"Lucas, carikan aku orang bayaran untuk kukirim merusuh di Pulau K. Adik brengsekku itu harus ditertibkan dan diajari bagaimana menghormati apa yang jadi milik kakaknya!" titah Joshua Cheng yang masih dirawat di ruang VIP New York Presbyterian Hospital kepada asisten pribadi.Pria bersetelan jas necis warna hitam dengan rambut tercukur rapi dengan gel itu mengangguk paham lalu menjawab, "Baiklah, Tuan Muda Joshua. Siang ini akan saya suruh Tetua Chi Kung menemui Anda ke mari untuk menerima perintah langsung. Permisi!"Joshua tertawa licik memikirkan rencana yang telah disiapkan olehnya untuk membuat Jason kesal dan terganggu. Dia telah berniat untuk merebut kembali Eva Xin. Sejenak pria itu terkenang dengan wajah wanita pujaan hatinya yang telah dia pacari bertahun-tahun lalu. Dia juga merindukan masakan lezat yang biasa dimasak oleh Eva, spesial untuknya setiap pulang bekerja dulu."Aku terlalu gegabah dan masuk ke dalam perangkap Jason hingga menanda tangani surat pembatalan pernika
"Total kerugian yang dapat terhitung secara kasar berkisar lima puluh juta US Dolar, Master Jason!" tutur Albert Chan yang telah memeriksa sisa komplek pergudangan pasca pemadaman api oleh para petugas Damkar.Joel Yi yang berdiri di sebelah tuan mudanya menghela napas tak berani berkomentar apa pun saat ini. Kemudian Jason menanggapi informasi dari Direktur Operasionalnya, "Dahulukan penggantian ganti rugi untuk semua klien yang terdampak dari peristiwa kebakaran ini, Albert. Aku akan bantu menghubungi perusahaan asuransi untuk klaim proteksi kecelakaan bangunan dan juga barang milik klien. Itulah pentingnya membayar premi asuransi untuk perusahaan seperti milik kita ini.""Apa dana coverage dari perusahaan asuransi Tristar General Insurance bisa mengurangi kerugian perusahaan, Master Jason?" tanya Joel Yi.Bosnya mengangguk yakin. "Ya, sebagian besar akan terganti bertahap. Yang harus kita usahakan secepatnya adalah memulihkan komplek pergudangan. Albert, hubungi Pak Cheung agar men
"Akhirnya kamu sembuh dan menemuiku, Joshua Sayang!" sambut Julia Ang di ruang tengah mansion house pemberian suami rahasianya. Dengan hasrat yang berkobar di dalam dirinya, Joshua menciumi bibir wanita simpanannya itu sembari meremas-remas bokong bahenol Julia Ang. Dia berbicara lirih, "Apa kau merindukanku, Cantik? Ada yang ingin bertemu denganmu di bawah sana. Ayo kita ke kamar, Julia!" Para pengawal Joshua Cheng tak ada yang berani berkomentar tentang kelakuan tuan muda mereka dan memaklumi segalanya seperti tidak melihat apa-apa. Mereka berjaga di dasar tangga menuju lantai dua rumah mewah tersebut hingga majikan mereka selesai melakukan hajatnya.Di dalam kamar tidur tang beraroma semerbak lembut bunga itu, Julia Ang melepaskan gaun selutut yang membalut ketat tubuh sexynya di hadapan Joshua. Suami rahasianya menatap dengan lapar setiap inchi kulit mulus Julia Ang sembari melucuti pakaian setelan jas mahalnya juga."Di rumah sakit sangat membosankan, Jules. Aku lebih suka di m
"Jadi apa benar Anda yang menyuruh Tang Chi Kung dan keempat rekannya pergi ke Pulau K pada tanggal 20 November untuk membakar komplek pergudangan milik Tuan Oliver Jason Cheng?" tanya Sersan Vincent O'Brien sambil duduk di seberang Joshua di meja stainless steel untuk interogasi.Tatapan mata Joshua tak fokus, dia cemas akan mendapat hukuman penjara karena menjadi otak kejahatan serius. 'Dasar preman-preman bodoh! Kenapa malah membuatku terseret dalam kasus hukum begini sih, huhh!' gerutu Joshua berdiam diri."Ehm, jawab pertanyaan saya, Mister Joshua Cheng!" desak sersan berambut pirang cepak itu dengan nada keras."Ehh ... hmm ... tunggu pengacara saya datang, Sir!" tolak Joshua dengan gundah. Letnan Jimmy Bruckman memberi backup ke rekannya dengan berkata spontan, "Buat apa menunggu pengacaramu? Apa sesungguhnya memang benar, otak dari peristiwa kebakaran di Pulau K itu kamu?!""Bu—bukan saya!" kelit Joshua dengan keringat bercucuran di dahinya. Dia menyekanya dengan sapu tangan.
"Ini sesi interogasi keduamu, Joshua Cheng. Sudahlah, mengaku saja toh semalam kau sudah mencoba seperti apa tidur di sel tahanan polisi 'kan? Itu belum ada apa-apanya dibanding penjara asli, banyak narapidana lain yang akan membuat mimpi burukmu sering muncul karena perlakuan semena-mena mereka kepadamu!" Letnan Jimmy Bruckman sengaja menakut-nakuti tersangka kasus kriminal yang ditanganinya.Tuan muda kaya raya itu merasakan keringat dingin membanjiri tubuhnya yang belum mandi sejak kemarin malam di mansion Julia Ang. Berurusan dengan polisi sungguh memuakkan baginya."Tolong jangan membuat asumsi apa pun, Letnan. Aku tidak bersalah, ini semua hanya salah tuduh saja!" kelit Joshua bersikeras dia tidak terlibat dalam kebakaran komplek pergudangan milik Jason.Pengacara yang mewakili Jason Cheng tiba di ruang interogasi NYPD, salah satu anak buah Letnan Jimmy masuk ke dalam dan berbisik memberi tahukan bahwa Benjamin Kirby ingin bertemu sebentar dengan Joshua Cheng untuk mediasi damai
"HA-HA-HA. Bagus ... bagus sekali! Bahkan, tanpa menggerakkan satu jariku pun kembar CEO itu sudah saling menghancurkan satu sama lain. Joshua memang luar biasa ... bodohnya maksudku!" Welson Liu bergirang ria mendengar tuntutan ganti rugi Jason sebesar 100 juta dolar USD yang berhasil dia terima dari ayah kandungnya karena ingin membebaskan Joshua dari penjara.Julius Ma kagum akan kejeniusan tuan mudanya, memang efek dari pertikaian kembar CEO dari grup Cheng Yi East Star berdampak langsung dengan bisnis keduanya, baik di Pulau K maupun di New York. "Apa rencana Anda sudah cukup, Master Welson? Atau ada lagi yang bisa saya kerjakan selanjutnya?" tanya tangan kanan pewaris grup Liu Dao tersebut."Tunggu dulu, aku masih belum puas, Julius. Kau tahu, adik kembar Joshua itu orangnya sangat cerdik dan tenang. Pria semacam Jason Cheng ketika dia marah dan ingin membalas dendam maka akan porak poranda semuanya. Aku ingin melihat hal itu terjadi!" jawab Welson dengan licik. Dia berdiri dari
"Tiarap! Kalian jangan melawan kami atau nyawa kalian akan melayang!" teriak pria berkulit hitam dengan pakaian ala preman di atas sebuah kapal dagang yang sedang mengarungi lautan menuju ke Pulau K.Kapten kapal yang dipaksa berlutut di hadapan kepala bajak laut itu berseru gemetaran, "Ampun, jangan bunuh kami, Tuan!" Sementara awak kapal lainnya tiarap di lantai geladak atas kapal."Kami mau kalian jangan lagi mengirim barang ke Pulau K seterusnya! Barang bawan kalian akan kami sita sebagian, jangan melawan, kalau tidak maka peluru senapanku akan bersarang di jidat kalian!" ancam pria bajak laut asing tersebut sambil mengokang senapan laras panjangnya.Anak buah pria kulit hitam berlogat asing itu segera menjarah barang dagangan kiriman klien Jason dari Italia secepat mungkin lalu kabur dari kapal. Kemudian kapal bajak laut tersebut menjauh menghilang di kegelapan malam."Ya Tuhan, bagaimana ini Kapten Luigi? Barang kiriman kita porak poranda dan sebagian dijarah oleh bajak laut tad
"Suamiku, kamu sudah pulang. Apa pekerjaan di kantor lancar?" sambut Eva Xin saat Jason sampai di rumah. Dia merasa ada yang berbeda dari raut wajah pria itu."Hmm ... iya. Apa kamu sudah mandi, Darling?" balas Jason lesu sekalipun tetap saja dia menyunggingkan senyum tipis. Eva Xin bercerita sambil menggandeng lengan Jason menaiki tangga menuju lantai dua di mana kamar mereka berada, "Aku sudah mandi sepulang dari restoran, Hubby. Oya, kamu pasti lupa bahwa hari ini adalah festival mooncake. Aku membuat banyak kue bulan yang lezat dan indah bentuknya tadi.""HA-HA-HA. Maafkan aku, Eva. Perhatianku terlalu tersita dengan urusan di kantor yang sangat banyak. Jadi apa kau juga membuat mooncake spesial buatku?" balas Jason dengan riang. Dia menepis segala beban pikirannya yang memang seharusnya dia tinggalkan di kantor saja tadi."Tentu saja, mandi sebentar lalu kita turun ke ruang makan ya!" jawab Eva Xin. Dia membantu Jason melepas jas dan kancing kemeja mahalnya sebelum pergi mandi.
Tahun-tahun hukuman pidana yang dijalani Welson Liu sama sekali tidak menyeramkan, sekalipun kehidupan dalam penjara itu keras dan menuntut kehati-hatian bersikap serta bertindak. Welson tahu kapan dia harus mengalah sekalipun ditindas penjahat yang menjadi penguasa penjara demi keselamatannya sendiri. Tak jarang dia dihajar hingga memar dan berdarah-darah oleh narapidana lain yang tidak menyukainya. Namun, sipir penjara baik dan menolongnya hingga lama kelamaan dia menjadi tahanan senior. Dia lebih dihargai oleh rekan-rekan satu penjara lain di Wyoming tersebut. Di sana Welson Liu belajar menjadi sosok preman sekalipun tadinya dia seorang tuan muda konglomerat."Welson Liu, ada yang membesukmu. Cepatlah keluar!" seru penjaga penjara di depan pintu sel tahanan sambil membuka kunci gembok.Wajah pria bercambang subur itu terhiasi oleh senyum bahagia. Ini adalah akhir pekan, dia sudah hapal bahwa istri dan anaknya pasti mengunjunginya di Wyoming Correctional Facility. Welson melangkah
"Vonis persidangan Tuan Welson Albertus Liu melawan negara dalam kasus percobaan pembunuhan Tuan Oliver Jason Cheng telah diputuskan yaitu sanksi pidana selama tujuh tahun di Wyoming Correctional Facility, Negara Bagian New York. Demikian putusan dari Hakim Ulysses Malcom!" "TOK TOK TOK!" Palu hakim diketok tiga kali mengakhiri kasus percobaan pembunuhan terhadap Jason Cheng yang merengut nyawa pengemudi mobil.Seisi ruang pengadilan negara bagian New York sontak riuh, pihak keluarga Liu merasakan kesedihan yang mendalam. Sedangkan, keluarga Cheng dan keluarga Xin merasa puas dengan hasil vonis sidang yang baru saja diputuskan oleh hakim.Awak media heboh meliput kasus yang menjadi pusat perhatian publik karena melibatkan dua grup konglomerasi terkaya di China Town. Lampu blitz kamera berkilat-kilat mengabadikan peristiwa tak terlupakan dalam sejarah kelam persaingan bisnis tycoon asal China yang berdarah tersebut.Brenda Yin sambil menggendong Shawn menghentikan rombongan polisi yan
"Ohh ... Mister Jason Cheng!" seru Suster Angelina Collins yang baru saja selesai menyuntikkan obat di pembuluh nadi pasien ICU itu.Jason merasakan sakit yang hebat di bagian kepalanya hingga seperti mau pecah saja, pandangannya masih berputar-putar melihat langit-langit putih di ruang perawatannya. Dia bergumam, "Ugh ... tolong, pusing—" Segera saja perawat berusia awal tiga puluh tahun itu berlari memanggil Dokter Russell Octario di ruangan praktiknya. Kemudian dokter asal Mexico itu bergegas masuk ke ruang ICU untuk memeriksa kondisi pasiennya yang tadinya tak sadar."Apa Anda bisa mendengar kata-kata saya, Sir?" tanya Dokter Russell sambil memeriksa fungsi organ vital Jason dengan stetoskop. "Ya, Dok. Kepala saya sakit sekali dan rasanya berputar-putar!" jawab Jason dengan lemas.Dokter Russell berkata, "Segalanya akan baik-baik saja, dengan kembali sadar, itu sudah sangat bagus. Kami tetap monitor kondisi Anda dan berikan perawatan intensif hingga nanti pulih. Tolong jangan ba
"APA?!" Joshua berteriak seakan tak percaya ketika Arthur Devlinski melaporkan kecelakaan yang menimpa Jason sekeluarga di jembatan tol layang saat berangkat ke Bandara John F. Kennedy tadi pagi."Temani aku ke rumah sakit sekarang, Lucas!" ujar Joshua kepada asisten pribadinya seraya bergegas keluar dari ruangan presdir mall. Jantungnya serasa dipukul kencang, ini kabar buruk yang tak terduga. Joshua diikuti oleh beberapa pengawalnya turun dengan lift. Sebuah mobil sedan telah menunggu di depan pintu lobi utama mall, sopir segera melajukan kendaraan ke rumah sakit. Di dalam mobilnya Joshua menghubungi kepala sekuriti rumah dan mall untuk memeriksa rekaman kamera CCTV di mana mobil yang dipakai Jason dan mengalami kecelakaan itu terparkir sejak kemarin. Tak ada yang nampak kebetulan karena sopir keluarga Cheng yang mengantarkan Jason sekeluarga itu telah melayani selama belasan tahun. Pria paruh baya itu sangat hati-hati bila menyetir mobil, pasti ada yang salah dengan mesin mobilny
"Jason, bisakah kau berkompetisi dengan sportif? Aku memintamu untuk menyalakan listrik mall waktu itu, kenapa masih saja ada gangguan listrik hingga hari ini?" cecar Welson Liu di kantor Jason Cheng.Mendengar protes Welson Liu, tentu saja Jason hanya bisa tertawa. Dia pun menjawab, "Kurasa itu sama sekali bukan karena perbuatanku, tak ada buktinya juga kalau aku yang mengakali aliran listrik mall Grup Liu Dao. Itu hanya sekadar asumsimu saja, Sir!" Joshua pun menimpali dengan kebingungan bercampur kesal di sebelah sofa adiknya, "Seharusnya kau tanyakan ke teknisi PLN, kenapa malah ke Jason? Dia bukan insinyur listrik, dia ini CEO!" Namun, Welson Liu berdecak kesal. "Kau tidak tahu apa-apa, Joshua. Diamlah!" Kemudian dia berkata lagi kepada Jason, "katakan apa syarat darimu agar mallku kembali normal!" "Maaf, aku tak butuh apa pun darimu, Tuan Muda Liu. Aku hanya mengurusi mall Grup Cheng Yi East Star dan nampaknya usahaku sudah cukup berhasil. Lusa aku akan kembali menyerahkan ma
"Master Welson, listrik di mall sudah menyala!" lapor Julius Ma dengan penuh semangat di kantor hotel bosnya.Welson Liu tertawa pongah mendengar berita baik itu, dia berpikir masalahnya telah berakhir. Dia lalu bangkit dari kursi presdir lalu bergegas meninggalkan ruangan untuk meninjau langsung situasi mall pasca delapan hari tutup.Sayangnya bagian sayur dan buah segar mengalami pembusukan akibat lama tanpa pendingin. Lantai juga kotor karena tak ada cleaning service yang bekerja dalam kondisi gelap gulita sepanjang hari."Julius, suruh bagian cleaning service membersihkan semua bagian dalam mall ini! Kita masih belum bisa buka dan menerima pengunjung dalam kondisi berantakan begini!" seru Welson Liu frustasi sembari berkacak pinggang."Tentu, Sir. Segera saya suruh mereka membereskan kekacauan mall!" sahut Julius Ma sigap. Dia segera menelepon kepala bagian kebersihan mall.Dalam waktu kurang dari 24 jam, semua lantai dan dinding mall telah bersih sempurna. Welson Liu pun menyuruh
"Selamat datang, Jason Cheng!" sambut Welson Liu dengan kedua tangan terbuka lalu memeluk tamu kehormatannya."Hmm ... tak usah berbasa basi, Tuan Muda Liu. Kau memiliki apa yang sedang aku cari, bukan? Serahkan kembali Ares kepadaku sebelum aku membawa kasus penculikan anak di bawah umur ini ke jalur hukum!" balas Jason dengan tatapan mata dingin berbahaya.Tawa Welson Liu bergema di ruangan CEO hotel bintang lima itu. Dia mengajak Jason duduk bersamanya di sofa berlapis kulit licin warna hitam. "Kenapa begitu keras kepadaku, Jason? Kita bisa membicarakan ini baik-baik, anakmu itu aman di tempatku. Dia sedang menghabiskan waktu bersama Bibi Brenda Yin!" bujuknya dengan persuasif."Brenda?" Alis Jason berkerut. Wanita itu pernah menjadi bibinya Ares karena menikah dengan Joshua dulu. "Hmm ... baiklah, apa maumu?" lanjut Jason tak ingin bertele-tele dan membuat istrinya cemas berkepanjangan."Nyalakan aliran listrik mallku, kamu pun sudah mendengar permintaanku kemarin, Jason!" jawab W
Brenda Yin yang disuruh menemani keponakannya oleh Welson Liu menunggui hingga Ares siuman dari efek Chloroform di salah satu kamar hotel milik pria itu. Sedangkan, pelayan remaja yang menemani Ares yaitu Lena Chia telah siuman dan duduk di sofa berhadapan dengannya."Bibi—" panggil Ares yang baru tersadar dan duduk di atas ranjang king size. Dia mengedarkan pandangan berkabutnya ke sekeliling ruangan luas nan mewah itu sembari mengucek-ngucek matanya.Kedua wanita berbeda usia itu bergegas menghampiri Ares. Karena takut kepada Brenda Yin, pelayan berusia remaja itu hanya terdiam dan duduk di tepi ranjang menunggu bocah yang diasuhnya bertanya."Lho, Bibi Brenda kok bisa ada di sini? Emm ... ini di mana ya?" tanya Ares polos seraya menatap wajah Brenda Yin yang agak kebingungan menghadapi bocah kecil itu."Ares Sayang, kita di hotel. Apa kamu lapar? Bibi Brenda pesankan makanan enak ya? Sebentar!" jawab wanita cantik itu dengan ramah. Dia tahu itu putra Jason Cheng dan wajah bocah itu
Kantor kerja pria itu telah pindah ke tempat managemen Hotel Honeymoon in New York. Situasi di Mall Golden Lotus masih gelap gulita seminggu ini. Para suplier membatalkan perjanjian promosi potongan harga besar, penyewa lapak di mall meneror setiap hari menuntut ganti rugi akibat bisnis mereka terhenti. Itu membuat Welson Liu mengambil sebuah langkah yang sedikit berbahaya untuk mengamankan bisnisnya agar tidak jatuh pailit."Apa kau sudah mengatur yang kuperintahkan kemarin, Julius?" tanya Welson Liu dari kursi kebesarannya. "Sudah, Master Welson. Saya sudah mengirim beberapa anak buah untuk mengawasi kediaman Cheng. Kita tunggu saja kesempatan itu tiba!" jawab Julius Ma yang selalu dapat diandalkan.Sementara itu beberapa bodyguard Welson mengintai di dalam mobil Land Rover yang terparkir tak jauh dari kediaman Cheng. Mereka menunggu target mereka keluar dari pintu gerbang untuk diculik.Kesabaran mereka membuahkan hasil, setelah jam makan siang bocah balita yang penuh semangat itu