Share

44. Lemas

last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-12 18:41:40

"Ada apa, Ma? Tumben siang-siang Mama ke sini?" tanya Daniel dengan wajah masamnya. Bu Cici menghela napas panjang, lalu memilih duduk di kursi menemani putranya yang tengah memberi makan ikan koi di kolam belakang.

"Mama cuma pengen ketemu anak Mama, masa gak boleh? Gimana urusan kamu sama Nuri?" tanya Bu Cici to the point. Ia tidak ingin Daniel keburu pergi karena kehadirannya.

"Udah selesai, Ma. Nuri selingkuh dengan mantannya.(kayaknya bakal jadi judul baru penulisnya nih)." Daniel ikut duduk di kursi kosong di sebelah Bu Cici.

"Maksud kamu, Dika?" tanya Bu Cici memastikan.

"Iya, Ma. Daniel dan Nuri sudah selesai. Hamya perlu menalaknya. Sudah saya lakukan kemarin. Jadi, Mama jangan tanya apapun lagi soal Nuri pada saya. Kami sudah selesai."

"Hm, bagus kalau begitu. Kamu jadi bisa fokus pada Angel. Apa kabar istri kamu itu? Mama gak lihat, tapi mobilnya ada di depan."

"Ada di kamar, Ma. Angel lagi kurang sehat. Maunya tidur terus. Angel ambil cuti dua Minggu hanya untuk rebahan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Carla
terserah deh angel mau hamil apa gak, hamil anak kudaniel atau bukan. lebih baik bukan sih, biar kudaniel tau rasa .......... nungguin dika dan tika nikah lagi, dan malam pertama ......
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
jangan jangan anak laki lain
goodnovel comment avatar
Mimin Rosmini
senengnya sdh tayang lagi..suka kuga nuri mau balikan sama dika..cuma maaf ya masih ganjel..boleh kan mengharap daniel.angel bu cici dpt balesan setimpal atas perbuatannya sama nuri..? enak bener kalau mereka bahagia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mantan, Balikan Yuk!    45. Tamu Tidak Diundang

    Tiga Bulan BerlaluNuri menguap lebar di depan kertas sketsa yang sejak pagi ia corat-coret, tetapi tidak menemukan kecocokan pada design gaun pesta tersebut. Sudah sejak lama Bu Celine memintanya menggambar menggunakan tablet atau laptop, tetapi karena ia tidak mahir dengan dua alat itu, ia hanya menggunakan pensil khusus dan juga kertas gambar untuk membuat design.Bosnya baik, begitu juga dengan teman-teman di kantor pusat dan juga team butik yang sering ia jumpai. Mereka dapat menerimanya dengan baik, selama tiga bulan ia bekerja. Satu buah sketsa dihargai lima belas juta dan jika berhasil dilirik oleh rumah model, maka akan diberikan bonus. Untuk gaji pokok Nuri mendapatkan upah delapan juta dan jika ia saat berhasil membuat design menarik pasaran, maka uang lima belas juta itu ikut masuk ke rekeningnya. Hoam! Sekali lagi Nuri menguap. Ini sudah jam sebelas malam. Matanya mengantuk, tubuhnya sudah penat, tetapi idenya seperti tidak tuntas. Oleh karena itu, Nuri memutuskan ke da

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Mantan, Balikan Yuk!    46. Tika dan Kakaknya

    "Bang, ngebut ya," kata Nuri berpesan pada sopir ojek online. "Siap, Bu, tapi Ibu jangan kaget kalau saya ngebut ya," balas pengemudi ojek itu yang mungkin usainya sekitar empat puluh tahunan. "Nggak kok, kita emang harus cepat, soalnya ada pelakor di rumah saya. Kalau bisa cepat, maka saya akan kasih dua ratus ribu buat Abang, gimana?" "Wah, mau ada perang dunia kayaknya nih. Okelah, Bu, pegangan ya. Pasti saya bisa cepat, Bu." Motor pun melesat cepat, sehingga hampir saja Nuri jatuh terjengkang, jika ia tidak memegang jaket pengemudi itu. Pria itu membuktikan ucapannya. Hanya sepuluh menit saja ia di jalan dengan tampilan akhir amat berantakan. Wajahnya lengket dan mulutnya tidak bisa mengatup karena banyaknya masuk angin ke dalam mulutnya. Biasanya jika naik ojek online ,maka ia akan membutuhkan waktu setengah jam lebih lima menit, tetapi bersama ojek online ajaib ini rasanya baru naik sudah sampai."Makasih banyak atas bantuannya, Bang. Saya jadi sampai tepat waktu." Nuri memb

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-14
  • Mantan, Balikan Yuk!    47. Rumah Sakit

    "Kenapa Angel?" Daniel terbangun saat merasakan istri yang tidak di sebelahnya terus saja bergerak gelisah. "Perut saya gak enak, Mas." Angel melangkah masuk ke kamar mandi. Daniel berbalik sambil memeluk guling, melanjutkan mimpinya yang sempat terhenti karena perut istri yang mulas.Suara pintu kamar mandi terbuka. Daniel dapat mendengarnya, begitu juga suara langkah sang Istri yang tidak lama kemudian terdengar suara laci lemari dibuka. Daniel menoleh ke belakang."Kenapa?" tanya Daniel."Flek, Mas." Angel memakai celana dalam yang bersih. "Mas, antar saya ke dokter yuk! Saya takut kenapa-napa. Ini flek, kemarin enggak, kemarin lusa flek. Sehari flek sehari nggak. Saya jadi penasaran kenapa.""Mungkin karena kamu lelah aja. Udah tidur aja. Nanti juga berhenti fleknya. Ini hari kamis kan, kalau Sabtu masih flek, kita ke dokter. Aku ngantuk banget." Daniel kembali memejamkan matanya, sedangkan Angel masih gelisah. Ia memang ikut berbaring, tetapi ia tidak juga bisa memejamkan mata

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Mantan, Balikan Yuk!    48. Bukan Magrib, tapi Zuhur

    "Sudah, jangan menangis, Angel. Ini sudah takdir," ucap Daniel menenangkan istrinya yang masih saja sesegukan. Ia baru kembali dari menguburkan jenazah bayinya yang ia kubur di halaman rumah. Luna pun meneteskan air mata karena sedih. Ada rasa kehilangan dan kecewa karena ia tidak punya adik, padahal ia sangat inginkan adik dari papanya. Ia ingin rumahnya ramai dengan tawa dan canda anak kecil. Namun, semua mimpinya terpaksa ia kubur."Ini salah Papa. Papa gak peka sebagai suami," suara serak Luna membuat Daniel dan Angel menoleh serentak."Apa yang kamu katakan, Nak?" tanya Daniel dengan wajah sedih. "Luna bilang, Papa gak aware sama Tante Angel. Papa selingkuh dari Bunda Nuri, tapi dengan Tante Angel pun Papa gak sepenuhnya peduli padahal jelas Tante Angel lagi hamil anak Papa; adik Luna. Tante udah ngeflek seminggu lalu, tapi Papa cuek dan gak pentingin bayi Papa. Papa kalau seperti ini terus, gak akan ada wanita yang tahan hidup dengan Papa. Luna kecewa sama Papa! Luna jadi takut

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Mantan, Balikan Yuk!    49. Pengantin Baru

    Perut pengantin keroncongan. Tidur delapan belas jam membuat lambung keduanya berteriak tidak tahan lapar. Masih dengan piyama saja, Nuri pergi turun ke bawah untuk makan, sedangkan Dika masih dengan beskap, hanya bagian atas diganti dengan kaos biasa.Semua diambil oleh sepasang pengantin itu. Ada jus, buah potong, es krim, makan berat, aneka kue, dan desert lainnya. Nuri sengaja memakai totte bag yang berisi kotak bekal. Jika tidak habis, bisa ia bawa ke kamar."Sayang, udah jam sebelas. Ayo, cepat makannya! Kita belum mandi dan bersiap untuk pergi ke Taman Safari. Ada mobil dari kantor nanti yang jemput. Kalau jam dua belas kita belum check out, kita bisa kena tegur petugas hotel. Mobil kantor jemput jam setengah dua belas," kata Dika mengingatkan Nuri yang masih asik menikmati es krim."Ck, Mas, kita jadi terburu-buru gini. Ampun deh! Kagak mirip pisan sama honeymoon. Ya sudah, ayo, kita naik deh!""Mandinya berdua aja ya, biar cepat," bisik Dika lagi sambil membantu istrinya mema

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • Mantan, Balikan Yuk!    50. Dua Satu Minus

    "Mas ada apa?" tanya Nuri yang menghampiri suaminya di balkon kamar. Pria itu baru saja menerima telepon dan wajahnya menjadi murung. Nuri memeluk tubuh suaminya. Angin malam membuat udara sangat sejuk, sehingga berpelukam adalah hal yang paling tepat dilakukan saat ini. "Mas, ada apa?" tanya Nuri lagi saat suaminya tak juga bersuara menjawab pertanyaannya. "Harimau Sumatera kena virus di lidahnya. Jadi gak mau makan. Diam saja. Padahal sudah ada dokter hewan khusus menangani harimau itu. Harimau itu satwa langka, jika ia mati, makan perlahan spesiesnya bisa punah. Harimau Sumatera ada dua di kebun binatang. Satu jantan dan satu betina, baru saja mau dikawinkan, penjantan sakit. Saya harap Leora bisa sembuh.""Namanya Leora?" tanya Nuri. Dika mengangguk. Wajah suaminya dan gaya bicara suaminya berubah amat sangat serius. Ia menjadi sosok yang berbeda jika sudah bicara tentang passion dan kegemarannya."Maaf ya, suasana bulan madu kita jadi seperti ini," kata Dika tidak semangat. "G

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-23
  • Mantan, Balikan Yuk!    1. Ajakan Dika

    "Mau sampai kapan kamu duduk diem di situ, tapi gak pesan makan apa-apa?" tanya Nuri pada Dika yang asik duduk sambil cengengesan di salah satu kursi. "Ya udah, saya pesen baso deh. Baso halus aja karena saya orangnya kan halus," ocehan Dika membuat Nuri mencebik. Sejak kapan pria yang pernah menjadi suaminya itu sok manis. Tanpa menyahut, Nuri bergegas membuatkan satu porsi baso untuk Dika. Ya, Nuri adalah pemilik warung baso yang cukup banyak pelanggan. Pada awalnya ia hanya punya satu karyawan lelaki, tetapi sekarang, ada wanita juga yang membantunya menyiapkan minuman dan juga mengantar pesanan. "Ini." Nuri meletakkan mangkuk baso di depan Dika. "Terima kasih mantan," ucap Dika membuat Nuri merasakan eneg pada lambungnya. Wanita itu meninggalkan Dika dan sibuk dengan pelanggan lain. Silih berganti pengunjung yang datang meramaikan warung baso sederhana milik Nuri. Tidak sekali pun raut wajah wanita itu nampak lelah, padahal ia tengah dirundung masalah dengan suaminya. Dika

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • Mantan, Balikan Yuk!    2. Masih Berusaha

    "Apa? Selingkuh? Sama kamu? Idih, males!" Nuri segera bangun dari duduknya, tetapi Dika kembali berhasil menahan tangan wanita itu. "Nuri, denger dulu. Aku udah ijin sama mama untuk balikan sama kamu dan mama kasih ijin." Nuri tertawa geli. "Kamu udah punya istri dan aku masih punya suami. Jadi jangan mengada-ada!" "Kamu bukannya akan berpisah dengan suami kamu?" kali ini Dika tidak mau kalah. Ia terus mendesak agar Nuri setuju degan syaratnya. "Iya, tapi bukan berarti aku mau balikan sama kamu, Mas Dika. Sudah, sekarang pulang ya, aku mau tutup warung." Nuri bergegas berdiri dan langsung menuju gerobak bakso yang melihat isi panci kuah yang sudah tersisa sedikit saja. "Dika, kamu masih tinggal sama mama?" tanya Nuri tiba-tiba. Dika mengangguk. "Bawain baso untuk mama ya." Dika tersenyum sambil mengangguk. Nuri dengan cekatan membungkus baso sebanyak delapan butir dengan kuah sedapnya. Ditambahkan dengan mi kuning dan bihun. Tak lupa saus dan sambal. "Ini, khusus untuk mama ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01

Bab terbaru

  • Mantan, Balikan Yuk!    50. Dua Satu Minus

    "Mas ada apa?" tanya Nuri yang menghampiri suaminya di balkon kamar. Pria itu baru saja menerima telepon dan wajahnya menjadi murung. Nuri memeluk tubuh suaminya. Angin malam membuat udara sangat sejuk, sehingga berpelukam adalah hal yang paling tepat dilakukan saat ini. "Mas, ada apa?" tanya Nuri lagi saat suaminya tak juga bersuara menjawab pertanyaannya. "Harimau Sumatera kena virus di lidahnya. Jadi gak mau makan. Diam saja. Padahal sudah ada dokter hewan khusus menangani harimau itu. Harimau itu satwa langka, jika ia mati, makan perlahan spesiesnya bisa punah. Harimau Sumatera ada dua di kebun binatang. Satu jantan dan satu betina, baru saja mau dikawinkan, penjantan sakit. Saya harap Leora bisa sembuh.""Namanya Leora?" tanya Nuri. Dika mengangguk. Wajah suaminya dan gaya bicara suaminya berubah amat sangat serius. Ia menjadi sosok yang berbeda jika sudah bicara tentang passion dan kegemarannya."Maaf ya, suasana bulan madu kita jadi seperti ini," kata Dika tidak semangat. "G

  • Mantan, Balikan Yuk!    49. Pengantin Baru

    Perut pengantin keroncongan. Tidur delapan belas jam membuat lambung keduanya berteriak tidak tahan lapar. Masih dengan piyama saja, Nuri pergi turun ke bawah untuk makan, sedangkan Dika masih dengan beskap, hanya bagian atas diganti dengan kaos biasa.Semua diambil oleh sepasang pengantin itu. Ada jus, buah potong, es krim, makan berat, aneka kue, dan desert lainnya. Nuri sengaja memakai totte bag yang berisi kotak bekal. Jika tidak habis, bisa ia bawa ke kamar."Sayang, udah jam sebelas. Ayo, cepat makannya! Kita belum mandi dan bersiap untuk pergi ke Taman Safari. Ada mobil dari kantor nanti yang jemput. Kalau jam dua belas kita belum check out, kita bisa kena tegur petugas hotel. Mobil kantor jemput jam setengah dua belas," kata Dika mengingatkan Nuri yang masih asik menikmati es krim."Ck, Mas, kita jadi terburu-buru gini. Ampun deh! Kagak mirip pisan sama honeymoon. Ya sudah, ayo, kita naik deh!""Mandinya berdua aja ya, biar cepat," bisik Dika lagi sambil membantu istrinya mema

  • Mantan, Balikan Yuk!    48. Bukan Magrib, tapi Zuhur

    "Sudah, jangan menangis, Angel. Ini sudah takdir," ucap Daniel menenangkan istrinya yang masih saja sesegukan. Ia baru kembali dari menguburkan jenazah bayinya yang ia kubur di halaman rumah. Luna pun meneteskan air mata karena sedih. Ada rasa kehilangan dan kecewa karena ia tidak punya adik, padahal ia sangat inginkan adik dari papanya. Ia ingin rumahnya ramai dengan tawa dan canda anak kecil. Namun, semua mimpinya terpaksa ia kubur."Ini salah Papa. Papa gak peka sebagai suami," suara serak Luna membuat Daniel dan Angel menoleh serentak."Apa yang kamu katakan, Nak?" tanya Daniel dengan wajah sedih. "Luna bilang, Papa gak aware sama Tante Angel. Papa selingkuh dari Bunda Nuri, tapi dengan Tante Angel pun Papa gak sepenuhnya peduli padahal jelas Tante Angel lagi hamil anak Papa; adik Luna. Tante udah ngeflek seminggu lalu, tapi Papa cuek dan gak pentingin bayi Papa. Papa kalau seperti ini terus, gak akan ada wanita yang tahan hidup dengan Papa. Luna kecewa sama Papa! Luna jadi takut

  • Mantan, Balikan Yuk!    47. Rumah Sakit

    "Kenapa Angel?" Daniel terbangun saat merasakan istri yang tidak di sebelahnya terus saja bergerak gelisah. "Perut saya gak enak, Mas." Angel melangkah masuk ke kamar mandi. Daniel berbalik sambil memeluk guling, melanjutkan mimpinya yang sempat terhenti karena perut istri yang mulas.Suara pintu kamar mandi terbuka. Daniel dapat mendengarnya, begitu juga suara langkah sang Istri yang tidak lama kemudian terdengar suara laci lemari dibuka. Daniel menoleh ke belakang."Kenapa?" tanya Daniel."Flek, Mas." Angel memakai celana dalam yang bersih. "Mas, antar saya ke dokter yuk! Saya takut kenapa-napa. Ini flek, kemarin enggak, kemarin lusa flek. Sehari flek sehari nggak. Saya jadi penasaran kenapa.""Mungkin karena kamu lelah aja. Udah tidur aja. Nanti juga berhenti fleknya. Ini hari kamis kan, kalau Sabtu masih flek, kita ke dokter. Aku ngantuk banget." Daniel kembali memejamkan matanya, sedangkan Angel masih gelisah. Ia memang ikut berbaring, tetapi ia tidak juga bisa memejamkan mata

  • Mantan, Balikan Yuk!    46. Tika dan Kakaknya

    "Bang, ngebut ya," kata Nuri berpesan pada sopir ojek online. "Siap, Bu, tapi Ibu jangan kaget kalau saya ngebut ya," balas pengemudi ojek itu yang mungkin usainya sekitar empat puluh tahunan. "Nggak kok, kita emang harus cepat, soalnya ada pelakor di rumah saya. Kalau bisa cepat, maka saya akan kasih dua ratus ribu buat Abang, gimana?" "Wah, mau ada perang dunia kayaknya nih. Okelah, Bu, pegangan ya. Pasti saya bisa cepat, Bu." Motor pun melesat cepat, sehingga hampir saja Nuri jatuh terjengkang, jika ia tidak memegang jaket pengemudi itu. Pria itu membuktikan ucapannya. Hanya sepuluh menit saja ia di jalan dengan tampilan akhir amat berantakan. Wajahnya lengket dan mulutnya tidak bisa mengatup karena banyaknya masuk angin ke dalam mulutnya. Biasanya jika naik ojek online ,maka ia akan membutuhkan waktu setengah jam lebih lima menit, tetapi bersama ojek online ajaib ini rasanya baru naik sudah sampai."Makasih banyak atas bantuannya, Bang. Saya jadi sampai tepat waktu." Nuri memb

  • Mantan, Balikan Yuk!    45. Tamu Tidak Diundang

    Tiga Bulan BerlaluNuri menguap lebar di depan kertas sketsa yang sejak pagi ia corat-coret, tetapi tidak menemukan kecocokan pada design gaun pesta tersebut. Sudah sejak lama Bu Celine memintanya menggambar menggunakan tablet atau laptop, tetapi karena ia tidak mahir dengan dua alat itu, ia hanya menggunakan pensil khusus dan juga kertas gambar untuk membuat design.Bosnya baik, begitu juga dengan teman-teman di kantor pusat dan juga team butik yang sering ia jumpai. Mereka dapat menerimanya dengan baik, selama tiga bulan ia bekerja. Satu buah sketsa dihargai lima belas juta dan jika berhasil dilirik oleh rumah model, maka akan diberikan bonus. Untuk gaji pokok Nuri mendapatkan upah delapan juta dan jika ia saat berhasil membuat design menarik pasaran, maka uang lima belas juta itu ikut masuk ke rekeningnya. Hoam! Sekali lagi Nuri menguap. Ini sudah jam sebelas malam. Matanya mengantuk, tubuhnya sudah penat, tetapi idenya seperti tidak tuntas. Oleh karena itu, Nuri memutuskan ke da

  • Mantan, Balikan Yuk!    44. Lemas

    "Ada apa, Ma? Tumben siang-siang Mama ke sini?" tanya Daniel dengan wajah masamnya. Bu Cici menghela napas panjang, lalu memilih duduk di kursi menemani putranya yang tengah memberi makan ikan koi di kolam belakang."Mama cuma pengen ketemu anak Mama, masa gak boleh? Gimana urusan kamu sama Nuri?" tanya Bu Cici to the point. Ia tidak ingin Daniel keburu pergi karena kehadirannya."Udah selesai, Ma. Nuri selingkuh dengan mantannya.(kayaknya bakal jadi judul baru penulisnya nih)." Daniel ikut duduk di kursi kosong di sebelah Bu Cici."Maksud kamu, Dika?" tanya Bu Cici memastikan."Iya, Ma. Daniel dan Nuri sudah selesai. Hamya perlu menalaknya. Sudah saya lakukan kemarin. Jadi, Mama jangan tanya apapun lagi soal Nuri pada saya. Kami sudah selesai." "Hm, bagus kalau begitu. Kamu jadi bisa fokus pada Angel. Apa kabar istri kamu itu? Mama gak lihat, tapi mobilnya ada di depan." "Ada di kamar, Ma. Angel lagi kurang sehat. Maunya tidur terus. Angel ambil cuti dua Minggu hanya untuk rebahan

  • Mantan, Balikan Yuk!    43. Mas Mantan

    Hatinya begitu membuncah gembira karena beban yang menahan di dadanya beberapa bulan ini, akhirnya terlepas juga. Daniel menalak ya lewat pesan yang ia baca dari screenshot yang dikirimkan Bu Widya. Ini adalah penyemangat baginya yang akan melakukan interview. Hari pertama yang ia harapkan bisa merubah takdirnya di masa depan."Permisi, saya Nuri yang akan interview hari ini? Apakah saya bisa bertemu Bu Soraya?" tanya Nuri dengan begitu ramah pada dua petugas wanita muda yang berjaga di meja resepsionis."Oh, baik, Mbak. Silakan tunggu di kursi ya. Saya lapor ke atasan saya dulu." Resepsionis yang berambut hitam pekat itu mengangkat gagang teleponya. Nuri menunggu dengan sabar dengan detak jantung yang tidak beraturan. Tanyanya dingin dan juga sedikit berkeringat. Ia gugup. Ini pertama kalinya ia melamar pekerjaan seumur hidup karena sejak dahulu ia hanya menemani ibunya di rumah sambil belajar menjahit."Mbak Nuri, silakan naik ke lantai dua ya. Bisa naik lift. Nanti ada ruangan HRD

  • Mantan, Balikan Yuk!    42. Berkunjung ke Mertua

    Nuri sudah berada di depan rumah mertuanya; Bu Cici. Ini adalah salah satu cara agar Daniel bisa melepasnya karena setelah foto dirinya berpelukan dengan Dika hanya ceklis satu saja di ponsel Daniel. Nuri berharap banyak ibu mertuanya bisa membantunya."Assalamualaikum," seru Nuri dari balik pagar. Ini sudah salam kedua dan tidak ada orang yang keluar dari dalam rumah besar itu. Rumah yang berada di tengah kota Depok dan termasuk perumahan elit. Rumah yang posisinya berada di hock menjadikan rumah itu sangat besar. Tidak ada respon dari sisi kanan rumah, Nuri berjalan ke arah kiri. Ada sebuah mobil terparkir di sana yang tertutup cover berwarna silver."Assalamualaikum," seru Nuri sekali lagi. Terdengar suara anak kunci diputar. "Wa'alaykumussalam, cari siapa, Mbak?" tanya wanita muda yang mirip ART."Bu Cici-nya ada, Mbak? Saya Nuri, istri Daniel.""Oh, Bu Nuri, a-ada, Bu. Mari masuk. Nyonya lagi yoga di ruangan atas, sebentar saya panggilkan ya. Mari masuk lewat depan aja, Bu." Nur

DMCA.com Protection Status