Home / Romansa / Malam Panas Dengan Mantan Suami / 59. Jangan pernah temui Nona Agnes lagi

Share

59. Jangan pernah temui Nona Agnes lagi

Author: Rossy Dildara
last update Last Updated: 2025-01-24 13:00:19

(POV Viona)

"Apa kau berpikir, setelah berhasil menikah dengan Calvin kau menjadi lebih unggul daripada Agnes?"

Pertanyaan dari Pak Erick membuat dahiku berkerut. Dia menatapku dengan tajam dan sengit. Aku terdiam, tak percaya dengan ucapannya. Tapi apa maksudnya? Unggul katanya? Dia pikir ini sebuah kompetisi apa?

"Kau sungguh tidak tau diri Viona, bagaimana bisa kau begitu tega merebut calon suami dari bosmu? Apakah tidak ada pria lain di dunia ini lagi, atau kau memang sudah tak laku?" Nada bicaranya semakin meninggi, penuh amarah.

"Apa maksud Bapak bicara seperti itu?" Jelas-jelas Pak Erick ini sedang menghinaku, tapi penghinaannya sungguh tidak berdasar. "Apa yang terjadi karena Nona Agnes, dan aku tidak percaya kalau Bapak tidak tau. Bapak pasti tau rencana ini dari awal."

"Kau benar, aku memang tau dan itulah rencanaku. Tapi berani sekali, kau yang menjadi masa lalu Calvin menggagalkan semua rencanaku dan Agnes. Akan kupastikan kau
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   60. Tipis dan seksi

    Namun, Kak Calvin tiba-tiba menarik tanganku dan menjauhkan tubuhnya dariku. Ada apa dengannya? Apakah dia tidak suka aku menyentuhnya? Aku terdiam, merasa sedikit kecewa."Iya, aku akan melakukannya. Sekarang kita harus cepat pulang, karena aku juga harus pergi ke kantor," sahut Kak Calvin, lalu kembali mengemudikan mobilnya.***(POV Calvin)Sentuhan Viona masih terasa hangat di pipiku, seperti bara api yang membakar kulitku. Jantungku berdebar kencang, seakan ingin meledak dari dada. Aku tak bisa berkonsentrasi bekerja, pikiran-pikiran tentang Viona memenuhi kepalaku.Akh, kenapa aku jadi seperti ini? Kenapa dia sampai menyentuh pipiku? Apakah dia berniat menciumku?Tidak! Mustahil!Aku menggelengkan kepala, berusaha menepis pikiran yang menggelitik itu.Untuk apa Viona menciumku? Berhentilah berpikir yang tidak-tidak, Calvin! Kau benar-benar berlebihan.Drrrriingg!!Suara ponsel di dalam ka

    Last Updated : 2025-01-25
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   61. Bermain solo

    Astaga, apa yang Viona lakukan?Bisa-bisanya dia duduk di atas pahaku. Jika sudah begini, bagaimana bisa aku makan malam? Sementara ada sesuatu yang tertindih dan mulai bereaksi di bawah sana."Kakak mau makan sama apa? Aku ambilkan, ya?" Viona perlahan menuangkan nasi di atas piring. Aku menghirup dalam-dalam aroma tubuhnya, wangi sekali dia dan membuatku sedikit gelisah."Terima kasih, tapi sepertinya kita makan nggak perlu dengan diposisi begini, Vio. Karena akan susah aku makannya," ucapku seraya menyentuh pinggang Viona, berniat memindahkannya. Tetapi perempuan itu justru semakin menahan bokongnya."Ih, Kak! Sekali-kali boleh dong, aku dipangku begini. Kenzie saja setiap makan selalu Kakak pangku, masa aku enggak?" sahut Viona, bibirnya mengerucut, dia juga menatapku dengan memasang wajah manja."Itu 'kan Kenzie, Vio. Lagian Kenzie itu masih kecil, sementara kamu udah gede." Konyol sekali Viona ini. Bisa-bisanya dia bandingkan dirinya dengan Kenzie? Aku mencoba menahan tawa, tapi

    Last Updated : 2025-01-25
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   62. Demi menggoda Kak Calvin

    (POV Viona)"Issshh, Kak Calvin nyebelin!"Degup jantungku berdesir kesal melihat Kak Calvin pamit ke kamar mandi dengan mengatakan mules. Mataku mengikuti punggungnya yang tegap menghilang di balik pintu, rasa jengkel menggerogoti hatiku.Aku yakin, itu hanya alasan belaka untuk menghindar.Kenapa sih dia selalu bersikap canggung di dekatku? Padahal, tadi kita sedang berciuman, bahkan aku sempat mengira kita akan bercinta.Apakah semua ini karena dia masih memikirkan Nona Agnes? Jika iya, rasanya sakit sekali.Tapi aku tak akan menyerah begitu saja. Aku akan terus berjuang untuk merebut hatinya. Aku sudah menyiapkan segalanya, bahkan sampai membeli dan memakai pakaian yang sedikit berani seperti ini, semua demi menggoda Kak Calvin, agar dia mau menyentuhku. Aku ingin dia merasakan betapa aku merindukannya, betapa aku menginginkannya.Kita sudah menikah, bukankah hal yang wajar jika kita bercinta? Jadi tidak ma

    Last Updated : 2025-01-26
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   63. Aku kangen kamu

    "Kamu jangan begitu dong, Nak. Bunda sama Ayah 'kan perlu menghabiskan waktu berdua, kamu memangnya nggak sayang, ya, sama Dedek bayi?" Aku masih berusaha memberikan pengertian, dan kini terpaksa dengan membawa-bawa calon adiknya Kenzie. Kulihat Kak Calvin juga ingin menjawab, tapi raut wajahnya terlihat tidak tega terhadap Kenzie. Aku menjadi semakin khawatir. "Memang apa hubungannya dengan Dedek bayi, Bunda?" tanya Kenzie menatapku bingung dengan wajah sedihnya. Sejujurnya aku pun merasa kasihan kepada Kenzie, tapi Bunda juga butuh belaian dari Ayahmu, Nak. Maafkan Bundamu yang jadi mesuum seperti ini, ya? "Tentu saja ada. Dia 'kan ada di perut Bunda, dan Bunda membutuhkan asupan vitamin dari Ayah secara langsung," jawabku sambil mengusap perut dan melirik Kak Calvin. Kulihat wajah pria itu menjadi memerah. Ada apa dengannya? "Asupan vitamin??" Dahi Kenzie semakin terlipat. "Maksudnya, Dedek bayi halus minu

    Last Updated : 2025-01-27
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   64. Pikiran kotor

    "Mau apa dia ke sini?" gumamku, kekesalan menggerogoti hati. Ah, menyebalkan, kenapa dia harus muncul di saat ini? Mengganggu waktuku dengan Kak Calvin. "Agnes...." Kak Calvin mulai berujar, suaranya berat, seperti terbebani sesuatu. "Kakak mau ngapain?" Aku langsung menarik lengannya, menahannya untuk tak turun dari mobil. Matanya tertuju ke depan, menatap Nona Agnes dengan sorot yang sulit diartikan. Aku yakin, dia ingin menemui perempuan itu, tapi aku tak akan membiarkannya. "Itu si Agnes, aku mau-" "Nggak boleh!" Potongku cepat, seolah bisa menebak apa yang ingin dia sampaikan. "Kakak nggak boleh menemuinya lagi. Kemarin saja saat di rumah sakit, Kakak ingat ... kalau Nona Agnes tidak mengizinkan Kakak pergi." "Tapi bagaimana kita bisa pergi kalau Agnes ada di luar. Dia mencariku, Vio dan-" "Biarkan

    Last Updated : 2025-01-28
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   65. Izinkan aku menyentuhmu

    (POV Viona) Mataku perlahan terbuka, saat merasakan sentuhan kuat dibibirku. Aku langsung terkejut, melihat apa yang terjadi. Kak Calvin, pria itu sedang menciumku dengan panas sambil memejamkan mata. Tapi, kenapa? Kok tumben, apakah aku sedang bermimpi? Bibir Kak Calvin turun ke leherku, dapat kurasakan lidahnya menyapu kulitku, membuat sensasi merinding geli namun juga nikmat. Sensasi itu membuatku terkesiap, tubuhku menegang. Kedua tangan besarnya langsung meremmas dadaku, dengan sigap melepaskan beberapa kancing dress dan menurunkannya. Kaca mata penutup berbahan brokat segera dia turunkan, lalu dengan gerakan cepat dia melahap salah satu puncak dadaku dan merem*s yang satunya. "Aaaahh!" Aku mendesaah dan menyeru secara bersamaan, karena terkejut dengan apa yang terjadi. Kak Calvin, apa yang dia lakukan? Dia menghisap dadaku dengan semangat seperti bayi yang kehausan.

    Last Updated : 2025-01-29
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   66. Belajarlah untuk kembali mencintaiku

    "Eeeugghhh ...." Kak Calvin mengerang sambil menggeliat, matanya perlahan terbuka dan menatapku dengan lekat. "Kamu sudah bangun, Vio? Maaf kalau tadi aku-""Ssttttt ...." Aku mendesis, langsung menempelkan jari telunjukku ke bibir Kak Calvin. Jantungku berdebar kencang, takut suara Kak Calvin akan membuat kami ketahuan.Segera, aku menunjuk jendela, memperlihatkan Pak Polisi yang masih berada di sana. Wajahnya kini menempel kaca, begitu dekat sekali, seakan penasaran ingin melihat orang yang berada di dalam mobil."Siapa itu? Eh, polisi? Kok ada polisi?" bisik Kak Calvin dengan mata membulat. Dia tampak terkejut dan heran, buru-buru mengambil pakaian kami yang berserakan di bawah kursi lalu membantuku memakai kembali pakaian.Selanjutnya, dia juga memakai pakaian miliknya. Gerakannya begitu terburu-buru. Aku tahu dia pasti panik.Dengan napas tersengal, Kak Calvin segera menurunkan jendela mobil untuk menemui Pak Polisi. Aku sedikit hera

    Last Updated : 2025-01-30
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   67. Mesum sekali

    (POV Calvin) "Kakak harus melupakan Nona Agnes mulai sekarang, dan belajarlah untuk kembali mencintaiku seperti dulu." "Mencintaimu...?" Kata-kata itu bergema di telingaku, sebuah nada yang janggal dalam pikiranku. Rasanya aneh saja, mengapa Viona memintaku untuk kembali mencintainya? Apakah itu penting, untuk hubungan kita? "Kak, kok diem? Kenapa bengong?" Viona mengibaskan tangannya di depan wajahku, suaranya sedikit tercampur kekecewaan. "Apa Kakak nggak mau?" Aku langsung tersentak, karena sempat melamun. "Kalau tentang melupakan Agnes, aku tidak akan berjanji, tapi akan membuktikannya. Tapi kalau tentang mencintaimu lagi..." Suaraku terhenti, kata-kata itu tiba-tiba terjebak di tenggorokanku. Tapi aku juga ingin melihat bagaimana reaksi Viona. Ingatan tentang janjiku kepada Ayah begitu tajam dan jelas dalam benakku. Dia percaya ini jalan yang benar untukku. Tapi mengapa sek

    Last Updated : 2025-01-31

Latest chapter

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   99. Demam

    "Kamu mungkin belum bisa menjawab, tapi dari matamu saja… Papa sudah bisa menebaknya," kata Papa, membuatku semakin terkejut. Papa bisa menebak perasaanku, padahal aku sendiri masih bingung. "Meskipun kamu tidak ingat momen saat menjadi istrinya Calvin, tapi Papa harap kamu jangan pernah menolak jika Calvin menginginkan sesuatu darimu. Karena bagaimanapun, kamu adalah istrinya. Dosa hukumnya jika seorang istri menolak suaminya, Vio." Bukan hanya Kak Calvin, ternyata Papa juga membahas hal yang sama. Kenapa mereka selalu bicara tentang hubungan intim? Sepenting itukah hal itu dalam rumah tangga? Aku bahkan tak ingat bagaimana rasanya. "Kali ini Papa minta tolong ya, Vio." Papa menambahkan. Sentuhannya lembut di tanganku, tatapannya penuh pengertian. "Laki-laki berbeda dengan perempuan, Vio. Perempuan bisa kuat menahannya meskipun itu sampai bertahun-tahun, tapi laki-laki, seminggu saja sudah kelabakan. Begitu pula dengan Calvin, yang sudah lebih dari seb

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   98. Aku belum siap

    "Iya, Kak." Viona mengangguk, matanya tertunduk malu. Seketika itu juga, rasa kecewa menusuk hatiku. Ah, pedih sekali. "Jadi, aku simpan pembalutnya nggak, Kak? Aku lupa, soalnya. Takutnya keburu bocor kalau aku nggak pakai sekarang." "Kamu nggak pernah menyimpan pembalut, Sayang," jawabku lirih, suaraku terdengar lesu. "Oh, begitu. Ya sudah, aku mau minta Bibi belikan saja, deh." Aku segera menahan tangan Viona saat dia hendak melangkah. "Biar aku yang belikan. Kamu tunggu di sini saja." Meskipun hatiku dipenuhi kecewa, aku harus tetap menjadi laki-laki yang bisa diandalkan. Hanya dengan begitu, mungkin hati Viona akan luluh. "Terima kasih, Kak. Maaf merepotkan." "Sama-sama." Aku tersenyum, lalu memberanikan diri untuk mendekat. Aku ingin mencium pipinya, namun Viona langsung mundur, menghindari sentuhanku. "Maaf. Apa mencium pipimu saja tidak boleh?" tanyaku dengan nada sedih.

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   97. Tidak sabar

    Aku duduk di teras bersama Papa, sambil menyeruput secangkir kopi yang kubawa buatan Viona tadi. Aku penasaran dengan apa yang akan Papa bicarakan. Tampaknya serius, karena Kenzie pun tidak diizinkan untuk bergabung. "Sebenarnya Papa hanya ingin memberikan ini padamu, Cal." Papa mengambil sesuatu di dalam kantong celananya. Entah itu apa, tapi ada nama jamu yang tertera di sana. "Ini jamu, Pa?" tanyaku. Tapi aku bingung mengapa Papa ingin memberikan itu padaku. "Iya, ini jamu penyubur kandungan untuk Viona. Papa masih berharap Viona bisa hamil lagi, Cal. Biar Kenzie ada temannya." "Memangnya boleh, ya, Pa ... Viona minum jamu? Kan dia habis keracunan." Aku hanya khawatir, takut jamu ini mengandung bahan-bahan yang membuat Viona kembali mengalami keracunan. "Papa sudah sempat tanya sama dokter dan kata dia boleh kok, Cal." "Dokternya Viona bukan, Pa, yang bilang begitu?" tanyaku heran. "Iya." Papa mengangguk. "Eh tapi, Viona sendiri sedang mengkonsumsi obat subur nggak, Cal? Ba

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   96. Belalai gajah

    Satu bulan kemudian.... Tok! Tok! Tok! Suara ketukan palu di persidangan membuat hatiku lega. Hukuman Agnes penjara seumur hidup dan hukuman mati untuk kasus percobaan pembunuhan dan pembunuhan terhadap janin telah dijatuhkan. Keadilan telah ditegakkan. Setelah proses sidang ini selesai, aku memutuskan untuk pulang bersama Ayah. Sama sekali aku tak ada niat untuk menemui Agnes, karena bagiku, semuanya sudah selesai. Luka di hatiku masih terasa, tapi aku berusaha untuk move on. "Cal ... bagaimana keadaan Viona? Sudah ada perkembangan?" tanya Ayah, suaranya lembut namun penuh harap. Aku menoleh, menggeleng pelan, lesu. "Ingatannya belum pulih sepenuhnya, Yah. Tapi Viona sudah jauh lebih dekat dengan Kenzie dan Papa." "Lalu, bagaimana denganmu? Apakah setelah Viona keluar dari rumah sakit, kamu sudah pernah menyentuhnya??" Wajahku langsung memanas. Aku bisa merasakan rona merah membakar pipiku, terlihat jelas di kaca spion. Maluku luar biasa. Sebenarnya, sampai sekarang a

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   95. Aku mencintaimu, Viona

    Mata Calvin membulat. "Ya Allah, Sayang! Enggak dong!" Dia menggeleng cepat. Suara Kenzie polos bertanya, "Anak haram itu apa, Ayah?" Pertanyaan polos itu menambah kekacauan di hatiku, mencampur aduk rasa bingung, takut, dan curiga. "Nanti Ayah jelaskan padamu. Tapi Ayah jelaskan hal ini kepada Bunda dulu, ya?" Calvin mengusap puncak kepala Kenzie dengan lembut, mencoba menenangkan putranya. Lalu, dia menatapku, matanya penuh pengertian. "Kenzie itu bukan anak haram, Sayang. Dia anak sah, hasil dari hubungan halal kita." "Tapi... kenapa dia sudah ada saat kita menikah? Harusnya dia baru lahir beberapa bulan setelah pernikahan kita," tanyaku masih bingung. Foto itu masih terbayang jelas di benakku. Calvin tersenyum, lalu menarikku untuk duduk di sofa empuk yang berada di sudut ruangan. "Sebelumnya, kita sempat menikah sebelum Kenzie lahir. Hanya saja, pernikahan kita waktu itu tidak berlangsung lama.

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   94. Anak haram

    "Viona sayang... Ayo kita turun." Calvin telah lebih dulu turun dari mobil, lalu membukakan pintu mobil untukku. Sementara Kenzie dan Pak Tatang juga ikut turun."Kita mau ngapain ke sini, Pak? Apakah kita sudah sampai?" tanyaku bingung."Kita mampir untuk ziarah, Sayang. Kamu harus bertemu dengan almarhum Kenzo." Kalimat Calvin terasa berat."Kenzo? Siapa Kenzo?" Nama itu sama sekali tak terpatri dalam ingatanku. Aku mencoba mengingat, namun hanya hampa yang kurasakan. "Kenzo itu adik bayi Bunda, adik bayi yang sudah Ayah beri nama," jelas Kenzie, suaranya terdengar polos.Air mata membasahi pipi Calvin saat dia berkata, "Kenzo adalah anak kedua kita, Sayang, adik Kenzie." Pandangannya sendu, bola matanya berkaca-kaca. "Sayangnya... dia tidak berhasil tertolong di dalam perutmu.""Maksudnya... aku sempat keguguran?" Aku mencoba mencerna setiap kata, setiap makna yang tersirat di baliknya."Iya," jawab Calvin, m

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   93. Menahan rindu

    Empat hari berlalu, terasa begitu panjang.Akhirnya, dokter mengizinkan Viona pulang, yang kebetulan bertepatan dengan hari libur. Syukur Alhamdulillah.Selama empat hari di rumah sakit, dokter terus memantau perkembangannya. Terapi okupasi pun dilakukan dan beberapa obat Viona rutin konsumsi, namun tak ada hasil yang signifikan. Tatapan Viona masih terasa asing, ingatannya belum kembali.Meski begitu, rasa syukur tetap memenuhi hatiku. Viona sudah sehat kembali, tubuhnya segar seperti sedia kala. Namun, ada sesuatu yang mengganjal."Sebelum pulang, boleh saya bicara sebentar dengan Bapak, Pak Calvin?" Pinta dokter, tatapannya penuh makna. Aku mengangguk, lalu kami berdua masuk ke ruangannya. Aku duduk di hadapannya, hanya terhalang meja. "Meskipun Bu Viona sudah sehat secara fisik, tapi saya mohon Bapak untuk menahan diri. Tunda hubungan intim selama satu atau dua minggu."Wajahku memerah. Sejujurnya, sudah lebih dari semi

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   92. Keadilan akan ditegakkan

    "Aku mau pergi, tolong jaga di sini dan jangan kemana-mana!" perintahku tegas kepada dua orang pengawal yang berdiri tegap di sisi kanan dan kiri pintu.Sejak Viona dirawat, aku memang menyewa dua orang penjaga yang selalu siaga di depan kamarnya. Meskipun Agnes sudah ditangkap, rasa takut masih membayangi."Baik, Pak," jawab mereka serempak, suaranya kompak dan mantap.***"Calvin!!"Suara itu memecah kesunyian saat aku baru saja melangkah keluar rumah sakit. Aku menoleh, dan jantungku berdebar kencang melihat Om Erick tiba-tiba berlari menghampiri dan langsung berjongkok, lalu memeluk lututku. Tubuhnya gemetar."Calvin... tolong maafkan Agnes, jangan hukum dia," rayunya, suaranya terisak, mengungkapkan keputusasaan yang mendalam."Maaf?" Aku terkekeh hambar, sebuah senyum sinis terpatri di bibirku. "Kata maaf saja tidak akan mengembalikan semuanya, Om." Suaraku dingin, keras, mencerminkan luka yan

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   91. Ngompol

    "Iya, mandi bareng. Apalagi sekalian .…" Aku mendekat ke arah telinganya, suara berbisik penuh godaan. "Bercinta." "Iihhhh!!!" Viona langsung mendorongku menjauh, wajahnya memerah padam seperti buah delima yang ranum. "Kenapa sih?" Entah mengapa aku gemas melihatnya, ingin kembali menggodanya. Viona terlihat seperti anak gadis yang sedang dimabuk cinta, lucu dan menggemaskan. "Aku hanya jujur. Dan kamu sendiri yang sering memintanya duluan." "Bapak! Aku geli sekali mendengarnya!" omelnya, bibirnya mengerucut cemberut. Aku terkekeh pelan. "Iya iya, maaf. Sekarang ayo kita ke kamar mandi, mangkanya kamu nggak perlu malu sega .…" Ucapanku terhenti saat aku kembali menyentuh tubuh Viona. Gerakanku terhenti saat jariku menyentuh celana istriku yang basah. "Lho, kok basah?" "Iihhh!!" Viona terlihat malu, langsung menarik selimutnya. Aroma samar-samar menusuk hidungku. Sekarang aku tahu kenapa celananya basah.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status