Home / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 26. Meski Telah Merendahkan Harga Diri

Share

26. Meski Telah Merendahkan Harga Diri

Author: Almiftiafay
last update Last Updated: 2025-04-08 13:12:41
“Saya hanya membuat makanan yang sudah lama tidak saya makan, Nona Julia,” jawab Liora saat gadis itu mendekat dan berdiri tak jauh darinya.

Matanya yang kecoklatan memindai Liora dari ujung kaki hingga berhenti di maniknya dengan ekspresi yang masih sama, mencemoohnya.

“Yang kamu lakukan ini sangat murahan,” ujar Julia. “Sama sekali tidak mencerminkan bagaimana seorang istri pewaris harusnya bersikap.”

“Nona—”

“Sekalipun sudah dinikahi oleh Kayden, sepertinya itu tidak bisa menaikkan kelasmu karena kamu masih terlihat sama rendahnya seperti sebelumnya,” sela Julia sebelum Liora sempat mengatakan apapun. “Kamu tidak pantas menjadi istri seorang pria terhormat seperti Kayden!”

Tidak ada kalimat yang tak menyakiti Liora dengan sengaja. Semua yang mengalir dari bibirnya adalah rasa pahit yang sayangnya adalah sebuah kebenaran.

Dirinya dan Kayden adalah dua manusia yang tidak setara, bumi dengan langit, pria terhormat dan seorang model melarat.

Liora menghela dalam napasnya. Ia mena
Almiftiafay

Kayden mulutnya astaghfirullah.... awas saja nanti kalau udah kepleset yaa 😑 bucin-bucin dah lu ke Liora 🤣

| 9
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
maaf untuk telat baca krna masih berduka..... ih si Sarden bener² kelewatan omongannya,bisa nggak sih tuh mulut si Sarden dikasih cabe 1 ton biar lebih pedea lagi klo ngomong.... emng nggak punya saringan apa dia drumahnya...hadeeehhh
goodnovel comment avatar
Eva
Enteng banget tuh mulut si Kayden. Pada jahat jahat banget ya sama Liora. Lebih tepatnya othor yang tega sih bikin alur cerita gini amaaatttt............
goodnovel comment avatar
Titi Luaha
kyaknya bab ban selanjutnya msh sikap keydan yg nyakiti Liora.. nunggu aj dl bbrp lgi hahaha
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    27. Hatinya Bukan Untukku

    Hal yang saat itu ditangkap oleh Liora adalah, tidak boleh ada yang menyakiti Julia. Benar memang Kayden berusaha membuat Julia sakit hati selama ini. ‘Tapi hanya Kayden sendiri yang boleh melakukan itu. Bukan orang lain, apalagi aku,’ batin Liora saat ia meremas jari-jarinya semakin erat. Lewat kalimat itu saja, bukankah semuanya semakin jelas? Kayden masih sangat mencintai Julia. “Kalau Anda tidak mau makan ya sudah,” kata Liora setelah ia menguraikan sesak yang sejak tadi melilit dadanya. “Saya hanya menawarkan saja, Anda tidak perlu semarah ini, Tuan Kayden.” Liora terkejut saat Kayden selangkah mendekat dan meraih lengannya. “Akh!” “Kamu tahu apa yang membuatku marah?” tanya pria itu, sepasang irisnya menerpa Liora penuh kebencian, menuntut agar ia memberinya jawaban. “Karena saya banyak bicara pada Nona Julia,” aku Liora serta berusaha menarik tangannya dari Kayden. Tapi semakin ia lakukan itu, Kayden akan semakin erat mencengkeramnya. “Bukan hanya itu saja,” t

    Last Updated : 2025-04-09
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    28. Mendapat Izin Dari Tuan Arogan

    Sudah lebih dari pukul tujuh malam saat Liora melihat kedatangan Annie. Wanita paruh baya itu mengatakan bahwa Kayden ingin bicara dengannya. “Tuan menunggu Anda, Nona. Mari ikut saya.” Liora mengikuti Annie yang berjalan menuju ke sebuah ruangan di mana di dalam sana Kayden sudah menunggu. Ruangan yang sama saat mereka berdua menandatangani kontrak pernikahan mereka sebelumnya. Setelah Annie pergi dan menutup pintunya dari luar, Liora memberanikan diri untuk bertanya, “Apa Tuan Kayden memanggil saya?” “Duduk!” titahnya hanya dengan satu kata yang anehnya berhasil membuat Liora ciut. Liora duduk berseberangan mejanya, ia menunduk melihat map yang didorong oleh Kayden mendekat kepadanya. “Terima kerja sama itu!” Saat Liora membukanya, rupanya itu adalah sebuah kerja sama dari salah satu majalah fashion yang berkolaborasi dengan sebuah beauty brand. “Bukannya Anda tidak mengizinkan pemotretan atau kerja sama dengan siapapun?” tanya Liora sraya menatap pria itu. Sekaligus mengant

    Last Updated : 2025-04-09
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    29. Pria Tanpa Hati

    Bunyi lampu yang pecah kala berbenturan dengan lantai bergema di setiap sisi ruangan, waktu seolah berhenti untuk beberapa detik hingga orang-orang menyadari Liora dan Kayden jatuh tersungkur sehingga mereka berseru dalam kepanikan dan memperkeruh keadaan. “Liora!” “Tuan Kayden!” Kerusuhan terjadi karena lampu-lampu itu saling mengenai satu sama lain, yang jika tadi Liora tak segera menarik Kayden, maka dua lampu LED besar itu bisa jatuh menimpanya—yang meski sekarang benda itu menimpa dirinya. “Akh—” Liora merintih saat merasakan punggungnya yang terkena lampu itu seakan remuk. Tangannya tergores, begitu juga dengan pipinya yang terasa perih. Pecahan dari lampu itu pasti telah mengenai wajahnya. Evan menyingkirkan lampu dari punggung Liora, membantu tuan dan nonanya itu bangun dan meminta keduanya untuk menyisih. “Maaf, Nona,” ucap Evan penuh rasa bersalah saat Liora meraba punggungnya. “Anda baik-baik saja?” Evan memindai tangan Liora yang terluka dan goresan-goresan kecil di

    Last Updated : 2025-04-10
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    30. Terjebak Di Keluarga Baldwin

    ‘Perempuan bekasnya?’ ulang Liora dalam hati usai sebutan Adrian terhadapnya. ‘Aku bahkan tidak pernah melakukan apapun dengannya,’ batinnya sekali lagi. Sebuah hal yang bagus karena selama berpacaran ia dan Adrian tidak melakukan sesuatu di luar batas. Seandainya mereka melakukan sesuatu seperti yang Adrian perbuat dengan Irina, bukankah bisa saja saat putus pemuda itu tak hanya menyebutnya sebagai ‘perempuan bekas’? Yang keluar dari bibirnya yang penuh dusta itu bisa saja ‘pelacur’ karena rela ditiduri berkali-kali. Setidaknya Liora selamat dari hal itu. Tenggorokannya terasa serak menyadari ketegangan yang hebat di dalam ruangan itu. Jemarinya yang saling menggenggam terasa kebas meredam amarah. Ia memberanikan diri untuk melirik Kayden yang tak serta-merta memberi tanggapan atas kalimat Adrian. Kayden juga tampak tidak tersulut dengan provokasi keponakannya itu. Pria itu menghadapinya dengan tenang, wajahnya tak banyak menunjukkan perubahan sebelum maniknya yang gel

    Last Updated : 2025-04-11
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    31. Makan Malam Konglomerat

    “Tidak,” jawab Liora dengan segera, mencegah ada perdebatan lain di dalam ruangan yang perlahan menemukan kedamaian itu. “A-ada sesuatu yang tidak baik yang terjadi di studio tadi,” imbuh Liora. “Ada kecelakaan kecil yang membuat saya terluka. Tapi ini tidak parah, Tuan.” Apa jawaban itu benar? Liora meraba-raba dalam hati, melirik Kayden yang tampak tidak peduli dengan perkataannya. Liora anggap itu sebagai sebuah hal yang disetujui oleh Kayden karena pria itu tak bereaksi. Tuan Owen mengangguk mengerti, memutuskan tak memperpanjangnya sementara Liora lalu menutup mulutnya, tak akan bicara lagi. Sudut matanya memandang Kayden, yang tak seperti anggota keluarganya yang lain yang menyantap hidangan mereka, pria itu hanya memilih wine saja. “Kita sudah memiliki hidup kita masing-masing,” ucap Tuan Owen di sela bunyi garpu dan piring. “Jadi Papa harap tidak ada yang mencampuri urusan pribadi yang lainnya. Mari hidup damai di jalan masing-masing.” Tuan Owen kemudian menatap anak bun

    Last Updated : 2025-04-12
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    32. Kau Bisu? Tak Ingin Menjawab?

    “Bukan apa-apa,” jawab Liora sesegera mungkin. Ia memandang Annie, mengisyaratkan dengan matanya agar wanita paruh baya itu tak mengatakan apa yang ia lihat di punggungnya pada Kayden. Tatapan Kayden menelisik kala Liora mencuri pandang pada manik gelapnya. Alis lebat Kayden yang berkerut menandakan bahwa pria itu tahu Liora tengah berbohong. Diam yang ia suguhkan dan wajahnya yang tanpa ekspresi tetapi tegas itu membuat Liora seperti akan tersudut dan memilih untuk membuka mulut perihal apa yang ia bicarakan dengan Annie. Dan sebelum semakin terintimidasi, Liora memutuskan untuk pergi dari sana. Ia lekas berjalan, langkahnya gegas meninggalkan Kayden setelah ia menundukkan kepalanya. Tak ingin terlibat percakapan yang lebih jauh. Liora kembali ke dalam kamar. Menuju meja tempat di mana ia meletakkan botol minumannya di sana dan menarik lacinya. Berharap menemukan obat apapun—setidaknya agar demamnya ini mereda. Melihat obat untuk luka ada di dalam sana juga, ia memutus

    Last Updated : 2025-04-12
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    33. Mustahil Dia Yang Meminta

    “Tuan Kayden yang memintanya?” ulang Liora memastikan. Kedua matanya melebar penuh ketidakpercayaan menatap Annie yang justru tak menjawab setelahnya. Apakah ia salah dengar? Ataukah Annie yang barangkali salah berucap? Wanita paruh baya itu hanya tersenyum sebelum mengatakan, “Sebaiknya Nona menghabiskan makanannya. Obat yang Nona Liora minta tadi pagi juga sudah saya siapkan,” tuturnya seraya sekilas menunjuk ke atas nampan. “Dokter yang meresepkannya secara langsung.” “Apa Bu Annie mengatakan pada Tuan Kayden apa yang terjadi dengan punggungku?” balas Liora penuh selidik. Melihat senyum Annie yang tampak ganjil membuat Liora berpikir bahwa dugaannya itu benar. Mana mungkin Annie menyembunyikan apa yang dilihatnya? Bukankah sebagai orang yang bertanggung jawab atas keberlangsungan di rumah ini Annie tentu akan melaporkan segala sesuatu yang terjadi kepada si pemilik rumah? Lagi pula ... siapa yang bisa diam dan terbungkam dihadapkan pada mata mengintimidasi Kayden? Liora meng

    Last Updated : 2025-04-13
  • Malam Membara Bersama Pamanmu    34. Orang Ketiga Antara Kau Dan Dia

    “Julia? Apa yang kamu lakukan di sini?” balas Kayden setelah pria itu menghentikan langkah kakinya begitu juga dengan Liora yang berdiri di sampingnya. Julia tak serta-merta menjawabnya, gadis itu lebih dulu memindai Liora sebelum pandangannya berhenti pada Kayden. “Apa kamu dan Liora baru menginap di hotel?” tanya Julia balik alih-alih menjawab mantan pacarnya itu. “Ada pekerjaan yang harus diselesaikan,” jawabnya singkat. “Dengan Liora juga?” Kayden mengangguk sebagai sebuah pembenaran. “Aku juga sedang ada pekerjaan,” ujar Julia— menanggapi tanya dari Kayden perihal apa yang dilakukannya di sini. “Ada meeting dengan salah satu partner bisnis Papa. Beliau yang meminta. Kamu tahu ‘kan … aku bertanggung jawab atas beberapa proyek besar milik DN Construction.” DN Construction yang dikatakan oleh Julia itu adalah bisnis milik keluarganya. Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang konstruksi. Cantik, elegan dan seorang wanita karir. Setidaknya seperti itu yang dipiki

    Last Updated : 2025-04-13

Latest chapter

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    41. Diabaikan Seperti Orang Bodoh

    Setelah semalam tak dianggap oleh Kayden, Liora menyerah untuk meminta bantuan dari pria itu. Hening yang disuguhkannya semalam seperti masih sangat membekas hingga pagi ini saat ia berjalan dengan lesu meninggalkan rumah. Berulang kali benaknya menggerutu, ‘Kalau tidak mau kenapa tidak mengatakannya saja dengan jelas?’ batinnya. ‘Kenapa diam dan membiarkan aku menunggunya seperti orang bodoh?’ Semalam itu sangat memalukan, ia bahkan masih ingat betapa panas wajahnya saat Kayden mengabaikannya. ‘Lupakan saja,’ batin Liora sekali lagi. ‘Tidak ada gunanya memikirkan Kayden iblis itu.’ Di depan gerbang rumah Kayden, ia menunggu taksi online yang telah dipesannya. Sebenarnya, sopir milik Kayden yang ada di rumah itu mengatakan agar ia mengantar ke mana Liora pergi, tapi ia menolak. Taksi itu akhirnya datang dan membawanya meninggalkan gerbang angkuh rumah Kayden. Lajunya cepat namun hati-hati mengikuti ke mana Liora memesannya, ke rumah sakit jiwa. Beberapa menit berlalu, Liora tiba

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    40. Kau Milikku

    ‘Miliknya,’ ulang Liora dalam hati. ‘Dia menganggap aku seperti barang.’ Tidak ada yang istimewa dengan sebutan itu. Kayden menganggapnya tak lebih dari wanita mata duitan yang ‘menjual jasa’ sebagai ‘istri kontrak’. Lalu Kayden menggunakannya sebagai alat balas dendam. Liora tak bisa menahan air mata, buliran bening jatuh bermuara di pipinya sebelum ia menarik napasnya dan memilih untuk tak memperpanjang semua ini. Menahan diri untuk tak melawan ego Kayden. “Kamu tahu di mana posisimu sekarang?” tanya Kayden dengan iris gelapnya yang masih tak berpaling. Liora mengangguk, samar tapi tatapannya berusaha meyakinkan. “Maaf,” katanya lirih. Baru setelah itulah Kayden melepasnya. Pria itu menarik tangan besarnya dari dagu kecil LIora, membuat gadis itu seketika mundur, memastikan jarak mereka cukup jauh agar Kayden tak kembali menyentuhnya. Kayden akhirnya berpaling, membuang wajah dan mengayunkan kakinya meninggalkan Liora. Tidak untuk masuk ke dalam rumah, tetapi utuk keluar.

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    39. Kayden, Aku Membencimu!

    Kayden tidak bergerak untuk lebih dari tiga puluh detik. Hanya matanya yang bertambah gelap sebelum akhirnya bibirnya terbuka. “Coba saja,” kata Kayden dengan nada bicara yang sama tenangnya. Jawaban yang membuat sepasang alis Leo berkerut mendengarnya, meraba mencari maksud dari kata ‘coba saja’ yang diucapkan dengan kearoganan itu. Kayden lalu beranjak, tetapi saat tubuhnya baru saja berpaling dari Leo, ia kembali menatap pemuda itu. “Kalau pun kamu bisa mengambil Liora dariku, belum tentu dia mau.” Setelah itu, Kayden benar-benar pergi. Ia meninggalkan gedung lokasi syuting The Flavor Lab, melewati lobi dan melihat sedan miliknya yang terparkir tak jauh dari sana. Kedatangannya dapat dilihat oleh Liora yang sedetik kemudian lalu berpaling, membiarkan pria itu masuk ke dalam mobil dan duduk di sampingnya sebelum meminta Evan yang menyusulnya masuk dan kini ada di balik kemudi untuk segera pergi. Tak ada percakapan yang terjadi di dalam sana. Liora bahkan enggan untuk menoleh

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    38. Suami Kejamku Yang Tak Bisa Dibantah

    Kayden seperti mengabaikan pandangan orang-orang yang menyaksikannya menyeret Liora meninggalkan set syuting The Flavor Lab. Pria itu menghardiknya dengan menyebut Liora tak tahu malu setibanya di luar. Tangan besarnya yang semula melingkari lengan Liora terlepas teriring kalimat yang dilontarkannya dengan penuh amarah itu. “Tidak tahu malu?” ulang Liora atas ucapan Kayden. “Tidak tahu malu bagaimana maksudnya? Apa yang saya lakukan memangnya?” desak Liora tak ingin berdiam diri dengan disebut ‘memalukan’. “Masih bertanya?” balas Kayden setelah pria itu mendorong napasnya. “Apakah yang kamu lakukan di dalam tadi tidak membuatmu sadar kamu baru saja melakukan hal yang memalukan?!” “Tuan Kay—“ “Aku menahan diri sejak tadi untuk tidak begitu saja menyeretmu saat acaranya masih berlangsung,” potong Kayden. “Harusnya kamu berterima kasih ketimbang bersikap seperti ini!” Alis Liora berkerut penuh rasa bingung. Ia menatap Kayden cukup lama, meraba-raba kesalahan apa yang ia laku

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    37. Cantik Seperti Musim Semi

    “A-apa Anda melihat kami?” tanya Liora memastikan. Namun, Kayden tak menjawab. Hanya seulas seringai samar di salah satu sudut bibirnya yang terlihat dan itu membuat Liora tidak nyaman. “D-dia itu teman saya, Tuan Kayden. Dulu sebelum Anda menjadi presdir—“ “Tidak bisa,” potong Kayden yang membuat Liora urung menjelaskan apapun. “Apa yang tidak bisa?” “Datang ke acara Leo Nathan.” Kalimat itu menandakan dengan jelas bahwa Kayden sedang menolak mentah-mentah permohonannya. Liora memalingkan tatapannya dari Kayden. Kedua maniknya sedikit terangkat ke atas, bertanya dalam hati, ‘Bagaimana ini? Aku terlanjur menyanggupi Leo.’ “Kenapa saya tidak boleh datang?” tanya Liora, menatap Kayden kembali—setidaknya ia ingin tahu apa yang membuat Kayden melarangnya datang ke The Flavor Lab. “Hanya karena aku memperbolehkanmu melakukan pemotretan dengan majalah Hazed bukan berarti kamu bebas berkeliaran sesuka hatimu,” jawab Kayden. “Apalagi menjadi bintang tamu di acara orang lain.”

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    36. Rupawan, Tapi Iblis!

    Setelah meninggalkan kafe yang ia datangi, Liora kembali ke rumah Kayden. Tadinya Leo hendak mengantarnya tetapi Liora menolaknya dan lebih memilih untuk menggunakan taksi online. Di halaman rumah Kayden, Liora melihat pria itu ada di sana. Sedang menuruni undakan tangga di teras, tampak menawan dalam balutan kaos berkerah dan celana panjangnya yang bersih serta melihat kedatangan Liora dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. Sadar dirinya melakukan sesuatu tanpa mendapatkan izin dari Kayden, Liora memilih untuk jujur ke mana ia pergi sebelum kembali ke rumah. “Tuan Kayden,” sebutnya dengan ragu-ragu saat pria itu mendekat. “Maaf saya tadi tidak langsung pulang karena mampir dulu ke—“ Belum sempat Liora menyelesaikan kalimatnya, Kayden berlalu pergi melewatinya begitu saja, mengabaikannya tanpa peduli akan apa yang akan dikatakan olehnya. Punggungnya menjauh, meninggalkan Liora yang meremas jari-jarinya, menelan kembali semua kalimat yang hampir saja keluar dari bibirnya.

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    35. Perjumpaan Dengan Pria Tampan

    “Iya ini aku Leo. Lama tidak bertemu, Liora,” ucap pemuda itu saat Liora masih bergeming dan meremas coffee cup miliknya. “Bagaimana kabarmu?” Baru setelah tanya itu terdengar, Liora sadar. Ia membalas senyum pemuda itu. Seorang pria yang sangat ia kenal dengan baik, Leo Nathan Henley. Dulu, Leo adalah kakak kelas Liora semasa di Sekolah Menengah Atas hingga kuliah. Ia, Freya dan Leo dulu bersahabat sebelum karir pemuda itu yang paling melejit sebagai seorang celebrity chef. Di bawah naungan satu agensi yang sama, di Evermore. Sekitar dua tahun belakangan Leo berkegiatan di luar negeri sembari melanjutkan study-nya. “B-baik,” jawab Liora akhirnya, mengikuti pandang ke mana Leo beranjak, duduk di sampingnya dengan membawa satu cup berisikan kopi seperti dirinya. “Senang bisa melihatmu lagi, Liora.” “Sejak kapan kamu pulang?” “Kemarin,” jawabnya. “Padahal aku masih berpikir bagaimana caranya aku bisa menemuimu, Liora. Tapi rasanya takdir sangat baik dengan membuat kita

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    34. Orang Ketiga Antara Kau Dan Dia

    “Julia? Apa yang kamu lakukan di sini?” balas Kayden setelah pria itu menghentikan langkah kakinya begitu juga dengan Liora yang berdiri di sampingnya. Julia tak serta-merta menjawabnya, gadis itu lebih dulu memindai Liora sebelum pandangannya berhenti pada Kayden. “Apa kamu dan Liora baru menginap di hotel?” tanya Julia balik alih-alih menjawab mantan pacarnya itu. “Ada pekerjaan yang harus diselesaikan,” jawabnya singkat. “Dengan Liora juga?” Kayden mengangguk sebagai sebuah pembenaran. “Aku juga sedang ada pekerjaan,” ujar Julia— menanggapi tanya dari Kayden perihal apa yang dilakukannya di sini. “Ada meeting dengan salah satu partner bisnis Papa. Beliau yang meminta. Kamu tahu ‘kan … aku bertanggung jawab atas beberapa proyek besar milik DN Construction.” DN Construction yang dikatakan oleh Julia itu adalah bisnis milik keluarganya. Sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang konstruksi. Cantik, elegan dan seorang wanita karir. Setidaknya seperti itu yang dipiki

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    33. Mustahil Dia Yang Meminta

    “Tuan Kayden yang memintanya?” ulang Liora memastikan. Kedua matanya melebar penuh ketidakpercayaan menatap Annie yang justru tak menjawab setelahnya. Apakah ia salah dengar? Ataukah Annie yang barangkali salah berucap? Wanita paruh baya itu hanya tersenyum sebelum mengatakan, “Sebaiknya Nona menghabiskan makanannya. Obat yang Nona Liora minta tadi pagi juga sudah saya siapkan,” tuturnya seraya sekilas menunjuk ke atas nampan. “Dokter yang meresepkannya secara langsung.” “Apa Bu Annie mengatakan pada Tuan Kayden apa yang terjadi dengan punggungku?” balas Liora penuh selidik. Melihat senyum Annie yang tampak ganjil membuat Liora berpikir bahwa dugaannya itu benar. Mana mungkin Annie menyembunyikan apa yang dilihatnya? Bukankah sebagai orang yang bertanggung jawab atas keberlangsungan di rumah ini Annie tentu akan melaporkan segala sesuatu yang terjadi kepada si pemilik rumah? Lagi pula ... siapa yang bisa diam dan terbungkam dihadapkan pada mata mengintimidasi Kayden? Liora meng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status