Cassandra menatap Kendrick dengan matanya yang penuh dengan perasaan campur aduk, seperti badai emosi yang tak terkendali di dalamnya.Dia merasakan getaran emosi yang mendalam dalam kata-kata Kendrick, tetapi rasa takut dan keraguan masih menghantui pikirannya."Jangan seperti itu, Kendrick," ucap Cassandra pelan, suaranya gemetar karena keraguan dan kecemasan yang melanda hatinya.Kendrick menangkap kerentanan di dalam suara Cassandra, lalu ia berbicara lagi dengan lembut, mencoba meyakinkannya, "Cassandra. Meskipun kau tidak bisa percaya sepenuhnya padaku, kita bisa membuat perjanjian agar kau bisa tenang menjalani hidup bersamaku."Cassandra menghela napas kasar, merenung sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Sebenarnya bukan harta yang aku butuhkan, Kendrick. Melainkan cinta. Kau tahu, mengapa ayah dan ibuku berpisah? Itu semua karena ayahku tidak dapat dipercaya."Kendrick mendengarkan dengan serius, mencoba memahami beban yang dipikul oleh Cas
Emme, dengan langkah hati-hati, mendekati Cassandra yang sibuk dengan tumpukan pekerjaannya.Suaranya terdengar lembut saat ia memanggil, "Cassandra?"Cassandra mengangkat kepalanya dari tumpukan dokumen, dahi sedikit berkerut menangkap kehadiran Emme."Ada apa, Emme? Apakah ada yang bisa kusantap?" tanyanya dengan lembut, meskipun terlihat sedikit terganggu oleh gangguan pada pekerjaannya.Emme menatap Cassandra dengan ekspresi prihatin yang jelas terpancar di wajahnya. "Aku hanya ingin bertanya, apakah kalian sudah baik-baik saja?" tanyanya dengan lembut, mencerminkan perhatian yang tulus.Cassandra menghela napas panjang, lalu tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Emme. "Apakah Kendrick sudah menghubungimu lagi?" tanyanya, mencoba untuk menyingkap kabar terbaru tentang suaminya, dengan rasa ingin tahu yang jelas terlihat di matanya."Tidak, tidak. Kendrick tidak menghubungiku lagi. Namun, karena dia tidak melakukannya, aku ingin memastikan apakah kalian sudah baik-baik saja," jelas
Kendrick menanggapi pertanyaan istrinya dengan tawa ringan yang menghiasi wajahnya. "Mengapa kau bertanya seperti itu, Sayang?" tanyanya dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar dari matanya.Cassandra mengangkat bahunya dengan ringan, mencoba menyembunyikan kekhawatiran di balik senyumnya."Hanya ingin tahu saja, bagaimana tanggapanmu jika aku hanya seorang wanita biasa, tidak memiliki apa pun," ucapnya dengan nada yang lembut namun penuh dengan keraguan.Kendrick mengulas senyumnya, melanjutkan perjalanan mereka dengan kepala yang jernih dan hati yang terbuka.Ketika mobil mereka tiba di restoran yang mereka tuju, Kendrick memperlambat langkahnya, matanya menatap penuh kasih sayang wajah Cassandra sebelum memberikan jawaban pada pertanyaan sang istri."Sayang, mungkin pernyataan atau jawabanku tidak dapat kau percaya sepenuhnya. Namun, aku percaya bahwa cinta bukanlah tentang status atau kepemilikan. Aku bisa mencintai seorang wanita tanpa mel
Kendrick menurunkan ciumannya dengan penuh gairah pada leher jenjang milik Cassandra, menyebabkan wanita itu merasakan kehangatan yang memenuhi seluruh tubuhnya.Sensasi yang memabukkan membuat Cassandra mencengkeram tangan Kendrick, merasakan getaran hasrat yang melanda dirinya.Meninggalkan jejak cintanya di leher Cassandra, sentuhan Kendrick menggelitik seluruh indera Cassandra, membuatnya mendesah seraya menggigit bibirnya."Ouh, Kendrick …," desah Cassandra dengan suara yang penuh dengan kepuasan, merasakan gelombang cinta yang mengalir deras dalam nadinya.Kendrick membalikan tubuh Cassandra, memimpinnya dengan penuh kelembutan saat dia menghantamnya dari belakang.Gerakannya yang penuh gairah menciptakan erangan dahsyat dari bibir Cassandra, mengungkapkan kenikmatan yang memenuhi seluruh dirinya saat milik Kendrick menyatu dengan indah di dalam dirinya."Kendrick, akh! Kau … ough!" pekik Cassandra, suaranya terpotong oleh gelombang kenikmatan yang memenuhi setiap serat tubuhnya
"Dengarlah, Cassandra, Kendrick," ucap Dokter Stefani dengan serius, memandang keduanya dengan penuh perhatian."Kalian tidak memiliki masalah serius pada kesuburan kalian. Baik rahim Cassandra maupun sperma Kendrick. Dua-duanya sangat baik."Cassandra dan Kendrick saling bertatapan, mata mereka dipenuhi dengan campuran kelegaan dan kebahagiaan. Kabar baik dari dokter membawa kelegaan yang mendalam bagi mereka berdua."Apa Anda yakin, dok?" tanya Cassandra dengan nada ragu, masih merasa perlu mendapat konfirmasi lebih lanjut."Dengan sangat yakin," jawab Dokter Stefani dengan senyum hangat. "Tidak lama lagi juga kau pasti akan mengandung, Cassandra," tambahnya dengan keyakinan yang kuat.Kendrick dengan cepat menggenggam tangan Cassandra, memberikan dukungan dan kekuatan padanya. "Sudah kubilang, Sayang. Kau pasti baik-baik saja," ucapnya dengan penuh keyakinan."Iya, Kendrick. Namun, kita tetap perlu menyiapkan segalanya, bukan? Agar janin kita nanti tetap sehat," ujar Cassandra, men
Saat mendapatkan kunci dari resepsionis, Kendrick dan Cassandra langsung memasuki kamar yang telah mereka pesan.Cassandra dengan cermat membuka sepatu hak tingginya begitu memasuki kamarnya, sementara Kendrick terlihat tenggelam dalam pemikiran tentang orang yang mengikutinya tadi.“Kendrick?” panggil Cassandra dengan suara lembut, mencoba menarik perhatian suaminya.Lelaki itu menoleh, senyumnya mengembang saat melihat Cassandra. Ia lalu melingkarkan tangannya di pinggang ramping istrinya, mencoba memberikan rasa aman.“Kita sudah aman. Orang itu tidak berhasil menemukan kita, Sayang. Kita tunggu sampai malam, hari ini kau bolos dulu,” ucap Kendrick dengan nada penuh perhatian.Cassandra tersenyum tipis. “Tapi, Kendrick. Kau baik-baik saja, kan?” tanyanya penuh kekhawatiran.“Ya. Justru aku memikirkanmu. Kau baik-baik saja, kan?” balas Kendrick dengan cepat, ingin memastikan keadaan istrinya.Cassandra mengangguk. “Ya. Aku baik-baik
“Mengapa begitu banyak orang yang ingin menghancurkan Kendrick?” gumamnya pelan, suara itu hanyut bersama derai air.Cassandra berdiri di bawah pancuran air, membiarkan air hangat mengalir di atas tubuhnya. Suara gemerisik air terdengar lembut di dalam kamar mandi yang sepi itu.Matanya terpejam, membiarkan sensasi air mengalir menenangkan pikirannya yang penuh dengan pertanyaan.Dia merasa sepenuhnya sendirian dalam refleksi pikirannya. Kendrick masih terlelap di luar sana, terlena dalam tidurnya. Cassandra menghela napas, mengusap rambutnya dengan lembut, mencoba menyusun pikirannya.Tiba-tiba, suara yang memanggil namanya membuyarkan lamunannya. Cassandra menoleh ke arah suara itu. “Kendrick? Kau sudah bangun?” ucapnya lembut.Kendrick melangkah masuk ke dalam kamar mandi, air pancuran mengguyur tubuhnya yang masih terbungkus kabut tidur. “Mengapa kau tidak membangunkanku?” tanyanya, suaranya samar di balik suara air pancuran.“Aku tak in
Di sebuah kafe yang nyaman di pusat kota San Fransisco, Luna duduk di sebuah meja sendirian, menunggu kedatangan informan yang telah dijanjikan.Matanya melintas-lintas dari sudut ke sudut, mencari sosok yang mungkin bisa memberinya informasi yang ia cari.Tiba-tiba, seorang wanita muda dengan rambut cokelat terurai panjang dan berpakaian kasual mendekatinya. Wajahnya terlihat cerdas, seolah menyimpan banyak rahasia yang bisa dibocorkan.“Aku Julia, orang yang pernah dekat dengan Kendrick. Kau ingin tahu tentang pria tampan itu, bukan?” sapa wanita itu dengan senyum.Luna mengangguk, matanya berbinar ingin tahu. Rupanya, wanita itu mencari tahu informan yang bisa dia gali mengenai Kendrick yang membuatnya penasaran.“Ya. Bisakah kau menjelaskan mengenai lelaki itu?” tanyanya kemudian, suaranya penuh dengan antusiasme.“Tentu saja. Enam bulan yang lalu, dia menjalin hubungan dengan Helena. Namun, tidak banyak yang tahu karena sepertinya Kendrick tidak terlalu mencintai wanita itu,” ung
Cassandra duduk di sofa ruang tamu dengan tangan mengusap lembut perutnya yang membesar.Usia kandungannya sudah memasuki sembilan bulan, dan setiap gerakan bayi di dalam rahimnya membuatnya semakin bersemangat dan penuh harapan.Matahari pagi yang masuk melalui jendela memberikan kehangatan yang menyenangkan, namun Cassandra tetap merasa sedikit cemas menghadapi persalinan yang tinggal menghitung hari.Di dapur, Kendrick sedang mempersiapkan sarapan. Aroma roti panggang dan telur mengisi udara, menciptakan suasana rumah yang nyaman dan tenang.Dia terlihat sibuk, namun tetap berusaha agar tidak menimbulkan kebisingan yang bisa mengganggu istrinya.Setelah selesai, Kendrick membawa nampan sarapan ke ruang tamu dan meletakkannya di meja di depan Cassandra. "Sayang, ini sarapan untukmu," katanya dengan senyum hangat. "Kamu harus tetap makan yang cukup untuk menjaga stamina."Cassandra tersenyum, merasakan cinta dan perhatian dari suaminya. "Te
Satu bulan kemudian, suasana di rumah Kendrick dan Cassandra jauh lebih tenang. Namun, berita tentang Jovan dan Luna masih menjadi topik yang hangat dibicarakan di media. Sidang mereka telah selesai, dan keputusan hakim memberikan kelegaan bagi banyak pihak.Jovan dijatuhi hukuman dua puluh tahun penjara, sementara Luna mendapat hukuman lima belas tahun. Keputusan ini berdasarkan bukti yang kuat dan tak terbantahkan yang dikumpulkan selama penyelidikan.Di ruang keluarga yang nyaman, Kendrick dan Cassandra duduk bersama menikmati pagi yang tenang. Di layar televisi, berita tentang kasus Jovan dan Luna kembali muncul. Kendrick memegang remote dan memperbesar volume sedikit, memperhatikan laporan yang tengah disampaikan."Aku dengar, kuasa hukum Jovan mengundurkan diri karena bukti yang pengadilan pegang sangat kuat," kata Kendrick sambil memandang ke layar.Cassandra menoleh pelan ke arah Kendrick, alisnya sedikit terangkat. "Oh, ya? Aku baru tahu. Aku tid
Di sebuah kantor mewah dengan pemandangan kota yang menakjubkan, Rebeca berdiri memandangi layar laptop di hadapannya.Senyumnya tipis, namun matanya berbinar penuh kepuasan. Di sebelahnya, Serly berdiri dengan map berisi dokumen yang baru saja diperoleh dari Kendrick dan timnya."Woah! Ternyata benar. Wanita ini yang telah memanipulasi data kita," ucap Rebeca sembari menggeleng-gelengkan kepalanya saat Serly memperlihatkan data yang berhasil Kendrick dan Arch dapatkan. Wajahnya menunjukkan rasa tidak percaya sekaligus kemarahan yang tertahan.Di depan mereka, Kendrick duduk dengan tenang, senyumnya penuh keyakinan. "Terima kasih, karena telah membantu kami mencari tahu orang yang telah mencuri karya kami, Tuan Kendrick. Aku benar-benar berutang budi pada Anda," ucap Rebeca dengan tulus, matanya tak lepas dari Kendrick.Kendrick mengulas senyumnya. "Senang bekerja sama dengan Anda, Nyonya Rebeca. Aku tahu, ini sangat berarti untukmu. Aku harap kau memberi
Di sebuah gedung perkantoran yang megah, Jovan sedang duduk di meja kerjanya yang luas, dikelilingi oleh tumpukan dokumen dan peralatan teknologi canggih.Pikirannya masih dipenuhi oleh kemarahan dan dendam terhadap Kendrick. Namun, suasana yang semula tenang tiba-tiba berubah ketika pintu kantornya didobrak oleh beberapa petugas kepolisian yang berpakaian seragam lengkap."Saudara Jovan. Anda ditahan karena telah melakukan tindakan korupsi sebesar lima puluh juta dollar sehingga merugikan banyak perusahaan dan juga pemerintah. Anda bisa memanggil kuasa hukum Anda setelah pemeriksaan selama dua puluh empat jam!" salah satu petugas polisi, seorang perwira berwajah tegas, mengumumkan dengan suara keras dan jelas.Jovan terperangah, wajahnya berubah pucat. "Tidak, tidak. Aku tidak melakukan itu. Kalian salah tangkap!" teriak Jovan, suaranya menggema di ruangan yang besar itu. Ia berusaha berdiri, tetapi tangannya segera diborgol oleh salah satu petugas."Seb
Luna dan Jovan bertemu di apartemen Jovan. Raut wajah Luna penuh kepanikan, sementara Jovan terlihat frustrasi dan bingung.Mereka berdiri di ruang tamu yang remang-remang, cahayanya hanya berasal dari lampu meja di sudut ruangan.“Jovan. Ada apa ini? Kenapa percakapan kita jadi tersebar ke mana-mana?” tanya Luna, suaranya penuh kekhawatiran.Jovan menggelengkan kepalanya dengan keras, menatap Luna dengan mata yang penuh kemarahan dan ketidakmengertian.“Aku pun tidak tahu, Luna. Sungguh. Aku tidak tahu kenapa ini bisa terjadi. Atau kau, yang telah melakukan ini?” tuduhnya akhirnya, matanya menyala-nyala dengan kecurigaan.“Apa? Kau menuduhku? Untuk apa aku melakukan hal gila itu, Jovan? Itu sama saja dengan bunuh diri!” ucap Luna dengan suara tinggi, tidak terima dituduh seperti itu. Matanya berkilat dengan kemarahan yang sama.Jovan menjambak rambutnya frustasi, menarik napas panjang dan berat. “Ak
Detik itu juga, rekaman yang menampilkan Luna dan Jovan tersebar ke seluruh media setelah Arch berhasil merekam momen tersebut.Dengan berpura-pura menjadi pramusaji, ia berhasil merekam adegan mereka di ruang VIP restoran yang telah dipesan oleh Jovan.Ketika Jovan telah pergi dan Luna tersisa sendirian, Arch dengan cepat mengambil botol anggur yang telah kosong, memastikan bahwa semua terdokumentasi.Di ruangan kontrol, Arch menyaksikan rekaman tersebut sambil menahan napas. Hatinya berdegup kencang ketika ia menyadari bahwa ini adalah bukti yang sangat penting untuk membongkar tipu daya Jovan dan Luna.‘Oh! Astaga. Ternyata itu semua hanya permainan Jovan agar bisa mengambil Cassandra kembali.’‘Aku tidak menyangka jika kita baru saja dibohongi oleh pria itu. Itu sangat menyebalkan!’‘Sejak awal pun aku sudah curiga pada pria itu. Dan ternyata benar. Ini semua hanya jebakan saja!’
Di dalam ruang rapat yang hening, Arch mendekati Kendrick dengan sebuah laporan yang dia terima."Permisi, Tuan. Saya menerima banyak laporan dari orang ini. Konon, dia merupakan orang kepercayaan Jovan. Namun, dia dikhianati oleh orang itu karena lebih percaya pada orang lain," ungkapnya dengan serius.Kendrick mengangkat alisnya, menunjukkan ketertarikannya. "Apakah kau percaya padanya?" tanya Kendrick, matanya memandang tajam ke arah Arch, mencari kepastian.Arch mengangguk mantap. "Ya. Jacob punya urusan yang cukup penting dan membutuhkan uang banyak. Anda bisa mencari tahu tentang Jovan setelah bernegosiasi dengannya," jelasnya dengan yakin, percaya pada kemampuan Jacob untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.Kendrick menunjukkan ketertarikannya yang nyata untuk menggali lebih dalam tentang Jovan dari Jacob. Dia mengangguk singkat, menunjukkan persetujuannya.Tak lama kemudian, Arch membawa masuk Jacob, mantan kepercayaan Jovan yang diyakini bisa menjadi sumber informasi yang
Di tengah keriuhan kantor, seorang staf mendekati Emme yang terlihat tengah tersesat dalam pikiran yang penuh dengan kekhawatiran.“Permisi, Nona. Saya ingin menyampaikan sesuatu pada Anda,” ucapnya dengan hati-hati.Emme mengangkat kepalanya dengan ekspresi cemas. “Apa?” tanyanya dengan suara pelan, matanya mencari jawaban atas semua kekacauan yang sedang terjadi.Staf tersebut menyerahkan sebuah laporan yang isinya cukup membuat Emme terkejut. “Sebanyak dua puluh persen konsumen telah membatalkan pemesanan untuk produk terbaru yang akan diluncurkan minggu ini, Nona. Kami baru saja menerima data ini untuk dua hari terakhir.”Emme memejamkan matanya sejenak, mencoba meredakan gejolak emosinya. “Launching pun ditahan dulu sampai semuanya sudah kondusif. Jangan dulu beri tahu Cassandra mengenai penurunan penjualan ini. Bagaimana dengan data lama?” tanyanya dengan suara yang terdengar tegang.“Untuk data lama, kami baru menerima hasilnya lima puluh persen saja, Nona. Namun, dari lima pul
Kendrick kembali mendekati Cassandra yang masih terisak di sampingnya, mencoba memberinya dukungan lebih lanjut."Sayang, jangan menangis lagi. Kita akan selesaikan ini sama-sama. Aku tahu, ini sangat mengejutkan, dan aku juga tidak menyangka jika Jovan berani melakukan hal gila ini di depan umum," ucapnya dengan suara yang penuh dengan perhatian.Cassandra menutup matanya, mencoba mengatasi gelombang emosi yang menderanya. Kenangan akan kejadian tadi terus menghantui pikirannya."Ini benar-benar gila. Pria itu benar-benar membuatku geram," ucapnya lirih, suaranya gemetar oleh kebencian yang mendalam.Kendrick merasakan keputusasaan Cassandra, dan dia tidak bisa tidak merasa marah pada Jovan. Dia memeluk Cassandra dengan erat, mencoba memberinya sedikit ketenangan."Orang itu memang gila, Sayang. Kalau tidak gila, mana mungkin dia melakukan hal itu padamu," ucapnya dengan suara yang bergetar oleh kemarahan.Cassandra mengangguk lemah di dalam pelukan Kendrick, merasa lega memiliki sese