Share

D6. Kabar Buruk

Author: Cheezyweeze
last update Last Updated: 2024-12-14 19:03:34

Mendengar teriakan sang nyonya tua, Albertina dan Georgina berlari menghadap Nyonya Marry. Wanita tua itu terlihat sangat kesal. Mandy sempat melarang ibunya itu, akan tetapi Mandy adalah anak yang selalu disetir oleh ibunya. Mandy tidak bisa melarang kehendak sang ibu. Namun, malam itu Mandy berani memprotes ibunya.

"Ibu, sudahlah. Tidak perlu diperbesar. Tamu ku dari Korea, wajar saja jika aku meminta para chef untuk memasak masakan Korea," tutur Mandy. Mendengar penuturan Mandy, Marry memilih diam. Terlebih lagi saat para tamu mengomentari tentang menu makan malam pada saat itu.

"Siapa yang memasak sup kuah ini? Rasanya sama persis seperti yang ada di negara Korea," puji salah satu tamu.

Mandy langsung menyuruh Albertina dan Georgina untuk kembali ke tempatnya. Marry pun membalikkan badannya dan tersenyum pada tamu itu, begitu juga dengan Mandy.

"Benarkah?" ujar Marry memastikan. Tamu itu menganggukkan kepalanya. "Kami memang punya chef yang sangat berpengalaman. Itupun kami dapat dari seleksi yang ketat."

"Saya berharap kalian puas dengan jamuan kami," timpal Mandy.

"Tentu saja kami sangat puas. Kami harap anda segera mungkin mengabari kami, Nyonya Mandy."

"Hmm ... saya akan mendiskusikannya terlebih dahulu dengan suami saya. Nanti saya akan mengabari anda." Mandy berjabat tangan.

Setelah para tamu pergi, beberapa maid mengambil piring-piring kotor dan merapikan meja makan. Kemudian Mandy menyuruh Georgina untuk menyiapkan menu makan malam kedua. Tentunya menu makan malam untuk Jacob dan Albert.

"Suami mu pulang jam berapa?" tanya Nyonya Marry.

"Mungkin Jacob akan pulang seperti biasanya," jawab Mandy.

"Lalu buat apa kau menyuruh Georgina untuk memasak lagi. Bukankah seperti biasanya Jacob akan makan malam di luar dan membawa sesuatu untuk Albert," tekan Marry.

"Sudahlah bu, aku sedang malas berdebat." Mandy berlalu dari hadapan Marry.

Mandy menaiki anak tangga menuju kamarnya. Mandy sempat berhenti di kamar Albert saat mengetahui pintu kamar anak itu terbuka. Mandy hanya berdiri di depan pintu, wanita itu enggan masuk ke dalam kamar Albert. Tidak lama setelah itu dua orang maid keluar dari kamar Albert.

"Selamat malam, nyonya muda," sapa maid itu.

"Anak itu sudah makan malam?" tanya Mandy.

"Sudah nyonya."

"Baiklah. Kalian boleh kembali ke dapur."

Kedua maid itu segera kembali ke dapur dan Mandy pun masuk ke dalam kamar. Wanita itu duduk di depan kaca rias sambil memperhatikan wajahnya sendiri. Kemudian Mandy berdiri dan pindah ke kaca cermin yang lebih besar. Dia berputar-putar di depan cermin dan memperhatikan tubuhnya sendiri dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Sempurna. Ehm ... adakah yang harus dirubah lagi?" ucapnya pada dirinya sendiri.

Mandy terlihat bangga dengan bentuk tubuhnya. Mandy sungguh ingin terlihat sempurna di mata pria terutama suaminya, Jacob. Memang tidak salah jika Mandy menikahi Jacob karena pria kaya raya itu tidak pernah telat memberinya uang untuk kebutuhan pribadinya. Mandy dan ibunya sering berfoya-foya menghabiskan uang Jacob, akan tetapi Jacob tidak pernah protes ataupun marah setiap kali Mandy meminta uang padanya. Jacob adalah pewaris tunggal di keluarga Chase. Selama menikah dengan Mandy, Jacob belum dikaruniai seorang anak hingga Jacob mengadopsi Albert. Namun, kehadiran Albert sama sekali tidak disukai oleh Mandy dan Marry karena Jacob lebih memperhatikan Albert.

***

Hari ketiga Ara kerja di rumah keluarga dan Ara sudah mendapat pujian atas masakan yang dihidangkan untuk tamu Nyonya Mandy. Ara pun mendapat kepercayaan untuk memasak masakan asing karena skill Ara dinilai bagus dalam memasak masakan dari negara lain. Ara pun menjadi buah bibir di kalangan maid senior dan juga maid pria. Hal itu tidak membuat Ara besar kepala, Ara tetaplah gadis polos dan lugu.

"Hei ... kau sudah melihat berita terbaru yang sedang ramai?" Seorang maid mengeluarkan ponselnya di jam istirahat siang. "Lihatlah ada sebuah kecelakaan yang menewaskan sepasang kekasih," lanjutnya.

"Mana coba, aku ingin melihatnya," kata Jean penasaran. Jean menerima uluran ponsel dari rekannya dan melihat berita kecelakaan tersebut. Ara ikut melihat dan Ara membulatkan matanya dengan sempurna. Ara sampai tersedak makanan yang sedang dia dikunyah.

"Uhuk ... uhuk ...." Ara menepuk-nepuk dadanya sendiri. Jean segera menuangkan air ke dalam gelas lalu memberikannya pada Ara. Ara menegak air tersebut beberapa kali. Mata Ara merah berair akibat tersedak makanan itu.

"Pelan-pelan dong makannya," celoteh Jean. Ara tersenyum nyengir. "Kau ini kenapa sampai bisa tersedak makanan?"

"Tidak ada," sahut Ara singkat.

Sebenarnya Ara masih ingin membaca berita itu, tapi karena Ara tidak membawa ponsel jadi Ara mengurungkan niatnya. Ara hanya ingin memastikan apakah benar itu adalah mereka.

Sepanjang siang sampai malam Ara terus memikirkan tentang kecelakaan tersebut. Beruntung selama mengerjakan pekerjaannya Ara tidak pernah melakukan kesalahan. Ara masih bisa fokus sampai dia menyelesaikan pekerjaannya.

Jam kerja telah usai. Tepat jam 9 malam seperti biasa para maid masuk ke kamar masing-masing. Ara mencuci tangannya dengan sabun lalu mengeringkan tangannya dengan kain lap yang ada di sisi keran. Setelah itu Ara melepaskan apron yang dia kenakan lalu menggantungnya di hanger. Ara dan Jean berjalan menuju kamarnya. Mereka berdua sempat berceloteh berebut untuk buru-buru mandi. Akhirnya Ara yang memenangkannya.

"Aku mandi dulu, Jean."

Ara keluar dari kamarnya dan segera mandi. Jean memilih untuk istirahat duduk terlebih dahulu sambil melipat jemuran. Sepuluh menit kemudian, Ara sudah selesai mandi. Dia masuk kamar sambil mengusap rambut basahnya. Giliran Jean yang mandi. Sambil menunggu Jean selesai mandi, Ara mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer.

Setelah mengeringkan rambutnya Ara naik ke atas ranjang dan Jean masuk ke dalam kamar, berjalan sambil mengelap pipinya. Jean melirik Ara yang tengah sibuk dengan benda pipih nya. Jean duduk di sisi ranjang dan menatap Ara.

"Berita kecelakaan yang tadi siang itu———" Ara menggantungkan kalimatnya. Dia terfokus pada sesuatu. Jean memiringkan kepalanya, penasaran dengan kalimat Ara.

Ara menarik napas panjang saat menyadari memang benar itu adalah mereka. Seperti apapun rasa sakit hati yang dirasakan Ara pada Ryan dan juga Ellen, tapi saat mengetahui mereka lah korban kecelakaan tabrak lari, hati Ara mendadak ngilu.

"Ra, kenapa? Ada yang salah dengan berita kecelakaan itu?" Jean berdiri dan duduk di ranjang Ara. Jean sempat melongok melihat ponsel yang sedang digenggam oleh Ara.

"Mereka——mereka telah meninggal." Mata Ara berkaca-kaca.

"Mereka siapa, Ra?"

Ara menarik napas panjang, mencoba menetralkan rasa hati yang bercampur aduk jadi satu. Ara memang benci pada mereka berdua, tapi sekarang justru rasa benci itu berubah menjadi rasa kasian. Ara pun menceritakan semuanya pada Jean secara detail. Jean menenangkan hati Ara dengan mengusap punggung Ara dengan lembut.

"Ara, hukum karma itu ada. Siapa yang menabur-nya, dia-lah yang akan menuai-nya."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D7. Tersesat di dalam Rumah

    Ara melirik Jean yang sudah tertidur pulas. Kedua mata Ara belum bisa diajak kerjasama. Badan Ara sudah sangat lelah, akan tetapi kedua mata Ara semakin lebar. Pastinya di dalam kepala Ara berkeliaran berbagai macam hal. Padahal jam sudah menunjukkan pukul satu malam. "Fyuh, kenapa kecelakaan itu justru membuatku dilema? Dia sudah tidak ada hubungan apa-apa denganku, tapi kenapa aku masih belum ikhlas?" Bukan Ara tidak ikhlas akan hubungan Ryan dan Ellen, tapi Ara tidak ikhlas tentang hal lain. Ya, betul sekali. Ara tidak mengikhlaskan soal tempat tinggalnya. Susah payah Ara mengumpulkan uang dan bisa membeli sebuah rumah untuk melepas lelah, tapi rumah itu sekarang telah menjadi milik orang lain bahkan mungkin akan menjadi hak dari rentenir yang mengejar-ngejar Ara. Bahkan Ara juga belum menunjukkan rumah itu pada sang ibu. Hati dan pikiran Ara saat itu benar-benar berantakan. Rasanya dia ingin meluapkan semua emosinya, tapi kepada siapakah Ara akan meluapkan emosinya? Jawaba

    Last Updated : 2024-12-15
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D8. Maid Istimewa

    Malam itu Ara kembali tidak bisa tidur. Ara terus dibayangi oleh bayang-bayang si pemilik sorot mata tajam yang mengerikan. Ara dibuat dilema antara khawatir dan takut jika pertemuan hari itu akan membuat bencana serta boomerang bagi diri Ara. Pagi harinya semua bekerja seperti biasanya, akan tetapi ada yang berbeda dari Ara. Ara tampak lesu dan kurang semangat. Ara tidak seceria seperti biasanya bahkan sering membuat kesalahan. Saat Ara memasak, masakannya cenderung berasa asin. Sampai Ara kena tegur maid lainnya. Beruntung tidak ada maid senior di dapur pada saat itu. Jika ada salah satu maid senior atau asisten nyonya besar pasti Ara akan kena marah. Bisa jadi Ara akan dipecat. "Ara, untuk hari ini lebih baik kau jangan memasak. Aku takut jika nanti masakannya tidak enak," saran dari Jean dan Ara pun menerima saran dari Jean. Ara memilih untuk bergeser. Ara mengakui jika dirinya tidak cukup fokus pada hari itu. "Ara, tolong ambilkan talenan." "Ini ...." Ara menyodorkan

    Last Updated : 2024-12-16
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D9. Pengasuh Baru

    Terpilihnya Ara menjadi pengasuh Albert membuat Jean senang, tapi tidak untuk Ara. Ara justru merasa jika posisinya menjadi seorang pengasuh di rumah itu adalah kutukan. Bagaimana tidak? Posisi itu mengharuskan Ara harus pindah dan masuk ke dalam rumah serta menempati kamar khusus. Bagi Jean menjadi pengasuh Albert adalah penghargaan besar karena pasti upah kerja akan lebih besar dari hanya seorang maid yang berkecimpung di dapur saja. Jean terus memberi semangat agar mental Ara kuat dan bahagia jika sudah pindah ke dalam. Banyak maid yang merasa iri pada Ara dan mereka menggosipkan Ara ke sana dan kemari. Banyak yang ingin naik jabatan tapi hal itu jarang terjadi. Beruntungnya Ara terpilih dan yang memilihnya langsung adalah Tuan Besar Jacob. Ara memutuskan untuk mengemasi barang-barangnya dan memasukkan ke dalam tas. "Aku bingung dengan sikapmu itu, Jean. Apa kau senang jika aku tidak satu kamar denganmu lagi. Apa kau terganggu dengan rekan sekamar mu ini yang selalu berisik,"

    Last Updated : 2024-12-19
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D10. Dasar Ular Medusa

    Kehadiran wanita paruh baya itu membuat Ara langsung berdiri tegap serta memberi hormat dengan membungkukkan badannya. Begitu juga dengan Albert yang langsung bangun dan menundukkan kepalanya. Situasi terlihat aneh dan membuat Ara tidak berani berkata apa-apa saat wanita paruh baya itu mendekatinya. Wanita paruh baya itu berdiri di depan ranjang Albert. Melirik Ara, lalu beralih melirik Albert. Ara semakin menundukkan kepalanya. "Albert, cepat mandi!" "Iya, nek." Albert segera berlari masuk ke dalam kamar mandi dan dia ditemani oleh maid yang lain. Wanita paruh baya itu duduk di ranjang Albert sambil melipat kedua tangannya di dada. Sorot mata tajamnya menatap Ara yang berdiri di depannya dengan kepala tertunduk. "Hari ini aku akan memberitahumu cara merawat Albert. Apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukannya serta hal penting apa yang harus kau lakukan," ucapnya tegas. "Baik, nyonya," sahut Ara dengan posisi masih menundukkan kepalanya. "Panggil aku nyonya besa

    Last Updated : 2024-12-20
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D11. Rayuan Maut

    Ara sempat terkejut dengan sikap Albert yang menepis loyang tersebut. Ara bisa memahami isi hati Albert, kenapa bocah itu sampai menolak dan menepisnya. Mata Ara berkaca-kaca melihat Albert dan juga obat yang berceceran di lantai. Ara segera memungutnya agar tidak terjadi kesalahpahaman yang menyebabkan amarah atau teguran pada Ara. Lebih untungnya lagi Ara memunggungi CCTV. "Kenapa kau tidak mau minum obat?" "Aku tidak suka. Aku sehat dan aku tidak sakit. Lalu kenapa aku harus minum obat setiap hari. Obat itu sangat tidak enak, rasanya pahit. Aku sudah muak meminumnya," rengek Albert dengan mimik muka cemberut. Ara menghela napas panjang sambil menggerakkan kepalanya. Ara harus memutar otak untuk mencari cara agar Albert mau minum obat. Jika hal itu tidak dia lakukan, maka dia-lah yang akan kena marah. "Tuan muda, ingin makan sesuatu atau tidak?" rayu Ara. "Aku ingin makan permen," sahutnya sambil menatap Ara. Ara menggerakkan alisnya. "Tapi kau harus janji minum obat," k

    Last Updated : 2024-12-21
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D12. Ciuman Maut

    Ara membuka matanya saat ponselnya bergetar pada genggaman tangannya. Ara melirik layar ponselnya dan mengeja nama J-E-A-N. Ara memutarkan bola matanya dan menarik napas. "Tinggal satu atap, tapi kenapa harus begini caranya." Ara menggeser ikon hijau pada layar ponselnya dan menempelkan benda pipih itu pada telinganya. "Halo, Ara. Apa kabar?" "Menurutmu?" "Aku yakin kau pasti senang tinggal di dalam sana. Kau sudah menjadi bagian dari maid senior. Enaknya lagi seminggu sekali kau pasti libur. Sungguh enak jadi dirimu di sana," oceh Jean. Ara hanya menarik napas dan mendengus kesal. "Pffff ... mudahnya bibirmu bicara, Jean. Kau tidak tahu jika aku seharian ini stres dan depresi," keluh Ara. "Tidak masalah kau mau stres atau depresi. Yang jelas seminggu sekali kau bisa libur. Kau bisa pergi keluar untuk membuang rasa penat yang kau rasakan selama kerja." "Makin lama aku ingin menj

    Last Updated : 2024-12-22
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D13. Iri Hati Dengan Pengasuh Anaknya

    Jacob meninggalkan kamar Ara meninggalkan bau parfum khas. Aroma itu belum hilang dari tempat Jacob mencium Ara bahkan terbawa ke ranjang Ara. Beberapa kali Ara memejamkan matanya, tapi selalu gagal. Ara dibuat mabuk kepala dengan ketampanan Jacob, walaupun waktu itu hanya beberapa saat. "Aah, kenapa aku kesulitan memejamkan kedua mataku? Aku bisa bangun kesiangan jika begini, tapi kenapa wajah itu selalu menyusahkan ku?" kata Ara sambil memajukan bibirnya. "Eh, kenapa dia bisa masuk ke dalam kamarku? Bukankah pintu aku kunci? Hmm ... kunci ku pun raib entah kemana? Atau jangan-jangan——ah, sudahlah, aku ingin tidur." Ara terlelap dalam tidurnya setelah bergelut dengan bayangan wajah tuannya. Apakah Ara mulai terpikat dengan tuannya? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. *** Profesi baru Ara memang tergolong tidak mudah. Dia harus memahami tahap demi tahap apa ya

    Last Updated : 2024-12-23
  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D14. Tidak Ingin Kalah Saing

    Seusai sarapan, Jacob langsung pergi ke kantor. Tanpa menunggu perintah dari sang nyonya besar, Ara langsung menghampiri Albert. Gadis itu melakukan tanpa pikir panjang. Sebab jika dia lemot, dia pun yang akan kenyang ceramah pagi dari sang nyonya besar. Belum lagi sang nenek lampir, jika tahu ada keributan di pagi hari pasti dia akan ikutan berkicau. Namun, ada pemandangan janggal saat itu. Belum ada satu menit Jacob pergi, Mandy langsung menghubungi seseorang. Wanita itu terlihat tertawa bahagia dengan lawan bicara di seberang sana. Entah lawan bicaranya pria atau wanita yang jelas sikap Mandy sangat berbeda saat di samping sang suami. Ara menemani dan menyuapi Albert. Bocah tampan itu langsung tersenyum senang melihat pengasuhnya datang dan menyuapinya bahkan sarapan Albert habis tanpa sisa. Ara baru sadar jika Albert begitu manja. Wajar lah anak seusia Albert manja, tapi Albert sama sekali tidak mendapatkan kasih sayang dari sang ibu. Dia anak yang

    Last Updated : 2024-12-24

Latest chapter

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D91. Surat dari Mandy

    Jacob berdiri di depan sebuah nisan bertuliskan Mandy Feehily, beberapa kali pria itu menghela napas panjang tanpa sedikit pun untuk berkata pada orang yang sedang tertidur pulas di dalam sana. Sejujurnya pria itu masih sedikit kesal dengan mendiang sang istri yang terlalu bodoh dan dengan mudahnya diperalat oleh ibunya sendiri. Hal yang juga membuat Yosep heran adalah dia datang, tapi tidak membawa bunga sama sekali sekedar untuk menghiasi makamnya."Setelah istrimu meninggal pun kau sama sekali tidak romantis padanya ish ... ish ...," ejek Yosep."Lain kali aku akan datang ke sini lagi. Untuk sekarang aku hanya ingin tahu di mana makam mendiang istriku. Terima kasih sebelumnya kau sudah merawatnya dan membuat dia berubah, jadi dia meninggal tidak sia-sia. Dia meninggal sudah dalam keadaan menjadi orang baik," ungkap Jacob membalikkan badannya dan menatap Yosep."Uh, aku tidak berbuat banyak padanya, bahkan aku sering berkata kasar mengusirnya," balas Yosep."Baiklah. Aku pamit dul

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D90. Makam Mandy

    Yosep berdiri terkejut saat membukakan pintu untuk sang tamunya. Tamu yang memang tidak asing lagi bagi Yosep karena beberapa hari sebelumya dia sudah pernah bertemu dengannya. Yosep mempersilakan Jacob untuk masuk ke dalam rumahnya. Jacob pun masuk ke dalam rumah dan duduk setelah tuan rumah mempersilahkan dia untuk duduk. Jacob menyebarkan pandangannya ke seluruh rumah tersebut. Awal mulanya Jacob agak sedikit risih dengan keadaan rumah Yosep, karena rumah tersebut lumayan cukup berantakan. Tuan rumah pun bergegas merapikan sedikit barang-barang yang berserakan di ruang tamu, dia membersihkan ruang tamu dengan tersenyum dan agak sedikit malu. "Maaf, rumahku agak berantakan. Ya, memang begini-lah keadaannya." Yosep menatap Jacob yang tidak berekspresi sama sekali. "Kau mau minum apa? Aku hanya punya air mineral dingin," lanjut Yosep menawarkan minuman untuk sang tamu. Jacob memperhatikan Yosep dengan seksama, lalu dia tersenyum, "Boleh." Yosep pun mengambil dua botol air mineral

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D89. Iblis Bermuka Dua

    Nyonya Merry masih bisa berkeliaran bebas dan keluar masuk ke dalam rumah Jacob, tapi si empunya rumah pun sudah punya taktik tersendiri untuk mengawasi si musuh dalam selimut. Jacob pun tidak membiarkan seseorang yang berhati iblis tinggal di rumahnya lebih lama lagi. Terlebih lagi status dia bukan lagi mertuanya, tapi anehnya si wanita paruh baya itu belum juga menyadarinya.Dia masih bisa menemui bawahannya atau mungkin sedang berusaha merencanakan sesuatu."Nyonya, apa kita harus tetap mencarinya?" ujarnya memberanikan diri untuk bertanya karena sebelumnya dia merasa takut karena wajahnya sudah tidak bersahabat.Nyonya Merry mengangkat kepalanya. "Apa penjelasanku kurang jelas! Kalian dibayar untuk melakukan tugas ini. Aku membayar kalian semua dengan nominal yang cukup besar. Aku tidak mau tahu, kalian harus selesaikan tugas itu dan kalian harus bisa mendapatkan apa yang ku maksud. Paham!" Wanita tua itu menggebrak meja dan begitu saja pergi dari sana.Empat orang bawahannya yang

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D88. Ancaman Terbesar

    Sebuah suara keluar dari benda yang sedang dipegang oleh Jacob dan pastinya wanita paruh baya itu mengenali suara tersebut. Ya, Nyonya Merry merasakan seluruh badannya bergetar hebat. Darahnya berdesir hingga terasa nyeri. Kedua kakinya tidak mampu lagi untuk menopang badannya."Ibu mengenali suara siapa?" tanya Jacob menatap tajam pada mertuanya. Seolah tatapan itulah yang mencerca Nyonya Merry. Kenapa ibu diam?""I-ibu ti-dak mengenali suara itu. Memangnya itu suara siapa?" sangkalnya.Jacob tersenyum smirk. Dia tahu jika mertuanya itu sebenarnya ketakutan. Sudah bisa dilihat dari wajah wanita paruh baya itu."Oh, jadi ibu tidak mengenali suara itu?""I-iya. Tentu saja!" Mendadak suara gugup itu meninggi.Suasana hening sebenar. Jacob masih terus memperhatikan mertuanya dan sang mertua berusaha untuk menutupi kegugupannya."Bagaimana jika begini?" Jacob menunjukan sesuatu pada Nyonya Merry. Pria itu menunjukkan senyum sengitnya pada wanita paruh baya yang berdiri tidak jauh dari tem

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D87. Rekaman CCTV

    Jacob tersenyum sengit saat dia sudah mendapatkan rekaman CCTV tersebut. Tentunya dia bisa membungkam kebusukan orang itu.Namun, sepertinya Jacob punya rencana lain untuk orang tersebut. Dia enggan bertindak langsung dalam waktu dekat. Dia ingin memberi pelajaran dulu pada orang tersebut.Setelah selesai dengan urusannya di Cafe tersebut, Jacob langsung kembali ke rumah sakit dan ternyata Ara pun belum siuman.Harap-harap cemas itulah yang dirasakan oleh Jacob saat menunggu Ara sadar. Ara memang sudah ditangani oleh dokter yang berpengalaman, tapi Jacob juga harus bersiap menerima konsekwensinya. Ketika Ara sadar, pastilah Jacob juga akan menjadi sasaran amukan pada diri Ara."Apapun yang terjadi aku tetap akan bertanggung jawab karena dari pertama dokter bilang untuk mencari suaminya dan aku lah yang menawarkan untuk memegang tanggung jawab pada diri Ara." Semua Jacob lakukan karena dia masih sangat mencintai Ara.Jacob masih punya keinginan untuk bersatu dengan Ara setelah kejadian

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D86. Keguguran karena Racun

    Ara terperanjat kaget dengan mulut menganga saat mengetahui sosok pria yang menghentikan langkahnya. "Kita bertemu lagi setelah sekian lama!" "Tuan Jacob?" Ara benda-benda tidak percaya dengan apa yang telah dia lihat. Pandangan Jacob langsung teralih pada perut Ara yang membuncit. Dia terdiam sesaat terlihat tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat itu. "Bagaimana kabarmu?" tanya Jacob sambil berjalan mendekati Ara. "Aku baik-baik saja dengan kehidupanku!" "Bahagia? Aku tidak percaya dengan semua bualanmu itu." Ara yang mendengus dan mengalihkan pandangannya dari Jacob. Wanita itu mencoba melanjutkan perjalanan mengakhiri pembicaraan dengan Jacob, tapi sepertinya itu semua belum ingin diakhiri oleh Jacob. Pria itu pun menarik tangan arah untuk mencegahnya pergi. "Di mana anakku?" "Anak siapa yang kau maksud? Lupakan itu dan tolong jangan usik hidupku!" ujar Ara ketus menepis tangan Jacob yang menggenggam erat lengannya. "Aku benar-benar menyesalinya. Aku pun baru mengeta

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D85. Bertemu Masa Lalunya

    Tugas Yosep belum selesai. Masih ada satu surat yang belum disampaikan ke penerimanya. Ya, surat milik Ara. Surat itu masih dipegang oleh Yosep karena dia belum bertemu dengan Ara. Kemarin saat di rumah Jacob, salah satu pekerja mengatakan bahwa Ara sudah tidak bekerja di rumah itu. Yosep menghela napas panjang. "Aku harus mencarinya ke mana lagi?" Pria itu menatap lekat sebuah surat yang tengah dia pegang. "Atau aku buang saja?" Dia berpikir sesaat. "Jika kubuang surat ini maka aku yang berdosa pada Mandy, tapi jika tidak kubuang——ah, sudahlah. Pasti nanti akan ada jalan keluarnya. Aku yakin, aku akan bisa menemukan si penerima surat ini." Yosep kembali memasukkan surat itu ke dalam tasnya. Walaupun Yosep secara jujur menaruh hati pada Mandy dan dari lubuk hatinya juga Yosep ada rencana untuk menghalalkan wanita itu, tapi semuanya tidak sesuai dengan harapan Yosep. Sebelum meninggal justru Mandy sudah terang-terangan menolaknya bahkan wanita itu tidak ingin dibawa ke rumah sakit

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D84. Warisan dan Mandat

    Singkat cerita Yosep telah berhasil menemukan alamat tempat tinggal Jacob Chase dan juga pastinya Nyonya Merry yang ditulis oleh Mandy pada surat terakhir yang dia titipkan pada Yosep.Mandy sendiri sengaja mencantumkan alamat yang salah di surat itu untuk menghambat langkah Yosep memberikan surat tersebut agar supaya dia lebih dulu yang meninggal dunia ketika surat itu sampai pada orang-orang yang dituju.Kedua surat itu akhirnya dia sampaikan pada orang-orang yang tepat enam bulan setelah kematian Mandy.Yosep menaiki sepeda motornya mengelilingi kota Blackfort hanya untuk mencari sebuah alamat. Yosep sempat putus asa karena alamat yang tercantum tidak jelas. Kadang Yosep kesasar ke tempat pemakaman.Kedua tangannya meraup ke mukanya sendiri. Pria itu sedikit menggerutu karena kesal."Mandy ... kau sungguh merepotkan," keluhnya kesal.***Saat Yosep menerima berkas yang ditinggalkan ke dia dari Mandy, kedua tangannya bergetar saat membukanya. Yosep mengeluarkan sebuah dokumen yang

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D83. Anak Jenius

    Waktu terus berlalu dengan cepat dan Jaden mendapat beasiswa dari sebuah sekolah elite di Blackfort. Tempat itu akan melatih khusus kemampuan daya pikir Jaden yang luar biasa."Apakah anda setuju?" tanya seorang wali kelas Jaden yang memberikan tawaran kesempatan emas itu."Apakah semuanya tidak bisa dilakukan di Kota Daeson?""Nyonya, kemampuan yang dimiliki Jaden harus diasah. Dia akan menjadi kebanggaan negara dan akan mendapatkan penghormatan atas kemampuan yang dia miliknya. Itulah kenapa kami menyarankan akan lebih baik jika Jaden berada di Blackfort." Ara terlihat sangat bimbang. Dia tidak bisa menerima itu dengan baik. Namun, dia teringat cita-cita sang putra yang ingin jadi profesor dan itu membuat Ara kesulitan untuk memutuskan iya atau tidak."Tolong, beri aku waktu untuk memikirkan ini. Aku juga ingin berdiskusi dulu dengan suamiku."Wali kelas Jaden menghela napas, "Nyonya, Jaden adalah anak yang sangat langka. Dia adalah anak yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status