"Nona Ang, kita sudah sampai di rumah sakit!" Sopir pribadi yang ditugaskan oleh Lucas Wang untuk mengantarkan wanita simpanan tuan mudanya menarik hand rem mobil sedan Mercedes Benz hitam itu di depan pintu lobi New York Presbyterian Hospital."Terima kasih, Pak Chan. Tunggu di parkiran saja ya, nanti kuhubungi kalau sudah selesai urusannya di dalam!" sahut Julia Ang lalu turun dari mobil dengan anggun layaknya seorang nona muda keluarga terpandang.Semenjak menjadi wanita piaraan Joshua Cheng memang dia lebih terawat. Uang berlimpah di rekening tabungannya, walk in closet penuh berisi barang branded untuk dikenakan dari ujung kepala hingga ujung kakinya, lusinan pelayan yang siap sedia membantu segala keperluannya di mansion house yang terletak di Queens. Bahkan, mobil pribadi lengkap dengan sopir. Julia Ang seolah tak memiliki satu hal pun untuk dikomplainkan ke pria yang telah membeli dirinya beberapa bulan yang lalu.'Seharusnya aku membuat diriku hamil ketika berhubungan dengan
Jason Cheng baru saja sampai di New York Presbyterian Hospital sore itu setelah mandi di apartment sewaannya bersama Eva Xin. Dia mengerutkan keningnya ketika melihat dokter, perawat, dan paramedis berlarian di koridor Poli ICU tempat kakak kembarnya dirawat.Mamanya berdiri dengan bercucuran air mata di depan kaca jendela kamar ICU Joshua. Dengan segera Jason bergegas menghampiri Nyonya Helena Cheng. "Mama, apa kakak sudah siuman?" tanya pria itu dengan jantung berdegup kencang.Wanita beruban dengan wajah berkerut di sana-sini itu menoleh ke arah Jason lalu memeluknya. "Kuharap Joshua akan baik-baik saja, dia baru saja sadar. Dokter sedang memeriksa kondisinya!" jawab Nyonya Helena Cheng gemetaran."Kumohon tenanglah, Ma. Kakak pasti akan baik-baik saja. Ada tim medis handal yang menanganinya," hibur Jason sekalipun dia sendiri gugup luar biasa. Dia tak pernah menyangka bahwa ini harinya dia akan bertemu kembali dengan Joshua. Akankah rahasianya terbongkar di hadapan keluarga Cheng?
"Jason, sekarang Joshua sudah siuman dari koma lantas apa yang akan kita lakukan? Aku tak ingin kembali kepadanya!" Eva Xin menangis terisak-isak di pelukan suami keduanya. Pagi itu Jason baru saja pulang setelah menyelesaikan giliran menjaga kakak kembarnya di rumah sakit. Dia nampak kusut dan belum mandi, istrinya nampak cemas karena telah mengetahui kondisi terkini Joshua. Maka Jason terlebih dahulu meluangkan waktunya menghibur Eva Xin."Sttt ... jangan menangis lagi, Darling. Apa pula yang kau tangisi?" Jason membelai kepala wanita berambut cokelat keemasan sebahu itu lalu mengecup pipinya. "Aku mana mungkin menyerahkan istriku yang nyata-nyata sudah dibatalkan pernikahannya oleh kakak kembarku. Tenanglah, semuanya sudah kupikirkan. Hal yang membuatku kuatir justru tentang kelahiran putra kita. Waktunya sungguh mendesak, apa masih belum ada tanda-tanda kontraksi akan melahirkan?" ujarnya."Sudah mulai kontraksi, Hubby. Aku pun dalam kondisi stres yang sulit kukendalikan, itu mer
"Eva, aku akan naik ke poli ICU sekarang. Kamu istirahatlah di sini, hubungi nomorku seandainya kamu butuh sesuatu. Joel Yi juga menemanimu di lorong poli Maternity, dia bisa kau andalkan juga!" pesan Jason Cheng sambil menggenggam tangan kanan istrinya yang terbaring di tempat tidur pasien bersalin.Wanita itu menghela napas berusaha menenangkan diri karena dia berada di rumah sakit yang sama dengan Joshua Cheng dan hanya berbeda poli saja. Eva pun berkata, "Kuharap segalanya akan baik-baik saja hingga aku melahirkan putra kita, Hubby. Aku takut keluarga Cheng tahu dan murka karena hubungan kita yang bersumber dari kesalah pahaman pada awalnya!""Hmm ... aku pun gelisah ... ini situasi yang rumit sekalipun Joshua telah menanda tangani surat pembatalan pernikahan denganmu. Apa dia akan mengikhlaskan kamu menjadi istriku? Setahuku dia pria paling egois yang pernah kukenal," sahut Jason tak nyaman. Dia lalu mengecup kening istrinya dan berpamitan, "Sampai jumpa besok pagi, Darling. Aku
"Oughh, sepertinya aku akan melahirkan sekarang!" ucap Eva Xin sendirian di kamar bersalin nyaris tengah malam itu. Dia meraih tombol panggilan untuk perawat jaga poli Maternity.Dengan tergesa-gesa perawat bergegas masuk ke ruangan perawatan Eva Xin. Dia memeriksa kondisi pasien disaksikan oleh Joel Yi dan ketiga rekannya dari ambang pintu kamar."Nyonya Eva Xin, Anda sudah pecah ketuban. Tolong tunggu hingga pembukaan rahim lengkap. Kami akan hubungi dokter yang akan membantu Anda melahirkan!" tutur Claire Dobson, perawat yang memeriksa kondisi Eva Xin.Dengan sigap Joel Yi segera menelepon bosnya untuk memberi kabar baik tersebut. Namun, sayang panggilan teleponnya ditolak berulang kali oleh Jason Cheng. Dia pun berinisiatif untuk mengirim pesan saja agar tuan mudanya membaca itu nanti saat senggang. Di lantai lobi, ayah dan anak itu masih adu otot memperdebatkan hak mendapatkan Eva Xin. Ada kekecewaan dalam hati Jason akibat pilih kasih yang dilakukan oleh ayahnya. Dilihat dari s
"Dasar Adik brengsek! Kau memfitnahku, aku tak ada hubungannya dengan Julia Ang," bantah Joshua karena merasa pernyataan Jason berbahaya baginya. Dia lalu menatap Eva seraya membujuknya lagi, "Dulu kamu selalu ingin menjadi istriku, bukan, Eva Sayang? Saat ini sudah waktunya impianmu itu terwujud. Aku tycoon termuda di New York. Hidupmu akan berlimpah harta kekayaan!" Eva merengkuh putranya erat-erat ke dadanya. Perkataan Joshua itu sangat tidak sensitif, dia tak pernah mengejar kekayaan mantan kekasihnya itu. Mungkin dia terlena dengan paras tampan dan kata-kata manis yang ternyata berbisa. Di Italia, dia melihat sendiri bagaimana Joshua memeluk dan mencium Felicia Rosa di tempat umum. Wanita itu sayangnya kini telah meninggal dunia."Satu hal yang tidak kau punyai yaitu kesetiaan hanya pada satu wanita saja. Aku bukan jenis istri yang senang dimadu dengan wanita lain. Dulu kau bersama sosialita putri konglomerat Italia, sekarang menjadikan sekretarismu, simpanan pemuas napsumu. Ckc
Keluarga Xin menyambut kehadiran Jason Cheng, Eva Xin, bersama putra mereka Raphael Ares Cheng di kediaman mereka yang ada di Chinatown, New York. Suara petasan dinyalakan terdengar riuh yang memiliki makna tolak bala. Pertunjukan Liong Samsie (Naga dan Barongsai) sengaja disewa untuk menyambut tamu kehormatan yang tak lain adalah generasi penerus keturunan mereka."Selamat ... selamat!" seru orang banyak itu kepada pasangan orang tua baru dan bayi kecil mereka. Jason dan Eva tersenyum berseri-seri menerima ucapan kebahagiaan dari keluarga besar Xin dan beberapa kolega dekat yang sudi hadir di acara penyambutan bayi itu.Dahulu memang Joshua yang disambut hangat oleh keluarga Xin sebagai menantu. Namun, kali ini Jason yang membawa keturunan ke kediaman keluarga Xin. Namun, tak ada satu pun yang menyinggung hal tersebut. Kakek buyut Eva yang melarang membahas aib yang tak disengaja itu."Ke marilah, Nenek Buyut mau menggendong Ares!" Wanita berusia 92 tahun yang masih nampak sehat dan
"Lucas, carikan aku orang bayaran untuk kukirim merusuh di Pulau K. Adik brengsekku itu harus ditertibkan dan diajari bagaimana menghormati apa yang jadi milik kakaknya!" titah Joshua Cheng yang masih dirawat di ruang VIP New York Presbyterian Hospital kepada asisten pribadi.Pria bersetelan jas necis warna hitam dengan rambut tercukur rapi dengan gel itu mengangguk paham lalu menjawab, "Baiklah, Tuan Muda Joshua. Siang ini akan saya suruh Tetua Chi Kung menemui Anda ke mari untuk menerima perintah langsung. Permisi!"Joshua tertawa licik memikirkan rencana yang telah disiapkan olehnya untuk membuat Jason kesal dan terganggu. Dia telah berniat untuk merebut kembali Eva Xin. Sejenak pria itu terkenang dengan wajah wanita pujaan hatinya yang telah dia pacari bertahun-tahun lalu. Dia juga merindukan masakan lezat yang biasa dimasak oleh Eva, spesial untuknya setiap pulang bekerja dulu."Aku terlalu gegabah dan masuk ke dalam perangkap Jason hingga menanda tangani surat pembatalan pernika