Kendrick menaikkan alisnya dengan sedikit keheranan saat Jovan tiba-tiba menghampirinya. Dia tetap tenang, meskipun matanya penuh perhatian saat menatap Jovan."Yeah. Apa yang ingin kau sampaikan padaku, Jovan?" tanya Kendrick dengan santai, namun intonasi suaranya tetap tegas, menunjukkan bahwa dia siap menghadapi apapun yang akan dikatakan Jovan.Jovan menatap tajam Kendrick, wajahnya penuh dengan intimidasi. "Kau benar-benar keras kepala! Mengapa kau masih tetap melanjutkan pernikahanmu dengan Cassandra, huh?" tanyanya dengan nada yang menantang.Kendrick menyunggingkan senyum tipis. "Sebenarnya itu bukan urusanmu, Jovan. Kau dan Cassandra telah berakhir, Cassandra telah menjadi seorang janda. Lantas, di mana letak kesalahanku, hm? Bukankah kau sendiri yang telah menceraikan Cassandra?""Kurang ajar! Berani sekali kau mengatakan hal itu padaku," pekik Jovan, ekspresinya penuh dengan kemarahan karena merasa tertantang oleh Kendrick.Kendrick menghela napas dengan kasar. "Tentu saja
"Hei!" Luna mendekati Helena yang baru saja hendak memasuki kafe miliknya, tatapannya penuh dengan ketertarikan.Helena menaikkan alisnya, sedikit terkejut oleh kedatangan tiba-tiba Luna. "Kau ... yang dua hari lalu menemui Jovan, bukan?" tanyanya dengan pasti, ingin memastikan identitas Luna."Ya, aku Luna. Aku ingin berbicara denganmu mengenai pertemuan itu," ucap Luna dengan suara yang tegas, namun penuh dengan rasa ingin tahu.Helena mengangguk, memberikan izin pada Luna untuk masuk. "Masuklah. Kafe ini milikku," ujarnya sambil membuka pintu lebih lebar."Oh, baguslah kalau begitu. Kita bisa bicara di ruang kerjamu kalau begitu?" tanya Luna dengan sopan."Boleh," jawab Helena sambil memimpin Luna menuju ruang kerja di belakang kafe, diikuti oleh Luna yang penasaran.Ketika mereka tiba di ruang kerja, Helena duduk di kursi di depan meja, sementara Luna mengambil tempat di kursi di hadapannya."Ada apa? Apa yang ingin kau bicarakan denganku, Luna?" tanya Helena sambil meletakkan tas
Kendrick menggelengkan kepalanya dengan lembut, mencoba menenangkan Cassandra. “Tidak. Aku tidak menyembunyikan sesuatu darimu. Mengapa kau berkata demikian, hm?” tanyanya dengan nada yang penuh dengan kejujuran, berusaha meyakinkan Cassandra bahwa semuanya baik-baik saja.Namun, keraguan masih terpantul di mata Cassandra. “Apa kau yakin? Kendrick, aku tahu kau baru saja bertemu dengan Jovan, kan?” tanyanya lagi, mencoba menggali lebih dalam.Kendrick mengangguk, mengakui pertemuan tersebut. “Ya. Kau benar. Aku dan Jovan memang bertemu. Namun, tidak lama. Karena aku tak mau merespon apa pun yang dia katakan,” jelasnya dengan jujur, mencoba memberikan penjelasan yang memadai.Cassandra mengangguk, namun ekspresi wajahnya masih menunjukkan ketidakpuasan. “Lantas, apa yang dia katakan padamu?” tanyanya kembali, ingin tahu tentang isi percakapan antara Kendrick dan Jovan.Kendrick menarik napas dalam-dalam seraya menatap wajah Cassandra dengan penuh perhatian. Dia tahu Cassandra ingin tah
Kendrick semakin geram dengan apa yang dilakukan oleh Jovan padanya. Sampai membuat Cassandra jadi salah paham dan hampir membencinya.“Tuan Kendrick? Anda memanggil saya?” tanya Arch ketika Kendrick meminta Serly menghubungi Arch untuk menghampirinya.“Ya, Arch. Aku butuh update terbaru tentang Jovan,” ujar Kendrick dengan nada tegang.Arch mengangguk, mengerti urgensi dari permintaan itu. “Kabar terbaru yang saya dapatkan hanyalah dia tengah mencari tahu ke mana saja Anda akan pergi. Entah apa maksud dari itu semua, namun saya pikir jika Jovan ingin melakukan sesuatu kepada Anda di sana.”Wajah Kendrick semakin mengeras. “Apa? Dia benar-benar telah melampaui batas! Dia tak bisa terus mengganggu hidupku dan merusak rumah tanggaku. Ini sudah cukup!”Kendrick mengepalkan tangannya lalu menarik napasnya dalam-dalam. “Baiklah. Jika ada informasi lagi, segera beri tahuku. Kali ini dia tidak boleh me
Waktu telah menunjukkan pukul dua belas siang. Jam makan siang telah tiba, dan kini Kendrick tengah menyusuri jalan menuju gedung milik sang istri—Cassandra.“Hh! Rasanya sudah tidak sabar ingin memberikan makan siang untuk Cassandra,” ucapnya dengan senyum mengembang di bibirnya. Ia ingin memberikan yang terbaik untuk istrinya agar Cassandra tahu, bahwa ia benar-benar mencintai wanita itu.Setelah lima belas menit lamanya, Kendrick akhirnya tiba dan kini tengah mengayunkan langkahnya menuju ruang kerja sang istri.“Selamat siang, Tuan Kendrick,” sapa sang security saat melihat suami dari bosnya itu lewat.Kendrick membalasnya dengan senyum tipis yang terbit di bibirnya. Ia pun masuk ke dalam lift menuju ruang kerja sang istri. Sesekali, ia membuang napasnya untuk menghilangkan kegugupan dalam dirinya.Hingga tiba di lantai dua puluh lima, Kendrick kembali melangkah memasuki ruangan tersebut. "Emme?" panggil Kendrick ketika melihat sahabat istrinya itu tengah menikmati pizza di atas m
Cassandra menatap Kendrick dengan matanya yang penuh dengan perasaan campur aduk, seperti badai emosi yang tak terkendali di dalamnya.Dia merasakan getaran emosi yang mendalam dalam kata-kata Kendrick, tetapi rasa takut dan keraguan masih menghantui pikirannya."Jangan seperti itu, Kendrick," ucap Cassandra pelan, suaranya gemetar karena keraguan dan kecemasan yang melanda hatinya.Kendrick menangkap kerentanan di dalam suara Cassandra, lalu ia berbicara lagi dengan lembut, mencoba meyakinkannya, "Cassandra. Meskipun kau tidak bisa percaya sepenuhnya padaku, kita bisa membuat perjanjian agar kau bisa tenang menjalani hidup bersamaku."Cassandra menghela napas kasar, merenung sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Sebenarnya bukan harta yang aku butuhkan, Kendrick. Melainkan cinta. Kau tahu, mengapa ayah dan ibuku berpisah? Itu semua karena ayahku tidak dapat dipercaya."Kendrick mendengarkan dengan serius, mencoba memahami beban yang dipikul oleh Cas
Emme, dengan langkah hati-hati, mendekati Cassandra yang sibuk dengan tumpukan pekerjaannya.Suaranya terdengar lembut saat ia memanggil, "Cassandra?"Cassandra mengangkat kepalanya dari tumpukan dokumen, dahi sedikit berkerut menangkap kehadiran Emme."Ada apa, Emme? Apakah ada yang bisa kusantap?" tanyanya dengan lembut, meskipun terlihat sedikit terganggu oleh gangguan pada pekerjaannya.Emme menatap Cassandra dengan ekspresi prihatin yang jelas terpancar di wajahnya. "Aku hanya ingin bertanya, apakah kalian sudah baik-baik saja?" tanyanya dengan lembut, mencerminkan perhatian yang tulus.Cassandra menghela napas panjang, lalu tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Emme. "Apakah Kendrick sudah menghubungimu lagi?" tanyanya, mencoba untuk menyingkap kabar terbaru tentang suaminya, dengan rasa ingin tahu yang jelas terlihat di matanya."Tidak, tidak. Kendrick tidak menghubungiku lagi. Namun, karena dia tidak melakukannya, aku ingin memastikan apakah kalian sudah baik-baik saja," jelas
Kendrick menanggapi pertanyaan istrinya dengan tawa ringan yang menghiasi wajahnya. "Mengapa kau bertanya seperti itu, Sayang?" tanyanya dengan rasa ingin tahu yang jelas terpancar dari matanya.Cassandra mengangkat bahunya dengan ringan, mencoba menyembunyikan kekhawatiran di balik senyumnya."Hanya ingin tahu saja, bagaimana tanggapanmu jika aku hanya seorang wanita biasa, tidak memiliki apa pun," ucapnya dengan nada yang lembut namun penuh dengan keraguan.Kendrick mengulas senyumnya, melanjutkan perjalanan mereka dengan kepala yang jernih dan hati yang terbuka.Ketika mobil mereka tiba di restoran yang mereka tuju, Kendrick memperlambat langkahnya, matanya menatap penuh kasih sayang wajah Cassandra sebelum memberikan jawaban pada pertanyaan sang istri."Sayang, mungkin pernyataan atau jawabanku tidak dapat kau percaya sepenuhnya. Namun, aku percaya bahwa cinta bukanlah tentang status atau kepemilikan. Aku bisa mencintai seorang wanita tanpa mel