共有

97. Obat Perangsang

last update 最終更新日: 2024-11-03 18:25:40

"Aku Hakim, bukan Dhuha, Mbak. Astaghfirullah, kamu hampir saja celaka." Aku tersentak.

"H-hakim, t-tapi... ini saya gerah! Mas Hakim, t-tolong saya!"

"Iya, sebentar."

"Kita mau kemana? Saya sudah gak tahan, gerah tolong!" Aku tidak tahu harus melakukan apa karena tubuhku gelisah. Aku belum pernah seperti ini sebelumnya. Ini benar-benar tersiksa. Aku haus, aku gerah, dan tidak tahu bagaimana melukiskannya. Kepalaku juga pusing. Tubuhku seolah-olah ingin disentuh. Kenapa ini? Apa aku alergi makanan yang tadi aku makan.

"Kita ke sini, Mbak Aini masuk ke dalam kamar mandi. Guyur dengan air dingin yang lama! Tolong, saya akan segera panggil dokter. Mbak Aini tolong bantu saya. Mbak Aini baru saja minum obat perang sang dan itu bisa berakibat fatal jika bertemu dengan lelaki hidung belang. Masuk, Mbak! Cepat!" Hakim mendorong tubuhku masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamar hotel. Tanganku gemetar menggeser kran air ke arah kanan yang bertanda biru.

"Assh!" Aku mendesis, tapi juga i
ロックされたチャプター
GoodNovel で続きを読む
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
コメント (6)
goodnovel comment avatar
Mimih Minih
bagus juga kan ooo cam kebaikan adik beradik duhai dan hakimi ..terbaik...
goodnovel comment avatar
Alisya Ayudia Rahmadani
Aini sm dhuha kan ga pernah nikah resmi thor,nikah 2 kali sm dhuha cm siri doang,trs pisah sudah bertahun2, tentu aini bs menikah lg tanpa mengurus cerai. aku sih menyayangkan aja klo tiba2 alex jd orang breng**k buat aini. wlwpun di kehidupan alex memang pernah bebas sblmnya ...
goodnovel comment avatar
Mimin Rosmini
selama ini kan alex baik..kenapa ujungnya jelek?dia juga temen dhuha..ya sudahlah ini memang harus sdh jalannya dhuha rujuk dgn aini
すべてのコメントを表示

関連チャプター

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   98. Maafkan Aku

    "Alhamdulillah, sudah sadar juga Mbak Putri kita," ucap Hakim diikuti senyuman yang melebar di wajahnya. Aku membuang muka. Jelas saja malu bertemh Dhuha dan Hakim disaat aku bangun tidur seperti ini. Sudah pasti rambutku seperti singa dan air liur ku mengering di pinggir bibir ini. Ish! Pertemuan empat tahun yang sangat tidak perlu untuk diingat. "Kalian berdua dari tadi di kamar ini melihat aku tidur?" tanyaku kesal, tanpa mau melihat keduanya. "Iya." Mereka menjawab serentak. "Kenapa?""Gak papa." Keduanya lagi-lagi menjawab serentak. "Terus sekarang aku udah bangun, kenapa masih di situ? Keluar sana!" Kataku lagi. Aku segera menarik selimut hanya untuk mengendurkan rasa grogi ku saja. "Lo keluar, Kim. Gue mau.... ""Kamu juga keluar! Kalian berdua keluar! Kenapa malah liat-liatan? Gak denger kupingnya?" "Dengar!""Ya udah, sana!" Aku pun bergerak turun dari ranjang, tapi kakiku tidak hati-hati sehingga... Hap! "Hampir nyium lantai'kan kepalanya! Hati-hati, Ai!""Lepas, bu

    最終更新日 : 2024-11-03
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   99. Kamu Masih Istriku

    "Kenapa sih, hobi banget jadi janda? Biar dapat berondong, iya? Berondong kayak Alex yang hampir ambil kesempatan atas diri kamu yang dikuasai obat? Untung ada Hakim datang, coba kalau aku, bisa sama aku kan! Bukan malah diguyur air dingin. Kamu gak sakit, Ai? Gak masuk angin kena guyur air shower lama banget?" "Udah selesai ngomongnya?! Sekarang keluar!""Gak mau! Mau di sini saja. Kenapa sih, lagian kita masih suami istri?"Itu-itu terus alasan pria ini bila aku usir. "Aku lapar, aku mau pulang. Izzam dan Intan pasti cariin aku, Dhuha. Aku mau pulang." Suaraku yang setengah memohon membuat pria itu tertawa pelan. "Sama suami gak boleh panggil nama, dosa!" Katanya santai. "Panggil, Mas Dhuha kayak sebelumnya atau panggil sayang juga boleh," tambahnya lagi. "Bodo amat! Saya gak punya suami, titik!" Balasku tidak mau kalah. "Terus saya apa? Ini suaminya Ibu Aini, S.E." Aku berhasil menjauh dari Dhuha. Jika kami terus saja berasa dalam satu ruangan yang sama, maka kami akan berten

    最終更新日 : 2024-11-04
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   100. Lampu Merah

    "Gimana?" Hakim menghampiri Dhuha di apartemen yang pria itu sewa untuk beberapa hari ke depan. "Baru aja nganter Aini. Masih begitu. Dia kayaknya gak mudah maafin gue," jawab Dhuha tanpa semangat. "Ya, wajar, Dhu. Lu tiba-tiba nongol disaat dia mau nikah," balas Hakim. "Ya, karena lu yang ngabarin gue. Mungkin kalau lu gak ngabarin gue, maka selamanya emang gue anggap Aini itu udah nikah." Dhuha memberikan satu cangkir kopi susu pada sepupunya itu. Hakim menerimanya, menyesapnya pelan-pelan karena masih sangat panas. "Tapi lu seneng kan, ternyata Aini belum jadi istri orang? Secara agama, lo masih suami Aini. Mending lo jumpai Alex. Gue mau nemenin. Gue di sini sampa lusa. Ada kerjaan juga emang." "Benar juga ide lu. Mending gue aja Alex ketemu ya.""Gak usah ditelepon, langsung samperin aja ke kantornya. Kalau lo ajak ketemu, belum tentu mau!" Dhuha berpikir sejenak. Pria itu menyesap kopinya perlahan. "Bener sih, mending kita samperin aja ke sana. Tunggu ya, gue mandi dulu."

    最終更新日 : 2024-11-05
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   101. Cerita Aris

    "Hei, mau ke mana lo?!" Hakim dan Dhuha berhenti melangkah. Aris mengeratkan pelukan pada Dhuha dengan wajah yang ia sembunyikan di bahu pria itu. "Anak saya mau dibawa ke mana? Mau nyulik lo ya? Sini!" Pria berperawakan kurus tinggi itu hendak mengambil Aris dari gendongan Dhuha, tetapi tidak mudah. Dhuha menahan tubuhnya dan Hakim pun turut menepis tangan pria yang berpenampilan seperti pengamen itu. "Ini anak gue, lo yang nyulik, bang zat!" Sebelah tangan Dhuha menarik baju pria itu dengan kuat. "Sini, lo, ikut gue ke kantor polisi. Ikut gue ke rumah sakit, biar tahu lo adalah penculik sebenarnya! Ikut!""Lepas!" Pria itu berhasil lepas dan berlari sekencang mungkin meninggalkan Dhuha dan Hakim yang kini menjadi pusat perhatian orang banyak. Aris menangis sesegukan karena takut. "Maaf, Pak, Bu, ini anak saya. Pria tadi yang menculiknya. Saya akan bawa ke rumah sakit. Bapak Ibu ada yang mau ikut saya untuk memastikan ucapan saya tidak bohong!" Ajakan Dhuha tentu saja membuat ora

    最終更新日 : 2024-11-06
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   102. Hakim Menjumpai Aini

    Dhuha akhirnya membawa Aris ke apartemen yang sudah ia sewa. Anak kecil itu mandi dengan bersih karena sengaja dimandikan oleh Dhuha. Setelah mandi, Aris pun makan nasi dengan lahap. Begitu kenyang, anak umur empat tahun itu tertidur. Wajahnya sangat lelah . Dhuha memperhatikan Aris yang terlelap, hingga sesekali anak kecil itu sesegukan. "Udah tidur?" tanya Hakim setengah berbisik. Dhuha mengangguk. Lalu Dhuha keluar dari kamarnya bersama Hakim. "Lu kabari Aini. Minta Aini hubungi Anton. Aini pasti pegang nomor teman baiknya itu. Aris malam ini sampai besok, biarkan dahulu di sini. Kita gak tahu keadaan di Jakarta sana seperti apa. Kehidupan berat apa yang dijalani Aris saat bersama Luna," ujar Dhuha sedih. "Gue percaya ucapan Aris. Anak kecil gak mungkin bicara omong kosong," komentar Hakim. "Iya, makanya lo telepon Aini atau lo datang ke rumahnya sekalian cari tahu kabarnya. Telepon gue soalnya udah di blokir. Kalau gue yang datang, gue gak bakalan dibukain pintu. Kalau, lu, mu

    最終更新日 : 2024-11-07
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   103. Apartemen Dhuha

    "Lex, kamu mau pulang jam berapa? Ini sudah sore. Kita mau ke rumah Aini.""Alex ada lemburan, Ma. Besok saja kita ke sana. Alex udah mastiin keadaan Aini. Aink baik-baik saja. Cuma lagi healing katanya lagi gak pengen diganggu.""Masa, sih? Bukannya Aini yang minta kita berdua ke rumahnya?""Iya, Ma, tapi masih bisa besok. Alex ada lemburan. Besok siang kita ke sana, oke?" Bu Asma tidak punya pilihan lain, selain setuju dengan ucapan putranya. Sebenarnya ia sangat penasaran dengan apa yang akan disampaikan Aini, tetapi ia harus bersabar sampai besok. Bu Asma pun mengetik pesan untuk Aini yang mengabarkan bahwa ia dan Alex tidak bisa berkunjung malam ini karena putranya itu lembur. Namun, pesan yang ia kirimkan hanya ceklis satu saja. Apa aku sendirian saja ke sana? Tapi kata Aini, dia minta aku dan Alex. Duh, ada apa sih, benar-benar penasaran jadinya. Batin bu Asma. Kring! Kring! Ponselnya pun berdering. Muncul nama salah satu temannya di layar ponsel. "Halo, iya, Mbak.""Halo,

    最終更新日 : 2024-11-07
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   104. Hubungan Ini Tak Bisa Dilanjutkan

    "Makasih udah selamatin Aris." Aini tersenyum tipis. Wanita itu merapikan selimut Aris yang tersingkap. "Aris pernah aku anggap anakku, Ai, sebelum tes DNA." Aini tertawa. "Ya, hanya bayiku saja yang tak pernah dianggap anak." Dhuha merasa sudah mengucapkan kalimat yang salah. Keinginan untuk rujuk dengan Aini tidak mudah. Ada banyak hal yang sangat menyinggung wanita itu baik sebagai istri, maupun ibu. Dhuha berjalan masuk dan duduk di dekat Aini. "Tidak seperti itu maksudnya, Ai. Kamu selalu saja salah paham denganku. Aku minta maaf jika ucapanku menyinggung kamu, tapi aku gak bermaksud. Aku suka anak-anak Ai. Sebagaimana aku dekat dengan Izzam dan Intan." Aini membuang pandangannya. Ia lekas berdiri dan keluar dari kamar Dhuha. Sudah ada Hakim yang menunggu di kursi tamu. "Bagaimana, Mbak?" tanya Hakim. "Besok akan kita bawa ke Jakarta. Aris harus segera dipertemukan dengan Anton." "Mbak Aini ikut nganter?" Aini mengangguk. "Apa gak papa anak-anak ditinggal ke Jakarta?" "Bi

    最終更新日 : 2024-11-08
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   105. Tamu Bu Asma

    "Aini, tunggu! Aini!" Aini terpaksa menahan langkahnya karena pergelanhan tangannya dipegang sedikit kuat oleh Alex. "Ada apa lagi, Mas? Bukannya semua sudah jelas, bahwa Mas Alex mau mengambil manfaat dari saya! Mas, padahal semuanya akan halal dalam hitungan hari, tapi Mas malah gak sabar. " Aini menjeda sebentar ucapannya, sambil menarik napas begitu dalam. Ia pun sebenarnya masih bingung harus berbuat apa. Maju kena, mundur juga kena. "Lagian, Dhuha kembali. Dia ada di Indonesia dan ia bilang, saya masih sah sebagai istrinya. Saya juga merasa ini semakin rumit. Sudahlah, Mas, saya masuk dulu. Ini sudah malam, saya capek mau istirahat. Mas pulang ya, nanti kita bicara lagi." Alex pun akhirnya melepas pergelangan tangan Aini. Membiarkan wanita itu masuk ke dalam rumah dengan keadaan lelah. "Dhuha hanya alasan kamu saja, kan, Ai? Aini, Aini! kita tetap perlu bicara!" seru Alex, tetapi Aini malah menutup pintu, lalu mengunci rumahnya. Hakim hanya memantau saja dari luar pagar dan

    最終更新日 : 2024-11-09

最新チャプター

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   277. Mertua, Oh, Mertua

    Setelah kunjungan mereka ke panti asuhan Cahaya Kasih, Dhuha dan Aini kembali ke rumah mereka yang nyaman. Hari itu terasa begitu indah bagi Aini, berbagi kebahagiaan dengan anak-anak di panti asuhan yang telah menjadi bagian dari hidupnya. Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama.Sore itu, ketika mereka baru saja tiba di rumah, ponsel Dhuha bergetar. Nama yang tertera di layar membuatnya menghela napas panjang sebelum mengangkat panggilan itu. "Mama," sapanya pelan."Dhuha, Mama ingin bicara. Bisa Mama datang sekarang?" suara Maria terdengar lebih lembut dari biasanya.Dhuha melirik Aini yang sedang menata beberapa barang di ruang tamu. Ia mengangguk kecil seolah mengizinkan, meski tak tahu apa yang akan dibahas mamanya kali ini. "Baik, Ma. Mama ke sini sekarang?""Ya, tunggu Mama sebentar.""Kenapa, Mas?" tanya Aini sambil menatap suaminya. "Mama mau berkunjung ke sinu." Aini mengangguk. "Terus kenapa?""Kamu gak papa?" tanya Dhuha khawatir. "Ish, Mama itu juga mamaku sekarang

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   276. Pilihan Sulit

    Alex menatap Zita dalam-dalam. Wanita itu terlihat tenang, tidak terpengaruh dengan pertanyaan-pertanyaan yang ia lontarkan. Ia menghela napas panjang, merasa sedikit lega bahwa setidaknya ada seseorang yang akan menjaga anak-anaknya di rumah."Baiklah, kalau begitu lanjutkan pekerjaanmu," ucap Alex sebelum melangkah pergi. Namun, sebelum ia benar-benar keluar dari kamar Izzam, ia menambahkan, "Kalau ada masalah atau sesuatu yang mencurigakan, segera beri tahu saya. Jangan sungkan untuk bertanya apapun itu tentang anak-anak dan semoga kamu pandai menempatkan diri sebagai baby sitter Intan dan Izzam."Zita mengangguk patuh. "Tentu, Pak. Pesan Bapak akan saya ingat."Alex berjalan menuju ruang kerjanya, menutup pintu, lalu melemparkan dirinya ke sofa. Pikirannya masih dipenuhi oleh pembicaraannya dengan Rio di kafe tadi. Ia mengeluarkan dokumen tes DNA yang diberikan oleh Rio, menatapnya dalam diam.Bagaimana bisa? Bagaimana Diana bisa melakukan ini? Selama ini, ia selalu berpikir bahwa

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   275. Kabar Menyedihkan

    Alex mengeratkan genggaman pada ponselnya, napasnya memburu. Ia tidak pernah menyangka akan mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku sebagai kakak almarhum Erwin. Lebih dari itu, apa yang dikatakan pria bernama Rio barusan benar-benar membuatnya terpukul. Erwin sudah lama meninggal, begitu juga kakaknya dan ia sama sekali tidak tahu tentang Rio. "Dimana kita bisa bertemu?" tanya Alex cepat."Saya di kafe Sudut Senja. Saya tunggu Anda di sini," jawab Rio dengan suara datar."Izzam kembali ke kelas. Kita bicara nanti malam, setelah Papa pulang dari kantor. Tolong, jangan buat keributan lagi, paham!" Izzam mengangguk pelan. Tanpa berpikir panjang, Alex kembali masuk ke mobilnya dan melaju ke arah kafe yang disebutkan Rio. Pikirannya masih kalut. Bagaimana mungkin? Kenapa selama ini dia tidak tahu? BSaat tiba di kafe, Alex segera masuk dan melihat seorang pria yang langsung ia kenali lewat ciri-ciri yang dikirimkan sebagai Rio. Pria itu duduk di sudut ruangan dengan secangkir ko

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   274. Kabar Pernikahan Aini dan Dhuha

    “Alex, kamu lihat ini!” suara Asma meninggi, tangannya gemetar memegang ponselnya.Alex, yang baru saja selesai mandi dan hendak turun untuk sarapan, mengerutkan kening. “Apa, Ma?” tanyanya, sambil berjalan mendekati ibunya yang duduk di ruang tamu.Asma mengangkat ponselnya, memperlihatkan layar yang menampilkan sebuah foto dari status WhatsApp temannya. Sebuah foto pernikahan. Aini, mantan istrinya, bersanding dengan pria lain di pelaminan. Namun yang membuat darah Alex mendidih adalah sosok pria itu—Dhuha.“Ini… ini nggak mungkin,” Alex meraih ponsel Asma dan menatap layar lebih lama. Tangannya terkepal, rahangnya mengeras. Berkali-kali ia memperbesar gambar agar bisa melihat dengan jelas dan benar saja, Aini bersanding dengan Dhuha. “Baru saja dia menerima akte cerai dan sekarang sudah menikah lagi?” suara Asma dipenuhi kejijikan. “Perempuan macam apa dia? Tak tahu malu! Mana mungkin secepat itu menikah lagi? Ini benar-benar keterlaluan! Jangan-jangan saat Aini masih istri kamu,

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   273. Alhamdulillah SAH!

    Hujan gerimis menyelimuti pagi yang sejuk. Rintik-rintik air turun dengan lembut, membasahi dedaunan dan jalanan di sekitar gedung pernikahan. Udara terasa segar dengan aroma tanah basah yang khas. Hari ini adalah hari yang istimewa. Hari di mana Dhuha dan Aini akhirnya kembali dipersatukan dalam ikatan suci, kali ini tidak hanya secara agama tetapi juga diakui oleh negara.Kini, mereka kembali, dengan hati yang lebih dewasa dan luka yang perlahan sembuh oleh waktu. Aini tampak anggun dalam balutan kebaya putih sederhana yang memperlihatkan kelembutan dirinya. Sementara Dhuha, dengan jas abu-abu yang pas di tubuhnya, tampak gagah namun tak bisa menyembunyikan gugupnya."Terima kasih Mama udah mau mendampingi Dhuha di sini." Maria hanya tersenyum samar. Pria itu tahu, mamanya belum sepenuhnya ikhlas, tetapi mau tidak mau, harus hadir dalam acara pernikahannya. Tamu undangan sudah mulai berdatangan. Kebanyakan dari pihak Dhuha, karena Aini hanyalah seorang anak panti yang tidak punya b

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   272. Akte Cerai

    Seminggu setelah pernikahan Anton dan Amel, suasana hati Aini bercampur aduk. Di satu sisi, ia lega karena akte cerainya dengan Alex sudah diterima dari pengadilan agama Bandung. Namun, di sisi lain, kekhawatiran menyelimuti pikirannya tentang bagaimana masa depannya bersama Dhuha.Apakah harus secepat ini mengakhiri masa jandanya? Apa tidak akan menjadi omongan orang? Pagi itu, Aini mengangkat ponselnya dan menelepon Dhuha.“Halo, Cantik, pagi-pagi begini udah nelpon, ada apa?” suara Dhuha terdengar lembut di seberang sana.“Dhuha... akte cerai aku sudah keluar,” ujar Aini pelan.Suasana hening sejenak.“Serius? Alhamdulillah, akhirnya,” kata Dhuha penuh lega. “Ini berarti... kita bisa mulai persiapan pernikahan, kan?”“Iya,” jawab Aini sambil tersenyum tipis, meskipun ada kekhawatiran di hatinya. “Tapi, Dhuha... gimana dengan Mama kamu?”Dhuha menghela napas panjang. “Aku akan bicara lagi dengan Mama. Kita akan melewati ini bersama, Aini.”"Apa gak terlalu cepat? Aku baru saja menj

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   271. Hari Pernikahan

    Pernikahan Amel dan Anton tinggal delapan hari lagi, dan meskipun semua persiapan hampir selesai, atmosfer di rumah Hakim terasa semakin tegang. Semua orang merasa lelah, namun ada sesuatu yang mengganjal, terutama dalam diri Anton. Ia berusaha menekan perasaan itu, mencoba fokus pada Amel dan kehidupan baru yang akan mereka mulai bersama. Namun, semakin ia berusaha melupakan masa lalunya, semakin ia merasa perasaan itu justru semakin membebani pikirannya.Malam itu, Anton tidak bisa tidur. Ia berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit, mencoba menenangkan pikirannya. Bukannya memang seperti itu jika kita akan menikah, akan timbul perasaan aneh yang membuat ragu dan tentu saja sulit diungkapkan. Keesokan harinya, Aini kembali ke rumah sakit. Luna sudah boleh pulang karena kondisinya sudah lebih baik. Aini sengaja menjemput Luna agar ia tahu di mana Luna tinggal. "Suster, Ibu Luna ke mana ya? tidak ada di kamarnya?" tanya Aini pada suster jaga ruangan. "Oh, Bu Luna sudah kel

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   270. Kejutan

    Hakim terdiam mendengar ucapan mamanya. Rasa was-was di hatinya semakin menjadi. Mamanya memang tidak pernah benar-benar merestui Anton, terlebih karena statusnya sebagai duda dengan anak. Namun, Hakim tahu kekhawatiran mamanya bukan sekadar prasangka. Luna—wanita yang kini menyimpan rahasia besar—benar-benar bisa menjadi ancaman bagi masa depan Amel jika sewaktu-waktu rahasia kehamilannya terbongkar.“Mama, percaya saja sama Amel. Dia sudah dewasa dan tahu apa yang dia lakukan,” ujar Hakim, mencoba menenangkan. Tidak mungkin ia membiarkan mamanya tahu perihal Luna. Mamanya menghela napas panjang. “Bukan soal Amel, Kim. Tapi soal orang-orang di sekitarnya. Mama takut… masa lalu Anton membayangi pernikahan mereka.”Hakim memahami kekhawatiran itu. Namun, ia sudah berjanji pada Luna untuk menjaga rahasia ini. Ia hanya berharap semua akan berjalan baik.“Kalau perlu, Mama mau ketemu Luna. Mama harus pastikan dia benar-benar nggak akan muncul dan bikin masalah,” tegas mamanya.Hakim ters

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   269. Ketahuan

    Hakim terkejut, langsung melompat dari kursinya dan menghampiri Luna yang tergeletak di lantai. “Luna! Luna!” panggilnya panik, mengguncang tubuh wanita itu perlahan. Beberapa pengunjung kafe menoleh, penasaran dengan keributan yang terjadi.Seorang pelayan mendekat. “Pak, perlu kami panggilkan ambulans?”Hakim mengangguk cepat. “Iya, tolong panggil ambulans secepatnya.”Sementara menunggu, Hakim mengeluarkan sapu tangan, mengelap keringat di dahi Luna yang bercucuran. Pikiran Hakim kalut. Ada apa dengan Luna? Apakah ini sekadar kelelahan atau ada sesuatu yang lebih serius? Tanpa sengaja, ia menatap perut Luna dari balik baju kebesarannya. Seperti lebih besar dan apa mungkin hanya karena kekenyangan? batin Hakim. Ambulans tiba dalam waktu singkat, dan Hakim ikut menemani Luna ke rumah sakit. Di perjalanan, ia mengirim pesan kepada Aini.Mbak Aini, saya di rumah sakit sama Luna. Dia pingsan tadi di kafe. Saya nggak tahu dia sakit apa, tapi saya khawatir. Kalau bisa, tolong ke sini ya.

コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status