Kendrick semakin geram dengan apa yang dilakukan oleh Jovan padanya. Sampai membuat Cassandra jadi salah paham dan hampir membencinya.
“Tuan Kendrick? Anda memanggil saya?” tanya Arch ketika Kendrick meminta Serly menghubungi Arch untuk menghampirinya.
“Ya, Arch. Aku butuh update terbaru tentang Jovan,” ujar Kendrick dengan nada tegang.
Arch mengangguk, mengerti urgensi dari permintaan itu. “Kabar terbaru yang saya dapatkan hanyalah dia tengah mencari tahu ke mana saja Anda akan pergi. Entah apa maksud dari itu semua, namun saya pikir jika Jovan ingin melakukan sesuatu kepada Anda di sana.”
Wajah Kendrick semakin mengeras. “Apa? Dia benar-benar telah melampaui batas! Dia tak bisa terus mengganggu hidupku dan merusak rumah tanggaku. Ini sudah cukup!”
Kendrick mengepalkan tangannya lalu menarik napasnya dalam-dalam. “Baiklah. Jika ada informasi lagi, segera beri tahuku. Kali ini dia tidak boleh me
Waktu telah menunjukkan pukul dua belas siang. Jam makan siang telah tiba, dan kini Kendrick tengah menyusuri jalan menuju gedung milik sang istri—Cassandra.“Hh! Rasanya sudah tidak sabar ingin memberikan makan siang untuk Cassandra,” ucapnya dengan senyum mengembang di bibirnya. Ia ingin memberikan yang terbaik untuk istrinya agar Cassandra tahu, bahwa ia benar-benar mencintai wanita itu.Setelah lima belas menit lamanya, Kendrick akhirnya tiba dan kini tengah mengayunkan langkahnya menuju ruang kerja sang istri.“Selamat siang, Tuan Kendrick,” sapa sang security saat melihat suami dari bosnya itu lewat.Kendrick membalasnya dengan senyum tipis yang terbit di bibirnya. Ia pun masuk ke dalam lift menuju ruang kerja sang istri. Sesekali, ia membuang napasnya untuk menghilangkan kegugupan dalam dirinya.Hingga tiba di lantai dua puluh lima, Kendrick kembali melangkah memasuki ruangan tersebut. "Emme?" panggil Kendrick ketika melihat sahabat istrinya itu tengah menikmati pizza di atas m
Cassandra menatap Kendrick dengan matanya yang penuh dengan perasaan campur aduk, seperti badai emosi yang tak terkendali di dalamnya.Dia merasakan getaran emosi yang mendalam dalam kata-kata Kendrick, tetapi rasa takut dan keraguan masih menghantui pikirannya."Jangan seperti itu, Kendrick," ucap Cassandra pelan, suaranya gemetar karena keraguan dan kecemasan yang melanda hatinya.Kendrick menangkap kerentanan di dalam suara Cassandra, lalu ia berbicara lagi dengan lembut, mencoba meyakinkannya, "Cassandra. Meskipun kau tidak bisa percaya sepenuhnya padaku, kita bisa membuat perjanjian agar kau bisa tenang menjalani hidup bersamaku."Cassandra menghela napas kasar, merenung sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Sebenarnya bukan harta yang aku butuhkan, Kendrick. Melainkan cinta. Kau tahu, mengapa ayah dan ibuku berpisah? Itu semua karena ayahku tidak dapat dipercaya."Kendrick mendengarkan dengan serius, mencoba memahami beban yang dipikul oleh Cas
Emme, dengan langkah hati-hati, mendekati Cassandra yang sibuk dengan tumpukan pekerjaannya.Suaranya terdengar lembut saat ia memanggil, "Cassandra?"Cassandra mengangkat kepalanya dari tumpukan dokumen, dahi sedikit berkerut menangkap kehadiran Emme."Ada apa, Emme? Apakah ada yang bisa kusantap?" tanyanya dengan lembut, meskipun terlihat sedikit terganggu oleh gangguan pada pekerjaannya.Emme menatap Cassandra dengan ekspresi prihatin yang jelas terpancar di wajahnya. "Aku hanya ingin bertanya, apakah kalian sudah baik-baik saja?" tanyanya dengan lembut, mencerminkan perhatian yang tulus.Cassandra menghela napas panjang, lalu tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Emme. "Apakah Kendrick sudah menghubungimu lagi?" tanyanya, mencoba untuk menyingkap kabar terbaru tentang suaminya, dengan rasa ingin tahu yang jelas terlihat di matanya."Tidak, tidak. Kendrick tidak menghubungiku lagi. Namun, karena dia tidak melakukannya, aku ingin memastikan apakah kalian sudah baik-baik saja," jelas
Kendrick menanggapi pertanyaan istrinya dengan tawa ringan yang menghiasi wajahnya. "Mengapa kau bertanya seperti itu, Sayang?" tanyanya dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar dari matanya.Cassandra mengangkat bahunya dengan ringan, mencoba menyembunyikan kekhawatiran di balik senyumnya."Hanya ingin tahu saja, bagaimana tanggapanmu jika aku hanya seorang wanita biasa, tidak memiliki apa pun," ucapnya dengan nada yang lembut namun penuh dengan keraguan.Kendrick mengulas senyumnya, melanjutkan perjalanan mereka dengan kepala yang jernih dan hati yang terbuka.Ketika mobil mereka tiba di restoran yang mereka tuju, Kendrick memperlambat langkahnya, matanya menatap penuh kasih sayang wajah Cassandra sebelum memberikan jawaban pada pertanyaan sang istri."Sayang, mungkin pernyataan atau jawabanku tidak dapat kau percaya sepenuhnya. Namun, aku percaya bahwa cinta bukanlah tentang status atau kepemilikan. Aku bisa mencintai seorang wanita tanpa mel
Kendrick menurunkan ciumannya dengan penuh gairah pada leher jenjang milik Cassandra, menyebabkan wanita itu merasakan kehangatan yang memenuhi seluruh tubuhnya.Sensasi yang memabukkan membuat Cassandra mencengkeram tangan Kendrick, merasakan getaran hasrat yang melanda dirinya.Meninggalkan jejak cintanya di leher Cassandra, sentuhan Kendrick menggelitik seluruh indera Cassandra, membuatnya mendesah seraya menggigit bibirnya."Ouh, Kendrick …," desah Cassandra dengan suara yang penuh dengan kepuasan, merasakan gelombang cinta yang mengalir deras dalam nadinya.Kendrick membalikan tubuh Cassandra, memimpinnya dengan penuh kelembutan saat dia menghantamnya dari belakang.Gerakannya yang penuh gairah menciptakan erangan dahsyat dari bibir Cassandra, mengungkapkan kenikmatan yang memenuhi seluruh dirinya saat milik Kendrick menyatu dengan indah di dalam dirinya."Kendrick, akh! Kau … ough!" pekik Cassandra, suaranya terpotong oleh gelombang kenikmatan yang memenuhi setiap serat tubuhnya
"Dengarlah, Cassandra, Kendrick," ucap Dokter Stefani dengan serius, memandang keduanya dengan penuh perhatian."Kalian tidak memiliki masalah serius pada kesuburan kalian. Baik rahim Cassandra maupun sperma Kendrick. Dua-duanya sangat baik."Cassandra dan Kendrick saling bertatapan, mata mereka dipenuhi dengan campuran kelegaan dan kebahagiaan. Kabar baik dari dokter membawa kelegaan yang mendalam bagi mereka berdua."Apa Anda yakin, dok?" tanya Cassandra dengan nada ragu, masih merasa perlu mendapat konfirmasi lebih lanjut."Dengan sangat yakin," jawab Dokter Stefani dengan senyum hangat. "Tidak lama lagi juga kau pasti akan mengandung, Cassandra," tambahnya dengan keyakinan yang kuat.Kendrick dengan cepat menggenggam tangan Cassandra, memberikan dukungan dan kekuatan padanya. "Sudah kubilang, Sayang. Kau pasti baik-baik saja," ucapnya dengan penuh keyakinan."Iya, Kendrick. Namun, kita tetap perlu menyiapkan segalanya, bukan? Agar janin kita nanti tetap sehat," ujar Cassandra, men
Saat mendapatkan kunci dari resepsionis, Kendrick dan Cassandra langsung memasuki kamar yang telah mereka pesan.Cassandra dengan cermat membuka sepatu hak tingginya begitu memasuki kamarnya, sementara Kendrick terlihat tenggelam dalam pemikiran tentang orang yang mengikutinya tadi.“Kendrick?” panggil Cassandra dengan suara lembut, mencoba menarik perhatian suaminya.Lelaki itu menoleh, senyumnya mengembang saat melihat Cassandra. Ia lalu melingkarkan tangannya di pinggang ramping istrinya, mencoba memberikan rasa aman.“Kita sudah aman. Orang itu tidak berhasil menemukan kita, Sayang. Kita tunggu sampai malam, hari ini kau bolos dulu,” ucap Kendrick dengan nada penuh perhatian.Cassandra tersenyum tipis. “Tapi, Kendrick. Kau baik-baik saja, kan?” tanyanya penuh kekhawatiran.“Ya. Justru aku memikirkanmu. Kau baik-baik saja, kan?” balas Kendrick dengan cepat, ingin memastikan keadaan istrinya.Cassandra mengangguk. “Ya. Aku baik-baik
“Mengapa begitu banyak orang yang ingin menghancurkan Kendrick?” gumamnya pelan, suara itu hanyut bersama derai air.Cassandra berdiri di bawah pancuran air, membiarkan air hangat mengalir di atas tubuhnya. Suara gemerisik air terdengar lembut di dalam kamar mandi yang sepi itu.Matanya terpejam, membiarkan sensasi air mengalir menenangkan pikirannya yang penuh dengan pertanyaan.Dia merasa sepenuhnya sendirian dalam refleksi pikirannya. Kendrick masih terlelap di luar sana, terlena dalam tidurnya. Cassandra menghela napas, mengusap rambutnya dengan lembut, mencoba menyusun pikirannya.Tiba-tiba, suara yang memanggil namanya membuyarkan lamunannya. Cassandra menoleh ke arah suara itu. “Kendrick? Kau sudah bangun?” ucapnya lembut.Kendrick melangkah masuk ke dalam kamar mandi, air pancuran mengguyur tubuhnya yang masih terbungkus kabut tidur. “Mengapa kau tidak membangunkanku?” tanyanya, suaranya samar di balik suara air pancuran.“Aku tak in