Beranda / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 22. Apa Aku Hanya Barang Bagimu?

Share

22. Apa Aku Hanya Barang Bagimu?

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-06 14:58:06
Hangat napas Kayden membuat Liora samar menghidu wangi wine yang membuat jantungnya berdebar kencang. Manik Kayden yang menguncinya menyulut detak-detak di dadanya menjadi bergemuruh.

Rahang tegasnya yang berada persis di depan wajah Liora membuatnya semakin membenci pria ini!

‘Kenapa?’ batinnya. ‘Kenapa dia selalu bersikap seperti ini? Apa aku ini hanya barang baginya?’

“Tidak!” jawab Liora, menahan pergelangan tangannya yang terasa sakit. Entah berapa kali Kayden mencengkeram tangannya seharian ini. “Lepaskan saya, Tuan Kayden!”

Liora memberontak, tapi tentu Kayden tidak begitu saja mau melepasnya. Ia mencoba menarik tangannya dari cengkeraman Kayden, tetapi semakin hal itu ia lakukan, maka ia semakin tersakiti.

Kayden hanya menatapnya, tanpa menjawab hingga Liora kehabisan akal.

“Apakah menyakiti saya sesuka hati Anda juga ada di dalam perjanjian yang kita tandatangani?” tanya Liora, ia harap pria itu akan memberikan sedikit belas kasihnya dan berhenti mencengkeram tangannya s
Almiftiafay

mulai besok Thor akan update 2 bab setiap pukul 12.30 WIB ya... pastikan akak semua membaca 🤗 akan semakin seru ✨😎

| 9
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Eva
Ini ngapain ada adegan pelukan Julia sama Kayden? Pasti ini si Julia sengaja nih biar Liora cemburu dan mau minta cerai sama Kayden. Biar Liora pikir kalau Kayden belum move on
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
pasti julia yg peluk kayden dulu. momen nya pas liora liat lagi
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
ah itu mah si juling aja ngadi² yg meluk si sarden duluan,pasti si sarden juga enggan dipeluknsma si juling
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    23. Wanita Di Pelukan Suamiku

    Untuk beberapa saat Liora bergeming. Ia berdiri membeku di tempatnya, merasa menjadi orang ketiga yang mengganggu apa yang Kayden dan Julia lakukan. Ia lalu berlari melewati ruang tamu setelah mendengar Kayden yang meminta agar Julia melepasnya. Tadinya Liora tidak ingin peduli dengan apa yang dua orang itu lakukan, tetapi suara Julia yang mengiba membuat langkah kakinya melambat dan ia memutuskan untuk menyembunyikan dirinya di balik dinding, mencuri dengar percakapan mereka. “Maafkan aku, Kayden,” sebut Julia dengan suaranya yang serak. “Akan aku tebus kesalahanku, tapi tolong jangan memperlakukan aku seperti ini. Bukankah semua yang aku lakukan itu terjadi jauh sebelum hari ini?” Tak terdengar suara Kayden menjawab kalimat Julia yang penuh sesal. Dan keheningan yang disuguhkan pria itu sepertinya membuat Julia frustrasi. “Kita sudah berbaikan, Kayden,” ucap Julia kembali. “Aku sungguh-sungguh saat mengatakan akan aku tebus kesalahanku di masa lalu. Bisakah kamu menceraikan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    24. Satu Demi Satu Pergi

    Liora mengangkat wajahnya, mencuri pandang pada Kayden yang tampak mendorong napasnya dengan penuh kebencian. Rahangnya yang mengetat itu menunjukkan betapa pria itu tidak suka dengan apa yang tengah dilakukannya. Seolah Liora baru saja melemparkan kotoran ke wajahnya dan membuatnya muak. Tapi Liora tidak peduli, ia tetap berjongkok memunguti uang recehan itu. Dari koin hingga beberapa lembar kertasnya yang lusuh. “Mau diletakkan di mana wajahku kalau orang lain melihat apa yang kamu lakukan ini?” tanya Kayden, suaranya tenang tetapi menusuk hati Liora dengan kejam. Liora tak begitu saja menjawabnya. Ia melanjutkan mengambil uangnya yang berhamburan di lantai. “Aku bicara denganmu,” ucap Kayden sekali lagi karena Liora tak menanggapinya. Liora kemudian bangun setelah uang receh terakhirnya kembali tersimpan ke dalam dompet yang ia genggam dengan erat. “Mungkin uang kecil seperti ini tidak berarti bagi Anda,” jawab Liora akhirnya. “Tapi di mata orang yang kekurangan, hal

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    25. Menyentuh Dinginnya Hatimu

    Liora mengangkat wajahnya, kebingungan menata kata. ‘Harus bagaimana aku menjelaskan ke Mama kalau yang aku lakukan dengan Kayden itu hanya sebatas pernikahan kontrak?’ batinnya dirundung keresahan. “Kamu dan suamimu baik-baik saja, ‘kan?” tanya Nyonya Marry dengan suara yang menyiratkan kekhawatiran. “Kalian tidak bertengkar, ‘kan?” Liora mengangguk seraya menunjukkan senyum palsunya. Ia tak ingin menambah beban di bahu ibunya. Suaranya yang serak itu masih menunjukkan betapa berat traumanya. “Tidak, Ma. Kami tidak bertengkar,” jawab Liora. “Mama hanya tidak ingin kamu menjalani pernikahan seperti Mama.” Mendengarnya, Liora tahu bahwa ibunya mulai dalam tahap perlahan menerima. Karena sebelumnya beliau tak pernah mengatakan itu. Netranya tak bisa menyembunyikan bahwa ada luka-luka yang tertinggal dan belum bisa terobati. “Mama ingin bertemu dengan suamimu, Liora,” ucap sang Ibu. Sebuah permintaan sederhana yang membuat Liora merasakan jari-jarinya berubah kebas sebab itu adala

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    26. Meski Telah Merendahkan Harga Diri

    “Saya hanya membuat makanan yang sudah lama tidak saya makan, Nona Julia,” jawab Liora saat gadis itu mendekat dan berdiri tak jauh darinya. Matanya yang kecoklatan memindai Liora dari ujung kaki hingga berhenti di maniknya dengan ekspresi yang masih sama, mencemoohnya. “Yang kamu lakukan ini sangat murahan,” ujar Julia. “Sama sekali tidak mencerminkan bagaimana seorang istri pewaris harusnya bersikap.” “Nona—” “Sekalipun sudah dinikahi oleh Kayden, sepertinya itu tidak bisa menaikkan kelasmu karena kamu masih terlihat sama rendahnya seperti sebelumnya,” sela Julia sebelum Liora sempat mengatakan apapun. “Kamu tidak pantas menjadi istri seorang pria terhormat seperti Kayden!” Tidak ada kalimat yang tak menyakiti Liora dengan sengaja. Semua yang mengalir dari bibirnya adalah rasa pahit yang sayangnya adalah sebuah kebenaran. Dirinya dan Kayden adalah dua manusia yang tidak setara, bumi dengan langit, pria terhormat dan seorang model melarat. Liora menghela dalam napasnya. Ia mena

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    27. Hatinya Bukan Untukku

    Hal yang saat itu ditangkap oleh Liora adalah, tidak boleh ada yang menyakiti Julia. Benar memang Kayden berusaha membuat Julia sakit hati selama ini. ‘Tapi hanya Kayden sendiri yang boleh melakukan itu. Bukan orang lain, apalagi aku,’ batin Liora saat ia meremas jari-jarinya semakin erat. Lewat kalimat itu saja, bukankah semuanya semakin jelas? Kayden masih sangat mencintai Julia. “Kalau Anda tidak mau makan ya sudah,” kata Liora setelah ia menguraikan sesak yang sejak tadi melilit dadanya. “Saya hanya menawarkan saja, Anda tidak perlu semarah ini, Tuan Kayden.” Liora terkejut saat Kayden selangkah mendekat dan meraih lengannya. “Akh!” “Kamu tahu apa yang membuatku marah?” tanya pria itu, sepasang irisnya menerpa Liora penuh kebencian, menuntut agar ia memberinya jawaban. “Karena saya banyak bicara pada Nona Julia,” aku Liora serta berusaha menarik tangannya dari Kayden. Tapi semakin ia lakukan itu, Kayden akan semakin erat mencengkeramnya. “Bukan hanya itu saja,” t

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    28. Mendapat Izin Dari Tuan Arogan

    Sudah lebih dari pukul tujuh malam saat Liora melihat kedatangan Annie. Wanita paruh baya itu mengatakan bahwa Kayden ingin bicara dengannya. “Tuan menunggu Anda, Nona. Mari ikut saya.” Liora mengikuti Annie yang berjalan menuju ke sebuah ruangan di mana di dalam sana Kayden sudah menunggu. Ruangan yang sama saat mereka berdua menandatangani kontrak pernikahan mereka sebelumnya. Setelah Annie pergi dan menutup pintunya dari luar, Liora memberanikan diri untuk bertanya, “Apa Tuan Kayden memanggil saya?” “Duduk!” titahnya hanya dengan satu kata yang anehnya berhasil membuat Liora ciut. Liora duduk berseberangan mejanya, ia menunduk melihat map yang didorong oleh Kayden mendekat kepadanya. “Terima kerja sama itu!” Saat Liora membukanya, rupanya itu adalah sebuah kerja sama dari salah satu majalah fashion yang berkolaborasi dengan sebuah beauty brand. “Bukannya Anda tidak mengizinkan pemotretan atau kerja sama dengan siapapun?” tanya Liora sraya menatap pria itu. Sekaligus mengant

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-09
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    29. Pria Tanpa Hati

    Bunyi lampu yang pecah kala berbenturan dengan lantai bergema di setiap sisi ruangan, waktu seolah berhenti untuk beberapa detik hingga orang-orang menyadari Liora dan Kayden jatuh tersungkur sehingga mereka berseru dalam kepanikan dan memperkeruh keadaan. “Liora!” “Tuan Kayden!” Kerusuhan terjadi karena lampu-lampu itu saling mengenai satu sama lain, yang jika tadi Liora tak segera menarik Kayden, maka dua lampu LED besar itu bisa jatuh menimpanya—yang meski sekarang benda itu menimpa dirinya. “Akh—” Liora merintih saat merasakan punggungnya yang terkena lampu itu seakan remuk. Tangannya tergores, begitu juga dengan pipinya yang terasa perih. Pecahan dari lampu itu pasti telah mengenai wajahnya. Evan menyingkirkan lampu dari punggung Liora, membantu tuan dan nonanya itu bangun dan meminta keduanya untuk menyisih. “Maaf, Nona,” ucap Evan penuh rasa bersalah saat Liora meraba punggungnya. “Anda baik-baik saja?” Evan memindai tangan Liora yang terluka dan goresan-goresan kecil di

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-10
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    30. Terjebak Di Keluarga Baldwin

    ‘Perempuan bekasnya?’ ulang Liora dalam hati usai sebutan Adrian terhadapnya. ‘Aku bahkan tidak pernah melakukan apapun dengannya,’ batinnya sekali lagi. Sebuah hal yang bagus karena selama berpacaran ia dan Adrian tidak melakukan sesuatu di luar batas. Seandainya mereka melakukan sesuatu seperti yang Adrian perbuat dengan Irina, bukankah bisa saja saat putus pemuda itu tak hanya menyebutnya sebagai ‘perempuan bekas’? Yang keluar dari bibirnya yang penuh dusta itu bisa saja ‘pelacur’ karena rela ditiduri berkali-kali. Setidaknya Liora selamat dari hal itu. Tenggorokannya terasa serak menyadari ketegangan yang hebat di dalam ruangan itu. Jemarinya yang saling menggenggam terasa kebas meredam amarah. Ia memberanikan diri untuk melirik Kayden yang tak serta-merta memberi tanggapan atas kalimat Adrian. Kayden juga tampak tidak tersulut dengan provokasi keponakannya itu. Pria itu menghadapinya dengan tenang, wajahnya tak banyak menunjukkan perubahan sebelum maniknya yang gel

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-11

Bab terbaru

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    41. Diabaikan Seperti Orang Bodoh

    Setelah semalam tak dianggap oleh Kayden, Liora menyerah untuk meminta bantuan dari pria itu. Hening yang disuguhkannya semalam seperti masih sangat membekas hingga pagi ini saat ia berjalan dengan lesu meninggalkan rumah. Berulang kali benaknya menggerutu, ‘Kalau tidak mau kenapa tidak mengatakannya saja dengan jelas?’ batinnya. ‘Kenapa diam dan membiarkan aku menunggunya seperti orang bodoh?’ Semalam itu sangat memalukan, ia bahkan masih ingat betapa panas wajahnya saat Kayden mengabaikannya. ‘Lupakan saja,’ batin Liora sekali lagi. ‘Tidak ada gunanya memikirkan Kayden iblis itu.’ Di depan gerbang rumah Kayden, ia menunggu taksi online yang telah dipesannya. Sebenarnya, sopir milik Kayden yang ada di rumah itu mengatakan agar ia mengantar ke mana Liora pergi, tapi ia menolak. Taksi itu akhirnya datang dan membawanya meninggalkan gerbang angkuh rumah Kayden. Lajunya cepat namun hati-hati mengikuti ke mana Liora memesannya, ke rumah sakit jiwa. Beberapa menit berlalu, Liora tiba

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    40. Kau Milikku

    ‘Miliknya,’ ulang Liora dalam hati. ‘Dia menganggap aku seperti barang.’ Tidak ada yang istimewa dengan sebutan itu. Kayden menganggapnya tak lebih dari wanita mata duitan yang ‘menjual jasa’ sebagai ‘istri kontrak’. Lalu Kayden menggunakannya sebagai alat balas dendam. Liora tak bisa menahan air mata, buliran bening jatuh bermuara di pipinya sebelum ia menarik napasnya dan memilih untuk tak memperpanjang semua ini. Menahan diri untuk tak melawan ego Kayden. “Kamu tahu di mana posisimu sekarang?” tanya Kayden dengan iris gelapnya yang masih tak berpaling. Liora mengangguk, samar tapi tatapannya berusaha meyakinkan. “Maaf,” katanya lirih. Baru setelah itulah Kayden melepasnya. Pria itu menarik tangan besarnya dari dagu kecil LIora, membuat gadis itu seketika mundur, memastikan jarak mereka cukup jauh agar Kayden tak kembali menyentuhnya. Kayden akhirnya berpaling, membuang wajah dan mengayunkan kakinya meninggalkan Liora. Tidak untuk masuk ke dalam rumah, tetapi utuk keluar.

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    39. Kayden, Aku Membencimu!

    Kayden tidak bergerak untuk lebih dari tiga puluh detik. Hanya matanya yang bertambah gelap sebelum akhirnya bibirnya terbuka. “Coba saja,” kata Kayden dengan nada bicara yang sama tenangnya. Jawaban yang membuat sepasang alis Leo berkerut mendengarnya, meraba mencari maksud dari kata ‘coba saja’ yang diucapkan dengan kearoganan itu. Kayden lalu beranjak, tetapi saat tubuhnya baru saja berpaling dari Leo, ia kembali menatap pemuda itu. “Kalau pun kamu bisa mengambil Liora dariku, belum tentu dia mau.” Setelah itu, Kayden benar-benar pergi. Ia meninggalkan gedung lokasi syuting The Flavor Lab, melewati lobi dan melihat sedan miliknya yang terparkir tak jauh dari sana. Kedatangannya dapat dilihat oleh Liora yang sedetik kemudian lalu berpaling, membiarkan pria itu masuk ke dalam mobil dan duduk di sampingnya sebelum meminta Evan yang menyusulnya masuk dan kini ada di balik kemudi untuk segera pergi. Tak ada percakapan yang terjadi di dalam sana. Liora bahkan enggan untuk menoleh

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    38. Suami Kejamku Yang Tak Bisa Dibantah

    Kayden seperti mengabaikan pandangan orang-orang yang menyaksikannya menyeret Liora meninggalkan set syuting The Flavor Lab. Pria itu menghardiknya dengan menyebut Liora tak tahu malu setibanya di luar. Tangan besarnya yang semula melingkari lengan Liora terlepas teriring kalimat yang dilontarkannya dengan penuh amarah itu. “Tidak tahu malu?” ulang Liora atas ucapan Kayden. “Tidak tahu malu bagaimana maksudnya? Apa yang saya lakukan memangnya?” desak Liora tak ingin berdiam diri dengan disebut ‘memalukan’. “Masih bertanya?” balas Kayden setelah pria itu mendorong napasnya. “Apakah yang kamu lakukan di dalam tadi tidak membuatmu sadar kamu baru saja melakukan hal yang memalukan?!” “Tuan Kay—“ “Aku menahan diri sejak tadi untuk tidak begitu saja menyeretmu saat acaranya masih berlangsung,” potong Kayden. “Harusnya kamu berterima kasih ketimbang bersikap seperti ini!” Alis Liora berkerut penuh rasa bingung. Ia menatap Kayden cukup lama, meraba-raba kesalahan apa yang ia laku

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    37. Cantik Seperti Musim Semi

    “A-apa Anda melihat kami?” tanya Liora memastikan. Namun, Kayden tak menjawab. Hanya seulas seringai samar di salah satu sudut bibirnya yang terlihat dan itu membuat Liora tidak nyaman. “D-dia itu teman saya, Tuan Kayden. Dulu sebelum Anda menjadi presdir—“ “Tidak bisa,” potong Kayden yang membuat Liora urung menjelaskan apapun. “Apa yang tidak bisa?” “Datang ke acara Leo Nathan.” Kalimat itu menandakan dengan jelas bahwa Kayden sedang menolak mentah-mentah permohonannya. Liora memalingkan tatapannya dari Kayden. Kedua maniknya sedikit terangkat ke atas, bertanya dalam hati, ‘Bagaimana ini? Aku terlanjur menyanggupi Leo.’ “Kenapa saya tidak boleh datang?” tanya Liora, menatap Kayden kembali—setidaknya ia ingin tahu apa yang membuat Kayden melarangnya datang ke The Flavor Lab. “Hanya karena aku memperbolehkanmu melakukan pemotretan dengan majalah Hazed bukan berarti kamu bebas berkeliaran sesuka hatimu,” jawab Kayden. “Apalagi menjadi bintang tamu di acara orang lain.”

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    36. Rupawan, Tapi Iblis!

    Setelah meninggalkan kafe yang ia datangi, Liora kembali ke rumah Kayden. Tadinya Leo hendak mengantarnya tetapi Liora menolaknya dan lebih memilih untuk menggunakan taksi online. Di halaman rumah Kayden, Liora melihat pria itu ada di sana. Sedang menuruni undakan tangga di teras, tampak menawan dalam balutan kaos berkerah dan celana panjangnya yang bersih serta melihat kedatangan Liora dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. Sadar dirinya melakukan sesuatu tanpa mendapatkan izin dari Kayden, Liora memilih untuk jujur ke mana ia pergi sebelum kembali ke rumah. “Tuan Kayden,” sebutnya dengan ragu-ragu saat pria itu mendekat. “Maaf saya tadi tidak langsung pulang karena mampir dulu ke—“ Belum sempat Liora menyelesaikan kalimatnya, Kayden berlalu pergi melewatinya begitu saja, mengabaikannya tanpa peduli akan apa yang akan dikatakan olehnya. Punggungnya menjauh, meninggalkan Liora yang meremas jari-jarinya, menelan kembali semua kalimat yang hampir saja keluar dari bibirnya.

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    35. Perjumpaan Dengan Pria Tampan

    “Iya ini aku Leo. Lama tidak bertemu, Liora,” ucap pemuda itu saat Liora masih bergeming dan meremas coffee cup miliknya. “Bagaimana kabarmu?” Baru setelah tanya itu terdengar, Liora sadar. Ia membalas senyum pemuda itu. Seorang pria yang sangat ia kenal dengan baik, Leo Nathan Henley. Dulu, Leo adalah kakak kelas Liora semasa di Sekolah Menengah Atas hingga kuliah. Ia, Freya dan Leo dulu bersahabat sebelum karir pemuda itu yang paling melejit sebagai seorang celebrity chef. Di bawah naungan satu agensi yang sama, di Evermore. Sekitar dua tahun belakangan Leo berkegiatan di luar negeri sembari melanjutkan study-nya. “B-baik,” jawab Liora akhirnya, mengikuti pandang ke mana Leo beranjak, duduk di sampingnya dengan membawa satu cup berisikan kopi seperti dirinya. “Senang bisa melihatmu lagi, Liora.” “Sejak kapan kamu pulang?” “Kemarin,” jawabnya. “Padahal aku masih berpikir bagaimana caranya aku bisa menemuimu, Liora. Tapi rasanya takdir sangat baik dengan membuat kita

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    34. Orang Ketiga Antara Kau Dan Dia

    “Julia? Apa yang kamu lakukan di sini?” balas Kayden setelah pria itu menghentikan langkah kakinya begitu juga dengan Liora yang berdiri di sampingnya. Julia tak serta-merta menjawabnya, gadis itu lebih dulu memindai Liora sebelum pandangannya berhenti pada Kayden. “Apa kamu dan Liora baru menginap di hotel?” tanya Julia balik alih-alih menjawab mantan pacarnya itu. “Ada pekerjaan yang harus diselesaikan,” jawabnya singkat. “Dengan Liora juga?” Kayden mengangguk sebagai sebuah pembenaran. “Aku juga sedang ada pekerjaan,” ujar Julia— menanggapi tanya dari Kayden perihal apa yang dilakukannya di sini. “Ada meeting dengan salah satu partner bisnis Papa. Beliau yang meminta. Kamu tahu ‘kan … aku bertanggung jawab atas beberapa proyek besar milik DN Construction.” DN Construction yang dikatakan oleh Julia itu adalah bisnis milik keluarganya. Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang konstruksi. Cantik, elegan dan seorang wanita karir. Setidaknya seperti itu yang dipiki

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    33. Mustahil Dia Yang Meminta

    “Tuan Kayden yang memintanya?” ulang Liora memastikan. Kedua matanya melebar penuh ketidakpercayaan menatap Annie yang justru tak menjawab setelahnya. Apakah ia salah dengar? Ataukah Annie yang barangkali salah berucap? Wanita paruh baya itu hanya tersenyum sebelum mengatakan, “Sebaiknya Nona menghabiskan makanannya. Obat yang Nona Liora minta tadi pagi juga sudah saya siapkan,” tuturnya seraya sekilas menunjuk ke atas nampan. “Dokter yang meresepkannya secara langsung.” “Apa Bu Annie mengatakan pada Tuan Kayden apa yang terjadi dengan punggungku?” balas Liora penuh selidik. Melihat senyum Annie yang tampak ganjil membuat Liora berpikir bahwa dugaannya itu benar. Mana mungkin Annie menyembunyikan apa yang dilihatnya? Bukankah sebagai orang yang bertanggung jawab atas keberlangsungan di rumah ini Annie tentu akan melaporkan segala sesuatu yang terjadi kepada si pemilik rumah? Lagi pula ... siapa yang bisa diam dan terbungkam dihadapkan pada mata mengintimidasi Kayden? Liora meng

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status