Share

6. Bertengkar

"Mas, saya sudah tidak bau," ujar Tika semangat sambil berputar-putar di depan suaminya.

"Hidung kamu lagi polip, makanya gak bisa nyium bau. Kamu masih bau busuk. Keluar dari kamar saya!" Dika menarik kasar tangan istrinya untuk segera turun.

"Mas, pelan-pelan!" Tika berusaha menahan tubuhnya, tetapi tenaga suaminya terlalu kuat, sehingga ia terpaksa pasrah saat ditarik masuk ke kamar pembantu yang dulunya ia tempati.

"Mas, kamu gila! Masa istri kamu ditaruh di kamar pembantu! Yang benar saja!" Tika berteriak tidak terima dengan perlakuan suaminya, tetapi Dika masa bodoh. Selagi bau busuk dari tubuh istrinya belum hilang, maka ia tidak mau berdekatan dengan wanita itu.

"Biasanya juga kamu di kamar ini. Aku bilang, obati bau badan kamu, Tika! Kenapa malah kamu pergi ke rumahku. Masuk tanpa ijin. Sama aja kamu itu maling! Ngerti gak?!"

Blam!

Cklek

"Mas, buka! Saya jangan dikunciin!" Teriak Tika panik karena Dika menguncinya dari luar. Wanita itu terus menggedor pintu dengan kuat, hingga memekkan telinga. Tetangga kanan kirinya pasti mendengar teriakan Tika dan ia tidak mau malah mengundang warga jadi datang ke rumahnya.

Dika berjalan kembali ke kamar Tika.

"Diam atau kamu aku talak!" Teriak Dika tidak kalah cetar, sehingga detik itu juga, Tika terdiam. Pria itu naik ke kamarnya, lalu menelepon Budi. Ya, satu-satunya orang yang mungkin berpihak padanya dan bisa menolongnya hanya Mas Hadir;kakak dari Tika.

Dua kali menekan kontak Budi, tetapi tidak diangkat. Dika pun memutuskan untuk berganti pakaian. Mengganti seprei, menyapu, juga mengepel kamar. Aroma Tika masih tertinggal, meskipun tidak terlalu menyengat. Lelah yang amat sangat dengan pekerjaan rumah tangga yang baru saja ia lakukan, membuat Dika tertidur tanpa mandi terlebih dahulu.

Ia terbangun saat ponselnya berdering nyaring. Dika tidak langsung mengangkatnya, ia menggeliat terlebih dahulu untuk merenggangkan ototnya yang kaku. Sering itu berhenti, tetapi kemudian berbunyi kembali. Ia meraba meja kecil yang ada di samping ranjang, tempat ia menaruh benda pipih itu.

"Halo, assalamu'alaikum."

"Wa'alaykumussalam. Dika, kamu pulang ke rumah kamu?"

"Oh, Mama. Iya, Ma, ada file yang harus Dika ambil. Rumah juga perlu Dika bersihin, Ma. Bau apek, kelamaan gak ditinggali."

"Oh, gitu, ya udah, nanti Mama ke sana deh ditemani Fitri buat bersih-bersih."

"Jangan, Ma, nanti Mama pingsan. Di sini ada Tika."

"Apa? Tika di rumah kamu? Bagaimana bisa?"

"Dia punya kunci cadangan pintu samping, Ma. Ini nanti mau saya ganti semua kepala kunci."

"Terus, kamu masih umur panjang ini, gak mati berduaan dia doang di rumah?"

"Tika saya masukkan ke kamar belakang, Ma. Ini saya mau nelepon Mas Budi, biar dia jemput Tika. Saya nyerah, Ma, saya mau cerai saja dari Tika."

"Alhamdulillah ya Allah, akhirnya Dika. Ya udah, Mama dukung kamu. Mama tetap ke rumah kamu sama Fitri."

"Ya udah, terserah Mama aja. Saya mau subuh dulu." Dika pun memutus panggilan. Lalu ia masuk ke kamar mandi untuk mandi sekalian berwudhu. Selesai solat, Dika turun ke dapur untuk membuat teh, memasak nasi, serta menggoreng nuget sambil menunggu nasi matang.

"Mas, saya lapar. Biar saya saja yang masak!" Seru Tika dari dalam kamarnya, tetapi Dika tak terkecoh ataupun iba. Ia menyiapkan teh juga untuk Tika. Nugget pun ia goreng lebih untuk sarapan istrinya. Meskipun ia kesal dan benci dengan Tika, tetapi ia tidak boleh membiarkan wanita itu kelaparan di rumahnya. Apalagi nanti ia mau dijemput oleh kakaknya.

Nasi pun matang. Dika menaruh tiga potong nuget, nasi dua centong, saus sambal dan juga kecap di atas nasinya.

"Ini, kamu makan dulu!" Dika meletakkan nampan di depan pintu yang baru saja ia buka.

"Mas, saya mau.... "

"Kamu saya talak, Tika. Kita bercerai saja. Alasannya karena kamu bau busuk. Tidak akan ada lelaki yang tahan dengan bau busuk seperti yang kamu alami. Selain busuk, juga bau amis. Aku seperti satu rumah dengan mayat yang membusuk di tengah-tengah pasar."

"Nggak, saya nggak mau!" Tika berjalan mendekati suaminya, tetapi Dika bergerak lebih cepat. Pintu kamar itu sudah ia tutup dan kunci kembali.

"Mas, saya gak mau dicerai. Kamu keterlaluan! Pokoknya saya gak mau dicerai!"

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status