"Oughh, sepertinya aku akan melahirkan sekarang!" ucap Eva Xin sendirian di kamar bersalin nyaris tengah malam itu. Dia meraih tombol panggilan untuk perawat jaga poli Maternity.Dengan tergesa-gesa perawat bergegas masuk ke ruangan perawatan Eva Xin. Dia memeriksa kondisi pasien disaksikan oleh Joel Yi dan ketiga rekannya dari ambang pintu kamar."Nyonya Eva Xin, Anda sudah pecah ketuban. Tolong tunggu hingga pembukaan rahim lengkap. Kami akan hubungi dokter yang akan membantu Anda melahirkan!" tutur Claire Dobson, perawat yang memeriksa kondisi Eva Xin.Dengan sigap Joel Yi segera menelepon bosnya untuk memberi kabar baik tersebut. Namun, sayang panggilan teleponnya ditolak berulang kali oleh Jason Cheng. Dia pun berinisiatif untuk mengirim pesan saja agar tuan mudanya membaca itu nanti saat senggang. Di lantai lobi, ayah dan anak itu masih adu otot memperdebatkan hak mendapatkan Eva Xin. Ada kekecewaan dalam hati Jason akibat pilih kasih yang dilakukan oleh ayahnya. Dilihat dari s
"Dasar Adik brengsek! Kau memfitnahku, aku tak ada hubungannya dengan Julia Ang," bantah Joshua karena merasa pernyataan Jason berbahaya baginya. Dia lalu menatap Eva seraya membujuknya lagi, "Dulu kamu selalu ingin menjadi istriku, bukan, Eva Sayang? Saat ini sudah waktunya impianmu itu terwujud. Aku tycoon termuda di New York. Hidupmu akan berlimpah harta kekayaan!" Eva merengkuh putranya erat-erat ke dadanya. Perkataan Joshua itu sangat tidak sensitif, dia tak pernah mengejar kekayaan mantan kekasihnya itu. Mungkin dia terlena dengan paras tampan dan kata-kata manis yang ternyata berbisa. Di Italia, dia melihat sendiri bagaimana Joshua memeluk dan mencium Felicia Rosa di tempat umum. Wanita itu sayangnya kini telah meninggal dunia."Satu hal yang tidak kau punyai yaitu kesetiaan hanya pada satu wanita saja. Aku bukan jenis istri yang senang dimadu dengan wanita lain. Dulu kau bersama sosialita putri konglomerat Italia, sekarang menjadikan sekretarismu, simpanan pemuas napsumu. Ckc
Keluarga Xin menyambut kehadiran Jason Cheng, Eva Xin, bersama putra mereka Raphael Ares Cheng di kediaman mereka yang ada di Chinatown, New York. Suara petasan dinyalakan terdengar riuh yang memiliki makna tolak bala. Pertunjukan Liong Samsie (Naga dan Barongsai) sengaja disewa untuk menyambut tamu kehormatan yang tak lain adalah generasi penerus keturunan mereka."Selamat ... selamat!" seru orang banyak itu kepada pasangan orang tua baru dan bayi kecil mereka. Jason dan Eva tersenyum berseri-seri menerima ucapan kebahagiaan dari keluarga besar Xin dan beberapa kolega dekat yang sudi hadir di acara penyambutan bayi itu.Dahulu memang Joshua yang disambut hangat oleh keluarga Xin sebagai menantu. Namun, kali ini Jason yang membawa keturunan ke kediaman keluarga Xin. Namun, tak ada satu pun yang menyinggung hal tersebut. Kakek buyut Eva yang melarang membahas aib yang tak disengaja itu."Ke marilah, Nenek Buyut mau menggendong Ares!" Wanita berusia 92 tahun yang masih nampak sehat dan
"Lucas, carikan aku orang bayaran untuk kukirim merusuh di Pulau K. Adik brengsekku itu harus ditertibkan dan diajari bagaimana menghormati apa yang jadi milik kakaknya!" titah Joshua Cheng yang masih dirawat di ruang VIP New York Presbyterian Hospital kepada asisten pribadi.Pria bersetelan jas necis warna hitam dengan rambut tercukur rapi dengan gel itu mengangguk paham lalu menjawab, "Baiklah, Tuan Muda Joshua. Siang ini akan saya suruh Tetua Chi Kung menemui Anda ke mari untuk menerima perintah langsung. Permisi!"Joshua tertawa licik memikirkan rencana yang telah disiapkan olehnya untuk membuat Jason kesal dan terganggu. Dia telah berniat untuk merebut kembali Eva Xin. Sejenak pria itu terkenang dengan wajah wanita pujaan hatinya yang telah dia pacari bertahun-tahun lalu. Dia juga merindukan masakan lezat yang biasa dimasak oleh Eva, spesial untuknya setiap pulang bekerja dulu."Aku terlalu gegabah dan masuk ke dalam perangkap Jason hingga menanda tangani surat pembatalan pernika
"Total kerugian yang dapat terhitung secara kasar berkisar lima puluh juta US Dolar, Master Jason!" tutur Albert Chan yang telah memeriksa sisa komplek pergudangan pasca pemadaman api oleh para petugas Damkar.Joel Yi yang berdiri di sebelah tuan mudanya menghela napas tak berani berkomentar apa pun saat ini. Kemudian Jason menanggapi informasi dari Direktur Operasionalnya, "Dahulukan penggantian ganti rugi untuk semua klien yang terdampak dari peristiwa kebakaran ini, Albert. Aku akan bantu menghubungi perusahaan asuransi untuk klaim proteksi kecelakaan bangunan dan juga barang milik klien. Itulah pentingnya membayar premi asuransi untuk perusahaan seperti milik kita ini.""Apa dana coverage dari perusahaan asuransi Tristar General Insurance bisa mengurangi kerugian perusahaan, Master Jason?" tanya Joel Yi.Bosnya mengangguk yakin. "Ya, sebagian besar akan terganti bertahap. Yang harus kita usahakan secepatnya adalah memulihkan komplek pergudangan. Albert, hubungi Pak Cheung agar men
"Akhirnya kamu sembuh dan menemuiku, Joshua Sayang!" sambut Julia Ang di ruang tengah mansion house pemberian suami rahasianya. Dengan hasrat yang berkobar di dalam dirinya, Joshua menciumi bibir wanita simpanannya itu sembari meremas-remas bokong bahenol Julia Ang. Dia berbicara lirih, "Apa kau merindukanku, Cantik? Ada yang ingin bertemu denganmu di bawah sana. Ayo kita ke kamar, Julia!" Para pengawal Joshua Cheng tak ada yang berani berkomentar tentang kelakuan tuan muda mereka dan memaklumi segalanya seperti tidak melihat apa-apa. Mereka berjaga di dasar tangga menuju lantai dua rumah mewah tersebut hingga majikan mereka selesai melakukan hajatnya.Di dalam kamar tidur tang beraroma semerbak lembut bunga itu, Julia Ang melepaskan gaun selutut yang membalut ketat tubuh sexynya di hadapan Joshua. Suami rahasianya menatap dengan lapar setiap inchi kulit mulus Julia Ang sembari melucuti pakaian setelan jas mahalnya juga."Di rumah sakit sangat membosankan, Jules. Aku lebih suka di m
"Jadi apa benar Anda yang menyuruh Tang Chi Kung dan keempat rekannya pergi ke Pulau K pada tanggal 20 November untuk membakar komplek pergudangan milik Tuan Oliver Jason Cheng?" tanya Sersan Vincent O'Brien sambil duduk di seberang Joshua di meja stainless steel untuk interogasi.Tatapan mata Joshua tak fokus, dia cemas akan mendapat hukuman penjara karena menjadi otak kejahatan serius. 'Dasar preman-preman bodoh! Kenapa malah membuatku terseret dalam kasus hukum begini sih, huhh!' gerutu Joshua berdiam diri."Ehm, jawab pertanyaan saya, Mister Joshua Cheng!" desak sersan berambut pirang cepak itu dengan nada keras."Ehh ... hmm ... tunggu pengacara saya datang, Sir!" tolak Joshua dengan gundah. Letnan Jimmy Bruckman memberi backup ke rekannya dengan berkata spontan, "Buat apa menunggu pengacaramu? Apa sesungguhnya memang benar, otak dari peristiwa kebakaran di Pulau K itu kamu?!""Bu—bukan saya!" kelit Joshua dengan keringat bercucuran di dahinya. Dia menyekanya dengan sapu tangan.
"Ini sesi interogasi keduamu, Joshua Cheng. Sudahlah, mengaku saja toh semalam kau sudah mencoba seperti apa tidur di sel tahanan polisi 'kan? Itu belum ada apa-apanya dibanding penjara asli, banyak narapidana lain yang akan membuat mimpi burukmu sering muncul karena perlakuan semena-mena mereka kepadamu!" Letnan Jimmy Bruckman sengaja menakut-nakuti tersangka kasus kriminal yang ditanganinya.Tuan muda kaya raya itu merasakan keringat dingin membanjiri tubuhnya yang belum mandi sejak kemarin malam di mansion Julia Ang. Berurusan dengan polisi sungguh memuakkan baginya."Tolong jangan membuat asumsi apa pun, Letnan. Aku tidak bersalah, ini semua hanya salah tuduh saja!" kelit Joshua bersikeras dia tidak terlibat dalam kebakaran komplek pergudangan milik Jason.Pengacara yang mewakili Jason Cheng tiba di ruang interogasi NYPD, salah satu anak buah Letnan Jimmy masuk ke dalam dan berbisik memberi tahukan bahwa Benjamin Kirby ingin bertemu sebentar dengan Joshua Cheng untuk mediasi damai