dia terima."Permisi, Tuan. Saya menerima banyak laporan dari orang ini. Konon, dia merupakan orang kepercayaan Jovan. Namun, dia dikhianati oleh orang itu karena lebih percaya pada orang lain," ungkapnya dengan serius.Kendrick mengangkat alisnya, menunjukkan ketertarikannya. "Apakah kau percaya padanya?" tanya Kendrick, matanya memandang tajam ke arah Arch, mencari kepastian.Arch mengangguk mantap. "Ya. Jacob punya urusan yang cukup penting dan membutuhkan uang banyak. Anda bisa mencari tahu tentang Jovan setelah bernegosiasi dengannya," jelasnya dengan yakin, percaya pada kemampuan Jacob untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.Kendrick menunjukkan ketertarikannya yang nyata untuk menggali lebih dalam tentang Jovan dari Jacob. Dia mengangguk singkat, menunjukkan persetujuannya.Tak lama kemudian, Arch membawa masuk Jacob, mantan kepercayaan Jovan yang diyakini bisa menjadi sumber informasi yang
Di tengah keriuhan kantor, seorang staf mendekati Emme yang terlihat tengah tersesat dalam pikiran yang penuh dengan kekhawatiran.“Permisi, Nona. Saya ingin menyampaikan sesuatu pada Anda,” ucapnya dengan hati-hati.Emme mengangkat kepalanya dengan ekspresi cemas. “Apa?” tanyanya dengan suara pelan, matanya mencari jawaban atas semua kekacauan yang sedang terjadi.Staf tersebut menyerahkan sebuah laporan yang isinya cukup membuat Emme terkejut. “Sebanyak dua puluh persen konsumen telah membatalkan pemesanan untuk produk terbaru yang akan diluncurkan minggu ini, Nona. Kami baru saja menerima data ini untuk dua hari terakhir.”Emme memejamkan matanya sejenak, mencoba meredakan gejolak emosinya. “Launching pun ditahan dulu sampai semuanya sudah kondusif. Jangan dulu beri tahu Cassandra mengenai penurunan penjualan ini. Bagaimana dengan data lama?” tanyanya dengan suara yang terdengar tegang.“Untuk data lama, kami baru menerima hasilnya lima puluh persen saja, Nona. Namun, dari lima pul
Kendrick kembali mendekati Cassandra yang masih terisak di sampingnya, mencoba memberinya dukungan lebih lanjut."Sayang, jangan menangis lagi. Kita akan selesaikan ini sama-sama. Aku tahu, ini sangat mengejutkan, dan aku juga tidak menyangka jika Jovan berani melakukan hal gila ini di depan umum," ucapnya dengan suara yang penuh dengan perhatian.Cassandra menutup matanya, mencoba mengatasi gelombang emosi yang menderanya. Kenangan akan kejadian tadi terus menghantui pikirannya."Ini benar-benar gila. Pria itu benar-benar membuatku geram," ucapnya lirih, suaranya gemetar oleh kebencian yang mendalam.Kendrick merasakan keputusasaan Cassandra, dan dia tidak bisa tidak merasa marah pada Jovan. Dia memeluk Cassandra dengan erat, mencoba memberinya sedikit ketenangan."Orang itu memang gila, Sayang. Kalau tidak gila, mana mungkin dia melakukan hal itu padamu," ucapnya dengan suara yang bergetar oleh kemarahan.Cassandra mengangguk lemah di dalam pelukan Kendrick, merasa lega memiliki sese