Setelah empat belas hari menikmati keindahan Hawaii, Kendrick dan Cassandra akhirnya kembali ke San Francisco untuk melanjutkan rutinitas mereka.Pesawat pribadi mereka mendarat dengan lembut di landasan pacu, dan mereka turun dengan senyum lebar di wajah mereka.Ketika mereka tiba di rumah, Cassandra merasa lega melihat familiaritas tempat tersebut. Udara San Francisco yang khas menyambut mereka dengan hangat."Ah, akhirnya kita tiba di rumah," ucap Cassandra sambil melepas kacamatanya setelah keluar dari jet pribadi, membiarkan angin sejuk menyapu wajahnya.Kendrick tersenyum melihat ekspresi istrinya. "Apakah kau merindukan tempat kelahiranmu ini?"Cassandra mengangguk. "Sedikit, Kendrick. Tapi aku juga merindukan momen-momen indah kita di Hawaii."Kendrick mengelus pundak Cassandra dengan lembut. "Aku juga, Sayang. Tapi sekarang kita punya sesuatu yang baru untuk dinantikan."Cassandra menatap Kendrick dengan rasa ingin tahu. "Ke mana kita akan pergi selanjutnya?"Kendrick terseny
Bukan hanya ucapan saja yang Kendrick katakan. Saat melihat kamar mewah nan luas yang akan menjadi tempat tidur mereka, hatinya dipenuhi oleh dorongan untuk bertindak. Dengan langkah mantap, ia mendekati Cassandra yang berdiri di tengah ruangan.Tanpa sepatah kata pun, Kendrick menggendong tubuh Cassandra dengan kekuatan yang penuh kasih sayang. Langkahnya mantap menuju tempat tidur membuat Cassandra terkejut, dan tak lama kemudian, terdengar jeritan kecil keluar dari bibirnya.“Aku tidak sedang bercanda soal ucapanku tadi, Sayang. Kau tidak akan bisa mengganggu waktu istirahat Emme,” bisik Kendrick dengan suara berat, matanya memandang tajam ke dalam mata Cassandra. Lalu, bibirnya menyapu bibir Cassandra dengan lembut namun penuh gairah.Tangan keduanya saling bersentuhan dengan liar, merasakan panasnya tubuh satu sama lain. Kendrick menekan tubuh Cassandra, mengunci dan menyekapnya agar tidak bisa bergerak, menggoda dan memikatnya dengan sentuhan-sentuhan yang liar.“Akh! Kendrick.
Emme berjalan dengan langkah ringan menuju meja Cassandra, senyum manis terpampang di wajahnya saat menyapa sahabatnya yang baru kembali ke kantor setelah menikah. "Selamat pagi, wahai pengantin baru yang sedang dimabuk asmara," ucapnya dengan penuh keceriaan.Cassandra menoleh dari layar komputernya, wajahnya yang cantik dipenuhi oleh senyuman hangat. "Emme. Apakah kau telah mengecek surel yang telah kukirimkan padamu?" tanyanya sambil mengalihkan perhatian dari topik asmara yang Emme bawa.Emme menghela napas kasar, seolah merasakan Cassandra ingin membahas pekerjaan. "Oh, Mrs. Kendrick. Sepertinya kau sudah merindukan pekerjaanmu. Sudah, Nyonya Cassandra. Anda tenang saja. Pekerjaan akan segera selesai dalam waktu dekat ini," jawabnya sambil mencoba menenangkan Cassandra yang mulai membawa pembicaraan kembali ke urusan pekerjaan."Good! Aku harus memeriksa beberapa jadwal pertemuan dengan beberapa klien, Emme. Kau bisa membantuku, kan?" Cassandra meminta bantuan Emme dengan wajah p
Kendrick menggenggam erat tangan Cassandra, matanya penuh dengan kepercayaan. “Semoga saja tidak terjadi apa pun. Meski memang harus terjadi, aku yakin, aku akan baik-baik saja,” ucapnya dengan penuh keyakinan.Cassandra hanya diam, matanya mencerminkan keraguan dan kekhawatiran yang dalam. Bagaimana mungkin ia bisa biasa saja sementara Jovan adalah mantan yang paling gila.“Kau tahu, dia yang menceraikan aku, tapi dia juga yang tidak terima kami berpisah. Kau dipukuli setelah tahu aku akan menikah denganmu hingga masuk rumah sakit. Lalu sekarang dia tiba-tiba masuk dalam jajaran kolega yang bekerja sama dalam proyek terbarumu. Wajar bukan, jika aku curiga?” cerita Cassandra dengan nada yang penuh dengan kebingungan.Kendrick mengangguk memahami. “Ya, sangat wajar. Namun, aku tak ingin memikirkan hal itu, Sayang. Sebab jika dia berani membuat onar, aku tidak akan main-main untuk membuatnya jatuh miskin. Kau harus ingat, aku adalah konglomerat terkaya di kotaku,” tegasnya dengan suara
Helena duduk di sebuah bar, tatapannya kosong sambil memegang erat gelas beer-nya. "Argh! Mereka telah resmi menikah dan aku masih belum terima karena wanita jalang itu telah mengambil Kendrick dariku!" pekiknya dengan nada penuh kebencian. Masih belum bisa menerima kenyataan bahwa Kendrick telah menikahi Cassandra.“Aku harus bagaimana? Aku tak bisa melupakan Kendrick,” keluh Helena, wajahnya terlihat penuh dengan keputusasaan.“Aku pikir kau sudah menyerah,” sahut suara tiba-tiba dari sampingnyaHelena menoleh pelan ke arah Jovan, mantan suaminya yang sekarang menjadi sekutunya dalam rencana balas dendamnya. “Tentu saja belum. Memangnya kau sudah menyerah? Mana mungkin. Kau yang sudah mengajakku kerja sama. Namun, gagal,” jawabnya dengan nada tajamJovan tersenyum miring, matanya dipenuhi dengan ketenangan. “Aku sudah mendapatkan banyak rencana untuk menghancurkan hubungan mereka,” ujarnya dengan suara yang penuh dengan keyakinan.Helena menaikkan alisnya, tertarik dengan kata-kata
“Aku akan membuatmu menyesal karena telah mencampakkanku, Jovan!” pekik Luna dengan suara penuh kemarahan, lalu dengan langkah cepat ia pergi, meninggalkan Jovan sendirian dengan perasaan yang campur aduk antara rasa sakit hati dan kebingungan.Jovan masih berdiri di tempatnya, memegang pipinya yang terasa panas karena tamparan Luna tadi. “Oh, wanita itu. Mengapa aku bisa terlena dulu olehnya,” gerutunya dalam hati, merasa menyesal dan menyalahkan diri sendiri karena memilih Luna daripada Cassandra.“Cassandra … jika memang kau tidak bisa aku ambil dengan cara baik-baik, maka aku akan melakukan apa saja demi mengambilmu kembali!” ucapnya dengan suara yang penuh dengan tekad, lalu melangkahkan kakinya menuju parkiran mobilnya.Tubuhnya sedikit gontai karena efek mabuk yang ia rasakan, namun tekadnya tidak goyah. Jovan menarik napas dalam-dalam, mengukir rencana yang akan ia lakukan untuk mengambil kembali Cassandra dari Kendrick.“Kau tahu, Kendrick? Kau sangat tidak pantas memiliki Ca
Kendrick duduk di tepi tempat tidur, wajahnya penuh perhatian saat memandang Cassandra yang duduk di sebelahnya dengan ekspresi khawatir."Sayang," ucap Kendrick dengan lembut, "kamu tak perlu membebani dirimu dengan pikiran seperti itu. Kita baru menikah beberapa minggu, dan masa-masa ini seharusnya kita nikmati bersama, tanpa tekanan."Cassandra menundukkan kepalanya, tatapannya terpaku pada lantai. "Tapi, Kendrick. Rasa takut selalu menghantuiku. Aku tidak bisa menghindarinya."Kendrick menggapai tangan Cassandra dengan lembut dan memeluknya erat. "Kamu tidak sendiri, Sayang. Kita bisa melalui ini bersama-sama. Dan jika kamu merasa ragu atau takut, kita bisa mencari bantuan bersama, termasuk memeriksa kesuburan kita."Cassandra tersenyum tipis mendengar kata-kata pengertian dari Kendrick. "Baiklah. Aku akan mencoba untuk tidak membiarkan ketakutan itu menguasai pikiranku.""Bagus," ucap Kendrick sambil mengusap lembut punggung Cassandra, "sekarang, kau sebaiknya mandi. Sudah hampir
Kendrick menaikkan alisnya dengan sedikit keheranan saat Jovan tiba-tiba menghampirinya. Dia tetap tenang, meskipun matanya penuh perhatian saat menatap Jovan."Yeah. Apa yang ingin kau sampaikan padaku, Jovan?" tanya Kendrick dengan santai, namun intonasi suaranya tetap tegas, menunjukkan bahwa dia siap menghadapi apapun yang akan dikatakan Jovan.Jovan menatap tajam Kendrick, wajahnya penuh dengan intimidasi. "Kau benar-benar keras kepala! Mengapa kau masih tetap melanjutkan pernikahanmu dengan Cassandra, huh?" tanyanya dengan nada yang menantang.Kendrick menyunggingkan senyum tipis. "Sebenarnya itu bukan urusanmu, Jovan. Kau dan Cassandra telah berakhir, Cassandra telah menjadi seorang janda. Lantas, di mana letak kesalahanku, hm? Bukankah kau sendiri yang telah menceraikan Cassandra?""Kurang ajar! Berani sekali kau mengatakan hal itu padaku," pekik Jovan, ekspresinya penuh dengan kemarahan karena merasa tertantang oleh Kendrick.Kendrick menghela napas dengan kasar. "Tentu saja