Share

83. Salju Pertama

Penulis: missingty
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Lihat!” teriak Helena dengan lantang saat beberapa titik salju turun di halaman cafe. Helena memandang dengan penuh kagum butiran-butiran salju yang turun begitu lembut. Cuaca pagi ini memang begitu dingin hingga menghasilkan kepulan asap saat berada di luar ruangan. Tak heran jika hari ini ternyata salju mulai turun.

Shane tak ikut menoleh ke arah yang ditunjuk Helena, rasa kecewanya berganti dengan perasaan takjub saat melihat Helena tersenyum sambil melihat butiran salju yang mulai turun.

“Salju pertama di musim dingin ini ternyata turun di pagi hari ya. Cantik sekali, Shane,” desah Helena dengan semangat. Manik hijau zamrudnya tampak berkilau cerah.

Shane dengan perasaan sendu menjawab. “Iya, cantik sekali.” Tapi tatapan mata dari iris coklat hazelnut itu tak pernah lepas dari wajah Helena, Shane bahkan tak sedikitpun melirik ke arah jendela cafe. Pujian yang pria tampan itu tujukan sudah jelas bukan ke arah pemandangan di luar cafe melainkan pada arah pandangannya sekarang.
missingty

Terima kasih telah membaca, vote dan komentar ditunggu

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Layla Chairani
Semangat up terus thor, meskipun jalan ceritanya belum nemu titik terang. Semoga shane segera tahu siapa pim
goodnovel comment avatar
K'rien Za
thor tiap hari aku tungguin lho ceritanya. tp sedih bgt uploadnya cuma 1 bab doang
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mantan Istri CEO Dingin   84. Seorang Pria

    Siang hari Barbara dan Jeremy duduk kaku di depan meja kasir, pemandangan yang sangat langka menurut Helena. Mereka bagai boneka pajangan sambil menghadap ke arah Shane Digory yang sedang duduk di tempat favoritnya. Barbara bahkan menahan mati-matian untuk tidak menguap dan tetap tersenyum lebar. Di hari biasa, Jeremy dan Barbara akan menghilang begitu waktu makan siang sudah lewat, tepatnya Barbara akan menggunakan alasan, “aku akan membeli bahan makanan.” Helena tahu itu hanya alasan gadis berambut hijau terang itu untuk melarikan diri dan beristirahat di apartemennya yang terletak tak terlalu jauh dari cafe. Kemudian Jeremy akan berkata, “baiklah akan ku antar,” yang juga merupakan basa-basi karena dua sejoli itu memang sering menghilang jam segini, tepat setelah lewat waktu makan siang, saat kunjungan ke cafe Shiny memang tak ramai karena orang-orang telah kembali beraktifitas setelah makan siang. Selain di jam makan, kedatangan pengunjung cafe memang jauh menurun, hal ini di

  • Mantan Istri CEO Dingin   85. Pamit

    Sesaat setelah memasuki cafe, pandangan Martin mencari-cari wajah wanita yang mengundangnya kemari. Sementara itu, aroma harum kopi dan suasana hangat cafe memberikan kontras dengan dinginnya salju di luar, menciptakan perasaan kehangatan dan kenyamanan. Martin melangkah ke arah Helena yang berdiri di samping meja pelanggan. Wajah Shane kian suntuk melihat lelaki itu datang sambil tersenyum dan berkata lembut pada Helena. ‘Bukankah ia sudah ditolak oleh Helena, apa yang membuat Helena akhirnya berpikir kembali untuk menerima lelaki yang-.’ Shane melihat penampilan sederhana Martin dari atas sampai bawah. ‘-biasa -biasa saja ini.’ Helena mengangguk dan tersenyum sebentar pada Martin, sebelum meninggalkan pria itu yang masih berdiri di samping pintu cafe. Helena terlihat berbalik ke arah dapur dan masuk ke dalam, tak lama ia keluar lagi dengan tas yang tersampir di pundak kanannya. Wanita itu langsung menuju ke arah Primrose dan Shane. “Ayo, Pim, kita pergi. Bukankah Pim mau pergi

  • Mantan Istri CEO Dingin   86. Sepasang Pengkhianat

    Sebuah deringan ponsel memecah lamunan Shane. Panggilan dari asisten pribadinya. “Ada apa?” tanya Shane pada Jasper. “Maafkan saya mengganggu Anda siang ini, Tuan Shane. Saya mau melaporkan kalau Dokter Brian Scoot melarikan diri.” Shane berdecak kesal. ‘Sudah kuduga kau memang pengecut, Brian.’ Jasper melanjutkan laporannya via telephone. “Tapi kami akan segera melacak jejaknya. Sebelumnya kami juga sudah menemukan banyak bukti malpraktek darinya, selain kasus korupsi yang Anda tuduhkan padanya, tampaknya ia punya banyak kecurangan lain selama ini.” “Memang pria itu seorang penipu sedari dulu,” komentar Shane mendengar laporan anak buahnya. Ketika sekolah Brian Scoot selalu berbohong dengan memposisikan kekayaannya setara seperti keluarga Digory di depan anak-anak sekolah lainnya. Walau sebenarnya ia selalu menempel pada Shane dan menggunakan uang Digory untuk bersenang-senang. Shane tak pernah keberatan tentang hal itu, ia tak peduli. Brian Scoot hidup dengan orang tua tungg

  • Mantan Istri CEO Dingin   87. Wanita itu Bahagia

    Wajah Athena langsung kaku karena begitu marah. Manik birunya tampak seperti nyala api yang siap membakar Brian Scoot karena kekesalannya. “Kau tak punya bukti apa pun kalau aku terlibat dalam kejahatanmu, Brian!” desis Athena. Pria itu kembali menutup kepalanya dengan hoodie dan melihat Athena sesaat seakan menciptakan perpisahan untuk wanita yang pernah ia taksir begitu lama sedari ia sekolah hingga saat ini. “Selamat tinggal, Athena,” gumam lelaki itu, ia harus segera pergi sebelum ditemukan oleh para pengawal Shane Digory. Setiap detik sangat berharga untuknya. Athena hanya menatap tajam tanpa senyuman pada Brian Scoot. Ia melihat lelaki itu menghilang dari balik pintu cafe. “Sial!” umpat Athena yang berharap kalau Shane datang menemui siang ini dengan Brian Scoot tapi malah yang ia dapat kabar buruk. “Bagaimana ia tahu aku berselingkuh dengan Brian? Tapi ia baru mengancam, Brian. Jika Shane tahu aku mengkhianatinya bukankah aku juga terancam, tapi kenapa sampai sekarang tak ad

  • Mantan Istri CEO Dingin   88. Itu Kau.

    Athena menghela napas sambil memutar manik biru langitnya. “Bukankah memang kita sudah tahu kalau pelacur itu sudah punya anak, itu bukan hal yang baru!” Evelyn langsung membantah pernyataan Athena. “Tapi bukan, kalau anak itu adalah anak yang dulu kita gosipkan ketika sekolah, usia anak itu pasti bukan usia sekolah dasar. Dan aku lihat sendiri anak itu masih kecil, ia sepertinya baru awal masuk sekolah, Ath.” Athena menatap Evelyn dengan ekspresi penasaran. “Anak? Berarti dia punya anak lain? Betapa malang nasib anak itu, punya ibu seperti pelacur itu.” Wanita berambut merah itu langsung tertawa nyaring. “Dan bahagia apanya? Itu menyedihkan, ia menyekolahkan anaknya di sekolah paling kumuh di kota pinggiran.” Evelyn menelan salivanya. “Ia tersenyum bahagia, Ath. Tapi wajah dan penampilan anak itu sangat menggelitikku tentang siapa ayahnya,” lanjut Evelyn menuangkan rasa penasarannya. “Kenapa? Ia memiliki anak cacat?” Athena tertawa lagi. “Ah memang hidup pelacur itu penuh kutukan.

  • Mantan Istri CEO Dingin   89. Pelukan Erat

    “Harusnya aku sudah menduganya,” ujar seseorang itu lagi. Manik hijau zamrud milik Helena yang melihat seseorang yang datang di belakangnya berkedip ketakutan bak melihat hantu. ‘Apakah ia mendengar semua ucapanku? Apakah ia akan menyalahkanku karena berada di sini?’ “Sh- Shane,” panggil Helena dengan gugup. Lelaki berkaki jenjang dengan setelan kemeja mahal itu melangkah mendekat, ia memiringkan kepalanya dan melihat apa yang Helena letakan di atas pusara ibunya. Sebuah buket bunga hyacinth putih sederhana. “Ternyata itu kau ya, Helena,” ulang Shane sambil tangannya meraih buket bunga itu. “Aku selalu bertanya-tanya siapa yang mengirimkan buket bunga ini pada makam ibuku, dan juga kakek Graham, beberapa tahun terakhir ini.” Shane memutar-mutar buket bunga sederhana itu dengan jari-jemarinya yang jenjang. Helena menelan salivanya, ia begitu nelangsa hingga tidak sadar kalau pria tampan di depannya itu tersenyum sedari tadi. “Ma-maaf. Aku tak bermaksud menyinggungmu, Shane. Aku t

  • Mantan Istri CEO Dingin   90. Berdua Saja

    “Aku akan mengantarmu.” Helena langsung menggeleng mendengar tawaran Shane. “Tak perlu, Shane. Aku mau pergi ke bank dan itu tak sejalan dengan arah cafe -eh kau mau ke cafe kan?” Shane tersenyum mendengar penolakan Helena, ia semakin sadar wanita itu sedang menghindarinya. “Tidak. Kebetulan aku juga mau ke bank. Barengan?” Helena menatap tak percaya ke arah mantan suaminya atas tawaran lain yang tak pantang menyerah itu. ‘Ia sedang mencari-cari alasan atau memang ia akan pergi ke bank?’ Helena tampak berpikir sejenak, sebelum menjawab, “baiklah.” Shane langsung berlari membuka pintu mobil di sisi penumpang dan mempersilahkan Helena naik. “Kau berlebihan, Shane,” gumam Helena melihat tingkah mantan suaminya, sambil menahan tawa. Diam-diam wanita dengan rambut hitam tergerai itu merasa lega karena Shane membawa mobilnya yang ‘lumayan’ sederhana. Ia tak ingin terlihat terlalu mencolok di kota kecil ini dengan mobil mewah. “Bagaimana Pim, apa ia sudah menghafal perkalian tiganya? I

  • Mantan Istri CEO Dingin   91. Salah Jalan

    “Shane, kau tidak salah jalan?” tanya Helena, ia terkejut saat lelaki yang sedang memegang kendali mobil itu malah berbelok ke arah kanan di perempatan jalan. “Kita lewat jalan lain saja.” Melihat Helena sedang menoleh ke arahnya, Shane langsung menginjak pedal gas dengan kencang hingga Helena sontak terkejut dan sedikit melonjak ke belakang. “Shane!” jerit Helena yang kembali terkejut saat lelaki itu malah mengacak rambut Helena hingga menutupi wajahnya. “Kau kenapa?” Protes Helena sambil menyisir rambut hitamnya dengan jemari tangannya. Hanya saja ketika ia bisa melihat jelas lelaki di sampingnya, ekspresi Shane sangat dingin. “Rambutmu, berantakan,” ucap Shane sekenanya sambil membanting stirnya berjalan kembali ke arah bank tapi dengan rute yang berbeda. “Menjijikan.” Gumaman Shane terdengar jelas di telinga Helena. Wanita itu menoleh ke arah mantan suaminya dengan tatapan menyelidik. ‘Ia baru saja mengejek rambutku? Kalau ia benar-benar jijik harusnya jangan memberiku tumpa

Bab terbaru

  • Mantan Istri CEO Dingin   Epilog

    “Tes… Tes… satu, dua, tiga, tes, tes. Pim di sini.” Pim ketuk-ketuk dulu microphone ini ya. Kedengaran tidak? Pim mau cerita, ini ada kaitannya sama mainan baru, Pim. Kemarin Shane kasih ini diam-diam ke Pim ini. “Kamera buat ngerekam. Jadi sekarang Pim akan buat Vlog tentang keseharian Pim!” Pim semangat banget bicara di depan kamera. Sebentar, coba Pim ketok-ketok dulu kamera ini. Sudah jalan belum ya? Oh oke sudah baik. Mari kita rekaman lagi. “Hai selamat datang di Pim Vlog.” Sebentar Pim mikir dulu mau bilang apa lagi. “Okeh, terus apa lagi ya? Oh ya! Di Pim Vlog akan menceritakan-.” Cerita apa ya? Pim mau cerita apa ya? Mama nikah sama Shane? Rumah baru? Kamar baru? Boneka baru yang banyak? Tinggal di kota besar terus kemarin lewat toko kue yang warnanya merah muda. Duh mana duluan ya yang Pim ceritakan? Coba minta usulan Mama ah! “Mama, Mama!” Pim berlari-lari kecil ke dapur. Pasti Mama lagi di dapur. Kata Mama mau buat makan malam sih tadi. “Kenapa, Sayang?” Mama nany

  • Mantan Istri CEO Dingin   130. TAMAT.

    Helena menautkan keningnya. “Tapi masih banyak masakan yang harus aku buat lagi pula bukankah banyak waiters di depan?” Jam makan siang baru saja dimulai, pesanan silih berganti tak henti-henti masuk ke dalam dapur. Helena juga turut sibuk menyiapkan hidangan untuk para pelanggan. Jeremy menggeleng kencang. “Tolong, hanya kau yang bisa melakukannya.” Helena menoleh ke arah pegawai lain yang berada di dalam dapur. Wajah semua orang tampak tidak keberatan, bahkan salah satu chef senior berkata, “tolong bantu Tuan Jeremy saja Nyonya Helena. Disini biar aku yang mengatasi.” Helena menangguk dan mengikuti Jeremy keluar dapur. “Memangnya ada apa, Jeremy?” tanya wanita berambut panjang itu masih bingung. “Itu, Tuan Besar Shane Digory. Ia -seperti biasa- ingin dilayani olehmu,” jelas Jeremy dengan senyuman lebar. Helena langsung terlihat kesal. Ia mengira terjadi sesuatu yang begitu darurat. Tapi bagi Jeremy dan semua pegawai lain, kehadiran Shane Digory adalah sesuatu yang darurat d

  • Mantan Istri CEO Dingin   129. Tamu Penting

    “Nyonya Helena!” sambut Jeremy dengan nada riang sambil membuka pintu cafe. Ia memakai kemeja merah muda dan celana bahan berwarna coklat kopi yang senada dengan keseluruhan warna bangunan di belakangnya. “Aku sudah menunggumu dari tadi.” Helena masih terpaku di tempatnya dan tak memperdulikan kedatangan Jeremy. Lelaki itu akhirnya mengikuti arah pandang wanita itu. “Nama yang norak ya?” Jeremy kemudian menyemburkan tawanya setelah mengatakan hal itu, tak lama sampai ia sadar Helena menatapnya tajam. “Ah, maafkan aku Nyonya Hel, tolong jangan laporkan pada suamimu. Aku masih harus mengumpulkan uang untuk membiayai pernikahanku dengan Barbara.” Helena langsung tertawa pelan. “Kalau begitu cepatlah kalian menikah agar kau lebih sadar.” “Tapi kulihat Tuan Shane semakin tak waras karena menikah Lihat aku tak menyangka ia akan memilih nama senorak itu. Dan kurasa hanya itu kekurangan cafe ini, semua sangat sempurna, dari bangunan, suasana, rasa masakan, promosi, dan para pengunjung sa

  • Mantan Istri CEO Dingin   128. Shane Mati

    Lelaki tampan itu akhirnya mengekori kembaran dengan ukuran mininya itu menunggu di meja makan. Helena kemudian menggulung rambutnya ke atas dan mulai memasak sekaligus merapikan keadaan dapur yang berantakan. Shane tak bisa melepaskan tatapannya pada sosok wanita itu. Helena terlihat sangat luar biasa saat ini. ‘Cara ia menjepitkan rambutnya begitu seksi.’. “Ckck. Kau harus ingat ini, Shane.” Primrose merapatkan tubuhnya pada pria tinggi besar itu. “Jangan pernah membuang-buang makanan. Terakhir kali aku melakukannya, Mama membuatku menulis tulisan ‘aku menyesal’ sebanyak tiga lembar halaman folio dan Mama tak banyak bicara selama tiga hari.” Shane langsung menghela napasnya dengan berat. “Jadi aku melakukan kesalah lagi?” Ketimbang hukuman menulis tiga lembar halam folio, Shane lebih sedih ucapan Primrose yang mengatakan kalau Helena makin irit bicara selama tiga hari. ‘Aku ingin mendengar wanita itu bercerita padaku.’ Helena menghentikan obrolan ayah dan anak itu saat menghi

  • Mantan Istri CEO Dingin   127. Masakan Shane

    “Shane,” panggil Helena. Seketika laki-laki itu menoleh dengan wajah sangat terkejut, bahkan sutil di tangannya ikut terjatuh. “Kau sudah bangun, Helena?” Shane terlihat gugup sambil berusaha menyembunyikan ponselnya yang ia taruh di atas meja counter dapur. “Apa aku terlalu ribut hingga kau terbangun?” Helena memiringkan kepalanya, tapi tubuh besar Shane sudah menutupi layar ponselnya. ‘Seorang wanita ya? Kenapa aku berpikir setelah Athena ia tak memiliki wanita lain? Tunggu, kenapa aku harus peduli? Apa karena ia mengungkapkan rasa sukanya denganku kemarin jadi aku berharap lebih?’ “Helena…,” panggil Shane mengembalikan kesadaran wanita itu dari lamunannya. “Tunggu saja di ruang baca. Apa kau butuh sesuatu di dapur? Aku akan mengantarkanmu.” Helena langsung tersadar penyebab dia buru-buru ke dapur karena ada bau gosong yang sekarang mulai perlahan menghilang karena alat penghisap asap yang berada di atas kompor. “Tidak, aku hanya mencium bau masakan tadi-.” “Kau sudah lapar?” Sh

  • Mantan Istri CEO Dingin   126. Video Call dengan Wanita Lain

    “Hah!” Helena bergumam terkejut. “Apa maksudmu?” “Apa kau tidak tahu, aku sudah dipindah-tugaskan ke cabang Digory Valley cafe itu. Begitu juga Barbara.” Helena menelan salivanya. ‘Ini pasti semua ulah Shane. Selain memindahkan sekolah Pim ke sini, ia bahkan memindahkan penempatan kerja orang tua sahabat-sahabat Pim, hingga mereka juga ikut pindah sekolah ke Digory Valley bersama dengan Pim. Astaga, pria itu benar-benar berniat kami berada di sini. “Baiklah aku akan ke cafe Shiny yang berada di Digory Valley untuk bekerja besok.” Jeremy tertawa. “Maksudmu bekerja sebagai owner dan mengawasi kami kan?” “Hentikan candaanmu. Aku masih anak buahmu, Jeremy,” bantah Helena serius. Selang beberapa lama panggilan ponsel itu Helena akhiri. Jeremy masih tak serius menganggapnya akan kembali bekerja -benar-benar bekerja sebagai waiters. ‘Aku dan Shane Digory tak ada kaitannya. Sama seperti dahulu, pernikahan ini sama seperti dahulu, kan?’ Ketika malam hari, Helena mendapat panggilan dari

  • Mantan Istri CEO Dingin   125. Mau Adik

    Helena masih tak bereaksi apa pun, ekspresinya terlihat dingin di mata Shane. “Kau tak percaya ya?” Shane tak menunggu jawaban Helena, ia langsung melanjutkan perkataannya. “Aku pun tak percaya, aku tak percaya telah jatuh cinta padamu sejak hari itu. Hari terakhir kita bertemu. Dan sejak hari itu aku selalu menunggumu, Helena.” Helena tertawa sinis dengan pelan. Aku mengambil apa yang kau berikan padaku, Shane. “Jangan buat kesalahan yg sama dua kali, Shane. Kita pernah berumah tangga dan itu gagal, atau lebih tepatnya hancur berantakan dengan sangat parah. Apa bedanya dengan sekarang?” “Saat itu aku bahkan tak berusaha sama sekali.” Shane membalas perkataan Helena dengan penuh tekad. “Sekarang berbeda Helena. Aku akan berusaha, aku akan merubah apa yang terjadi dulu.” Helena mengangkat alisnya. Luka yang ia dapat dari laki-laki di hadapannya sudah terlalu dalam. “Percuma jika hanya salah satu saja yang berusaha. Karena kurasa aku tak sanggup berusaha lagi bersamamu.” Shane sad

  • Mantan Istri CEO Dingin   124. Menungguku?

    Helena awalnya berpikir kalau Shane sudah lama tak menempati bangunan ini, tapi tak ada setitik debu pun di setiap furniture yang ada. ‘Kukira ia tak tinggal disini, karena setahuku Athena tak suka bangunan tua bergaya klasik seperti rumah ini. Apa ia bisa membujuk Athena dan akhirnya tinggal berdua di sini?’ Helena melangkah menuju rak buku yang memenuhi dinding ruang tengah rumah itu. ‘Bahkan urutan buku yang ku susun tak berubah.’ Seulas senyum muncul di wajah wanita cantik itu. “Beberapa pembantu menyusun kembali urutan bukunya, tapi tak ada yang seperti kau lakukan hingga membuatku nyaman membacanya kembali,” celetuk Shane yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Helena. “Kau tinggal di rumah ini?” Helena tak dapat menutupi rasa penasarannya. Shane tersenyum. “Ya, terutama setelah tahun-tahun awal kita bercerai,” jawab Shane sambil perlahan berjalan mendekat ke arah Helena. “Aku berpikir kau akan kembali setelah pergi begitu saja tanpa berkata apa pun hari itu, hari dimana ki

  • Mantan Istri CEO Dingin   123. Rumah Kita

    Jasper tersenyum. “Betul, Tuan.” Shane tak pernah menceritakan apa pun isi hatinya pada orang lain. Tapi kali ini berbeda, lelaki itu tak tahu harus berbuat apa pada Helena. “Apa yang harus kulakukan, Jasper?” Jasper terkejut, majikannya itu tak pernah bingung dalam menentukan sikap tapi kali ini ia benar-benar terlihat putus asa. “Apa ini berkaitan dengan Nyonya Helena?” “Ya,” jawab Shane terdengar pelan. “Ketika tadi pagi saya menemuinya, Nyonya juga terlihat tak kalah terlukanya dengan Anda, Tuan Shane.” Shane langsung menegakkan punggungnya, karena terkejut sekaligus tertarik dengan informasi yang Jasper sampaikan. “Kenapa? Bukankah ia membenciku- ah ya tentu saja aku pantas dibenci olehnya. Ia tak mungkin memaafkanku atas apa yang telah aku lakukan padanya kan?” Jasper menoleh ke arah Tuannya. “Anda akan membiarkan hal ini berjalan seperti ini, Tuan?” Shane tersenyum menangkap maksud Jasper. “Tidak. Tentu saja tidak!” Tapi pundak Shane langsung turun kembali. “Tapi aku t

DMCA.com Protection Status